Share

Porak Poranda

Author: YuRa
last update Last Updated: 2023-01-22 18:35:10

"Selama ini Hanum sudah menjadi istri yang patuh pada suami. Mas Fahmi pun tidak pernah mengeluh dengan perlakuan Hanum padanya. Tapi kehadiran orang ketiga ini, membuat keluarga Hanum porak poranda. Hanum sebenarnya tidak percaya dengan semua ini. Tapi Arya dan Adiva juga mengetahuinya, malah mereka lebih tahu lebih dulu. Hanumlah orang terakhir yang tahu tentang perselingkuhan ini." Aku berkata sambil meneteskan air mata.

"Mungkin memang Mas Fahmi sudah bosan dengan Hanum, atau Hanum yang sudah tidak menarik lagi baginya. Ketika kami berada di rumah orangtuanya, terbongkar perselingkuhannya. Tapi ibunya Mas Fahmi malah marah-marah, katanya Hanum yang terlalu cemburu, hingga bikin fitnah menuduh Mas Fahmi selingkuh. Sampai-sampai Hanum diusir, akhirnya malam-malam kami bertiga pulang naik taksi. Fariz mau mengantar, dilarang sama Ibu. Sejak malam itu Mas Fahmi belum pulang ke rumah." Aku menghela nafas lagi. Berusaha meredam emosiku.

Bapak dan Ibu hanya terdiam mendengar ceritaku. E
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
anna aryani
Akhirnya keluar juga up date nya. jangan lama lama Thor. keburu sudah lupa ceritanya ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Hanya Mengingatkan

    "Bapak belum bisa memikirkannya. Kalau kita usir dari rumah, nanti malah keenakan dia. Bisa-bisa Fahmi mengontrak rumah untuk Hani dan mereka akan semakin bebas. Mereka akan mengaku kalau sudah menikah siri," kata Bapak.Aku tercekat mendengar kata-kata Bapak. Apa yang diucapkan Bapak tadi ada benarnya juga. Kalau seandainya mereka benar-benar menikah siri, apa yang harus aku lakukan? Apakah aku hanya diam saja? Atau melaporkan Mas Fahmi kepada atasannya? Aku jadi pusing sendiri."Kalau misalnya Mas Fahmi dan Mbak Hani benar-benar menikah siri, Hanum harus bagaimana?" tanyaku.Semua menatapku, mencoba mencerna kata-kataku."Kalau kamu bercerai dengan Fahmi, keenakan dia. Kamu dan anak-anak tidak akan mendapat nafkah darinya. Walaupun pengadilan memutuskan bahwa Fahmi harus memberi nafkah, tapi kenyataan di lapangan, itu tidak akan terjadi. Mungkin bulan pertama dan kedua, masih mau memberi nafkah, tapi selanjutnya? Pasti istri barunya nggak ikhlas, kalau Fahmi masih menafkahi mantan i

    Last Updated : 2023-01-29
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Fahmi Sakit

    "Mau menamparku? Silahkan!" tantangku.Mas Fahmi menurunkan tangannya dengan kasar. "Terus kenapa sekarang kok Mas malah pulang?" tanyaku."Ini rumahku, aku berhak atas rumah ini. Nanti kamu yang akan aku usir dari rumah ini.""Silahkan saja kalau mau mengusirku. Tapi aku akan melaporkan Mas ke atasan dan melaporkan ke BKD lalu inspektorat. Biar Mas dipecat. Baru tahu rasa.""Kamu berani melakukan itu?" tantang Mas Fahmi."Berani. Aku punya teman yang kerjanya di BKD, aku yakin pasti dia mau membantuku."Mas Fahmi terdiam."Kenapa diam? Takut dipecat ya? Aku punya banyak bukti yang nanti akan memberatkan Mas. Apa yang akan Mas lakukan kalau Mas dipecat dari PNS? Mau kerja apa? Jadi kuli? Apa Mas yakin kalau Mas jadi kuli, Mbak Hani masih mau dengan Mas?" Aku sudah merasa capek berdebat dengan Mas Fahmi. Tidak akan ada penyelesaiannya. Aku segera masuk ke dalam kamar dan berusaha untuk tidur. Perasaanku sudah mulai hambar. Aku mulai berpikir untuk mengikuti saran Mas Hanif. Aku akan

