Dengan serangan Gagak petir, menyebabkan pemuda yang menjadi lawannya terjerat dalam petir. Membuat tubuh pemuda itu langsung hangus dengan wajah sudah menjadi hitam dan hidup atau mati pun tidak bisa diketahui karena posisinya yang tidak dapat lagi dikenali oleh mereka. Saat Tian Sen melihat pria yang sudah tidak lagi bergerak, ia bukannya membiarkan begitu saja tapi dengan kejam Tian Sen menendang turun pria itu hingga jatuh di depan pangeran kedua yang sudah terguncang oleh kekuatan Tian Sen.“Sekarang, apa kalian ingin melanjutkan lagi?” tanya Tian Sen dengan ekspresi dingin dan kejam, di matanya jika itu bukan berada di ranah Yuan qi tingkat kedua atau pangeran kedua yang maju. Tidak sulit baginya untuk membunuh bawahan pangeran kedua dengan kekuatan yang ia miliki, meskipun sulit untuk menjelaskan kepada ayahnya nanti tapi dengan perjanjian antara dia dengan pangeran kedua sudah bisa dipastikan pangeran kedua yang akan nanti disalahkan.“Sialan, anak buah yang aku bawa semuanya
“Matilah!” Teriak pemuda dengan tombak itu sangat marah dengan Tian Sen dan menggunakan semua kekuatannya untuk membunuh. Dia tidak bisa kalah karena ini juga adalah harga diri yang harus di pertahankan di depan pangeran kedua, dan juga jika dia kalah sama saja dengan dia tidak bisa melangkah ke kelas selanjutnya dalam akademi. “Harusnya aku yang bicara seperti itu!” Tian Sen tersenyum, ia bergerak cepat kilat dan telah muncul di belakang pemuda yang baru saja menggunakan tekniknya untuk melawan balik serangan telapak tangannya. “Apa? Bagaimana kamu…”“Killing Fire Eagle Fist!” belum sempat selesai bicara, Tian Sen menggunakan teknik tinjunya ke arah punggung si pria. Menyebabkan pria itu merasakan rasa sakit luar biasa di punggungnya lalu menyebar ke seluruh bagian tubuh, sampai tulang punggung dan juga organ dalam tubuhnya terasa pecah oleh pukulan Tian Sen. “Puffff!” BOOOOOMMM…“Zen!” Teriak pangeran kedua terkejut dan merasa cemas melihat pria itu terbang sampai hampir menabra
Tian Sen yang tadi berada di depan jenderal Ning bergerak lagi dengan sangat cepat, saat itu ia muncul kembali di tengah arena. Melihat sosok yang muncul tiba-tiba di arena, membuat sang jenderal ketakutan sampai mati. Dia bisa melihat apa yang akan dilakukan oleh pemuda itu di atas arena, tapi Jenderal Ning terlambat beberapa saat karena pedang Tian Sen sudah melayang ke arah para pemuda yang mengeluh kesakitan itu. “Tidak, nak! Berhenti disana,” “Ini untukmu yang berani menghina keluargaku!” Tian Sen tidak berhenti disana saja, ia bergerak ke pemuda yang tadi menyerangnya lalu menebas kepala pemuda itu tanpa ragu sedikitpun. Pemuda yang tidak tahu kalau Tian Sen akan seberani itu mati dengan penuh keluhan, bahkan Tian Sen tidak sampai disana saja. Dengan kakinya, dia menendang kepala itu ke arah pangeran kedua yang jelas adalah sebuah provokasi pada pangeran kedua. BOOOOOMMM.. “Pufff!” “Agh, ada yang mati!” Beberapa murid wanita dan murid yang belum pernah melihat orang
