Home / Pernikahan / Kamu Menidurinya? / 76. Ancaman dari Robert — S 2

Share

76. Ancaman dari Robert — S 2

Author: Lusia
last update Last Updated: 2023-09-11 20:02:21

Keadaan Misella tidak sedang baik-baik saja.

Fahmi tahu bahwa istrinya sedang stres berat akibatnya. Misella pun menangis dalam dekapannya. Menangis keras dengan air mata mengalir deras ke pipi.

Fahmi membiarkan itu terjadi, membiarkan Misella menumpahkan emosinya yang terpendam selama ini. Hanya saja, semua ini diselingi kata maaf yang terus terucap dari mulutnya.

"Aku minta maaf, Misella. Salahkan aku karena semua ini memang salahku." Menepuk pelan punggung Misella, Fahmi mengakui jika semua ini adalah salahnya.

Fahmi langsung memakaikan jaket yang tadi dilepas asal pada Misella, dia langsung membawa Misella ke rumah sakit untuk mengecek kondisi tubuhnya. Fahmi khawatir pada apa yang akan terjadi pada Misella jika tidak diperiksakan ke rumah sakit.

***

Sesampainya di rumah sakit, Misella langsung dibawa ke UGD dan dilakukan pemeriksaan.

Fahmi langsung menghubungi mertuanya jika sudah menemukan Misella dan saat ini sedang berada di rumah sakit. Fahmi tahu jika dirinya harus melakukan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kamu Menidurinya?   77. Sang Penggoda — S 2

    Di dalam ruangan, Misella telah sadar dan Tiffany langsung memeluknya dengan perasaan cukup khawatir."Misella, apa yang kamu rasakan, Nak? Apa ada yang sakit?" Kedua netra Tiffany melihat bagian-bagian tubuh Misella, memeriksa apakah ada yang sakit atau tidak.Misella tersenyum samar. "Tidak, Ma. Semuanya baik-baik saja." Tangan kanan Misella mengusap lembut lengan mamanya."Bagaimana bisa baik-baik saja? Kamu hampir meninggalkan kami semua. Apa kamu tidak memikirkan Kayla? Dia masih membutuhkanmu, Misella."Pecah tangis Tiffany di hadapan sang putri. Emosi karena keadaan yang membuatnya tidak kuat. Melihat sang anak terbaring lemah di ranjang rumah sakit karena masalah dalam rumah tangganya. Tiffany yakin jika Misella juga menutupi apa yang sedang terjadi di dalam rumah tangganya.Misella tidak mungkin akan mengatakan apa yang sedang terjadi di dalam rumah tangganya. Dia tidak mau membuat kedua orang tuanya ikut membenci Fahmi.

    Last Updated : 2023-09-12
  • Kamu Menidurinya?   78. Meninggalkan di Restoran — S 2

    Abian sangat muak dengan ucapan wanita yang ada di depannya ini. Ia tidak ingin berada di sini sebenarnya. Lebih baik makan dengan istri tercinta di rumah dibanding makan dengan wanita gila yang tidak tahu malu di restoran mewah ini."Apa saja akan aku makan. Kamu pilih saja!" jawab Abian dengan nada ketus dan wajah yang tidak enak dipandang.Melihat Wajah Abian malah membuat Adeline tersenyum. Merasa lucu dengan ekspresi yang Abian tunjukkan padanya. Meletakkan buku menu ke atas meja, Adeline langsung menumpukan kedua tangannya di atas meja dan tubuhnya sedikit condong ke arah depan."Kamu itu lucu, lho. Sangat menggemaskan dengan ekspresi seperti itu. Ekspresi marah-marahmu itu yang membuatku ingin terus bersamamu dan ingin memilikimu." Adeline menegakkan tubuhnya. Kedua tangan menyilang di depan dada. "Aku tahu sebenarnya kamu tidak segalak itu kalau sama perempuan. Kenapa sama diriku sangat galak dan terkesan jutek?"Mendapat pertanyaan itu membuat Abian menatap sinis pada Adeline

