Zheep! Zheep! Zheep!Segera 5 orang dengan kultivasi Ranah Dewa yang di pimpin oleh pria paruh baya Ranah Dewa Tahap Akhir yang tidak lain adalah Raja Hyu San muncul di hadapan dua pemuda. Tatapan kelima orang itu terlihat sangat beringas dan niat membunuh sangat kuat terpancar dengan jelas tanpadi tutup-tutupi sama sekali."Siapa kau?" Tanya Raja Hyu San dengan nada dingin. Meskipun dia sudah mengira-ngira dalam hatinya, namun dia masih ingin mengkonfirmasinya."Hah! Apa wanita pelacur anakmu itu sudah mati, sehingga tidak menceritakan apa yang aku lakukan kepadanya? Dasar wanita sampah!" Cibir Long Yuan dengan terang-terangan dan sangat lantang."Kau-..""Kau apa? Mau gelut? Majulah! Aku akan dengan senang hati melayanimu hingga akhir!" Long Yuan memotong kata-kata Raja Hyu San dengan tanpa takut sedikit pun."Bajingan keparat! Aku Hyu San bersumpah akan membunuhmu!" Teriak Raja Hyu San lalu melesat dengan kecepatan tinggi menyerang Long Yuan dengan tapaknya.Zheep!Boommm...Ledaka
Tian Zhao terus mengumpat di dalam hati saat mendengar ucapan Long Yuan. Semua itu benar-benar kebalikan dari fakta yang ada. Sedangkan yang nyata hanyalah berita mengenai putri Hyu San yang mengganggunya saja.'Dasar senior pembual!' batin Tian Zhao.Di sisi lain, Raja Kota Sumo Hyu San hanya bisa menggertakkan giginya saja saat mendengar bahwa alasan penyerangan pemuda berjubah biru itu terhadap putrinya hanyalah karena sebuah makanan yang tumpah dan tersia-sia. Dia marah! Bahkan sangat-sangat marah! Tapi sekali lagi Raja Hyu San juga sadar bahwa di dunia kultivator hanya ada orang kuat yang berkuasa dan orang lemah yang di tindas. Dia harus menelan mentah-mentah peraturan mengerikan itu untuk saat ini.Ini benar-benar kerugian yang luar biasa yang harus diterima oleh Raja Hyu San. Pertama, putrinya yang berbakat harus kehilangan kultivasinya dan menjadi sampah. Kedua, wilayah gerbang istananya hancur. Dan yang ketiga, dia sendiri mengalami luka-luka saat kalah bertarung dengan pemu
Acara makan-makan segera di gelar di dalam gubuk tua milik kakek Jan. Keempat manusia berbeda usia itu benar-benar sangat menikmati hidangan yang tersedia. Kini, kehidupan mereka sungguh terasa begitu lengkap sudah.Setelah selesai makan, Tian Lin akan langsung memasuki kamarnya untuk melanjutkan pelatihannya. Namun dengan cepat Ru'er segera memegang erat pergelangan tangan Tian Lin sehingga pemuda berparas tampan tersebut mengerutkan kening."Ada apa, Ru'er?" Tanya Tian Lin dengan lembut."Ru'er ingin bermain lagi! Ayah tampan temani Ru'er!" Jawab polos bocah mungil berumur 7 tahunan itu.Tian Lin ingin menolaknya karena harus sesegera mungkin untuk menaikkan tingkat kultivasinya hingga berada di Ranah Dewa, namun dia juga tidak dapat mengucapkannya secara langsung kepada putri kecilnya itu sebab takut akan menyakiti hatinya.Dalam diamnya, Tian Lin memutar otaknya dengan cepat dan akhirnya menemukan solusinya. Dia pun berkata, "Apakah Ru'er untuk sementara waktu bermain dulu dengan a
Alam Menengah.Swoosshhh...Sebuah pusaran angin berwarna hitam keemasan yang tidak lain adalah sebuah portal dimensi tiba-tiba saja muncul secara perlahan di wilayah terlarang kekuasaan Istana Suci di Benua Tengah. Salah satu prajurit yang berjaga di tempat itu segera berlari untuk melaporkan fenomena tersebut kepada para petinggi Istana Suci yang tidak lain adalah para saudara dan saudari Tian Lin atau Ling Tian jika masih di Alam Tingkat Rendah.Prajurit itu segera memasuki aula pertemuan dengan tergesa-gesa kemudian menangkupkan kedua tangannya untuk memberikan penghormatan."Salam, Pemimpin dan Petinggi sekalian!" Ucapnya dengan hormat."Ada apa denganmu? Mengapa kamu memasuki aula pertemuan dengan tergesa-gesa seperti itu? Bukankah aku telah membuat peraturan jika tata krama baik adalah pondasi Istana Suci kita?" Tanya pria paruh baya yang duduk di atas singgasananya dengan kening yang mengerut. Dia tidak lain adalah Wei Hun atau Sang Pemimpin Tertinggi Istana Suci yang kekuatan