“Aku ingin pulang, disini sudah tidak menarik bagiku! Jangan terlalu membuat masalah putri,” Jawab Tian Sen yang lebih santai daripada saat dengan dua pangeran atau jenderal Ning. Putri Chu hanya dapat tersenyum tidak berdaya, pria ini memang sedikit a“Apakah ini kekejaman yang dimaksud oleh bibi?” Tanya putri Chu ingat kalau ibu angkat Tian Sen pernah bercerita masa-masa dimana ditemukannya pemuda ini dulu oleh ibu angkat Tian Sen.Jenderal Ning dengan yang lain tidak bisa berpikiran baik saat melihat Tian Sen, hanya setelah pemuda itu pergi mereka kembali ke akal sehat dan dapat berpikir jernih. Entah itu efek niat membunuh Tian Sen atau karena sikap tegas tak kenal takut dari pemuda itu membuat mereka agak takut. Jenderal Ning hanya dapat membawa anak-anak yang terluka kembali untuk di obati dan satu anak yang mati itu akhirnya Harus dia beri penjelasan kepada orangtua mereka. “Sialan, ini akan sangat merepotkan untukku!” Ucap jenderal Ning dengan ekspresi buruk. Tapi jenderal Ni
“Maafkan aku raja, nanti aku akan menghukum bocah nakal itu di rumah!” Jawab We Yan sambil tersenyum tapi juga tidak terlalu memikirkan hukuman untuk anaknya. Saat prajurit itu melihat ke dekatan sang raja dengan We Yan sudah bisa di pastikan bahkan jika pangeran kedua disini, raja tidak akan pernah memilih pangeran kedua. Alasannya sudah jelas, pertama pangeran kedua yang memulai dan bahkan pangeran kedua yang menandatangani perjanjian hidup mati itu dengan Tian Sen bersama dengan anak yang mengikutinya. Dengan bukti tanda tangan serta obrolan mereka sudah di pastikan tidak ada lagi peluang pangeran kedua meminta pembalasan ke Tian Sen. Di saat itu juga banyak menterj dan bangsawan yang datang meminta bertemu, melihat mereka buru-buru sudah pasti ingin memberitahu kelakuan Tian Sen di akademi. Raja hanya tersenyum bersama We Yan dan membiarkanereka semua masuk, saat masuk beberapa bangsawan yang tidak memihak pangeran melihat jelas ada We Yan disana. Itu sudah cukup memastikan kalau
“Tapi raja, jika informasi mengenai kerajaan kita sudah keluar maka… Apa informasi mengenai Anak Marquess juga sudah sampai ke telinga mereka?” Raja tidak tahu apakah itu sudah sampai ke telinga orang-orang di luar kerajaan tapi jika pun sudah sampai, dia yakin tidak akan terlalu membuat Tian Sen di perhatikan karena beberapa informasi yang di kirim oleh pengkhianat itu tidak semuanya bisa terbukti. Tapi dia meminta agar We Yan untuk tetap membiarkan Tian Sen dalam pengawasan selama beberapa tahun ke depan karena masalah ini menyangkut masa depan kerajaan. Bangsawan yang tidak memilih pangeran kedua atau pertama setuju dengan usulan sang raja, tentu saja ada beberapa yang tidak bicara karena mereka tidak bisa memilih. “Akan aku bicarakan dengan anakku nanti!” Jawab We Yan dengan tenang tanpa takut akan ancaman dari kerajaan lain. Mungkin saja orang lain takut tapi dia tidak, selama bukan berasal dari Pulau utama tidak akan ada masalah melawan empat kerajaan. Kalau bukan karena perat
“Kamu ingin pergi begitu nak?” Di hadapan We Yan, Tian Sen mengatakan semua yang ingin ia lakukan. Kali ini ia sadar kalau akademi tidaklah cocok untuknya, di mata Tian Sen sekarang anak-anak itu memang jauh lebih kuat tapi sayang sekali tidak ada yang cocok untuk dijadikan saingan oleh Tian Sen. Saat sang ayah mendengar ucapan anaknya itu, hatinya merasa puas karena apa yang dikatakan anaknya ada benarnya. Di dalam pandangannya dulu, dia tinggal di akademi selama dua tahun sebelum akhirnya keluar dari akademi karena merasa tidak ada peluang dalam latihan. Saat pergi keluar, dia menemukan beberapa peluang yang membuatnya menjadi sekuat sekarang tentu saja setiap kesempatan pasti ada bahaya juga. Tergantung bagaimana mereka dalam menghadapi bahaya itu, selama mereka bisa bertahan dan menjadi pintar tidak ada salahnya membuat bahaya menjadi kesempatan.“Rencana mu memang bagus. Tapi kemana kamu akan pergi? Perbatasan kerajaan? Atau kerajaan lain?” Tanya We Yan dengan senyuman penasaran
