"Tidak perlu mengkhawatirkan ayah tampanmu itu, Ru'er! Dia adalah Dewa! Dia pasti akan kembali setelah menyelesaikan pelatihannya!" Ujar nenek Yui sembari mengelus lembut ujung kepala Tian Ru'er."En.." Ru'er hanya menganggukkan kepala saja. Dia tentu sudah mendengar mengenai desas-desus ayahnya yang merupakan seorang Dewa. Meskipun saat itu ayahnya mengatakan bahwa dia adalah manusia biasa alias sama seperti mereka, tapi karena kebaikan hati serta keramahannya kepada seluruh penduduk, mau tidak mau Ru'er juga mengakui ayahnya memanglah seorang Dewa."Baiklah.. Ayo kita memasak saja! Sebelumnya, ayahmu telah meninggalkan resep masakannya yang lezat itu kepada nenek. Bagaimana?" Tanya nenek Yui tiba-tiba.Tian Ru'er langsung bersemangat saat neneknya mengajak untuk memasak. Tian Ru'er ingin, ketika ayahnya nanti telah kembali pulang, dia sudah bisa memasak dan menyajikan makanan itu kepadanya. Dia buru-buru menarik tangan neneknya untuk menuju ke dapur, sedangkan nenek Yui hanya bisa p
Pagi hari ini, suasana di Desa Mahoni tampak seperti biasanya. Semua penduduk juga tetap melakukan rutinitas sehari-hari seperti bertani, berjualan dan lain-lain.Kepala desa Hu Tang sendiri terlihat sedang duduk bersama dengan staf-stafnya yang lain yang memiliki kewenangan di desa terpencil tersebut. Itu rutin dilakukan hampir setiap hari dan hanya libur dua kali dalam satu bulan.Saat sedang melakukan beberapa perbincangan mengenai pengembangan desa, tiba-tiba saja wajah Kepala Desa Hu Tang menjadi sangat serius dan tatapannya tertuju kepada satu arah."Ada apa Tuan Hu Tang?" Tanya salah satu pria tua yang merupakan sekretaris merangkap bendahara Desa Mahoni."Sekelompok orang yang dapat melayang di atas langit sedang memasuki desa!" Jawab singkat Kepala Desa Hu Tang namun sangat mengejutkan para bawahannya."P-para dewa?"Para bawahan Kepala Desa Hu Tang segera bergetar seluruh tubuhnya karena merasakan ketakutan yang teramat. Mereka tentunya yang hanya manusia biasa tidak akan mu
Keenam pemuda yang datang entah darimana asalnya itu kemudian menyuruh semua penduduk Desa Mahoni untuk menyiapkan segala macam jamuan penyambutan Dewa yang agung. Mereka juga berkata bahwa setiap orang setidaknya harus memberikan 2 hidangan lezat. Jika sampai tidak, maka atas dalih kemarahan Sang Dewa, orang tersebut harus di bunuh.Mendengar itu, tentu semua orang langsung menjadi panik, karena tidak semuanya memiliki hidangan yang di inginkan keenam pemuda itu. Keseharian mereka saja kadang ada yang hanya makan ubi-ubian. Mereka tidak yakin akan memuaskan para pemuda mengerikan itu jika di sajikan."Bubar semuanya! Kami akan menunggunya. Paling lama adalah 1 jam! Jika lebih, maka kalian harus menerima murka dari Dewa ini! Hahaha.." kata salah satu pemuda dengan tangan melambai layaknya sedang mengusir lalat.Dengan terburu-buru, para penduduk Desa Mahoni segera membubarkan diri dan menyiapkan apa yang di inginkan oleh keenamnya. Diantara yang hendak lari itu, terdapat gadis kecil y
Semakin lama, detak jantung dan hati Tian Lin benar-benar semakin tidak menentu. Goncangan besar seolah terjadi di sana sehingga mau tidak mau dia menyudahi kultivasinya. Namun sebelum itu, dia menggunakan manual kultivasi pelahap dengan gila-gilaan sehingga terciptalah tiga pusaran angin berwarna hitam di belakangnya dan menyedot semua energi racun dan kegelapan dengan ekstrem. Hal itu juga langsung membangunkan Xu Yang yang sedang berkultivasi tidak jauh darinya.'Apa yang Tuan Muda lakukan? Bukankah sebelumnya dia mengatakan untuk berkultivasi secara biasa-biasa saja agar tidak menggangguku melakukan penyelarasan dari elemen kegelapan yang baru ku dapatkan? Haiih.. Untung saja semua telah berhasil dan kini elemen racunku menjadi semakin kuat!' Batin Xu Yang lalu berdiri dan meregangkan otot-ototnya yang kaku dan melesat menjauhi Tian Lin. Bisa di katakan jika dia tidak menjauh, maka energi kehidupannya pasti juga akan terserap dan dirinya akan mati menjadi tulang kering lalu menjad
