Home / Romansa / Kakak Cantik, Jadi Mamiku! / Keinginan Masa Lalu

Share

Keinginan Masa Lalu

last update Last Updated: 2024-04-14 07:11:20

Aruna memperhatikan jalanan yang dilewati. Ansel berkata ingin mengajaknya ke suatu tempat setelah mereka nonton dan jalan-jalan, tapi Ansel tak memberitahu mau mengajak ke mana.

“Sebenarnya kita mau ke mana?” tanya Aruna sambil menatap Ansel yang sedang menyetir.

Aruna sejak tadi sudah sangat penasaran, tapi Ansel tetap tak mau memberitahu ke mana mereka akan pergi.

“Lihat saja nanti, kalau aku bilang dulu, bukan kejutan namanya,” balas Ansel sambil tersenyum, lantas kembali fokus ke jalanan.

Aruna benar-benar penasaran tapi Ansel tetap tak mau bicara meski sudah dibujuk.

Aruna memperhatikan jalanan yang mereka lewati, hingga dia terkejut sampai menoleh Ansel saat mobil mereka memasuki area sebuah apartemen elite.

“Ans!” Aruna menatap Ansel dengan rasa tak percaya.

“Dulu kamu bilang mau tinggal di apartemen ini setelah kita menikah, kan? Aku dapat unit bagus di gedung ini, jadi tak menyiakan untuk membelinya,” ujar Ansel menjelaskan.

Sebagai pengusaha properti yang memiliki b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
siapa sih orang yang ngeliatin emi mulu kok mencurigakan sekali ya
goodnovel comment avatar
wardah
kira" siapa yg jadi penguntit emi yah
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
sapa sih orang yang liatin Emily trus itu jadi takut terjadi apa² sama emi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Pindah ke Rumah Bintang

    “Apa kamu mengenal ciri orang ini? Dia memakai masker dan topi, makanya susah dikenali,” ucap Ayana sambil memperlihatkan rekaman Cctv.Ansel pun memperhatikan dengan seksama orang yang tampak mencurigakan itu. Sayangnya dia pun tak mengenali ciri-ciri orang itu.Aruna duduk sambil memangku Emily. Dia pun cemas dan takut jika orang yang mengawasi Emily berniat berbuat jahat.“Aku tidak mengenalinya,” ucap Ansel dengan tatapan masih tertuju ke monitor.Ansel menoleh ke Emily yang duduk bersama Aruna. Dia pun menghampiri putrinya itu, lantas berjongkok di depan Emily.“Apa benar orang itu yang lihatin Emi di sekolah?” tanya Ansel memastikan.“Iya, jaketnya sama, topinya sama, dia juga pakai masker waktu kemarin lihatin,” jawab Emily jujur apa adanya.Ansel langsung menatap Aruna setelah mendengar jawaban Emily. Terlihat jelas raut kecemasan dalam tatapan matanya.“Emi tidak usah sekolah dulu sampai kami menikah. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, kalau Emi di rumah Mommy dul

    Last Updated : 2024-04-14
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Resepsi Pernikahan

    Resepsi pernikahan Aruna dan Ansel pun dimulai selesai acara akad. Aruna dan Ansel terlihat sangat bahagia karena akhirnya mereka bisa menikah.“Emi terlihat sangat bahagia,” ucap Aruna saat duduk bersama Ansel tapi tatapannya ke Emily yang sedang bermain bersama Archie.“Kamu tidak tanya sebahagia apa aku karena bisa menikah denganmu?” tanya Ansel yang sejak tadi menatap Aruna.Aruna menoleh hingga baru menyadari kalau Ansel ternyata sejak tadi menatapnya.“Sebahagia apa?” tanya Aruna sambil menatap lekat pria yang kini jadi suaminya itu.“Tidak bisa kusampaikan dengan kata-kata,” jawab Ansel lantas mengecup punggung tangan Aruna.Wajah Aruna bersemu merah karena sikap Ansel. Meski sudah menjadi pasangan suami-istri, tapi tetap saja ada hal-hal yang membuat Aruna malu.“Iya yang sudah sah, mesra-mesraan aja di mana pun dan kapan pun.”Aruna dan Ansel menoleh ke sumber suara yang baru saja menyindir mereka, hingga keduanya melihat Bumi.“Iri? Buruan nikahin Winnie,” balas Aruna tak ma