Setelah mengatakan persetujuan dengan ucapan tegas, Zhuge Ruxu segera pamit untuk pergi meninggalkan Istana Suci tanpa menunggu waktu lebih lama lagi atau sekedar untuk berbasa-basi dengan Xueren Chong yang baru saja tiba di Alam Menengah. Tentu saja dia lebih menganggap penting permasalahan mengenai Tuan Mudanya daripada si pembawa berita atau pria paruh baya bermarga Xueren tersebut.Zheep!Setelah kepergian dari Sang Dewi Petir Emas, aula pertemuan Istana Suci itu mendadak menjadi hening dan hanya terdengar helaan nafas panjang saja."Baiklah.. Mari kita bertanya kabar mengenai saudara dan saudari kita yang berada di Alam Tingkat Rendah kepada saudara Xueren Chong saja!" Akhirnya Wei Hun membuka suara setelah sekian lama saling diam.Mereka semua pun menganggukkan kepala dan pria paruh baya bernama Xueren Chong segera dihujani oleh beberapa pertanyaan dari kelima orang Petinggi Istana Suci.***Dunia Lotus Putih, Desa Mahoni.Zheep!Sosok pemuda tampan yang mengenakan pakaian serba
"Tidak perlu mengkhawatirkan ayah tampanmu itu, Ru'er! Dia adalah Dewa! Dia pasti akan kembali setelah menyelesaikan pelatihannya!" Ujar nenek Yui sembari mengelus lembut ujung kepala Tian Ru'er."En.." Ru'er hanya menganggukkan kepala saja. Dia tentu sudah mendengar mengenai desas-desus ayahnya yang merupakan seorang Dewa. Meskipun saat itu ayahnya mengatakan bahwa dia adalah manusia biasa alias sama seperti mereka, tapi karena kebaikan hati serta keramahannya kepada seluruh penduduk, mau tidak mau Ru'er juga mengakui ayahnya memanglah seorang Dewa."Baiklah.. Ayo kita memasak saja! Sebelumnya, ayahmu telah meninggalkan resep masakannya yang lezat itu kepada nenek. Bagaimana?" Tanya nenek Yui tiba-tiba.Tian Ru'er langsung bersemangat saat neneknya mengajak untuk memasak. Tian Ru'er ingin, ketika ayahnya nanti telah kembali pulang, dia sudah bisa memasak dan menyajikan makanan itu kepadanya. Dia buru-buru menarik tangan neneknya untuk menuju ke dapur, sedangkan nenek Yui hanya bisa p
Pagi hari ini, suasana di Desa Mahoni tampak seperti biasanya. Semua penduduk juga tetap melakukan rutinitas sehari-hari seperti bertani, berjualan dan lain-lain.Kepala desa Hu Tang sendiri terlihat sedang duduk bersama dengan staf-stafnya yang lain yang memiliki kewenangan di desa terpencil tersebut. Itu rutin dilakukan hampir setiap hari dan hanya libur dua kali dalam satu bulan.Saat sedang melakukan beberapa perbincangan mengenai pengembangan desa, tiba-tiba saja wajah Kepala Desa Hu Tang menjadi sangat serius dan tatapannya tertuju kepada satu arah."Ada apa Tuan Hu Tang?" Tanya salah satu pria tua yang merupakan sekretaris merangkap bendahara Desa Mahoni."Sekelompok orang yang dapat melayang di atas langit sedang memasuki desa!" Jawab singkat Kepala Desa Hu Tang namun sangat mengejutkan para bawahannya."P-para dewa?"Para bawahan Kepala Desa Hu Tang segera bergetar seluruh tubuhnya karena merasakan ketakutan yang teramat. Mereka tentunya yang hanya manusia biasa tidak akan mu
Keenam pemuda yang datang entah darimana asalnya itu kemudian menyuruh semua penduduk Desa Mahoni untuk menyiapkan segala macam jamuan penyambutan Dewa yang agung. Mereka juga berkata bahwa setiap orang setidaknya harus memberikan 2 hidangan lezat. Jika sampai tidak, maka atas dalih kemarahan Sang Dewa, orang tersebut harus di bunuh.Mendengar itu, tentu semua orang langsung menjadi panik, karena tidak semuanya memiliki hidangan yang di inginkan keenam pemuda itu. Keseharian mereka saja kadang ada yang hanya makan ubi-ubian. Mereka tidak yakin akan memuaskan para pemuda mengerikan itu jika di sajikan."Bubar semuanya! Kami akan menunggunya. Paling lama adalah 1 jam! Jika lebih, maka kalian harus menerima murka dari Dewa ini! Hahaha.." kata salah satu pemuda dengan tangan melambai layaknya sedang mengusir lalat.Dengan terburu-buru, para penduduk Desa Mahoni segera membubarkan diri dan menyiapkan apa yang di inginkan oleh keenamnya. Diantara yang hendak lari itu, terdapat gadis kecil y