Tubuh Tian Lin membeku saat melihat pemandangan yang begitu mengerikan di hadapannya. Ratusan mayat penduduk Desa Mahoni bergelimpangan dengan tubuh yang tidak lagi utuh. Banyak juga para gadis-gadis muda Desa Mahoni yang mati dengan tanpa menggunakan pakaian dan mata mereka melotot penuh kebencian. Hal ini sungguh membuat hati Tian Lin menjadi sangat sakit."Apa yang sebenarnya terjadi kepada mereka? Siapa.. Siapa yang melakukan hal kecil ini kepada masyarakat biasa?" Tubuh Tian Lin bergetar dengan hebat lalu kemudian secara samar dirinya merasakan sebuah aura kehidupan yang sangat lemah.Dengan cepat Tian Lin segera menuju ke sumber aura kehidupan tersebut dan mendapati seorang pria paruh baya yang sangat dia kenal dan merupakan salah satu orang yang memberikan keputusan untuk kakek Jan merawatnya di Desa Mahoni. Ya, pria paruh baya itu tidak lain adalah Kepala Desa Hu Tang yang saat ini sedang di ambang kematiannya."Tuan Hu Tang! A-apa yang terjadi? S-siapa yang melakukan ini semu
GRRROOAAARRRR...Naga Kekacauan kembali meraung untuk yang kedua kalinya yang membuat separuh wilayah di Benua Hitam bergetar hebat. Sedangkan untuk Tian Lin, dia hanya terus berteriak dan mencoba menghilangkan segala kemarahan, kekecewaan dan penyesalan dalam hatinya.Tian Lin sama sekali tidak menghiraukan Sang Naga Kekacauan yang hendak memberikan ujian kepadanya. Baginya, Naga Kekacauan sama sekali bukanlah hal besar, karena dengan tubuh fisik Naga Bayangan miliknya yang tidak tersentuh lagi, dia akan dapat melewati penerobosan ini dengan mudah.Aura pembunuh yang sangat kuat melebihi aura dari Naga Kekacauan tiba-tiba meledak dari dalam tubuh Tian Lin. Pancarannya bahkan membuat semua orang di separuh Benua Hitam terasa sesak nafas. Ini benar-benar aura pembunuh yang sangat keterlaluan sekali!'Hehehe.. Bocah lemah! Apa kau akan menyerah? Jika begitu, maka kau sama sekali tidak pantas mendapatkan kekuatanku!' Ucap sebuah suara yang berasal dari dalam tubuh Tian Lin.Dan benar! Su
Tian Lin bertekat akan membumi hanguskan Sekte Pedang Malam yang telah berani mengambil putri kecilnya dan membantai para penduduk Desa Mahoni yang tak berdosa. Sudah menjadi peraturan tak tertulis bahwa menghabisi manusia biasa adalah hal tabu dan dilarang keras oleh seluruh kultivator. Namun para murid Sekte Pedang Malam ini tampaknya tidak menghiraukannya sama sekali dan tetap melakukan hal terlarang itu dengan begitu brutal.Tian Lin terus melesat menuju satu arah yang di yakininya. Namun baru beberapa menit berlalu, dia merasakan beberapa aura kuat yang sedang melesat dengan kecepatan tinggi menuju ke arahnya. Segera dia memasang wajah serius dan penuh kewaspadaan karena hampir keseluruhan pemilik aura itu sudah berada di Ranah Dewa Langit.Tian Lin berhenti terbang dan berinisiatif untuk menunggu serta menanyakan mengenai perihal apa mereka mendatanginya.Zheep! Zheep! Zheep!Lima sosok pria paruh baya muncul tepat 20 meter di depan Tian Lin. Mereka berlima memasang wajah yang be
