Tian Lin bertekat akan membumi hanguskan Sekte Pedang Malam yang telah berani mengambil putri kecilnya dan membantai para penduduk Desa Mahoni yang tak berdosa. Sudah menjadi peraturan tak tertulis bahwa menghabisi manusia biasa adalah hal tabu dan dilarang keras oleh seluruh kultivator. Namun para murid Sekte Pedang Malam ini tampaknya tidak menghiraukannya sama sekali dan tetap melakukan hal terlarang itu dengan begitu brutal.Tian Lin terus melesat menuju satu arah yang di yakininya. Namun baru beberapa menit berlalu, dia merasakan beberapa aura kuat yang sedang melesat dengan kecepatan tinggi menuju ke arahnya. Segera dia memasang wajah serius dan penuh kewaspadaan karena hampir keseluruhan pemilik aura itu sudah berada di Ranah Dewa Langit.Tian Lin berhenti terbang dan berinisiatif untuk menunggu serta menanyakan mengenai perihal apa mereka mendatanginya.Zheep! Zheep! Zheep!Lima sosok pria paruh baya muncul tepat 20 meter di depan Tian Lin. Mereka berlima memasang wajah yang be
Setelah mengatakan itu Tetua Keempat langsung menyerang Tian Lin dengan kecepatan terbaiknya sehingga membuat pemuda tampan berpakaian serba hitam itu dalam posisi yang kesulitan atau terdesak. Gerakan demi gerakan yang dilakukan oleh Tetua tersebut sangatlah cepat sehingga hanya dalam satu tarikan nafas saja sudah hampir terdengar puluhan dentingan pedang.Ya, tentu saja Tian Lin dalam posisi yang sangat kesulitan karena bagaimanapun saat ini kultivasinya baru saja naik ke Ranah Dewa Tahap Awal sedangkan Tetua Keempat sudah cukup lama berada di Ranah Dewa Langit Tahap Awal. Perbedaan ini sungguh bagaikan langit dan bumi saja. Akan tetapi Tian Lin bisa dikatakan seseorang yang untuk pertama kalinya dapat mentorehkan prestasi luar biasa ini sehingga dapat mengimbangi seseorang yang berada di Ranah Dewa Langit Tahap Awal atau satu tingkatan penuh dalam kultivasi di atasnya.Trank! Trank! Trank!Suara dentangan senjata Tian Lin dan Tetua Keempat Klan Lin terus terdengar. Tidak! Bukan han
Tian Lin bahkan menggunakan niat membunuh yang berasal dari kekuatan Sang Naga Bayangan yang saat ini sudah bisa sedikit di kendalikannya. Dia benar-benar tidak senang dengan para orang tua ini yang mentang-mentang kekuatannya berada di atasnya kalau bertindak semena-mena dengan melakukan suatu hal sesuka hati. Akan tetapi sepertinya Patriark Lin Kai dan para Tetuanya sama sekali tidak terbebani sama sekali."Ah! Tenanglah, anak muda! Sepertinya ini hanya kesalahpahaman belaka. Kami datang ke sini memang atas perintah leluhur yang mengatakan untuk putar sesama dengan seseorang yang berhasil menggunakan fenomena alam yang begitu menggemparkan di Benua Hitam ini. Akan tetapi tindakan Tetua Keempat sebelumnya hanya karena ingin membuktikan seberapa kuat kau saja dan ternyata kami semua benar-benar dibuat terkejut khususnya dengan teknik dan pemahaman berpedang milikmu yang sangat luar biasa. Jujur saja, baru kali ini sepanjang hidupku terdapat seorang kultivator Ranah Dewa Tahap Awal yan
Beberapa hari kembali berlalu, namun Tian Lin masih belum menemukan sebuah desa kecil atau sebuah kota untuk digunakannya mencari informasi atau beristirahat. Dia hanya berhenti terbang saat matahari mulai terbenam dan menjadikan langit sebagai atap untuknya tidur.Dari sini, Tian Lin baru sadar jika Desa Mahoni adalah desa yang terisolasi dari dunia luar dan sangat jauh dari para kultivator, karena menurut pendapatnya dengan kekuatan serta kecepatan terbangnya, seharusnya jaraknya sudahlah sangat jauh sekali. Lalu kehadiran orang-orang dari Klan Lin juga merupakan kejanggalan tersendiri. Dia yakin Patriark Lin Kai dan keempat Tetuanya menggunakan harta khusus seperti sebuah portal teleportasi untuk menuju tempatnya berada saat itu.Berpikir tentang Desa Mahoni, hati Tian Lin kembali sakit dan berdarah. Adegan pemandangan bekas pembantaian dan kesewenangan para oknum tidak bertanggung jawab dari Sekte Pedang Malam benar-benar membuatnya sangat geram."Huuffthh.."Beberapa kali Tian Lin