    Last Updated : 2023-02-01
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Ke Rumah Sakit

    Wita cukup akrab denganku, kami sering pergi jalan berdua. Pergi ke mall, ke salon atau hanya sekedar makan saja. Sangat menyenangkan. Beda sekali dibandingkan dengan jalan bersama Mbak Hani. Pergi dengan Mbak Hani, membuatku merasa iri. Karena dia yang selalu menjadi pusat perhatian. Bahkan banyak yang mengira kalau aku ini kakaknya dan Mbak Hani itu adik. Memang aku tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Mbak Hani. Tapi sayang kecantikan Mbak Hani tidak digunakan dengan baik. Hanya digunakan untuk menggaet suami orang."Wita, bagaimana kabar Ibu?" tanyaku."Alhamdulillah, Ibu baik, Mbak. Tapi ya itu, sekarang sering uring-uringan. Kasihan Ayah yang selalu kena imbasnya.""Oh, selama beberapa hari kemarin, Mas Fahmi menginap di rumah Ayah, kan?""Iya, tapi selalu pulang malam. Itu yang membuat Ibu suka marah-marah. Ibu Sepertinya shock, melihat anak sulungnya ternyata selingkuh. Karena itu untuk menutupinya, Mbak Hanum yang dijadikan pelampiasannya. Maafkan Ibu ya, Mbak?"Jadi Wita

    Last Updated : 2023-02-02
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Dirawat

    "Fahmi...Fahmi…." Mbak Hani berteriak memanggil Mas Fahmi. Mungkin dikiranya yang membawa mobil itu Mas Fahmi.Wita terus saja melajukan mobil, tidak mempedulikan panggilan Mbak Hani. Mas Fahmi tampak sangat lemas, kepalanya bersandar di bahuku. Aku mengelus-elus tangannya. Melihatnya seperti ini, aku merasa sangat kasihan. Kalau ingat kelakuannya, aku sangat kecewa. Tapi bagaimanapun juga, ia masih suami sahku. Tugasku sebagai istri, mendampinginya untuk saat ini. Disaat kondisinya sedang sakit, tentu aku harus ada disisinya. Aku kesampingkan dulu rasa sakit hati, benci, kecewa dan marah. Akhirnya sampai juga di rumah sakit, sudah ada perawat siaga di depan pintu UGD. Tadi Opik sudah menghubungi bagian UGD untuk bersiap-siap.Mobil berhenti di depan UGD, Opik turun duluan. Aku membuka pintu, perawat sudah siap untuk membawa Mas Fahmi dengan brankar. Aku ikut turun, Wita mencari tempat parkir yang kosong. Aku mengikuti brankar yang membawa Mas Fahmi. Di UGD sudah ada dokter yang men

    Last Updated : 2023-02-05
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Selalu Salah

    "Nggak apa-apa kok, Yah. Hanya khawatir dengan Mas Fahmi." Wita berkata bohong. Wita melepaskan pelukannya."Kamu pintar sekali menutupi kejadian sebenarnya. Nggak usah bohong, Ayah sudah mendengar pembicaraan kalian. Sudahlah, jangan saling menyalahkan. Sekarang kita fokus dengan kesehatan Fahmi." Ayah menengahi kami.Ibu hanya diam saja. Beliau menatap tak suka padaku. "Maafkan saya, Ayah," ucapku pada Ayah."Kamu nggak salah, kok, Num. Kenapa Fahmi jadi begini?" tanya Ayah."Nggak tahu, Yah. Kemarin setelah Magrib baru pulang ke rumah. Terus tadi pagi, badannya panas. Sudah saya kasih obat, Mas Fahmi bisa tidur dengan nyenyak lagi. Pas Wita datang ke rumah, Mas Fahmi bangun, kemudian muntah. Saya kasih makan bubur, muntah terus. Akhirnya saya telpon Opik. Opik ke rumah, memeriksa Mas Fahmi dan menyarankan membawa ke rumah sakit.""Obat apa yang kamu kasih?" selidik Ibu."Hanya Paracetamol, Bu. Biasanya kalau demam Mas Fahmi minum Paracetamol, langsung sembuh." "Obat kadaluarsa ka