Setelah mengatakan itu Tetua Keempat langsung menyerang Tian Lin dengan kecepatan terbaiknya sehingga membuat pemuda tampan berpakaian serba hitam itu dalam posisi yang kesulitan atau terdesak. Gerakan demi gerakan yang dilakukan oleh Tetua tersebut sangatlah cepat sehingga hanya dalam satu tarikan nafas saja sudah hampir terdengar puluhan dentingan pedang.Ya, tentu saja Tian Lin dalam posisi yang sangat kesulitan karena bagaimanapun saat ini kultivasinya baru saja naik ke Ranah Dewa Tahap Awal sedangkan Tetua Keempat sudah cukup lama berada di Ranah Dewa Langit Tahap Awal. Perbedaan ini sungguh bagaikan langit dan bumi saja. Akan tetapi Tian Lin bisa dikatakan seseorang yang untuk pertama kalinya dapat mentorehkan prestasi luar biasa ini sehingga dapat mengimbangi seseorang yang berada di Ranah Dewa Langit Tahap Awal atau satu tingkatan penuh dalam kultivasi di atasnya.Trank! Trank! Trank!Suara dentangan senjata Tian Lin dan Tetua Keempat Klan Lin terus terdengar. Tidak! Bukan han
"Huh! Jangan pernah berharap kami akan membiarkanmu pergi melewati kami berdua!" Yin-Yin juga berkata dengan sinis sembari membuat kuda-kuda bela diri untuk bersiap-siap menyerang Mogui Long.Hal yang sama juga dilakukan oleh Xu Yuan karena menurut pendapat mereka berdua dengan kehadiran sosok seperti Mogui Long dalam pertarungan tuan muda Ling Tian-nya pasti akan mengganggu dan membuatnya tidak dapat bergerak bebas untuk menghabisi Mogui Hen.Mogui Long menggertakkan giginya kuat-kuat karena merasa begitu kesal dengan kedua orang yang menghadangnya ini. Dengan mata merah yang dipenuhi dengan Niat Membunuh, dirinya lalu melepaskan kekuatan sejatinya dengan tanpa berpikir dua kali lagi. "Pembukaan darah naga! Transformasi Naga Iblis Sejati!" Teriak Mogui Long lalu dari tubuhnya memancar aura yang sangat kuat lalu secara perlahan tubuhnya itu membengkak menjadi sangat besar dan terus membesar hingga berukuran raksasa. GROOOAAAARRR!Hanya dalam waktu kurang dari 10 detik saja Mogui Long
"Ini.." Mogui Hen tidak bisa berkata-kata apapun lagi ketika merasakan kekuatan yang teramat besar memancar dari dalam tubuh Ling Tian. Tubuhnya merasa sedikit bergetar dan tertekan karena pemuda tampan itu tidak hanya meledakkan petir tanpa warna saja, namun dia juga mengaktifkan garis darah Kaisar Naga Bayangan yang kini telah terbuka separuh atau 50%.Bisa dikatakan kali ini Ling Tian benar-benar sangat serius untuk menghadapi Mogui Hen yang telah berani menyakiti Leluhur Tua serta keluarganya.Tatapan mata Ling Tian menjadi sangat tajam seperti Naga Sejati dan pedang pusaka tingkat saint miliknya terkepal dengan sangat erat. Dengan kecepatan tertinggi yang dapat di lakukannya, dia melesat menerjang Mogui Hen untuk menghabisinya.Zheep!Sebagai seorang Dewa Binatang Iblis yang setara dengan pemilik garis darah Dewa Binatang Suci serta kekuatannya yang asli telah mencapai Ranah Dewa Langit Tahap Akhir, Mogui Hen tentu masih dapat melihat kecepatan Ling Tian yang di luar nalar manusi
Perang yang terjadi di wilayah kekuasaan Klan Huo telah berlangsung selama berhari-hari dengan begitu sengit dan tidak terelakan lagi akan kehancuran di sekitarnya. Nyatanya meskipun Tetua Agung Sekte Racun Laoshu Du telah bergabung dengan Tetua Pertama Organisasi Misterius masih belum dapat menyudutkan Long Yuan yang telah naik ke Ranah Dewa Tahap Akhir. Ini menunjukkan betapa kuat dan hebatnya pemilik dari darah binatang suci Naga Langit yang dulunya menjadi bawahan daripada Kaisar Dewa Ling.Long Yuan dengan tombak pusaka tingkat saint miliknya dapat bertarung imbang dengan kedua orang itu meskipun dirinya lebih condong dalam posisi yang bertahan. Ya, itu sangat wajar karena bagaimanapun dirinya juga seorang kultivator yang memiliki kelemahan dan juga rasa lelah. Dia tokoh yang overpower dan juga tidak dapat mati seperti halnya sang protagonis utama. "Long Yuan, menyerahlah dan hentikan perlawanan sia-siamu itu!" Ujar Laoshu Du dengan senyuman kejam terpancar dari sudut bibirnya.