Setelah kepergian dari pemuda berjubah hitam dan bertopeng separuh wajah atau Tian Lin, para prajurit penjaga pintu gerbang Kota Malong akhirnya dapat bernapas dengan lega. Wajah tegang mereka saat ini benar-benar telah luntur seketika dan air mukanya juga telah kembali atau tidak lagi pucat pasi. Ketakutan mereka akan reputasi Klan Lin sungguh di luar nalar sehingga membuat beberapa orang yang mengantri di belakang pemuda sebelumnya keheranan."Tuan penjaga! Apakah yang terjadi? Siapa pemuda itu dan mengapa kalian seperti orang yang sangat ketakutan sekali?" Tanya seorang pria tua yang tampaknya adalah seorang pedagang karena di belakangnya terdapat sebuah karangan kecil berisi dagangan. Dia terlalu penasaran dengan raut muka para prajurit yang begitu tegang saat berhadapan dengan pemuda bertopeng separuh wajah sebelumnya."Ah! Lupakan saja, pak tua! Jangan pernah bahas lagi atau kamu dan semua keluargamu dan benar akan menghilang dari peta Benua Hitam ini!" Jawab salah satu prajurit
Semua orang tahu bahwa setiap kultivator shandian itu sangatlah kuat dan mampu melawan satu tahapan diatasnya. Tapi Tian Lin, hahya mengandalkan elemen angin dan teknik pedangnya, dqpat mengalahkan satu tingkatan penuh dalam kultivasi seseorang bahkan jika itu adalah seorang shandian. Bisa dibayangkan jika Tian Lin mengerahkan semua kekuatannya khusunya penggunaan elemen petir tanpa warna atau petir abadi serta elemen unik bayangan miliknya, maka tidak diketahui lagi sampai batas mana dirinya akan mampu melawan. Mungkin satu-satunya hal yang menjadi pembatasnya adalah terkurasnya energi Qi miliknya ketika digunakan untuk bertarung.Tian Lin menyelesaikan acara makan-makannya dan beranjak dari tempatnya untuk melakukan pembayaran makan sekaligus sewa kamar. Dia berjalan santai menuju meja kasir dan berkata, "Aku ingin bayar sekaligus menginap di ruangan VVIP hingga acara turnamen Kota Malong di adakan. Jadi berapa yang harus aku bayarkan?"Ya, Tentu saja Tian Lin akan mengikuti acara t
Yin-Yin tidak percaya dengan apa yang telinganya dengar. Dia lalu menatap Tuan Mudanya dengan tatapan penuh pertanyaan."Tidak perlu menatapku seperti itu, Yin-Yin! Aku memang tidak bercanda sama sekali. Aku akan membuat kamu sebuah ramuan atau pil yang terbuat dari ekstrak Bunga Anggrek Langit yang memiliki manfaat mengubah seluruh aliran energi Qi Kaisar menjadi Qi Dewa!" Kata Tian Lin dengan santainya.Akhirnya Yin-Yin merasa yakin jika sebelumnya yang didengarkan oleh telinganya sama sekali bukanlah kesalahan. Dia tidak menyangka bahwa tanaman herbal Bunga Anggrek Langit yang dimintai oleh sang Tuan Muda untuk dirinya budidayakan ternyata memiliki manfaat yang sangat ajaib."Apakah itu mungkin, Tuan Muda?" Tanya Yin-Yin yang masih sedikit ragu karena dia mengetahui dengan betul Bagaimana susah serta lamanya mengubah aliran energi Qi di dalam tubuh menjadi energi Qi Dewa sebagai syarat mutlak menerobos kultivasi Ranah Dewa."Hoo..? Sejak kapan kau mulai meragukanku, Yin-Yin? Aku ti
Seluruh tubuh Yin-Yin bergetar dengan sangat hebat ketika Tian Lin menyerukan suara tersebut dan menyodorkan satu botol kecil ramuan ajaib yang baru saja berhasil dibuat. Dia sungguh tidak percaya jika sebentar lagi dirinya akan menerobos menjadi seorang Dewi. Dirinya sungguh sangat bersyukur kepada Sang Maha Dewa karena telah dipertemukan dengan sesosok agung seperti Tuan Mudanya. Dia yakin jika tidak bertemu dengan pemuda di hadapannya, maka sudah dipastikan kehidupannya akan lah sangat buruk sekali karena dirinya hanya berasal dari kasta terendah dari Kekaisaran Tian di Benua Barat, Alam Menengah.Tubuh Yin-Yin sepenuhnya membeku dan air mata penuh kebahagiaan mengalir tanpa terasa dari kelopak matanya."Yin-Yin..? Mengapa kamu malah menangis? Ayo segera serap ramuan ajaib dan jadilah seorang Dewi seperti yang kamu inginkan!" Kata Tian Lin dengan tersenyum dan mengaburkan lamunan Yin-Yin seketika itu juga."Tuan Muda!" Teriak gadis itu sembari menerjang Tian Lin dan memeluknya deng