    Last Updated : 2024-04-14
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Tertunda

    “Runa! Ada apa? Kenapa kamu diam?” tanya Ansel yang panik karena Aruna tak menjawabnya. Ansel pun mengetuk pintu, bahkan bertekad mendobrak jika Aruna tak kunjung keluar. “Runa!” Ansel kembali memanggil karena sangat cemas. Suara kunci dibuka terdengar, Ansel menunggu sampai akhirnya pintu terbuka meski hanya sedikit. “Ada apa?” tanya Ansel dengan wajah panik. Aruna menyembulkan kepala dari dalam. Dia menggigit bibir bawah, lantas menjawab, “Ans, aku dapet.” Ansel menaikkan satu sudut alis mendengar ucapan Aruna. “Dapet apa?” tanya Ansel yang tak paham. Aruna benar-benar malu harus mengatakan itu ke Ansel. “Panggilin Kak Sashi saja,” ujar Aruna. “Kenapa harus Kak Sashi kalau ada aku di sini? Katakan saja, dapet apa maksudmu? Aku benar-benar tidak paham,” ucap Ansel. Aruna menggigit bibir bawah, hingga akhirnya menjelaskan. “Aku datang bulan, Ans. Aku butuh pembalut dan pakaian ganti,” ujar Aruna menjelaskan dengan wajah malu. Ini hari pernikahan mereka, Aruna malah lupa k

    Last Updated : 2024-04-15
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Rencana Ikut Tertunda

    Ansel dan Aruna pulang ke rumah Bintang saat pagi hari. Mereka disambut pelukan Emily yang berlari menghampiri begitu melihat keduanya datang. “Apa Emi semalam tidur nyenyak?” tanya Ansel yang langsung menggendong putrinya itu. “Nyenyak,” jawab Emily, “semalam aku tidur sama Archie,” ucap Emily kemudian. “Tidur sama Archie?” tanya Ansel terkejut. “Iya, semalam Archie rewel karena minta tidur sama Emily, jadi aku biarkan mereka tidur berdua,” jawab Sashi yang juga ada di sana karena semalam menginap di rumah Bintang. Ansel mengangguk-angguk mendengar jawaban Sashi. Mereka pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama. “Kalian jadi pergi bulan madu besok?” tanya Bintang sambil menatap Aruna dan Ansel bergantian. Bukan tanpa sebab Bintang memastikan, itu karena dia sudah mendengar cerita dari Sashi kalau Aruna malah kedatangan tamu bulanan saat pesta kemarin. Ansel dan Aruna saling tatap mendengar pertanyaan Bintang. “Mungkin diundur saja, Mom.” Aruna yang menjawab. Dia merasa perc

    Last Updated : 2024-04-15
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Permulaan

    Aruna dan Ansel akhirnya sampai di hotel tempat yang Bintang pesan. Bangunan tinggi itu berada di tengah kota, hingga menyajikan indahnya pemandangan kota Paris dari tempat mereka berada sekarang. “Dari sini semuanya terlihat indah,” ucap Aruna sambil menatap hamparan lampu yang menyala menghias kota Paris begitu indah. Aruna berdiri di dekat pintu kaca balkon. Dia melihat malam berhias ribuan lampu yang menerangi kota. Ansel baru saja memberi tips ke pelayan yang membantu membawa koper. Dia menutup pintu, hingga melihat Aruna yang berdiri sambil mengagumi keindahan kota Paris. “Bukankah kamu bilang pernah ke sini?” tanya Ansel sambil mendekat, lantas memeluk Aruna dari belakang. Dia menghidu dalam-dalam aroma tubuh istrinya itu. Aruna melirik sekilas ke Ansel, lantas kembali menatap ke hamparan lampu yang menghias kota itu. “Iya pernah sekali karena urusan bisnis. Itu juga hanya dua hari, lalu aku harus menempuh perjalanan panjang untuk kembali ke perusahaan,” jawab Aruna lanta