    Last Updated : 2023-02-08
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Merawat Fahmi

    "Bu, ayo makan. Tadi Adiva beli ayam geprek," ajak Adiva."Oke, ayo makan.Kami makan dulu ya, Mas?" kataku pada Mas Fahmi.Kami bertiga makan dengan lahap, terutama aku. Mungkin karena aku belum makan dari pagi. Nikmatnya jadi orang sehat, bisa menikmati makanan dengan enaknya. Mas Fahmi hanya melihat kami, sesekali ia tersenyum.Selesai makan, Arya dan Adiva pulang."Jangan lupa, kunci semua pintu ya?" pesanku pada anak-anak."Iya, Bu." Mereka menjawab hampir bersamaan. Kemudian mereka pamit pada ayahnya. Tinggal aku berdua dengan Mas Fahmi."Mas, aku mandi dulu, ya? Rasanya gerah sekali," ucapku.Mas Fahmi hanya mengangguk. Aku pun segera mandi, tapi dengan metode kilat khusus, alias cepat. Segarnya badan dan pikiranku. Selesai mandi aku langsung salat magrib. "Mas, ayo minum obatnya dulu," kataku mendekati Mas Fahmi. Ia pun mengangguk. Aku membantunya untuk duduk. Kemudian memberinya obat untuk diminum. "Mau berbaring lagi?" tanyaku."Nanti saja, Bu. Mau duduk saja, punggung ter

    Last Updated : 2023-02-15
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Mendukung Perselingkuhan?

    "Assalamualaikum, Bu?" Aku menyapa Ibu melalui saluran telepon."Waalaikumsalam, kamu dimana Hanum? Tadi Ibu ke TK, ternyata sudah sepi. Ibu ke rumah juga tutup." Ibu langsung nyerocos."Hanum di rumah sakit, Bu?""Ha? Kamu sakit apa? Kok nggak ngasih tahu Ibu?" Terdengar suara Ibu yang kaget mendengar kata-kataku."Mas Fahmi yang sakit, Hanum menungguinya.""Kamu masih mau merawatnya? Setelah apa yang ia lakukan?" seru Ibu dengan emosi."Iya, Bu. Mas Fahmi masih suami Hanum, Bu. Jadi Hanum masih berkewajiban merawatnya.""Ya, sudah. Nanti Ibu kesana."Aku menghela nafas panjang, aku tahu kalau Ibu kecewa dengan Mas Fahmi. Memang Mas Fahmi yang salah.***Ketika jam besuk, Arya dan Adiva datang membawakanku makanan dan pakaian. Mereka hanya sebentar, karena banyak tugas yang harus dikerjakan. Ketika pulang, aku memintanya untuk membawa pakaian kotor."Hati-hati di rumahnya?" Aku mewanti-wanti anak-anak."Siap,Bu bisa." Arya dan Adiva begitu mandiri. Mereka sudah tahu apa yang harus d

    Last Updated : 2023-02-20
  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Laki-laki Pengecut

    "Kenapa Mas nggak mau mengakuinya di depan Ibu? Apa Mas takut dicoret dari daftar warisan?" cecarku."Ngapain kamu sibuk ngomongin warisan? Kamu tidak berhak atas warisan dari kami." Ibu berkata dengan keras."Memang saya nggak berhak atas warisan itu, saya hanya ingin membuktikan kalau Ibu berani bertindak sesuai ucapan Ibu. Kenapa Mas Fahmi diam saja? Mana tangisan Mas waktu mengakui kalau Mas selingkuh? Kok nggak berani ngomong di depan Ibu? Takut sama Ibu, tapi dzolim dengan istri dan anak-anak. Memalukan sekali Mas!""Sudahlah Hanum, nggak usah bicara seperti itu lagi. Fahmi sedang sakit, nanti dia malah semakin parah," kata Ayah menengahi perdebatan kami."Ayah, beberapa hari Mas Fahmi nggak pulang, bersenang-senang dengan Mbak Hani. Giliran sakit, baru ingat pulang. Dan gara-gara Mas Fahmi tidak mengaku di depan Ibu, Ibu menuduh saya mengada-ada." Aku mencoba meminta dukungan dari Ayah mertua."Memang kamu itu mengada-ada, kok! Suami setia kayak gini kok dituduh selingkuh. Kamu