Leluhur Tua Klan Huo yang identitas aslinya adalah Pangeran Mahkota Kekaisaran Langit Ling Dong menuruti permintaan Xu Yuan dan mundur untuk mengobati luka-luka yang dideritanya akibat pertarungan tidak seimbang dengan Mogui Hen.Sudut bibir Xu Yuan memancarkan senyuman tipis ketika menatap Mogui Hen yang sangat marah oleh aksinya serta kedatangannya yang tiba-tiba ini. Bagaimana tidak? Mogui Hen adalah sosok naga iblis yang terkenal saat kebal terhadap racun namun ketika merasakan racun milik orang satu ini Dia mendapatkan intuisi dari refleks tubuhnya bahwa tubuhnya ini akan dalam kondisi berbahaya ketika terkena racunnya.Selain itu, Mogui Hen juga gagal untuk membunuh Leluhur Tua Klan Huo yang mana adalah tonggak paling penting untuk memenangkan peperangan yang terjadi kali ini.Dengan suara mendalam, Mogui Hen kembali bertanya, "Katakan, siapa kau?"Xu Yuan masih tersenyum dan tidak mengundurkannya sama sekali. Dengan santai atau bahkan lebih terkesan ke arah mengejek Mogui Hen,
Sementara itu di sisi lain, Ling Tian yang sebelumnya menghilang dari hadapan saudara dan saudarinya saat ini sedang terlihat duduk bersila di ruangan khusus yang ada di menara kultivasi Istana Suci sembari memejamkan mata dan menyerap esensi petir yang terkandung di dalam Batu Petir Surgawi.Meskipun elemen petirnya sudah berada di tingkat tertinggi yaitu pada tingkatan petir abadi alias petir tanpa warna, terlihat aura yang memancar dari dalam tubuhnya terus meningkat dari waktu ke waktu dan mendekati penerobosan pada ranah kultivasi Dewa Tahap Akhir.Dia terus fokus dan konsentrasi agar penerobosannya nanti berjalan dengan lancar dan tanpa ada halangan suatu apapun. Ling Tian sangat senang karena dia mendapatkan sebuah sumber daya seperti Batu Petir Surgawi, namun kesenangannya itu tidaklah pada tempat yang tepat karena saat ini posisi dan situasinya sedang tidak memungkinkan baginya untuk berbahagia.Mengingat Klan Huo ternyata adalah anggota keluarga Ling, Ling Tian menjadi sanga
Lima Tetua yang menjadi bawahan dari Mogui Long juga ikut terkejut ketika melihat pasukan yang dibawa oleh Istana Suci untuk membantu klan shandian Huo ini menghancurkan mereka. Namun sudut bibir kelima orang tersebut bersama dengan tuannya memancarkan istrinya tipis karena di seluruh wilayah Klan Huo saat ini telah terpasang susunan formasi array kurungan kutukan darah yang sangat kuat. Butuh banyak kekuatan Ranah Dewa Tahap Akhir untuk menghancurkannya, sedangkan menurut pengetahuan yang ada Istana Suci hanya memiliki satu orang saja yang ada pada tingkatan tersebut dan orang itu tidak lain adalah sang pimpinan tertinggi, Wei Hun."He-he-he.. Bukankah mereka hanya akan dapat menjadi penonton saja, Yang Mulia?" Tetua Pertama Organisasi Misterius bertanya dengan senyuman mengejek."Tentu saja! Bahkan aku dengan kekuatanku saat ini akan sedikit kesulitan untuk menghancurkan susunan formasi array kurungan pengorbanan darah ini. Lalu bagaimana dengan orang-orang bodoh dan lemah yang bera
