Baru sadar ternyata malah pada spam vote :") Bang Joehandi masih memimpin, disusul bang Harly89 Junior yang juga langsung spam banyak, ada bang Imron Rosid dan yang lainnya juga. Makasih banyak para pembaca lama yang masih ngikutin Akara, buat pembaca baru selamat datang. Kalau ada kekurangan silahkan hujat Author, akan Author coba perbaiki.
Author sudah ada catatan sampai end mau bagaimana, nasib karakter akan jadi apa, tapi ada aja yang tanpa disengaja berasa mengendalikanku. Alur sebenarnya mau ke jalur A, tapi berubah gara-gara kemunculannya, nasib karakter lain juga berubah gara-gara dia. Padahal cuma sekedar muncul dan tindakannya gak tertuju langsung pada Akara, bahkan juga tanpa melakukan apapun. Kalau Author tetep maksa ikuti alur awal malah gak jalan, harus mengikuti kemauannya dulu.Dari awal bukan hanya mengendalikan perjalanan Akara, tapi Author sendiri berasa disetir sama dia. Keberadaannya bisa Author katakan tertinggi, tapi kok malah jadi sampai ngendalikan Author sendiri.ehh Author udah pernah nulis informasi ras belum sih?VastoManusia berbadan tinggi, rata-rata lebih dari 2 meter. Tidak memiliki bulu mata maupun alis, bahkan pertumbuhan rambutnya tidak selalu merata, namun tetap terlihat garang. Mereka memiliki tanda seperti tompel, namun memiliki kekerasan yang luar biasa. Tapi mereka terkenal memiliki wanita yang cantik dengan tubuh indahnya.ApeliotusMemiliki bentuk tubuh manusia, namun seluruh tubuh mereka diselimuti oleh energi yang menyala cerah. Menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Kayaknya ini gak terlalu Author munculkan, mungkin di karya selanjutnya.ShevaTubuh mereka sangat garang, memiliki tanduk naga, juga ada yang memiliki sisik dan cakarnya. Tidak hanya itu, ada energi gelap yang menyelimuti seluruh tubuhnya.GilucaMereka seperti dari peradaban yang sangat maju. Memiliki kepala layaknya manusia biasa, malah cenderung memiliki bentuk dan kulit muka yang indah. Namun, tubuhnya yang terbentuk indah terlihat seperti gumpalan air biru yang sebenarnya terlihat indah juga. Ada pakaian dari metal tipis yang menyelimuti tubuhnya. Ini juga tidak terlalu muncul.ReplikRas jiwa abadi dengan pemimpin klan merupakan wanita AlbinoDraking- Evolusi para binatang sihir.Gelar.Zur keturunan dari ranah dewaZurrark anak ranah dewa...Penulis lain nyaranin buat stop aja nih judul, tapi tetap bakal aku lanjutkan sampai end. Bismillah!...Karya selanjutnya masih berkaitan, karena ulah tuh karakter yang ngendalikan Author. Oh iya, malah sudah ada cuplikan membingungkan yang sebenarnya satu time line dengan judul baru ini.Galaxy Digester (Gatau dah, judulnya pasti ganti ntar)Nadi spiritual muncul kembali di Bumi, membuat semua manusia dapat menggunakan energi hingga mencapai keabadian. Namun, para binatang juga berevolusi hingga membuat kekacauan di beberapa tahun awal.Puluhan tahun setelah terbukanya nadi spiritual, kemajuan teknologi di bumi ikut berevolusi, berkembang dan bersanding dengan energi spiritual. Kendaraan tak lagi laku, sebab, para manusia dapat terbang ketika mencapai tingkatan tertentu, bahkan ada altar teleportasi yang dapat menuju benua lain dalam sekejap. Akan tetapi, masih banyak kemiskinan di bumi. Hukum rimba semakin kental, yang kuat selalu jadi pemenang dan yang lemah semakin tertindas.Di pelosok pedesaan, ada seorang anak yang ingin keluar dari jurang kemiskinan. Orang tuanya bukan hanya tidak mampu, tapi malah mempersulit dirinya. Untunglah tekadnya lebih kuat dari baja, ia melakukan langkah pertamanya untuk menggapai puncak kejayaan. Tanpa dukungan, warisan, garis keturunan dan kekayaan, bahkan tak ada bimbingan dari siapapun. Semuanya dimulai dari nol, merasakan perjuangan berdarah-darah, ditipu, dimanfaatkan dan pahitnya ketidakadilan. Pengalaman berharga sekaligus memilukan yang membuatnya berkembang.Perjalanan yang tidak sebentar, akankah ia mampu meraih impiannya atau dihancurkan oleh realita?Mau brake the rule kalau bisa bikin MC fantasi tanpa embel-embel privilege maupun the choosen one. Eh, tapi kayaknya gak