    Last Updated : 2023-09-13
  • Kamu Menidurinya?   79. Pulang dari Rumah Sakit — S 2

    Setelah semalaman Misella memilih untuk tidur agar bisa menghindari bertemu tatap dengan sang suami, pagi ini kedua netra milik Fahmi masih terus menatapnya seolah meminta maaf yang membuat Misella merasa muak.Misella tidak peduli dengan apa yang telah laki-laki brengsek itu perbuat, dia hanya ingin pulang saat ini. "Aku ingin pulang. Aku tidak betah jika harus tiduran seperti ini terus di rumah sakit.""Sabar, Sayang. Sebentar lagi. Tunggu perintah dokter selanjutnya."Rayuan kata sayang yang Fahmi ucapkan sepertinya membuat Misella semakin merasa muak dan benci pada laki-laki yang kini duduk di samping keranjang tempat tidurnya."Jangan panggil aku sayang karena kamu tidak pantas mengucapkannya!"Gertakan itu membuat Fahmi meringsut, kedua netranya tertunduk menatap tepi ranjang."Cepat katakan pada Dokter jika aku ingin pulang. Apa harus aku yang mengatakannya sendiri?"Misella sudah akan memutus tali infusnya, tapi pergerakan tangan Fahmi tidak kalah cepat. Fahmi menghentikan apa

    Last Updated : 2023-09-13
  • Kamu Menidurinya?   80. Ketakutan Alia — S 2

    Miring ke kiri, miring ke kanan, dan berakhir dengan menatap langit-langit, Alia merasa gelisah. Dirinya tidak bisa memejamkan kedua netranya setiap malam. Dirinya merasa gelisah, takut akan ditinggalkan Abian seperti Alia dulu ditinggalkan oleh Fahmi.Semua pikiran itu membuat Alia merasa tidak percaya diri dalam menjalani rumah tangganya. Yang Alia pikirkan saat ini adalah menyalahkan diri sendiri akan masa lalu buruknya.Terlebih saat ini, Abian disukai oleh wanita lain di tempat kerjanya. Tahu jika Abian telah menikah tidak membuat wanita itu mundur. Wanita itu terus menggoda Abian hingga membuat Alia selalu berpikir buruk pada Abian.Tidak sampai di sana, wanita itu juga tidak mengapa jika dirinya hanya akan menjadi wanita simpanan untuk Abian. Mengetahui hal ini, membuat Alia semakin berpikiran buruk pada Abian, curiga padanya.Ketakutan-ketakutan itu membuat Alia sulit memejamkan kedua netranya. Alia bangkit dari tidurnya, melirik jam sudah

    Last Updated : 2023-09-14
  • Kamu Menidurinya?   81. Tangisan Alia — S 2

    "Apa aku akan gagal lagi dalam membina rumah tangga? Aku tidak becus mengurus suami selama ini." Tangis Alia pecah. Tersedu-sedu hingga membuatnya susah untuk menarik napas. “Aku pikir akan baik-baik saja dengan masa laluku.”Abian terkejut dengan apa yang dikatakan Alia. Selama ini, Abian mengira jika Alia baik-baik saja. Bahkan, ketika mengetahui di tempat kerjanya ada wanita yang menyukainya pun Alia hanya berpesan untuk berpegang teguh pada pernikahannya."Apa yang kamu katakan? Kamu sudah menjadi istri yang sempurna untukku. Jangan berpikir seperti itu lagi!" Abian melepas pelukannya, menatap Alia dengan tatapan yang sangat sedih karena Alia menangis perihal rumah tangga mereka. Kedua tangannya memegang lengan atas Alia tidak erat."Tidak, Abian! Aku mencurigaimu, walaupun aku tahu kamu tidak berselingkuh dariku. Aku tahu, tapi ...." Alia menangis lagi. Merasa sedih dengan apa yang baru saja katakan. “Aku takut, Abian.”Abian diam seribu bahasa. Membiarkan Alia berkata sesuai isi