    Last Updated : 2024-04-15
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Malam Yang Tertunda

    Aruna berbaring di ranjang sambil menatap Ansel yang kini berada di atasnya. Napasnya sedikit tersengal karena durasi ciuman mereka yang cukup lama, membuat paru-parunya kekurangan stok oksigen.“Harus malam ini?” tanya Aruna karena gugup.Ansel mengukung tubuh Aruna di bawahnya. Dia menatap Aruna yang terlihat gelisah.“Kamu belum siap?” tanya Ansel memastikan karena tak ingin Aruna merasa tak nyaman.Aruna menggelengkan kepala, entah apa maksud dari gelengan kepalanya.“Tidak apa jika tak siap, kita bisa melakukannya lain waktu,” ucap Ansel yang tak mau memaksa Aruna.Ansel hendak menyingkir dari atas tubuh Aruna, tapi ternyata istrinya itu langsung menahan lengannya.“Maksudku, aku siap dan bukannya tak siap. Hanya sedikit gugup. Kamu tahu ini pertama untukku,” ujar Aruna mencoba mengakui meski malu.Ansel tersenyum mendengar ucapan Aruna. Dia membelai wajah istrinya itu dengan lembut, lantas mengecup kening Aruna penuh kasih sayang.“Ini juga yang pertama untukku,” balas Ansel tan

    Last Updated : 2024-04-15
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Jalan-jalan

    Aruna membuka mata saat matahari mulai menyapa. Hal pertama yang dilihatnya saat bangun adalah wajah suaminya yang mampu membuatnya tersenyum. “Selamat pagi,” ucap Aruna saat melihat Ansel mulai membuka mata. “Pagi,” balas Ansel dengan seulas senyum menyambut pagi bersama wanita yang dicintainya. Aruna tersenyum menatap Ansel yang terlihat masih mengantuk. “Ans, aku lapar,” ucap Aruna sambil memainkan rambut depan Ansel. Ansel langsung bangun mendengar ucapan Aruna. Dia menengok ke jam dinding dan melihat waktu menunjukkan pukul enam pagi. “Ayo cari sarapan sambil jalan-jalan,” ajak Ansel lantas mencium pipi Aruna sebelum akhirnya turun dari ranjang untuk berganti pakaian. Aruna mengulum senyum, lantas ikut turun agar bisa segera sarapan. Ansel dan Aruna sarapan di restoran hotel, sebelum kemudian pergi jalan-jalan sesuai dengan jadwal mereka. “Ini cocok untuk Emi, kan?” Aruna memegang sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Dia memandang jepit itu sambil tersenyum bahagia.

    Last Updated : 2024-04-16
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Sengaja atau Tak Sengaja

    “Mami mengirimkan foto jepit rambut, apa kamu suka?” tanya Aruna saat menghubungi Emily. “Iya, aku suka. Makasih Mami Runa.” Suara Emily terdengar begitu bersemangat dari seberang panggilan. Aruna tersenyum mendengar Emily menyukai apa yang diberikannya. “Emi, bisa tidak kalau manggilnya mami saja? Kalau manggilnya Mami Runa, seperti mami bukan maminya Emi,” ucap Aruna. Ansel yang mendengar itu langsung tersenyum. Dia memeluk Aruna dari belakang, padahal istrinya itu sedang bicara di telepon. Aruna mendengar suara Emily tertawa dari seberang panggilan, membuatnya begitu bahagia bisa melihat tawa gadis kecil itu. “Mami, tadi ada wanita bantu ambilin bolanya Archie. Tapi aku tidak suka melihatnya,” ucap Emily dari seberang panggilan. “Wanita? Wanita siapa?” tanya Aruna terkejut. Ansel pun ikut terkejut hingga melepas pelukan dari Aruna, lantas meminta istrinya menyalakan pengeras suara agar bisa lebih jelas mendengar cerita Emily. “Wanita siapa, Emi?” tanya Ansel. “Tidak tahu,