    Last Updated : 2023-03-02

Latest chapter

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Baby Boy (Ending)

    Kondisi kesehatan Mbak Hani sudah mulai membaik, Mbak Hani juga sangat menerapkan gaya hidup yang sehat. Tentu saja kami semua bahagia mendengarnya. Mbak Hani juga memiliki semangat yang tinggi untuk sehat. Ia ingin menjadi Mama yang baik untuk Nadya.Arya dan Nadya juga sudah mulai kuliah di kampus yang sama tapi beda fakultas. Aku meminta Arya untuk menjaga Nadya. Ternyata benar dugaan Mbak Hani, Mas Kevin tidak mau membiayai Nadya kuliah. Dengan berbagai macam alasan. Untung saja Mbak Hani sudah menyiapkan semuanya.Untuk Arya, aku juga patut bersyukur. Mas Fahmi membantu biaya masuk kuliah. Arya juga bercerita kalau Yang Kung beberapa kali mentransfer uang untuk biaya hidup bulanan. Padahal kalau mereka tidak mau membantu biaya kuliah, Mas Ray juga sudah menyiapkannya. Hubungan kami dengan keluarga Mas Fahmi juga sangat baik. Beberapa kali aku mengajak Mas Ray ke rumah orang tua Mas Fahmi. Alhamdulillah mereka menerima kami dengan baik.Kehamilanku sendiri sudah memasuki bulan ke

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Masih Sayang

    "Mas, ada fans berat tuh," kataku pada Mas Ray."Boleh Mas samperin dia?""Boleh, siapa takut." Kami pun berjalan menuju ke arah dokter Vanya yang sedang berbincang dengan dokter Ismail dan seseorang."Gandengan terus," ledek seseorang yg tidak aku kenal."Iya, dong. Truk aja gandengan, masa kita enggak." Mas Ray berkata sambil tertawa. Dokter Ismail dan orang itu tertawa, sedangkan dokter Vanya hanya terdiam saja."Selamat ya Ray, bentar lagi punya bayi?" kata dokter Ismail. "Terimakasih dokter.""Cepet bener hamilnya, jangan-jangan sudah…." Dokter Vanya menggantung ucapannya."Hush nggak boleh ngomong gitu," potong dokter Ismail."Biarlah dokter, hanya kami berdua dan Allah yang tahu. Kami menikah sudah tiga bulan dan istri saya hamil dua bulan." Mas Ray menjelaskan.Kami pun berpamitan pada dokter Ismail.Sampai dirumah sudah ada Mama sama Papa yang duduk di ruang keluarga. Adiva sedang menghidangkan minuman."Diminum Opa, Oma," kata Adiva."Terima kasih ya sayang," jawab Mama.

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Hamil

    "Baru saja Hani mau manggil Bapak dan Ibu, nggak tahunya sudah keluar," kata Mbak Hani."Anak-anak kemana, Mbak?" tanyaku pada Mbak Hani."Tadi katanya mau keluar sebentar, entah kemana.""Naik apa?" tanyaku lagi."Jalan kaki."Kami semua berkumpul di ruang keluarga. Menikmati makanan buatan Mbak Hani dan bercerita tentang berbagai hal."Hani, kamu semangat ya, ikuti semua anjuran dokter. Ibu akan selalu mendukungmu," kata Ibu dengan tersenyum."Iya, Bu. Hani senang melihat Ibu bisa tersenyum lagi. Tadi Hani sempat merasa kalau Hani yang membuat Ibu bersedih. Senyum Ibu membuat Hani menjadi bersemangat." Mbak Hani menimpali."Kami semua disini mendukungmu. Selain berusaha jangan lupa juga berdoa dengan yang di atas. Semua terjadi karena izin dari Allah," kata Bapak."Iya, Pak. Hani terharu. Terima kasih untuk semua doa dan dukungannya. Hani sangat semangat untuk sembuh, demi Nadya, keluarga kita dan tentu saja demi Hani sendiri," kata Mbak Hani."Mbak, kami semua ada untuk Mbak Hani,"

