Mobil keluar dari pintu garasi rumah Bayu membela jalanan beraspal, Bayu berniat untuk mengajak berlibur keluarga setelah beberapa kejadian yang menimpah keluarga kecil. Namun sebelum itu ia pun ingin memastikan kondisi putranya dalam baik-baik saja.
Ia mengarahkan pada rumah sakit kangker yang menangani Satria, memang anak itu sudah rutin minum obatnya dan makannya sudah diatur tetapi perlu bagi Bayu untuk memastikan kesehatannya sebelum pergi begitu pula dengan Naila, ia sudah membuat janji dengan Dokter Dara di kliniknya, Setelah selasai memeriksakan putranya ia akan memeriksa kandungan istrinya.Mobil masuk ke area rumah sakit, membuat Satria kebingungan. "Loh, katanya berlibur, Kok di sini?" protesnya sambil berdiri berpegangan kursi yang diduduki sang ayah."Periksa dulu, sayang," jawab Bayu pada putranya itu.Tak lama kemudian Bayu berhenti dan keluar di ikuti Naila, pria itu langsung menggendong Satria saat bocah itu turun dari mobil.Mobil Bayu meninggalkan klinik Dokter Dara, Bayu masih sangat kesal dengan sahabatnya itu bisa-bisa ia menggantikan Dokter Dara untuk memeriksa Naila."Apa Mas Bayu kesal setelah tahu bahwa yang menolong kelahiran Satria adalah Dokter Rizal?" tanya NailaBayu menoleh lalu tersenyum. "Tidak, sayang, sudah jangan pikirkan, aku tidak apa-apa," jawabnya.Naila menatap Bayu terlihat jelas di wajahnya kalau dia memang sedang kesal. Naila menghembuskan napasnya."Di sana tidak ada dokter selain dia," ucap Naila."Iya sayang, aku tidak apa-apa, Keselamatanmu dan Satria itu lebih penting dari apa pun. Ayolah jangan dipikirkan kita akan bersenang-senang hari ini!" ucap Bayu sambil menyentuh puncak kepala sang istri.Naila mulai tenang ia pun kembali menikmati perjalanan ia tidak tahu Bayu akan membawanya kemana.Satria Tampak sangat senang dengan perjalanannya ia selalu saja bertanya apa yang dilihatnya dalam perjalanan mereka. Naila begitu sangat terharu ia tidak pernah menyangka akan bisa men
Bayu berenang dengan cepat khawatir ombak besar segera datang kembali, setelah sampai ketepian Naila yang akan melangkah menyusul mereka dicegah oleh lelaki penjaga pantai."Ibu tunggu di sini biar saya yang membantu suami ibu!" ucap lelaki penjaga pantai itu .Lelaki itu berlari menyongsong Bayu yang mulai kelelahan dan ia mengambil alih serta membawanya ke dekat Naila lalu wanita itu pun langsung memeluk sang putra yang masih ketakutan.Dengan napas yang masih tersengal-sengal ia menghampiri anak dan istrinya. "Boy, jangan takut, kita sudah tidak apa-apa dan dalam baik-baik saja." Satria hanya terdiam, Ia didekap dengan erat oleh Naila. "Ma, gantikan pakaiannya yang kering lalu kita pulang," perintah Bayu dan wanita itu mengangguk serta membawa Satria ke dalam mobil dan mengganti baju bocah kecil itu.Bayu mengambil bajunya dan pergi ke toilet untuk berganti pakaian. lalu masuk ke dalam mobil setelah mengucapkan terimakasih pada pria penjaga pantai yang menolongnya tadi. Setelah i
Dimalam hari mereguk cinta, hingga lelah mengantarkan terlelap. pagi menjelang mulai dengan aktivitas sehari-hari, Satria Kembali ke sekolah di antar Hatan.Pagi ini Naila ingin menengok Mawar, menjadi penyelamat baginya walaupun ia mempunyai tujuan lain untuk menjadi pengganti waktu."Sudah siap, Sayang?" tanya Bayu pada Naila."Ya, ayok kita berangkat," ajak Naila setelah dia sudah rapi dengan celana panjang dan kemeja warna senada. Bayu menatapnya dengan tidak berkedip."Ada apa dengan penampilan? Apa ada yang salah?" tanya Naila."Tidak, kamu sangat cantik," ucap Bayu."Oh ya, apa kau baru sadar?" tanya Naila menggodanya."Tidak, sayangnya cantikku menghilang selama lima tahun lamanya sehingga aku belum puas menatapnya, ingin kembali ku Kurung dalam kamar itu," jawabnya sambil memagut bibir indah itu begitu lama Naila memukul dada lelaki itu hingga melepaskannya.Kau membuat lipstikku berantakan," ucap Naila.Bayu tertawa, biar kubetulkan," katanya kembali melum4t bibir itu kembal