    Last Updated : 2024-04-16

Latest chapter

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Akhir

    Aruna dan yang lain buru-buru pergi ke rumah sakit setelah mendapat kabar jika Winnie mau melahirkan, tapi siapa sangka saat masuk ruangan malah melihat Hanzel juga, membuat semua orang bingung.“Hanz, kenapa kamu di sini?” tanya Aruna bingung.“Milea melahirkan,” jawab Hanzel.“Lah, bukannya ini kamar Winnie?” tanya Aruna bingung.“Ya, mereka berdua di sini. tuh!” Hanzel menunjuk ke dalam.Ternyata Bumi dan Hanzel setuju jika istri mereka satu kamar agar bisa saling bantu menjaga.Aruna, Ansel, dan kedua orang tuanya terkejut mendengar ucapan Hanzel. Mereka buru-buru masuk untuk melihat apakah yang dikatakan Hanzel benar.“Kalian benar-benar janjian. Hamil dan melahirkan bisa barengan,” cerocos Aruna sangat tak menyangka.“Kebetulan saja, aku masuk duluan baru Winnie,” balas Milea.Semua orang yang ada di sana terlihat sangat bahagia, belum lagi setelah itu datang keluarga Hanzel dan Milea karena ingin menyambut cucu mereka.“Anak kalian seperti kembar.” Aruna dan yang lain memandang

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Milea & Winnie

    “Mama, tadi Emily bantu gambar ini, lho.” Kai memperlihatkan gambar yang dibawanya.“Mana coba lihat.” Milea mengambil buku gambar dari tangan Kai.Milea sudah ambil cuti melahirkan karena usia kandungannya memasuki sembilan bulan. Dia fokus dengan kesehatan kehamilan dan Kai yang sekarang sudah duduk di bangku sekolah dasar.“Yang mewarnai siapa?” tanya Milea sambil memperhatikan gambar itu.“Kai dong. Kai pintar ‘kan?” Kai menjawab dengan bangga.“Iya, pintar,” balas Milea.Kai sangat bangga dapat pujian dari sang mama, hingga melihat Milea yang meringis.“Mama kenapa?” tanya Kai sambil menggenggam telapak tangan Milea.“Tidak kenapa-napa,” ucap Milea sambil tersenyum meski perutnya mendadak kencang.“Mama yakin?” tanya Kai yang cemas.Belum juga Milea menjawab, dia merasa kalau perutnya semakin sakit seperti mengalami kontraksi, tentu saja hal itu membuat Kai cemas.“Bibi! Mama sakit!” teriak Kai karena di rumah itu hanya ada dirinya, kedua orang tuanya, dan pembantu.Milea dan Han

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Aku Terima

    “Pernyataanmu tadi, apa bisa aku anggap benar?”Jean tertegun hingga menoleh Raja yang duduk di belakang stir. Dia mengulum bibir menunjukkan kalau sedang dalam kondisi panik dan bingung.“Aku tidak tahu harus menyebutmu apa? Adik tidak mungkin, teman terlalu aneh.”Jean mencoba sedikit mengelak dari pengakuannya ke Milea.“Berarti memang bagus pacar. Jadi, apa bisa jadi pengakuan untuk seterusnya?” tanya Raja lantas menoleh Jean.Jean benar-benar salah tingkah mendengar pertanyaan Raja. Dia memberanikan diri menoleh ke pemuda itu.“Jangan berharap banyak kepadaku. Aku memiliki banyak kekurangan termasuk mungkin takkan bisa memberikan cinta yang sempurna untukmu,” ucap Jean takut Raja kecewa.“Kamu tahu, tidak ada yang namanya cinta sempurna. Yang ada, saling melengkapi kekurangan masing-masing. Asal kamu mengizinkan, aku akan menerima semua kekurangan itu.”Raja menatap Jean penuh harap. Dia menyadari jika Jean seperti tidak tertarik dengan sebuah hubungan percintaan, tapi dia pun ta