pure sendiri, masih memanfaatkan relasi hubungan. Gak harem kayaknya, si heroin ngeri soalnya.Kalau para gadisnya Akara yang paling ngeri si Friss, tapi dia juga sadar diri karena selalu bikin Akara mendapat masalah besar. ehh kayaknya malah semua masalah besar bermula darinya, dari Marbun Bidara/Baram hingga merambat terus sampai masalah dengan mama Rani.Oh iya buat pembaca baru, ini Kaisar Dewa Regera sebenarnya season kedua dari Penguasa Dewa Naga. Tapi tenang saja, tidak harus baca PDN terlebih dahulu, bisa nanti setelah KDR selesai. Sama aja berkaitan, soalnya alur time line KDR duluan baru PDN."Terima kasih karena tidak membuat nama ayahku tercoreng." Adlia memimpin jalan dan Akara mengikutinya. Tubuhnya yang sedikit lebih tinggi dari Akara, membuat pakaiannya yang penuh rumbai terlihat begitu indah. Mereka meniti jalan lantai batu yang melayang. Bukan di atas batu pencakar langit, tapi di dalam lautan magma.Beberapa saat sebelumnya, saat para penonton terkejut dengan mata naga Akara. Adlar kembali berkata. "Kita kesulitan mendapatkan bahan baku. Dengan adanya tuan Regera di sini, ada perjanjian bisnis. Jadi di masa mendatang, kita bisa menempa dengan bebas tanpa dipusingkan mencari bahan baku senjata!" Mendapatkan harapan baru, para warga bersorak gembira. Namun, membuat Adlea semakin kesal dan segera pergi. Di sisi lain, Adlar nampak ragu dan berkata kepada Akara. "Kau yakin tentang ini?" "Tergantung sikap kalian. Jika urusanku telah selesai di Alam Danirmala, aku akan kembali ke alam bawah dan menghubungkan bisnis kita,
"Ada apa? Kenapa raut wajahmu seperti ini?" Ia segera menarik cucunya untuk duduk."Ayah membawa seorang Draking, budak itu melukai teman-teman Adlea..." Gadis itu bercerita panjang lebar kepada neneknya. "Menamparmu?!" Sang Ratu mengusap pipinya dengan lembut, lalu menoleh ke arah singgasana kosong di sampingnya. "Tunggu kakek dan pamanmu selesai berlatih!"...Penyerapan energi yang Akara lakukan menarik perhatian banyak orang. Bagaimana tidak, energi meluap semakin besar, dengan munculnya benda misterius berbentuk telur bercahaya ungu. Belasan orang berkumpul termasuk Adlia, menunggu Akara keluar dari cangkangnya. Apa memang seperti itu pelatihan klan Draking? Mereka memang kuat, apalagi generasi murni sepertinya! Tapi kenapa banyak yang dijadikan budak?Mereka langsung terdiam saat Adlia menoleh ke arahnya. Tidak lama kemudian, aliran energi melebur, hembusan energi mulai normal kembali saat cahaya ungu hilang. Kubah pelindung terbuka, me
Beberapa minggu kemudian, di sebuah aula besar di salah satu batu pencakar langit. Adlar menyambut beberapa tamu dengan ramah."Kau terlihat luar biasa seperti biasanya, Zurrark Alltar!" Adlar melayangkan kepalan tangan, sebagai salam kepada pria Vasto bertubuh kekar. Bukan kekar yang berlebih, tapi proporsional yang terlihat begitu gagah, ditambah lagi rambut abu-abu di bagian atas disisir ke belakang. Bajunya berwarna coklat yang hanya kacing bagian bawah dikaitkan, memperlihatkan otot tubuhnya. "Kau mengganggu latihanku, Adlar!" candaan ringan ia lontarkan saat memberi pukulan salam, sedangkan tangan lain menepuk lengannya. "Terlihat semakin kuat ya?" Adlar mengangkat alisnya yang tak ada bulu alis, melihat ke arah pundak Alltar. Ada lempengan logam tebal yang melayang di lengan dan atas pundaknya. "Anakku yang membuatnya!" Ia menoleh ke arah seorang pemuda dengan penampilan sama, tapi lebih rapi bernama Zur Allran. "Paman!" Allran
Afdol langsung terkekeh sambil tersenyum licik dan berkata. "Tanpa dukungan seorang Dewa, pengaruhmu semakin melemah di klan Vasto. Orang akan melakukan segala cara, bahkan menjadi penghianat ke klan lain. Sekarang kau menjilat Dewa Naga siapa?!" Suasana kian memanas saat keduanya saling menatap tajam. Saking tegangnya, dimensi di antara keduanya bergejolak. "Ada apa ini?" terdengar suara seorang wanita yang membuyarkan ketegangan. "Maharani!" Mereka serentak bangun dan membungkuk, hanya tersisa Akara yang masih duduk, bahkan tanpa menoleh sedikitpun. Tentu saja hal itu membuatnya menjadi tersorot. "Dia?" Maharani bertanya kepada gadis cantik di sampingnya. "Iya nenek!" Sang Maharani segera menoleh ke sisi lain, ada seorang pria dan pemuda di sana. Zurrark Ashu dan Zur Ashah. Pria bertubuh besar penuh otot dengan lempengan emas, melayang dan melingkar di atas pundaknya. Lewat belakang kepala dan terpotong di bagia
