Pelaminan indah nan megah terpasang dengan kokoh, lengkap dengan hiasannya.Resepsi pernikahan itu dilaksanakan di salah satu hotel berbintang di pusat Jakarta.Sebuah pernikahan impian yang sebelumnya tidak pernah dirasakan oleh Aljabar dan Atama, sebab pernikahan pertama mereka terdahulu hanya dirayakan secara sederhana karena terkesan buru-buru. Tak ada kesiapan, terlebih dari pihak mempelai pengantin lelaki.Semua hal itu jelas berbeda dengan acara resepsi pernikahan yang kini digelar oleh keluarga Aljabar dan Atama.Pernikahan menjadi momen sakral yang dihiasi dengan sukacita. Dalam menyambutnya, tak khayal setiap orang mempersiapkan konsep secara khusus.Itulah yang telah disiapkan oleh keluarga kedua belah pihak secara terencana dan terperinci.Mereka berbaur mempersiapkan semuanya bersama-sama, hingga kini terciptalah resepsi pernikahan dengan konsep romantis yang memiliki nilai keintiman yang lebih hangat.Kesan romantis harum semerbak di mata pecinta romansa tampak dalam set
Seorang lelaki baru saja kembali menenggak segelas sloki beernya.Jas hitamnya terlihat berantakan, dengan mata berair dan wajah yang agak kusut.Tadinya, hari ini Abraham berniat untuk datang ke acara pernikahan Atama dan Aljabar, hanya saja, ketika dia sampai di ruangan resepsi megah itu, melihat sosok Anggun Atama dari kejauhan dengan senyumnya yang menebar mempesona, hati Abraham berdenyut sakit.Sangat sakit, tak terperi.Itulah sebabnya, dia memilih untuk pergi.Pada akhirnya, Abraham harus menerima kenyataan pahit di saat Atama tetap memilih untuk kembali pada Aljabar ketimbang hidup bersamanya.Menerimanya.Bahkan setelah lima tahun indah yang dia lalui bersama Atama di Solo selama ini.Semua hal yang Abraham lakukan untuk wanita itu, kebaikan, dan berjuta perhatian, serta fasilitas hidup yang mencukupi, tak cukup membuat Atama menoleh ke arahnya. Hati Atama yang memang sejak awal sudah dimiliki oleh Aljabar, nyatanya tak mampu berpaling dari Aljabar meski lelaki itu sudah san
Flash Back On...Dengan tubuh bermandikan darah istrinya, Abraham berlari mengikuti ranjang dorong yang ditempati Rassi.Berharap adanya keajaiban dan nyawa sang istri bisa tertolong.Sementara itu, di belakang ranjang dorong milik Rassi, tubuh wanita lain dengan keadaan yang terluka lebih parah juga dilarikan ke Instalasi gawat darurat."Rassi, bertahan Ras. Kamu harus bertahan, demi aku! Bertahan sayang..." Gumam Abraham yang terus berlari sambil menggenggam tangan sang istri.Namun, saat tubuh Rassi bawa masuk ke ruang IGD untuk mendapatkan pertolongan pertama, Abraham tidak diperbolehkan masuk.Dengan cemas, Abraham menunggu di luar ruang IGD.Lelaki itu menangis sambil memukuli dinding.Menyesal atas apa yang sudah dia lakukan terhadap Rassi.Sesungguhnya, sikap posesif Abraham, dia lakukan bukan tanpa alasan.Rassi adalah seorang mantan pelacur, Abraham hanya tidak mau jika Rassi bebas berkeliaran, maka dia akan bertemu dengan mantan klien yang dulu pernah menikmati tubuh istrin
"Mama sama Papa mau kemana?" tanya Althair ketika tiba-tiba dilihatnya Atama dan Aljabar sedang membenahi pakaian di dalam kamar mereka.Atama menghentikan kegiatannya sejenak yang saat itu sedang memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam koper. Sebab sore ini, mereka akan berlibur ke Hong Kong dalam rangka berbulan madu.Atama hendak bicara ketika tiba-tiba Aljabar justru mendahului."Nanti sore, Mama dan Papa mau berangkat mengurus pekerjaan dulu. Berhubung Althair masih sekolah, jadi Althair di rumah dulu ya sama Kakek dan Nenek, Oma-Opa, dan Om Arlan sama Om Nando. Pekerjaan ini penting dan anak kecil nggak boleh ikut karena berbahaya." ucap Aljabar menjelaskan.Atama mencubit lengan suaminya."Emang Papa mau ngerjain apa kok berbahaya?" tanya bocah berumur lima tahun itu dengan polosnya.Aljabar mengangkat tubuh Althair ke pangkuannya. "Papa mau ngerjain proyek percetakan anak."Kening Althair mengkerut, bocah itu tampak kebingungan, sementara Atama langsung memukul bahu Aljabar ya