    Last Updated : 2023-09-15
  • Kamu Menidurinya?   82. Menenangkan Hatinya — S 2

    Abian pikir, kehadirannya bisa membuat Alia merasa bahagia dan lupa akan masa lalunya. Faktanya, yang terjadi adalah berbanding terbalik. Abian merasa terpukul."Alia, dengarkan aku!" Abian masih terus memeluk Alia. "Mungkin saja kamu belum bisa memaafkan masa lalumu, sehingga membuat masa depanmu, membuat rumah tangga kita yang kamu anggap berantakan meskipun kenyataannya tidak. Pikiran-pikiran itu hanya timbul karena kamu merasa cemas dan takut. Lepaskan perasaan itu, maafkan kesalahan mantan suamimu meskipun tidak untuk bisa kamu lupakan, setidaknya maafkan dia. Itu akan bisa membuatmu merasa lega dan bisa menerima masa depan dengan lapang."Kalimat-kalimat yang Abian ucapkan membuat Alia merasa tenang. Tangisannya sudah sedikit mereda. Dadanya sudah terasa lambat pergerakannya. Abian mengerti, jika Alia sudah merasa sedikit tenang.Alia melepaskan pelukan suami tampan nan gagahnya itu. "Aku pikir, aku sudah mencintaimu. Tapi, aku tidak bisa melupakan masa lalu rumah tanggaku yang

    Last Updated : 2023-09-16
  • Kamu Menidurinya?   83. Terbongkar! Amarah Robert — S 2

    Kini sudah satu minggu Misella dan Fahmi pisah ranjang. Dengan terpaksa Fahmi tidur di sofa. Lelaki itu masih berpikir positif, mungkin saja istrinya sedang ingin tidak diganggu olehnya.Permintaan maaf berkali-kali dari Fahmi tidak pernah Misella respon. Fahmi bingung harus berbuat apa. Dia tidak tahan di diamkan oleh Misella selama di kamar. Fahmi memutuskan untuk menginap dua hari di rumah sahabatnya untuk menjernihkan pikiran. Ya, dia membutuhkan teman untuk mendengar keluh kesahnya.Fahmi curhat pada sahabatnya itu dengan panjang lebar. Sahabatnya mendengarkan curhatan dengan serius sampai raut wajah awalnya kasihan berubah menjadi raut wajah penuh kekecewaan.“Aku kecewa denganmu, Fahmi. Aku kira kamu akan berubah, tapi kamu sama saja seperti dulu. Kamu brengs*k. Benar-benar brengsek!” respon sahabat Fahmi dengan penuh kekecewaan dari sorot mata.“Benar!” Fahmi membenarkan kalimat sahabatnya. “Aku memang bodoh!”“Aku tidak ingin ikut campur urusan keluargamu. Sekarang pulanglah k

    Last Updated : 2023-09-17
  • Kamu Menidurinya?   84. Merahasiakan dari Alia— S 2

    "Tidak, Pa. Fahmi berselingkuh dengan wanita lain yang tak aku kenal."Tangan Robert mengepal kuat."Aish ...!" Tiffany meringis sebal dan memijit pelipisnya yang terasa pusing memikirkan masalah keluarga putri keduanya. "Sudah Mama peringatkan! Jangan menikahi lelaki yang pernah berselingkuh! Selingkuh itu penyakit!" sentaknya sedikit meninggikan suara.Misella menangkup wajahnya dengan telapak tangan. Ya ... dia sangat menyesal. Pernikahan ini menjadi momok menakutkan baginya. Dulu, Misella memohon meminta restu pada kedua orang tuanya yang tidak setuju menikah dengan Fahmi. Sekarang, Misella sadar."Jadi, apa keputusanmu?" tanya Robert dengan serius dan jauh lebih tenang.Bibir Misella merapat. Diam seribu bahasa.Keputusan? Misella belum memikirkan keputusan untuk ke depan nanti. Ah ... Keputusan Itu sangat sulit baginya."Aku tidak tahu, Pa," balas Misella dengan jujur."Pikirkanlah dari sekarang! Papa sang