"Mereka minta untuk menangkapnya jika memiliki api berwarna hitam," bisik Maharani kepada Zurrark Ashu. "Memangnya siapa yang mereka cari sampai tidak bisa menangkapnya sendiri?" tanya Ashu yang berlagak seperti tidak ada apa-apa agar tidak dicurigai yang lain."Orang-orang licik itu tidak mengatakan apapun,""Jika benar, pasti ada rahasia besar darinya. Kita harus mengoreknya terlebih dahulu,"Mereka hanya saling mengangguk, lalu Maharani menoleh ke sisi lain. Melihat cucunya, Adlea sedang menoleh ke arah tribun penonton. Ada pemuda Vasto bertubuh pendek di sana. "Adlea, siapa yang kamu lihat?" Gadis itu langsung terkejut dan gugup. "Itu nenek, teman Adlea yang sebelumnya dilukai oleh budak itu!"...Akara mampu mengendalikan aliran magma dalam formasi altar, membuat Allran semakin kesal. Magma meluap-luap, tapi formasi yang Akara bentuk tak bergeming. "Baiklah!" Allran menghentikan usahanya, menoleh ke
"Sialan!" Allran langsung melompat mundur saat Bor Spiral meluncur ke arahnya. "Tempa untukku!" Ia mengibaskan tangannya, membuat bahan yang tersisa melayang ke arah Ashah. "Apa?"Pyar!... Bor Spiral hancur saat menghancurkan pelindung di sekitar Ashah. "Tolong punyaku juga." Afil ikut memberikan bahannya dan berdiri di depan Ashah. Ia mengibaskan kedua tangannya, membuat gelombang pada sepuluh rantai yang memanjang dari tangannya. Bola besi bergerigi seperti gada jatuh membentur altar, terikat di ujung rantai. Dengan begitu mudah dan ringan ia mengayunkan jari-jemarinya, menghalau Bor Spiral yang mencoba menyerang Ashah. "Jaga Ashah, aku yang akan menyerangnya!" Allran melesat dengan palu besarnya, tubuh tingginya yang terlihat proporsional melompat di udara, mengayunkan palunya penuh energi. Melihat Bor Spiral meluncur ke arahnya, ia tidak khawatir sama sekali.Sting!... Bor terhempas, terhalau bola besi, tapi beb
Tidak hanya penonton yang dipenuhi pertanyaan, tapi juga para Zurrark. Mereka menoleh ke arah Adlar dan bertanya. "Kau yakin dia bisa menempa tanpa api?" Adlar tertawa canggung dan menjawab. "Klan Draking tidak pernah bisa kita pahami."Singkat cerita, energi membumbung tinggi, membentuk pilar yang menembus kubah energi. Awan di langit dengan cepat berkumpul, membentuk pusaran hitam di sekitarnya. Budak itu telah berhasil memurnikan senjata?! Muncul secara bersamaan tiga pilar energi yang berdekatan, energi putih keemasan yang belum diketahui senjata tingkat apa."Secepat ini dan dengan kondisi altar seperti itu, aku tidak yakin hasilnya akan bagus." Afdol menggeleng pelan merasa ragu. Namun, warna pilar energi milik Akara berubah menjadi warna merah. "Tingkat Kaisar?!" Mereka menertawakannya. Dia bahkan tidak layak untuk melawan para jenius, apalagi seorang Zur!Akan tetapi, para Zurrark tidak terlihat lega, mereka
"Api hitam yang melukai dua tingkatan di atasnya, patut Fraksi Cahaya Ilahi mencarimu," gumam Zurrark Ashu, tapi Akara malah tertawa. "Kau kira mereka hanya mencari api ini?!... Kau seharusnya tau bagaimana rakusnya mereka 'kan? Bukan api ini yang mereka inginkan, tapi...."Kilatan listrik ungu bergerak ke bawah kakinya, mulai merajut pola demi pola. Mata Zurrark Ashu tanpa sadar melebar saat melihat aura indah itu, hingga akhirnya aura Alkemis sembilan pola sepenuhnya terbentuk.Ashu mengepalkan tangannya, terbentuk perangkap yang langsung mengapit Akara dari atas dan bawah. Namun, pusaran api hitam layaknya dua roda bergerak melebar, menahan perangkap magma. "Ini Aura yang diinginkan oleh Fraksi Cahaya Ilahi dan kau meremehkannya?!" Jleng!... Muncul perangkap lainnya. "Kau ingat kehancuran yang aku buat sebelumnya? Kau ingin tempat ini hancur juga?" Jleng jleng!..."Lakukanlah!" Ashu tersenyum melihat Aka