“Aku tidak tahu sudah berapa kali.” “FUCK YOU!!!” maki Alia. Emosinya memuncak. Jawaban dari Fahmi sudah terbukti bahwa Fahmi sudah bercinta dengan Misella beberapa kali. “TIDAK TAHU ARTINYA KAMU SUDAH BEBERAPA KALI BERHUBUNGAN SEX DENGANNYA. LEBIH DARI SATU KALI. BODOH!”Alia berteriak lantang. Suara terdengar sangat keras, memenuhi dapur. Dia sedang berada di puncak emosi. Fahmi mencoba memberi penjelasan.“Aku khilaf, Alia. Aku sadar telah melakukan hal bodoh. Namun itu tidak bearti apapun, sayang. Aku mohon dengarkan aku.”“TAPI KAMU MAU, KAN?”“NO!”“OMONG KOSONG!” Mata Alia menajam seperti elang. “Di MATAMU SELLA LEBIH CANTIK DARIKU!”“TIDAK, AL! DIA MEMBUATKU SADAR BAHWA AKU INGIN MENGHABISKAN SISA WAKTU BERSAMAMU.““PEMBOHONG! “AKU TELAH SADAR SEKARANG!” Fahmi berusaha mendekati Alia.“KAMU BERSELINGKUH, MAS! DI SAAT PERNIKAHAN BARU BERJALAN BEBERAPA BULAN! APA YANG AKAN TERJADI LIMA TAHUN KEMUDIAN, HAH?! BAGAIMANA AKU BISA PERCAYA LAGI PADAMU!”Alia berjalan maju, mendoron
“Mau kemana. Pagi-pagi sudah rapih?”Fahmi baru saja turun dari tangga, melihat penampilan Alia di dapur—wanita itu sudah rapih dari bawah kaki hingga ke ujung kepala. Penampilan Alia membuat Fahmi heran.Hari ini Alia sengaja berdandan cantik, memakai make up, sepatu high heel setinggi lima cm, rambut digerai indah, dan outfit ala unnie Korea. Tidak perlu ditanya, sudah bisa ditebak Alia keluar rumah untuk tidak berangkat bekerja.“Bukan urusanmu!” jawab Alia dingin menusuk sambil mengaduk susu coklat buatannya.“Jelas urusanku,” bisik Fahmi di telinga Alia. “Kamu istriku, sayang. Aku berhak untuk bertanya. Ngomong-ngomong hari ini kamu tampak cantik sekali.”Huek. Alia ingin muntah mendengar ucapan Fahmi setiap menyebut kata, 'sayang.' Itu menggelikan dan menjijikkan! Wanita itu menggeser kursi agar tidak bersentuhan dengan Fahmi saat Fahmi duduk di sebelahnya. Tidak sudi bagian tubuhnya tersentuh olehnya.Melihat satu gelas susu. Fahmi bertanya, “Susu untukku mana, Al?”“Bikin sa
Hallo semua! Salam kenal, ya! Buat pembaca novel ini😅 Dari Bab awal sudah aku revisi, ya. Terutama Prolog, Bab 1, dan bab 2. Oh, ya. Kalian pengen Alia sama Fahmi cepat-cepat cerai kan? Sebelum mereka cerai, ada konflik lagi deh. Soalnya baru setengah, dan tamat sampai 100rb kata lebih. Ada S 2. Jadi, bakal panjang alurnya. Huhu. Maaf tidak bisa balas komentar satu-satu. Kalian komentar aku bakal baca kok. Sehari update 1 Bab, kadang 2 bab. Jadwal update malam, ya! Jangan lupa vote, ya!!!! Btw ceritanya makin seru. Karakter Alia udah berubah, nggak lemah lagi yang suka mewek haha. Makasih udah mau baca cerita ini. Ketemu besok lagi, ya! Hehe. Love you, All. [Ini Instagr*m Author, @lacey_sevati. Bisa kalian follow]
“Lho, pengacara?!”“Iya. Alia ingin menggugat cerai ke Fahmi dan melaporkan kasus perselingkuhan. Ya, kan, Al?”Alia mengangguk. “Tolong rahasiakan ini. Aku tidak ingin banyak orang yang tahu masalah keluargaku,” pinta Alia dengan nada canggung.“Baiklah. Maaf telah menganggu waktu kalian. Semoga ini jalan yang terbaik untukmu, Alia,” ucap Abian.“Thanks, Bian.”“You're welcome. Ya sudah aku tutup panggilannya, ya. See you next time!”“See you!” balas Alia dan Ayora lalu panggilan itu terputus. Ayora menjalankan mobilnya ke cafe Pelangi. Cafe tersebut sudah pernah Alia kunjungi dua kali untuk bertemu Marsha. Alia kecanduan nongkrong di cafe tersebut.Di sepanjang jalan kedua membicarakan sosok Abian.“Tuh, kan! Abian orangnya baik banget. Kenapa coba kamu menghindarinya terus, jadi canggung bukan?”“Aku risih dengannya, Ra. Aku merasa Abian masih menyukaiku,” curhat Alia dengan bibir cemberut. “Aku tidak nyaman dengan keberadaannya yang selalu ingin mencuri waktuku untuk berduaan!”“W