Satu bulan berlalu ada gejala badan kurang enak dirasakan pada Regan begitu pula dengan Angie. Ia dan istrinya pergi ke rumah sakit di Swiss. Di sana dokter mengarahkan mereka untuk periksa di rumah sakit yang menangani orang-orang yang terinfeksi virus HIV."Apa maksud Anda, Dok? Kami tidak mungkin tertular virus HIV," protes Regan tersinggung."Ini adalah gejala awal seseorang terinfeksi virus ini. Tidak ada salahnya kalau Anda periksa dulu, Pak," saran dokter tersebut Ia pun keluar dengan hati gusar dan penuh kemarahan. ia menatap Angie dengan tatapan tajam, menariknya keluar dari rumah sakit menggeretnya masuk ke dalam mobil. Kecurigaannya pada Angie semakin besar. Selama ini ia merasa melakukan dengan wanita baik-baik dan bersih bagaimana sampai tertular virus yang mematikan itu sungguh ini di luar nalar Regan.Ia pacu mobilnya menuju apartemennya, ia menyeret Angie masuk kedalam lift. Angie merasakan ketakutan dari mulai di rumah sakit itu badanya bergetar."Aku tidak pernah m
Angie hanya membawa satu pakaian yang di taruh di paper bag bekas tempat pakaian yang di belinya beruntung belum berada di kantong sampah dan menyambar dompet ditaruhnya di dalam paper bag itu. Ia pun segera keluar dari apartemen itu sebelum Regan pulang dari rumah sakit. Saat hendak melangkah menuju lift, ia melihat Regan bertubrukan dengan seseorang yang akan masuk ke dalam lift."Apa kau tidak melihat ada orang sedang keluar?" teriaknya marah."Maaf, Pak!" ucap orang itu tanpa mau memperpanjang masalah.Angie segera berlari menuju tangga darurat ia menuruni tangga itu dengan berlari sekuat tenaga untungnya ia tidak memakai high heels-nya.Di lantai berikutnya ia pun masuk kedalam lift menuju lantai dasar di dalam lift ia memesan taksi. ia beruntung masih ada sisa sedikit di dompetnya untuk sekedar membayar taksi di bandara.Sesampainya di lantai dasar ia langsung masuk kedalam taksi, ia tidak ingin berakhir dengan cara mengenaskan di tangan Regan.Sementara itu di apartemen Regan
Keesokan harinya Angie menjalani pemeriksaan dan perawatan, ia sudah tak sanggup untuk bangun badannya terasa sakit semua.Ia tertidur setelah mendapatkan suntikan. Dua hari dalam perawatan ia sudah mulai bisa bangun dan mulai berjalan-jalan di area rumah sakit, hingga ia terkejut dengan hal yang sangat aneh menurut dirinya, ia melihat dua orang wanita yang wajahnya sama persis tak ada bedanya sama sekali. Satu berdiri dan dipeluk seorang lelaki dan satu terbaring lemah di ruangan kaca ia langsung membidik kamera dan memotretnya lalu dikirimkan kepada Regan agar pria itu tahu bahwa bukan dia yang membawa penyakit sialan ini.Setelah itu, Angie berjalan Pergi menuju kamarnya dan menangis sejadi-jadinya, ia menyesali keputusan untuk pergi ke Swiss bersama Regan lalu ia teringat saat menghubungi nyonya Ratna, wanita itu sama sekali tidak terkejut apa yang terjadi pada dirinya. 'Apa beliau sudah tahu? Begitu juga nyonya Linda, Apa hanya dirinya saja yang tidak tahu,' p
Setelah lima jam menunggu, Regan pun mendapatkan kabar dari anak buahnya, sebuah keterangan yang membuatnya terkejut.Wanita yang disangkanya Naila ternyata Mawar mantan istrinya yang dilemparkan kepada anak buahnya untuk digilir dan wanita itu sengaja merombak seluruh wajah dan tubuhnya.Tangannya mencengkram erat, ia tidak mengira kalau mawar akan berniat membalas dendam padanya dengan memanfaatkan sakitnya. Selain Mawar, ia pun terkejut akan ikut andilnya Doni yang ia pikir lelaki itu akan setia padanya ternyata tidak.Apa yang mendasari lelaki menjadi anak buahnya mengkhianati adalah Bunga gadis yang diculik anak buahnya dan dijadikan pemuas nafsunya adalah adik Doni.Suatu yang membuatnya sangat terkejut. Kenapa ia begitu percaya pada pria itu? Dia anak buah yang sangat punya dedikasi yang tinggi sehingga Regan tidak pernah sama sekali mencurigainnya.Satu-persatu kebiadabannya terpampang nyata dalam ingatannya. Ia menghembuskan napasnya. Apakah saat ini dia menyesal, dia sendiri
Beberapa orang bingung kenapa dia dicegah untuk menolong orang itu."Kenapa Anda malah melarang kami? itu bagaimana nasibnya, seperti sudah tidak bernyawa," ucap salah satu dari mereka "Maaf Pak, wanita itu terkena HIV biar dokter khusus yang menanganinya," ucapnya dan semua pria yang akan menolong.Dan mereka mereka bergidik ngeri, takut terinfeksi. Dalam hatinya mereka sangat bersyukur menuruti perkataan orang yang baru datang itu tadiAmbulance datang petugas mengenakan pakaian khusus untuk mengevakuasi mayat tersebut dan membersihkan genangan darah dengan kertas koran dan di masukan kedalam wadah plastik lalu dikelola lebih lanjut sebagai bahan infeksiusdi tempat tertentu. Membersihkan tempat kejadian kecelakaan dengan memberikan larutan klorin kemudian dialirkan ke saluran air atau selokan.Rizal menelpon mamanya sambil berjalan menuju mobilnya. "Ma, tante Angie tertabrak mobil dan meninggal dunia," ucap Rizal dengan hati sedih.