Rusly menerima amplop yang diberikan Fitri. Usai sudah urusan biaya penginapan Rusly dengan pihak hotel. Dia menghela napas lalu membuangnya dengan kasar.****Rusly sedang duduk di ruang tunggu di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali menunggu jadwal keberangkatan pesawatnya menuju Bandara Internasional Kualanamu, Medan. Sudah sepuluh menit dia dan Lala menunggu. Rasa jenuh dan bosan kini menyapa dirinya."Mas ...!" sapa Lala.Rusly tidak menyahut sama sekali.Penumpang yang sedang menunggu semakin padat. Sebagian ada yang memainkan ponselnya ada juga yang tertidur pules menunggu jadwal keberangkatan."Sayang ...," tegur Lala kembali.Lala memukul bahu suaminya dengan lembut. Rusly terkejut dan menatap ke arah istrinya. Tidak berapa lama, dia melanjutkan game online. "Sayang! Jangan terlalu fokus dengan game onlinenya. Aku lapar.""Lapar saja harus melapor kepadaku. Di ujung sana banyak resto. Tinggal pilih saja mana kamu suka."Lala merasa kesal mendengar jawaban suaminya
Kain Basahan Basah di Kamar MandiPart 23: Bu Aisyah Pingsan Semua mata penumpang yang sedang lewat tertuju kepada Lala. Lama-lama, Lala merasa malu akibat sorot mata penumpang. Akhirnya dia bangkit dan berjalan gontai mengejar Rusly."Kalau mau berakting itu lihat situasi dan kondisi. Lagi pula aku heran melihat kamu. Baru saja bulan madu, kamu minta bulan madu lagi. Asal kamu tahu, cari uang itu susah!" amuk Rusly.Rusly merah padam kepada Lala akibat ulah nya yang tidak masuk akal. Ponselnya sudah padam akibat ulah Lala. Kini dia malah meminta bulan madu lagi bulan depan."Kamu cuek dan dingin. Kalau misalnya kamu tidak sanggup mengabulkan permintaanku. Bilang saja dengan jelas. Aku merasa dicuekin.""Sudah akh! Aku nggak mau berdebat dengan kamu. Aku menyesal menikah dengan kamu."Lala terkejut mendengar ucapan suaminya. Baru beberapa hari resmi menikah walaupun itu nikah sirih, Rusly sudah menyesal.****Rusly, Lala, aku dan Bi Ijah sedang sarapan pagi. Dari awal gerak gerik Lal
Kain Basahan Basah di Kamar MandiPart 24: TeririsBu Aisyah sudah siuman, wajahnya kelihatan pucat."Nesya di mana?" ucapnya.Pandangannya masih kabur dan tidak jelas. Dia mencoba meraba kenapa pandangannya tidak jelas."Aku ada di sini, Bu."Aku mencoba memegang tangan Bu Aisyah."Aku kenapa Nesya?" tanya Bu Aisyah.Aku diam sejenak, berpikir apa yang harus kukatakan."Nesya ... Kamu di mana? Kenapa tidak menjawab pertanyaanku?" tanya Bu Aisyah kembali."Tadi pagi ibu pingsan di rumahku. Sekarang sudah ada di rumah sakit."Aku terpaksa berkata dengan jujur. Perlahan aku menatap wajah Bu Aisyah.Sementara Rusly, anak kandungnya tidak ada sama sekali peduli kepada Bu Aisyah. Dia lebih mementingkan Lala daripada ibu kandungnya sendiri."Ru-rusly ada di-di mana? Kenapa tidak ada suaranya?"Aku memejamkan mata menerima kenyataan yang ada. Kalau aku berkata jujur, takut Bu Aisyah nge-drop. Lebih baik aku mengalihkan pembicaraan.****Rusly dan Lala asyik bermesraan di kamar tamu. Sementar
Kain Basahan Basah di Kamar MandiPart 25: Rusly Lahap Makan"Tanganku teriris pisau, Bu."Bu Aisyah bangkit lalu menghampiriku."Hati-hati, Nes!" ucap Bu Aisyah."Maaf, Bu. Aku tidak sengaja."Aku merasa bersalah dan langsung minta maaf. Padahal tidak ada sangkut pautnya dengan Bu Aisyah."Lah, kenapa kamu minta maaf segala? Sudah, nggak ada yang salah kok."Bu Aisyah mengambil kotak P3K di lemari. Tidak berapa lama, beliau datang dan membersihkan lukaku. Setelah jariku yang teroris pisau benar bersih dari darah segar, Bu Aisyah membalutnya dengan perban."Selagi ibu ada di sini, nggak usah kamu masak. Serahkan saja sama ibu."Bu Aisyah mengulum senyum simpul. Aku membalas senyumnya.'Andai saja Rusly sebaik Bu Aisyah, pasti rumah tangga ku tidak retak seperti ini.'****Semua makanan sudah tertata di atas meja. Aku dan Bu Aisyah sedang menunggu Rusly. Walaupun bagaimana, aku tetap mengizinkan mantan suamiku datang ke rumah demi membahagiakan ibu mertuaku. Aku dan Rusly sebenarnya be