Melihat sekali lagi kepada ayah dan anak yang sedang mengobrol santai, ekspresinya sedikit sedih karena mungkin baik anak angkatnya memiliki bakat yang melebihi dirinya sendiri. Atau bahkan lebih berbakat daripada sang ayah, jika dia benar-benar bisa tumbuh seperti sekarang kemungkinan anak angkatnya itu bisa menjadi sosok yang kuat di kerajaan Chu. Tidak hanya itu saja, ada kemungkinan anaknya terpilih oleh satu kekuatan di pulau utama yang mungkin tidak pernah ada dari seratus kerajaan terpilih masuk kesana. Tempat yang menjadi surganya bagi kultivator muda dan tempat yang memiliki masa depan paling tinggi dibandingkan bergabung dengan kekaisaran. “Ayah, aku ingin pergi keluar selama waktu ini. Dua tahun mungkin cukup bagiku menemukan kesempatan di luar sana!” Ucap Tian Sen setelah memikirkan dengan hati-hati. “Apa kamu benar-benar ingin pergi keluar? Ini terlalu bahaya untukmu karena kamu sudah jadi target dari kerajaan musuh dan juga jika pangeran kedua menyadari kamu telah kelu
SWISSHHH….“Kakak, disana tempatnya!” Teriak Ju Ling'er menunjuk ke arah dimana ada pembatas yang menjulang ke langit. Ju Ling'er yakin tempat itu adalah tempat dimana kakak-kakaknya sedang bertarung dan di jebak oleh pihak musuh.“Hm? Ayo berhenti dulu!” Tian Sen bisa merasakan kalau ada beberapa hal yang aneh dari formasi di depannya. Ia langsung berhenti tepat di luar formasi, sehingga Ju Ling'er merasa tidak sabar untuk masuk tapi karena ditahan Tian Sen dia juga berhenti dan tidak mengoceh.Tian Sen memperhatikan formasi dengan hati-hati dan menemukan kalau formasi ini memang sedikit aneh. Jika mereka masuk, ia yakin kalau dirinya masuk maka akan di tekan di dalam sana kemungkinan ini memang tujuan dari pihak musuh. Tian Sen tidak berencana masuk secara paksa yang akan merugikan dirinya tapi tampak jelas kalau tidak masuk mereka tidak bisa membantu orang-orang di dalam sana keluar lalu… Melihat ke arah Ju Ling'er, Tian Sen merasa bersalah jika tidak masuk untuk membantu gadis ini
“Terima kasih kakak Tian!” Dengan Tian Sen yang mau membantunya membuat Ju Ling'er sangat senang. Dia senang karena Tian Sen mau membantunya, meskipun dia tidak tahu apakah kekuatan Tian Sen akan sekuat dulu saat berada di dalam alam petir atau tidak. Tapi dengan kemampuan Tian Sen sekarang dia yakin tidak masalah melawan seorang ahli puncak di ranah golden core. Ditambah dengan kekuatan mentalnya yang juga tidak kalah dengan kultivasinya, fisik dewa petir yang sekarang di praktekan oleh Tian Sen juga menjadi kartu rahasia bagi Tian Sen. Tentu Ju Ling'er tidak tahu itu karena Tian Sen tidak memperlihatkan terlalu banyak kekuatan saat melawan naga petir. Apalagi serangan api pun karena gelombang badai angin dari naga petir membuat Ju Ling'er tidak tahu kalau Tian Sen punya elemen api sebagai kekuatannya.“Baiklah, mari kita bergerak sekarang. Takutnya mereka sudah memulai dan kita malah terlambat untuk bergerak menyerang mereka!” Tian Sen menggenggam tangan Ju Ling'er lalu dengan sayap
