Share

Jangan Emosi

Aku segera membukakan pintu, begitu melihat siapa yang datang.

"Masuk, Mas," ajakku pada Mas Hanif.

Mas Hanif mengikutiku masuk ke dalam rumah. Ada apa ya Mas Hanif pagi-pagi sudah kesini? Pasti ada sesuatu yang penting.

"Kok sepi? Sudah berangkat semua ya?" tanya Mas Hanif. Ia segera duduk di ruang keluarga.

"Iya, Mas. Tumben Mas Hanif pagi-pagi sudah kesini? Ada apa?" tanyaku spontan.

"Pengen ketemu saja. Dari tadi malam Mas kok merasakan tidak enak tentang kamu. Takut terjadi sesuatu sama kamu. Kamu nggak apa-apa, kan?" kata Mas Hanif dengan suara yang terdengar khawatir.

Apa Mas Hanif memiliki kontak batin yang kuat denganku ya? Aku sangat terharu dengan kata-kata Mas Hanif.

"Nggak apa-apa, kok Mas. Cuma tadi malam vertigo kambuh, terasa berputar-putar. Alhamdulillah, sesudah minum obat pusingnya hilang," kataku.

"Tapi kamu tampak pucat, sudah ke dokter?"

"Belum, tapi sekarang aku sudah sehat kok, Mas."

"Jangan disepelekan lho, takutnya nanti malah berakibat lebih serius."

"Iya,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Merry Shantoline
lnjt thor, keren
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status