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Memberi Dukungan

    Ceklek! Pintu pun dibuka."Ada apa Pa?" tanya Lea. Adiva pun memegang tanganku.Aku nggak tahu apa yang diucapkan Mas Ray pada anak-anak. Aku tidak bisa fokus. Aku tetap menangis, tiba-tiba pandanganku menjadi gelap. Yang kuingat hanyalah suara Adiva memanggilku."Ibu," panggil Adiva, ketika aku membuka mata. Mas Ray dan anak-anak ada di dekatku. Aku masih mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi. Aku pun menangis ketika mampu mengingat lagi apa yang terjadi."Ayo ke rumah Bapak," ajakku pada Mas Ray.Mas Ray menggelengkan kepalanya. Aku mencoba beranjak dari tidurku, tapi kepalaku sangat sakit. "Kenapa, Bu?" tanya Arya."Pusing.""Aku mau ke rumah Bapak. Arya, antar Ibu ke rumah Akung," kataku dengan kesal karena Mas Ray tidak menuruti permintaanku.Kulihat Arya seperti kebingungan, mungkin dia ingin mengantarku, tapi takut pada Mas Ray.Mas Ray menatap tajam padaku, aku segera memalingkan wajahku. "Sayang, lihat Mas."Aku masih kesal dengannya."Lihatlah Ibu kalian kalau mer

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Butuh Waktu

    Aku mengajak Mbak Hani ke kamar Ibu untuk melihat kondisi Ibu. Kulihat Mas Ray baru saja selesai memeriksa tekanan darah Ibu. "Bagaimana Ibu, Mas?" tanyaku pada Mas Ray."Ibu hanya shock saja, semua butuh proses. Sepertinya Ibu belum bisa menerima sebuah kenyataan. Tekanan darah agak naik sedikit. Apa Ibu punya penyakit hipertensi?" tanya Mas Ray."Enggak ada," jawab Bapak."Kita tunggu sebentar lagi, mudah-mudahan segera siuman," kata Mas Ray. Aku dan Mbak Hani duduk di tepi tempat tidur."Maafkan Hani, Bu." Mbak Hani masih saja menangis."Semua bukan salahmu, Hani? Ibu hanya butuh waktu untuk menerima semua ini," kata Bapak membesarkan hati Mbak Hani.Kami semua hanya terdiam, tak berapa lama Ibu membuka matanya. Ibu tampak bingung melihat kami semua disini."Apa aku sudah mati? Kenapa semuanya berkumpul disini?" tanya Ibu."Ibu masih hidup, dan harus tetap sehat, karena Bapak masih sangat membutuhkan Ibu." Bapak menjawab sambil tersenyum."Apa yang terjadi?" tanya Ibu."Ibu hanya

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Survivor Kanker

    Bapak dan Ibu sangat terkejut mendengar kata-kata Mbak Hani. Kemudian Ibu menangis lagi. Suasana menjadi penuh haru. Hanya Bapak yang tidak menangis, tapi aku yakin kalau Bapak menahan air matanya supaya tidak jatuh. "Pernah? Berarti sekarang sudah sembuh?" tanya Ibu lagi, masih dengan air mata yang mengalir di pipinya."Sudah operasi pengangkatan, Bu. Hani survivor kanker." Mbak Hani berkata sambil meneteskan air mata.Ibu semakin keras menangisnya."Oalah Hani, kenapa kamu nggak cerita sama Bapak dan Ibu? Pak, lihatlah anak kita, menderita seorang diri. Orang tua macam apa kita, membiarkan anak sakit dan kita tidak mendampinginya." Ibu berkata sambil menangis. Aku jadi ikut menangis. Mbak Hani mendekati Ibu dan memeluknya. Mbak Hani memegang tangan Ibu dan menariknya untuk ditempelkan ke bagian dada Mbak Hani yang sebelah kiri. Ibu tampak terkejut. "Ini yang dioperasi?" tanya Ibu.Mbak Hani mengangguk pelan."Maafkan Hani, Bu. Hani hanya tidak mau merepotkan Ibu, makanya Hani mel