“Keindahan ini akan tetap selamanya terjaga, sampai hari dimana kalian semua harus bertarung melawan makhluk asing lagi. Hiduplah dengan baik di alam petir ini! Tidak, hiduplah di lima alam ini.” Naga petir melambaikan tangannya lalu empat alam lain yang sebelumnya tidak terhubung di tarik ke alam petir oleh Naga petir. Sesuatu hal yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh seorang immortal sekalipun tapi bagi naga petir yang meski kekuatannya di segel. “Saudaraku…. Semoga kamu tenang disana!” “Ahhhhhhhhh…..!” Tian Sen yang sudah di lempar keluar ternyata jatuh dari ketinggian. Dan saat dia jatuh, bunyi yang keras menghantam tanah membuat Ju Ling'er menutup matanya. BOOOOOMMM… “Bajingan! Naga bajingan, sialan! Wajah saja yang tampan tapi sikap nol!” Teriak Tian Sen sangat kesal dengan yang dilakukan oleh naga petir. Jika memang tidak suka maka ia sudah siap untuk pergi dan tidak perlu baginya melempar begitu keras ke dalam portal. Apalagi dengan lemparan yang bahkan lebih keras saat
BOOOOOMMM…“Apa yang kau lakukan?” Tian Sen tiba-tiba saja di pukul dan di buat terbang oleh naga petir sehingga ia marah dan menatap balik naga petir dengan penuh emosi. Bagaimana bisa ia diserang pada saat sudah membantu menjaganya agar tidak diganggu oleh monster lain? Seharusnya berterima kasih tapi malah tidak berterima kasih padanya. Naga petir melihat Tian Sen marah ingin memukulnya kembali, karena sekarang segelnya sudah terbuka dan ranahnya jauh lebih tinggi dari Tian Sen tentu dapat melakukan apapun pada bocah itu.“Meski aku telah berjanji pada saudaraku untuk melatihmu tapi Jika kamu ingin mati maka terus saja bicara. Aku akan senang hati untuk membunuhmu sekarang!” Kata naga petir yang melepaskan auranya sehingga Tian Sen langsung terdiam saat merasakan aura sekuat itu. Jelas tadi kekuatan mereka sama tapi kenapa tiba-tiba naga petir memiliki kekuatan yang lebih kuat darinya? “(Apa segel disini melonggar? Sialan, kalau begini aku bisa saja mati olehnya!) tunggu, melatihk
“Apa maksudmu? Apa mereka punya ahli yang lebih kuat?” Tanya naga petir yang terkejut mendengar kalau makhluk asing jauh lebih kuat dari mereka. Padahal selama ini mereka selalu dapat memukul mundur makhluk asing yang datang ke dunia ini tapi kenapa mereka bisa kalah? Dewa petir mengatakan kalau mereka tidak kalah dalam perang itu hanya saja mereka seimbang dengan makhluk asing tentu seimbang karena dewa petir dan tiga dewa terkuat lain termasuk seorang leluhur suku Phoenix mengorbankan diri untuk menutup ruang masuk ke dunia mereka. Sekarang, dunia atas sudah tertutup tapi segel tidak akan bertahan lama, itu akan terbuka di masa depan dan yang lebih membuat dewa petir khawatir adalah musuh yang dia segel. Kekuatannya tidak terduga bahkan dia sangat sulit untuk menyegel musuh itu, jika sampai lepas dia tidak tahu apakah masih ada yang dapat bertahan atau tidak dari invasi makhluk asing.“Sesulit itu? Lalu… Apa yang harus aku lakukan sekarang? Menjadi pemimpin umat manusia?” Tanya Nag
“Tentu saja aku bisa memberitahu kalian tapi beritahu aku dulu alasan kenapa kalian mencari naga petir. ITu membuatku sangat tertarik dengan kalian!” Balasan dari Dewa petir sangat sederhana dan dia juga tampak sangat tertarik dengan persoalan naga petir. Bagaimana bisa naga yang sudah lama keluar dari suku naga di cari oleh suku naga lagi? Padahal jelas kalau naga petir bukan sosok yang terlalu berguna bagi mereka. Tentu itu hanya pikiran dari dewa petir bukan dari pihak suku naga sendiri sehingga dia masih merasa sangat penasaran dengan keinginan suku naga mengenai naga petir. “Sebenarnya dia kami butuhkan untuk membantu leluhur memulihkan dirinya, kamu tahu suku leluhur kami memiliki masalah setelah bertarung dengan mereka dan hanya darah naga petir dapat menyembuhkan leluhur kami.” Perkataan dari suku naga jelas sekali kalau itu bukan meminta bantuan pada naga petir tapi meminta naga petir berkorban untuk leluhur naga. Mengekstrak darah naga petir lalu menjadikannya sebagai obat