Kain Basahan Basah di Kamar MandiPart 25: Rusly Lahap Makan"Nggak pernah, makanya aku berpaling darinya."Aku merasa kesal dan kecewa mengizinkan Rusly masuk dan ikut makan. Niat hatiku mau mengukir bahagia, eh ternyata sebaliknya."Serius?!" tanya Bu Aisyah memancing."Ya, kenapa aku bohong. Bohong itu tidak baik dan sangat dilarang dalam agama."Rusly asal ngomong dan tidak menyaring ucapannya. Dia sangat lahap memakan masakanku."Lapar atau doyan semua lauk yang ada?" ucapku sambil menyindir.Aku meneguk air putih untuk menetralisir emsoiku yang sudah mulai mendidih tadi. Untung saja aku bisa mengontrolnya. Kalau tidak, semua hidangan bisa melayang dalam sekejap."Dua-duanya," jawab Rusly polos."Dasar manusia tidak tahu di untung. Sudah mempunyai istri cantik, pintar, sholeha, multitalent lagi. Kamu malah menyia-nyiakan Nesya."Rusly tidak peduli perkataan ibunya. Dia terus berusaha untuk menyantap hidangan yang kusajikan.Tidak berapa lama, Rusly selesai makan dengan lahap. Dia
Kain Basahan Basah di Kamar MandiPart 26: TerkejutPlak!Sebuah tamparan melayang ke wajah Rusly. Tidak biasanya Bu Aisyah menggunakan tangan sewaktu anaknya kecil. Kali ini dia emosi dan tidak bisa mengontrol diri."Argh!" ucap Rusly merintih kesakitan. Seketika dia sadar, sorot matanya taja melihat ke arah ibunya."Kamu sudah gila, ya!" sindir Bu Aisyah sambil merapikan mukenanya. Dia merasa jijik melihat ulah anaknya."Ibu ... Kok bisa ...," ucap Rusly. Dia tidak melanjutkan pembicaraannya.Rusly mencoba mengingat apa yang terjadi. Dia melangkah menghampiri ibunya. Namun, ibunya mundur perlahan."Kamu jangan gila, Rusly! Kamu itu manusia. Jangan lebih rendah derajatnu daripada binatang!"Bu Aisyah mundur pelan-pelan. Dia tidak mau hal yang tidak diinginkan terjadi. Walaupun Rusly anak kandungnya, kalau sudah setan menguasai akal sehat anaknya. Bisa saja dia khilaf dan melampiaskan hasratnya kepada ibunya sendiri."Nesya ... Nesya ... Tolong ibu, Nak!"Bu Aisyah berteriak meminta
"Ya! Ini aku, Ririn!"Lala buang muka dan berpikir mencari cara agar Ririn mau menerima dirinya kembali."Tolong bantu aku, Rin," ucap Lala memelas.Lala selalu banyak cara agar dia.mendapat keuntungan sendiri. Dirinya sangat cocok disebut benalu."Minta tolong apa?!"Ririn menautkan alisnya satu ke atas. Dia berpikir manusia benalu seperti Lala tidak layak ditolong. Apalagi Lala sudah mengkhianatinya sekali."Aku tidak tahu harus tidur di mana malam ini. Rusly, Nesya dan Bu Aisyah mengusir aku dari rumahnya, Nesya.""Bagus itu."Lala heran mendengar jawaban Ririn. Dia mencoba mendekat lalu membuka pintu mobil."Aku masuk ya ke dalam mobil."Lala memberanikan diri membuka pintu mobil tanpa menunggu jawaban dari Ririn."Enak sekali kamu masuk. Nggak bisa!" amuk Ririn.Ririn menutup kembali jendela kaca mobil. Lala meringis kesakitan. Jari telunjuknya terhimpit kaca mobil."Argh ....!" teriak Lala dengan nada meninggi dari biasanya.Ririn mengukir senyum bahagia. Dia berhasil melukai ja
Pagi telah menyapa belahan bumi. Kali ini aku bangkit dari atas ranjang. Kuayunkan kaki menuju jendela lalu menyibak tirai. Kuregangkan tanganku ke atas sambil menguap. Angin segar masuk ke dalam kamarku."Nesya ...!"Aku terkejut mendengar suara itu. Seingatku tidak ada orang selain aku di rumah ini. Perlahan aku mencermati siapa pemilik suara itu."Nesya ...!" Suara itu terdengar kembali memanggil namaku. Suara itu tidak asing bagiku. 'Apa ibu mertua ada di sini?' tanyaku dalam hati."Mari sarapan, Nesy! Ibu sudah selesai masak.""Iya, Bu. Aku segera keluar dari kamar.Aku merasa bahagia seperti ini. Diriku dibuat bak permaisuri sama mertuaku. Setiap kali Bu Aisyah datang ke rumahku, aku tidak pernah masak pagi.Kubuka gagang pintu kamarku lalu melangkah keluar. Kuayunkan kakiku menuju dapur."Kamu kok langsung santap saja!" ucap Bu Aisyah kepada Rusly.Rusly berhenti mengunyah ikan mas arsik buatan ibu mertua. Aku merasa geli dan tertawa puas. Mantan suamiku diperlakukan ibu kandu