    Last Updated : 2023-09-18

Latest chapter

  • Kamu Menidurinya?   140. —THE END — S 2

    Para tamu bertanya-tanya termasuk Misella ikut terheran. Sontak Abian dan Alia menutup mulut tak percaya. Dikejutkan dengan kehadiran kedua orang tua Abian yang tiba-tiba datang bergabung di acara tersebut. Tak disangka-sangka mendapat surprise dari keluarga Abian. Ayah Mario, Ibu Caroline, Kak Amber dan juga Xylia si gadis kecil bule dengan rambut pirangnya."Sepertinya mereka dari keluarga terpandang," batin Misella menebak.Amber melambaikan tangan pada Abian dengan semangat sekali dan senyum lebarnya. Keluarga Abian pun semakin mendekat. Hati Alia terenyuh dengan kedatangan mereka. Alia pikir, keluarga Abian sangat mustahil untuk menginjak kaki di Jakarta. Sebab mereka lebih menyukai berada di Bali ketimbang di Jakarta, seperti pertama kali Abian memperkenalkan Alia pada keluarganya di Bali. "Siapa mereka?" ucap Papa Alia kebingungan."Mereka Keluarga saya, Pa. Ibu, ayah, dan kakakku dari Amerika," jawab Abian cepat. "Saya kira tidak akan datang."Tiffany melongo, begitu juga den

  • Kamu Menidurinya?   139. Sembilan Bulan Kemudian — S 2

    Sembilan bulan kemudian .... Setelah kejadian mengerikan di Belleza, rencana Robert berhasil total dan kematian Fahmi tidak membuat orang menaruh kecurigaan. Itulah gelapnya tinggal di hunian modern itu. Siapapun yang mempunyai uang, dia akan berkuasa. Pada dasarnya uang segalanya, termasuk uang membuat orang lain tutup mulut.Di hunian elit, Belleza unit 002 milik keluarga Robert.Keluarga Robert hidup jauh lebih bahagia daripada tahun kemarin. Kini Kayla sudah bisa berbicara walaupun belum amat jelas. Tingkah lucu dan nada bicara cadel Kayla sangat menghibur mereka. Apalagi Kayla cukup tanggap, pasti tumbuh besar menjadi anak pintar. "Kayla sayang ...!" Tiffany berteriak, melambaikan tangannya dengan senyum lebarnya. Saking kangennya dengan cucunya. "Nenek datang!"Kayla baru turun dari tangga dituntun oleh Misella. Misella langsung berkata, "Hayo, siapa yang datang itu, Kay?" nunjuknya ke arah pintu.Awalnya Kayla sempat bingung, tapi langsung sadar. Tubuh mungil itu berlari untuk

  • Kamu Menidurinya?   138. Menjadi Pembunuh — S 2

    Deg."APA KATAMU?!" Robert sangat terkejut. Berdiri dengan sorot mata tidak percaya. "Putriku tidak mungkin melakukan itu!"Bella terkaget-kaget. Tiffany yang baru sadar dari pingsan, syok kembali. Membekap mulutnya tidak menyangka. "T-tidak! Putriku bukan anak pembunuh!" Geleng-geleng kepala. "Pasti ada kesalahpahaman. Iya, kan?!""Maaf ... Saya melihat dengan kepala saya sendiri! Bahwa Putri Anda yang mendorong Fahmi!" tegas pengawal itu meyakinkan. "Harus ke atas sekarang kalau tidak percaya."Mereka langsung berlari-lari naik tangga menuju kamar Kayla. Mulut mereka terbuka lebar saat melihat jendela kaca telah hancur. Mata masing-masing menangkap punggung Misella, berdiri di antara serpihan kaca berserakan di lantai. Tidak ada yang memperdulikan betapa cantiknya warna kembang api di menyala-nyala.Robert membalikkan badan Misella. "Apa yang sebenarnya terjadi?!" tanya Robert butuh penjelasan. "Kenapa begitu berantakan di sini?!" tambah Robert.Kesadaran Misella kembali saat kedat