Di Klan Huo.BOOOMMMM... BOOOMMMM...BOOOMMMM...Situasi yang terjadi di wilayah kekuasaan klan shandian itu benar-benar sangat lah kacau balau. Suara ledakan yang menghancurkan serta meluluhlantahkan sebuah tempat tinggal untuk orang-orang Klan Huo selalu terdengar dan tidak kunjung berhenti.Leluhur Tua Huo Dong atau yang memiliki nama asli Ling Dong saat ini sedang terlihat saling serang dengan sosok pemuda yang memakai pakaian serba hitam seperti assassin yang tidak lain adalah Mogui Hen. Dia terlihat begitu tertekan saat bertarung melawannya meskipun seluruh kemampuan berpedang serta elemen petirnya yang menghancurkan dengan begitu dahsyat telah diarahkan.BOOOMMMM... BOOOMMMM... Trark!DUUUAAARRR!BOOOMMMM... BOOOMMMM...Mogui Hen, dia hanya tersenyum tipis ketika menyaksikan betapa tertekannya posisi yang dialami oleh lawannya. Namun dia tetap meneruskannya hingga dirinya berhasil memperoleh beberapa kesempatan yang membuatnya dapat melukai orang tua terkuat di klan shandian H
"A-apaaaaaa!"Semua orang terkejut secara serentak tanpa terkecuali. Bahkan Wei Hun yang biasanya adalah sosok yang selalu tenang dalam setiap hal kali ini tidak dapat mempertahankannya dan berdiri dari tempat duduknya sebelumnya."Bocah! Kau jangan bercanda!" Long Yuan yang juga merupakan sosok yang berasal dari Alam Dewa sekaligus bawahan langsung dari Kaisar Dewa Ling dan harus terpaksa turun ke Alam Tingkat Rendah untuk menyelamatkan garis darah dan keturunannya agar tidak menghilang sepenuhnya karena terbantai segera bertanya sembari memegangi kerah baju Tetua itu. Auranya yang berada di Ranah Dewa Tahap Akhir bahkan ikut meledak karena kabar ini. Dia tentunya menginginkan kejelasan."Tentu saja saya tidak bercanda, Tuan Long Yuan! Leluhur Tua kami yang biasa di panggil Huo Dong adalah putra mahkota Kekaisaran Langit yang ada di Alam Dewa. Nama Huo adalah nama samaran saja untuk kami, karena beliau takut jika orang-orang yang berasal dari Alam Dewa akan masih memburu keturunan Kai
Bhuusshh...Sebuah aura Ranah Dewa Tahap Menengah yang cukup kuat meledak dari dalam tubuh Tetua mata-mata luar Klan Huo itu yang menandakan bahwa dirinya telah berhasil mendapatkan keberuntungan berupa terobosan kultivasi setelah disembuhkan luka-lukanya oleh Ling Tian menggunakan buah abadi, Buah Bodhi.Tidak lama kemudian, Tetua itu pun membuka matanya dan langsung berdiri menghadap Ling Tian dan saudara-saudarinya seraya menangkupkan kedua tangannya untuk menunjukkan rasa hormat."Terima kasih kami ucapkan, Tuan Muda dan semuanya," ucapnya dengan tulus."Tidak perlu terlalu sopan, Tetua! Bisakah sekarang anda menceritakan apa yang terjadi kepada Klan Huo dan siapa sebenarnya sekte dan kekaisaran yang berani menyerang kalian?" Meski sudah tahu mengenai perihal Organisasi Misterius yang menjadi poros semua masalah di Klan Huo, Ling Tian tetap menanyakannya.Wajah si Tetua mata-mata luar Klan Huo itu langsung menjadi suram ketika mendengar pertanyaan yang diajukan oleh pemuda tampan