"ATAMA!" Sentak Aljabar saat kini jaraknya dengan sang istri sudah cukup dekat.Teriakan itu reflek merenggangkan pelukan Abraham di tubuh istrinya hingga Atama pun langsung melepaskan diri dan menjauhi Abraham.Dengan cepat Aljabar menarik tubuh Atama ke sisinya."Saya pikir, semua ada batasannya Pak Abraham. Atama sekarang sudah menjadi istri saya, tolong jaga sikap anda!" ucap Aljabar memperingati. Jika saja mereka tidak ada di tempat umum, rasanya tangan Aljabar sudah gatal ingin memberi Abraham pelajaran.Masih dengan wajah sendunya, Abraham hanya tersenyum tipis. Menatap Atama dengan tatapan yang sulit diartikan, kedua bola mata lelaki itu masih berkaca-kaca."Al, udah ya, jangan ribut di sini. Ayo kita berangkat. Ab, aku pergi dulu," kata Atama menengahi.Atama sendiri bingung kenapa sikap Abraham tiba-tiba seperti ini.Bukankah sebelumnya, Abraham yang mendukung Atama untuk kembali pada Aljabar?Lelaki itu selalu bilang, bahwa dia akan bahagia bila melihat Atama bahagia bersam
Sesampainya di Hong Kong, Aljabar dan Atama tidak perlu lagi mencari tempat untuk menginap karena semua sudah disiapkan oleh pihak travel yang mereka percayai.Setelah melakukan check in di hotel, lalu membenahi barang-barang sebentar, Aljabar bergegas untuk mandi, ketika Atama pun hendak melakukan hal yang sama."Mau mandi bareng?" Goda Aljabar dengan senyuman mesumnya.Atama yang saat itu masih ngambek hanya melengos dan malah berbalik badan, sama sekali tidak mengacuhkan ajakan sang suami. Dia lebih memilih untuk menunggu.Aljabar yang tau bahwa Atama masih ngambek hanya mengedikkan bahu sambil mesam-mesem dan beranjak ke dalam kamar mandi.Siulan Aljabar terdengar dari dalam sana, lelaki itu bernyanyi keras dengan suaranya yang sedikit fals."Setiap ada kamu mengapa jantungku berdetak. Berdetaknya lebih kencang. Seperti genderang mau perang.""Di setiap ada kamu mengapa darahku mengalir. Mengalir lebih cepat dari ujung kaki ke ujung kepala.""Aku sedang ingin bercinta karena. Mung
Mentari pagi kian merangkak naik dan sinarnya menyerbu masuk menerobos dinding berlapis kaca dari arah balkon sebuah hotel berbintang lima.Seorang wanita dengan tubuh polos berbalut selimut putih terbangun dari tidurnya. Dia menoleh ke sisi kiri tempat tidur, di mana seorang pria masih terbuai dalam mimpi indahnya.Wanita itu tersenyum tipis. Dia memangku kepalanya dengan sebelah tangan. Matanya sibuk menelaah wajah tampan pria itu, yang kini tidur dalam posisi setengah miring menghadap ke arah si wanita. Bahkan sebelah tangan pria itu terlihat masih bertengger manis di atas perut wanitanya. Posisinya belum berubah.Sepanjang malam ini, Aljabar tertidur sambil terus memeluk Atama. Setelah mereka asik bergumul dalam permainan panas nan menggairahkan tadi malam."Good Morning Sweetheart?" bisik Atama di telinga sang suami. Dia mengecup satu kali pipi Aljabar lalu beralih pada bibir suaminya. "Now, I think I am gonna love you for a long time." Bisik Atama lagi dengan tatapannya yang le
Seorang wanita dengan usianya yang sudah cukup matang terlihat berjalan menuju sebuah ruangan besar di tengan mansion megahnya.Dandannya yang menor tak membuat wajahnya yang berumur terlihat lebih tua, justru dari hari ke hari, aura kecantikan sang wanita tampak terpancar dari wajahnya yang mulus dan halus."Hay, Girls. Mami kumpulin kalian pagi ini hanya untuk memberi tahu bahwa malam ini, kita akan berpesta di penthousenya Tuan Jendra Farid Firmansyah, kalian kenal dong pastinya beliau itu siapa? Beliau sudah booking kalian semua untuk menemani rekan-rekan bisnisnya dari berbagai negara besar. Jadi, kalian harus cancel semua kegiatan hari ini, dan pergi ke salon untuk perawatan. Mami nggak mau kalau sampai ada komplainan dari Tuan Jendra nanti? Oke?""Oke Mami Keke," sahut sepuluh orang wanita cantik dengan tubuh aduhai nan seksinya. Mereka adalah anak buah Mami Keke.Mami Keke, begitulah dia disebut.Dia adalah seorang gremo yang cukup terkenal di Jakarta.Lelaki hidung belang yang