  • Kamu Menidurinya?   137. Terjatuh dari Penthouse — S 2

    "T-tapi Tuan ...." "Tidak ada tapi tapi!" Robert masih punya secuil rasa kasihan setelah melihat Fahmi begitu mengenaskan. "Beri waktu dua menit dan awasi dia jangan sampai menyentuh sedikitpun cucu saya! Kalau cucu saya sedang tidur, jangan sampai lelaki itu membangunkan!""Baik Tuan." Body guard menurut, mereka pun menghampiri Fahmi. "Hei! Ayo jalan!" perintahnya karena Fahmi hanya diam tak bergerak. "Cepat jalan! Sebelum Tuan Robert berubah pikiran!"Fahmi pun berjalan pincang naik ke arah tangga dikawal ketat. Meninggalkan Robert di bawah bersama putri pertama. Bella dengan penuh amarah menghampiri Robert yang melamun dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam kantong celana."Papa!" teriak Bella. "Papa yang benar saja membiarkan lelaki bajingan itu menemui Kayla?! Di atas juga ada Sella!" Marah Bella, geleng-geleng kepala kenapa Papanya berbuat demikian.Robert menatap putri pertamanya. "Sudah. Kamu jangan marah begitu," tanggap Robert

  • Kamu Menidurinya?   136. Menghajar habis-habisan — S 2

    Robert kembali ke apartemen karena baru selesai menyelesaikan beberapa pekerjaan mendadak di hari tersebut. Awalnya Robert ingin menikmati waktu malam tahun baru bersama sang istrinya, alhasil gagal. Saat pulang lelaki tua geram setelah mendapatkan pesan dari putrinya. "Dia datang sendirian?" tanya Robert pada dua body guard itu.Salah satu body guard menjawab, "Sepertinya sendiri, Tuan. Saya mendapat notif panggilan banyak sekali dari putri dan istri Anda.""Kenapa dia ada di sini?" Napas Robert terdengar berat. Sangat heran sekali. "Apa tidak punya harga diri?" sinisnya mengingat wajah Fahmi yang begitu memuakkan."Mungkin dia lapar," tebak body guard setengah bercanda."Dia lapar pada hari ini?" Satu alis Robert naik."Kan Tuan yang membuatnya miskin tak punya apa-apa. Jadi, dia berusaha mendatangi keluarga Tuan agar mendapat belas kasih," jelas body guard itu."Ah, iya. Kalau begitu kita harus cepat!"Dua b

  • Kamu Menidurinya?   135. Dendam. Benci. Marah. — S 2

    Jantung Misella terasa dihantam batu. Selama ini tidak pernah mengizinkan Fahmi melihat wajah putrinya. Batinnya pedih mendengar permintaan Fahmi, Misella merasa menjadi Ibu yang jahat. Sorot mata Fahmi hampir membuat pertahanan Misella goyah, rasa kasihan segera ditepis jauh-jauh.“Dia hanya mantan suami yang tidak tahu diri!” batinnya memperingatkan."Jangan mimpi. Jangankan Sella sebagai ibu! Aku saja tak akan membiarkanmu bertemu Kayla," sinis Bella. "Pergilah dari sini!" Bella menarik paksa tangan Misella, cepat-cepat memencet sandi pintu.Misella menoleh ke belakang, terperangah Fahmi semakin mendekat. Hah?! secepat itu? "Kak! Ayo cepat!" Menarik-narik dress Bella dengan panik."Sabar dong, Sel. Tangan Kakak jadi tremor ini," balasnya bersamaan bunyi pintu apartemen terbuka.Keduanya bergerak cepat masuk ke dalam saat pintu akan tertutup sempurna, tangan Fahmi menerobos pintu tak peduli akan terjepit. Misella dan Bella langsung mendorong sekuat tenaga agar pintu tertutup."Hanya