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Tidak Mau Membebani

    "Nggak ada, kok, Num. Memangnya ada apa?" kilah Mbak Hani."Mbak, nggak usah bohong. Aku sudah tahu semuanya. Aku kan pernah nanya sama Mbak Hani, apa Mbak Hani sakit. Tapi jawaban Mbak Hani, nggak apa-apa, hanya kurang tidur saja. Apa Mbak Hani mau cerita padaku, apa yang terjadi sebenarnya?"Mbak Hani hanya diam saja."Mbak aku sering memperhatikan Mbak Hani. Aku merasa ada yang lain dari Mbak Hani. Kulihat Mbak Hani badannya menyusut dan terlihat tidak bercahaya. Mbak, aku sayang sama Mbak Hani, tidak mau terjadi apa-apa pada Mbak Hani. Karena itu aku mencari informasi tentang Mbak Hani. Apa Bapak dan Ibu tahu? Mas Hanif, tahu juga?"Mbak Hani menghela nafas panjang."Nggak ada yang tahu, Num. Aku nggak mau membebani mereka.""Bukannya membebani, Mbak. Tapi kalau mereka tahu mereka akan merasa dibutuhkan, bisa untuk saling bertukar pikiran. Aku yakin, mereka pasti akan kesal kalau sampai tahu dari orang lain.""Aku bingung mau memulai dari mana untuk menjelaskan pada mereka." "Bic

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Menemui Mbak Hani

    Aku menoleh ke arah datangnya suara, ternyata Mas Fahmi bersama Dinda dan anak mereka. Aku tersenyum."Mas Fahmi," sapaku sambil tersenyum ke arahnya. Dinda diam, tampak wajah yang tidak bersahabat. Memandangku tak berkedip."Apa kabar Hanum," kata Mas Fahmi."Kabar baik. Kenalin Mas ini suamiku," kataku pada Mas Fahmi."O ya. Fahmi, ini Dinda." Mas Fahmi memperkenalkan istrinya."Ray." Mas Ray mengulurkan tangannya."Kami duluan ya, Mas?" pamitku."Oh iya." Mas Fahmi menjawab dengan gugup.Aku dan Mas Ray pun masuk ke dalam mobil. Mobil melaju meninggalkan rumah makan."Kok diam saja?" tanya Mas Ray. Kamu memang hanya terdiam sepanjang perjalanan pulang. Pikiranku terasa buntu, banyak sekali yang aku pikirkan."Terus harus ngapain?" "Ngobrol kek, atau apa.""Mas yang ngomong, nanti aku dengar," kataku.Mas Ray hanya diam, kebetulan juga sudah sampai rumah. Aku turun dari mobil, kemudian membuka pintu pagar dan membuka pintu rumah. Meletakkan makanan yang tadi aku beli di meja makan.

  • Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku    Pernah Membencinya

    Dokter Fajar menarik nafas panjang dan kemudian berkata padaku."Begini Mbak Hanum, Ibu Hanifah Zahira menderita penyakit hipertiroidisme.""Penyakit apa itu dokter?" tanyaku, karena memang aku kurang paham. Lebih baik aku bertanya daripada sok tahu."Penyakit hipertiroidisme adalah gangguan yang terjadi saat kadar hormon tiroksin dalam tubuh terlalu tinggi. Hormon tiroksin yang diproduksi oleh kelenjar tiroid ini memiliki peran penting dalam proses metabolisme tubuh. Jika kadarnya berlebihan, maka proses metabolisme pun akan terganggu. Penderita hipertiroidisme dapat mengalami gejala berupa: tremor,turunnya berat badan, mudah berkeringat,gangguan tidur, gugup, cemas, dan mudah tersinggung, jantung berdebar.""Yang saya tahu Mbak Hani itu berat badannya turun dan mengalami gangguan tidur." Aku berkata dengan pelan."Iya, Ibu Hanifah mengalami yang Mbak Hanum sebutkan tadi." Dokter Fajar menambahi."Apa penyakit ini bisa sembuh?" tanyaku lagi."Bisa, pengobatan rutin selama enam bula

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status