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Berkumpul Bersama

    “Apa kamu tidak merasa aneh jalan denganku?”Jean mengamati sekitar, banyak remaja memperhatikannya yang sedang jalan dengan Raja.“Kenapa aku harus merasa aneh?” tanya Raja balik dengan santai.“Karena kamu jalan dengan wanita yang layak jadi kakak, tante, mungkin mama.”Jean menjawab sambil menoleh Raja.Raja tertawa mendengar ucapan Jean, lantas membalas, “Untuk apa memikirkan pandangan orang yang tidak ada habisnya. Yang menjalani aku, kenapa mereka yang repot?”“Lagi pula sekarang kita hanya jalan, kalau kamu menerima perasaanku, aku malah akan menggandeng tanganmu lantas memberitahu mereka kalau kamu kekasihku, bukan kakakku, tanteku, atau mamaku,” ujar Raja lagi memberi clue ke Jean untuk merepon perasaan yang diungkapkan sebelumnya.Jean langsung berdeham mendengar ucapan Raja, bahkan mengulum bibir sambil memalingkan muka.Raja menoleh Jean yang memalingkan muka darinya, dia pun lantas kembali berkata, “Apa kamu yakin belum mau memutuskan? Tapi kalau belum juga tidak apa, aku

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Restu Tanpa Minta

    “Jean,” panggil Ive saat melihat putrinya sedang menuruni anak tangga.Jean yang sedang ingin ke dapur mengambil minum, akhirnya berbelok ke ruang keluarga untuk menghampiri sang mama dan papa.“Ada apa, Ma?” tanya Jean.“Duduklah sini,” pinta Ive sambil menepuk sofa di sampingnya.Jean menuruti ucapan sang mama, lantas menatap kedua orang tuanya bergantian.“Apa ada masalah, Ma?” tanya Jean agak cemas karena tak biasanya kedua orang tuanya memanggil sambil memperlihatkan ekspresi serius seperti itu.“Apa kamu sebelumnya menolak kencan buta karena sudah punya pacar dan pacarmu itu yang tadi pagi jemput?” tanya Ive memastikan sebelum bicara ke pembahasan lebih lanjut.Jean sangat terkejut mendengar pertanyaan Ive, membuatnya gelagapan karena bingung harus menjawab apa.Ive dan Alex saling tatap, mereka pun semakin yakin kalau memang benar pria yang menjemput Jean adalah pacar putrinya.“Sebenarnya, asal kamu suka, tidak masalah kamu mau pacaran sama siapa, mau nikah sama siapa. Mama da

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Jean Untukku

    “Lain kali jangan mendatanginya dengan alasan kamu merasa bersalah! Bukankah kamu seharusnya merasa bersalah karena mendekati kekasih adikmu sendiri.”Raja baru saja sampai rumah saat sang kakak juga sampai di rumah. Dia memperingatkan kakaknya itu agar tak mendekati Jean lagi.Saat Arthur hendak membalas ucapan Raja, Amanda sudah lebih menegur mereka berdua.“Kenapa kalian bersitegang lagi?” tanya Amanda sambil menatap kedua putranya itu.Raja dan Arthur menoleh bersamaan ke Amanda. Raja terlihat tak senang karena menyadari jika sang mama pasti akan membela kakaknya.Amanda menatap Arthur yang hanya diam, hingga tatapannya tertuju ke Raja.“Raja, mama mau bicara denganmu sebentar, bisa?” tanya Amanda dengan suara halus agar putranya tak salah paham kepadanya.Raja menatap sang mama, lantas mengangguk karena tak bisa menolak permintaan wanita itu.Raja pun mengikuti sang mama yang berjalan lebih dulu di depannya. Dia mengikuti hingga sang mama masuk ke ruang kerja ayahnya.“Mama mau b