  • Kamu Menidurinya?   134. Ingin Bertemu Putrinya — S 2

    Lima jam yang lalu.Misella dan Bella saling berdebat kecil mengenai undangan party dari Yuna. Bella merobek-robek kertas undangan pink pastel cantik itu dengan kesal. "Untuk apa kau datang?! Bukannya lebih baik kamu mengabaikan wanita penyebalkan itu!" omel Bella, pipinya merah menyala. Tak habis pikir jalan pikiran adiknya itu. Diperlakukan buruk, dipermalukan masih saja mau bergabung dengan orang bermuka tebal. Misella berdiri memasang muka tanpa dosa di depan Bella. "Aku hanya ingin datang. Apa salahnya, sih, Kak?""Salah! Memang salah." Bella menarik napas dalam-dalam. Sadar, hanya masalah kecil sampai berdebat dan emosi begini. "Sudah, abaikan saja," lanjutnya menahan diri—merebahkan tubuhnya di sofa."Aku mau datang! Titik." Misella keukuh. "Aku belum pernah datang ke party tahun baru."Bella memutar bola matanya. Astaga. Adiknya sudah dewasa tapi masih keras kepala. Tidak pernah menurut perkataanya. "Ya sudah. Aku temenin! Jangan sendirian. Bisa jadi kamu akan dipermalukan de

  • Kamu Menidurinya?   133. Sebuah Perintah — S 2

    Sudah setengah jam Alia pingsan, kini mulai sadar. Matanya mulai terbuka, pandangan pertama yang dilihat adalah lampu cantik di atas langit-langit dinding yang menggantung. "Akhirmya kamu juga sadar, sayang." Abian menghela napas lega. Setia menunggu Alia bangun, tak melepas genggaman tangan.Alia melihat Abian duduk di sampingnya. "A-apa yang terjadi padaku? Di mana kita?" tanyanya bingung, sadar sedang bukan di kamar miliknya, kamar itu asing.Pelayan datang membawa segelas air putih, diberikan pada Abian. "Minum dulu," perintah Abian.Alia bangun dari posisi baringnya. Meminum beberapa teguk air putih dibantu Abian memegang gelasnya."Kamu pingsan, sayang. Kita masih di apartemen Yuna," ucap Abian memberi tahu. Alia sadar seketika. Matanya membesar, ingat kejadian menakutkan. Memegang kepalanya yang terasa pusing. Dia langsung turun dari ranjang tanpa berpikir panjang, tubuhnya oleng—untunglah pelayan siap siaga me

  • Kamu Menidurinya?   132. Apa yang terjadi?! — S 2

    Bunyi kaca pecah mengangetkan dan tiba-tiba ada teriakan dari atas membuat empat orang di balkon itu menengadah kepala ke atas. Betapa terkejutnya melihat ada seseorang di atas sana—di dorong hingga tubuhnya hilang kendali, jatuh bersamaan serpihan kaca tebal telah melukai setiap kulitnya. Tangan itu berusaha menggapai di udara, namun malangnya tak bisa berpegang benda apapun.Pasrah dalam hitungan detik tubuh itu jatuh melewati samping kiri balkon hingga menghantam sky light lobby apartemen yang terbuat dari kaca. Sky light berbentuk persegi panjang terpecah, hancur seketika. Saat menghantam lantai seketika sel sel dalam tubuh meledak. Pembuluh darah pecah sehingga tak ada sirkulasi oksigen ke seluruh tubuh membuat organ vital dan otak berhenti berfungsi. Tengkorak hancur beberapa bagian dan darah terciprat ke mana-mana.Orang-orang sedang berada lobby terkejut mendengar bunyi amat keras lalu diperlihatkan tubuh tergeletak tak bernyawa. Tak hanya itu penghuni Bel

DMCA.com Protection Status