"Aku ingin menang dan menyingkirkan suamiku dari hidupku."Pengacara bernama Arzan itu meminum kopi yang dia pesan. Meneguk sedikit lalu bertanya, “Kamu sudah mempersiapkan segalanya? Memikirkan untuk ke depannya?”“Belum. Tapi, saya sudah mengumpulkan bukti perselingkuhan. Apa saya akan lebih unggul?” “Tentu saja! Jika bukti darimu cukup kuat. Posisi kamu beruntung kalau suamimu mengira kamu tidak mengetahui mempunyai wanita lain. Itu lebih baik di pihak kita untuk mempersiapkan.”Alia menarik napas panjang. “Dia telah mengetahuinya. Ini yang kedua kalinya berselingkuh dengan wanita yang sama,” jawab Alia. Arzan mengangguk mengerti. “Tidak apa. Kamu sudah mengamankan bukti kuat untuk membuktikan perselingkuhannya?” tanyanya lagi. “Bukti untuk menguatkan posisimu di persidangan nanti.”Alia tegang. Matanya bergerak melirik Ayora yang duduk di sampingnya. Entah apa yang membuatnya tegang, mungkin karena arah pembicaraan sangat serius mengenai rumah tangganya yang sudah hancur dan bera
Membayangkan suaminya bercinta dengan selingkuhannya, tubuhnya lemas. “Apa kamu yakin ingin bercerai?” tanya Arzan serius. “Apa kamu akan memilih diam atau sungguh bercerai?”Alia diam beberapa detik sebelum menjawab. “Aku yakin. Aku ingin berpisah dengannya,” jawabnya. “Aku benci berpura-pura. Aku benci kebohongan.”“Lagipula untuk apa mempertahankan suami seperti dia. Ya, kan, Al?” timpal Ayora yang sejak tadi diam. “Lelaki itu sudah menyakiti Alia beberapa kali.”Alia mengangguk. Setuju.“Bukan pilihan yang buruk.” Arzan tersenyum pada Ayora. “Kamu sudah mengetahui suamimu tidur dengan wanita lain, artinya kamu tidak bisa kembali seperti dulu. Tapi kamu tidak bisa melupakan perselingkuhan sampai kapanpun. Itu sebabnya kamu harus berhati-hati.”“Benar. Aku tidak bisa melupakan apa yang telah Mas Fahmi lakukan padaku.”"Ingat, pelaku perselingkuhan bisa menjatuhkan posisimu selama persidangan berlangsung dan memutar balik fakta. Oleh karena itu, bukti perselingkuhan dibutuhkan untu
“Ok. Aku akan segera ke sana!”Hujan mendadak turun dengan begitu lebat. Fahmi dengan cepat mengendarai mobil menuju apartemen. Ponselnya berdering kembali. Fahmi segera mengangkat.“Cepatlah sedikit, sayang!” seru Misella disebrang telfon.“Bersabarlah, Sella. Hujan mendadak turun. Sebentar lagi aku akan sampai ke apartemenmu.”“Okay. Jangan lama-lama!”Fahmi memutuskan panggilan itu dan menambah laju kecepatan mobil dengan tinggi. Kira-kira membutuhkan waktu dua menit untuk sampai. ***Misella duduk di meja rias. Sambil bersenandung berdandan cantik dan memakai baju terbaiknya agar terlihat lebih cantik, dan sexy di mata Fahmi. Malam ini terasa membahagiakan karena Fahmi akan datang ke apartemennya. Bagaimana jika banyak pihak menyuruh Misella untuk menjauhi Fahmi? Oh, tidak. Misella tidak akan pernah melepaskan Fahmi. Dia lelaki segalanya untuknya. Dialah lelaki yang selalu mengerti keadanya. Pokoknya lelaki perfect di mata Misella.Tinggal di apartemen mewah tanpa mengeluarkan
Suasana hati Fahmi kacau dan tidak enak. Menyakiti Alia membuatnya sedih dan tidak tega. Hubungan semakin renggang. Perubahan Alia membuatnya tidak nyaman. Fahmi mengharapkan Alia seperti dulu lagi. Menyiapkan pakaian ganti, memasak, mencuci pakaian, dan menyetrika pakaian. Pokoknya selalu ada saat dibutuhkan. “Aku harusnya mengutamakan Alia bukan Misella. Rasanya sulit untuk memilih kedua wanita itu karena sama-sama mencintai Alia dan Misella. Semoga saja Alia menerima Misella menjadi istri yang kedua.”Menginginkan Misella menjadi wanita kedua. Memang sinting dan gila!Egois? Fahmi mengakui itu. Berengsek? Bajingan? Tentu saja.Fahmi berkali-kali menjedotkan kepala ke kaca jendela mobil. “Bodoh! Seharusnya aku tidak pulang telat!” maki Fahmi pada diri sendiri sambil mengecek ponsel, berharap Alia membalas pesan yang dia kirim satu jam lalu, namun tidak ada balasan. “Harusnya aku tidak datang ke apartemen,” sesalnya. Fahmi turun dari mobil. Masuk ke dalam rumah dan menaiki tangga