BOOOOOMMM…“Puf!!! AGH!” Dari jauh, kabut menutupi kedua sosok tersebut yang membuat mata mereka tidak tahu siapakah pemenang dari pertarungan gila itu? Mereka hanya dapat melihat tubuh jatuh ke bawah dengan kecepatan yang cepat. Dan bunyi keras yang terdengar di telinga mereka, saat melihat dengan hati-hati sosok yang jatuh itu adalah naga petir di ikuti dengan Tian Sen yang juga jatuh setelahnya. Armor, tombak, dan sayap Tian Sen menghilang sehingga tubuh Tian Sen mengalami benturan yang cukup keras. Membuatnya langsung memuntahkan darah setelah jatuh meskipun ia masih sadar setelah jatuh begitu tinggi dari udara. Melihat pemenang telah muncul, semua monster hanya diam dan tidak lagi paham apa yang akan terjadi pada mereka? Mereka hidup karena bantuan naga petir yang juga adalah beast kuno. Atau mungkin menjadi leluhur tertua dalam clan naga yang kekuatannya melebihi bayangan dewa sekalipun.“Menang, anak itu ternyata memang! Hahahaha, dewa petir, dewa mental, kalian benar-benar pu
“Bagus, aku suka caramu yang bersemangat itu. Daripada sebelumnya aku ingin melihat kekuatan asli dari naga petir, tunjukan padaku wahai Thunder Dragon Long Shan!” Ucap Tian Sen melepaskan semua auranya yang sudah benar-benar menggunakan kekuatan api, petir dan energi mental.BOOOOOMMM.. ROOAAAARRRRRR…. BOOOOOMMM….Tian Sen dan naga petir bentrok dengan sangat keras, keduanya kali ini tidak menahan diri dan melepaskan niat membunuh mereka sepenuhnya. Pertarungan yang gila menyebabkan langit serta badai datang ke alam petir, bahkan tiga dewa yang tersisa melihat itu semua dengan takjub. Tampaknya memang benar pewaris dari dewa petir bukanlah pemuda biasa, dapat bersaing dengan naga petir lalu bertarung dengan gila di dalam hutan petir sudah cukup menunjukan bakatnya bahkan jauh lebih baik daripada pewaris dewa pedang ataupun Ju Ling'er yang disebut sebagai jenius luar biasa dari kerajaan super. Ju Ling'er sendiri bahkan tidak tahu harus menyebut Tian Sen apalagi setelah melihat sendi
“Ho? Kau disebut sebagai dewa naga petir dulunya, tapi tidak bisa melihat darah dalam tubuhku. Apa ini yang kamu dapatkan setelah terkurung lama disini? Benar-benar pemborosan besar dan kesalahan besar bagi dewa petir!” Balas Tian Sen dengan nada sombong dan penuh hinaan terhadap naga petir yang jelas-jelas sudah marah bertambah sangat marah saat mendengar ucapan Tian Sen yang kurang ajar itu. Dia selama ini hidup dengan baik sebelum dewa petir mengurungnya, meskipun terpisah dari clan naga tapi dia tidak peduli hal itu bahkan saat di buru naga petir hanya melawan lalu pergi bersembunyi di dalam hutanm Hanya dewa petir yang datang dan mengurungnya di dalam hutan membuatnya sangat marah serta membenci manusia yang serakah. Apalagi semenjak di kurung meski hidupnya tidak berada dalam bahaya, dia tidak dapat kembali ke dunia asalnya dan tidak dapat kebebasan yang selalu dia inginkan selama ini. Perang besar pun dia tidak membantu clan nya yang mungkin membuatnya menjadi musuh dari clan