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Tak Senang

    “Yang ini nanti kamu kirim ke bagian marketing. Jangan lupa minta untuk dicek ulang,” perintah Jean ke sekretarisnya.“Baik, Bu.” Sekretaris Jean mengangguk.Jean memberikan berkas yang baru dicek. Dia lantas kembali mengurus berkas lainnya yang bertumpuk di mejanya.Saat sedang fokus ke berkas, tiba-tiba saja telepon kabel di mejanya berdering, membuat Jean menjawab panggilan itu lebih dulu.“Selamat siang Bu Jean, ada seseorang yang ingin menemui Anda tapi belum membuat janji. Anda ingin menemuinya atau tidak?” tanya staff resepsionis dari seberang panggilan.Jean mengerutkan alis mendengar pertanyaan resepsionis.“Siapa?” tanya Jean penasaran hingga dia terdiam mendengar nama yang disebutkan resepsionis.Jean menutup panggilan itu, lantas memilih keluar dari ruangannya untuk menemui orang yang mencarinya.Jean pergi ke lobi, hingga melihat pria yang berdiri membawa sebuah paper bag.“Mau apa kamu menemuiku?” tanya Jean sambil menatap Arthur yang datang menemuinya.Arthur membalikka

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Hanya Memastikan

    Raja tersenyum melihat Jean keluar memakai celana. Dia tidak menyangka kalau wanita itu mau berganti pakaian hanya karena dirinya memaksa ingin mengantar.“Besok aku akan membawa mobil,” ucap Raja sambil menyodorkan helm ke Jean.“Kamu tidak perlu menjemputku setiap hari,” balas Jean sambil menerima helm dari Raja lantas memakainya.Siapa sangka Raja mendekat ke Jean, lantas membantu memasang tali pengaman helm.Jean cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Raja, tapi dia berusaha untuk tenang.“Aku suka melakukannya,” balas Raja setelah selesai memasang tali helm sambil menatap Jean.Jean mengalihkan pandangan dari pemuda itu, bahkan menggeser posisi agar tak terlalu dekat dengan Raja.“Bisa kita berangkat sekarang?” tanya Jean karena mulai salah tingkah melihat tatapan Raja.Raja hanya mengulum senyum, lantas naik ke motor disusul Jean. Pemuda itu pun melajukan motor meninggalkan rumah Jean.Di rumah, ayah Jean keheranan karena mobil putrinya masih di garasi.“Jean ke kantor naik ap

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Menepati Ucapan

    [Jill, jika ada yang menyukaiku, tapi tak sesuai ekspektasiku. Apa yang harus aku lakukan?]Jean mengirimkan pesan ke Jill karena tak tahu harus bagaimana mengatasi masalah yang sedang dialaminya.Jean duduk di kasur sambil menatap pesan yang baru saja dikirimkan ke Jill. Hingga beberapa saat kemudian pesan itu dibaca sepupunya itu.[Fokus pada keinginan awalmu, Jean. Baru kamu bisa memutuskan apa yang kamu inginkan.]Jean membaca pesan dari Jill, memang tak banyak membantu tapi setidaknya itu bisa membuatnya tenang. Dia pun mengirimkan balasan terima kasih ke sepupunya itu, lantas mengembuskan napas kasar.Hari berikutnya, Jean sarapan bersama kedua orang tuanya seperti biasa.Ive terlihat menatap Jean yang makan tanpa bicara, banyak perubahan yang membuat wanita paruh baya itu sedih.“Akhir minggu ini, bagaimana kalau kita Me Time bersama, Jean?” tanya sang mama ingin kembali mempererat hubungan keduanya.Jean memandang sang mama, lantas menganggukkan kepala sambil tersenyum tipis.

DMCA.com Protection Status