Share

Mati Kutu

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-14 23:16:59

[Bu, Tarno sudah tertangkap. Sekarang diamankan di kantor polisi. Pak Boim yang mengurus semuanya. Ibu tenang saja, biar saya yang urus masalah ini. Ibu fokus pada kesembuhan Pak Amran saja]

Pesan dari Roby membuat Zilva teramat lega. Akhirnya pelaku pembakaran restorannya tertangkap. Setelah sekian lama bersembunyi dan cukup licin, laki-laki itu tak bisa berkutik juga. Zilva mengucapkan terima kasih pada Roby dan Boim karena sudah membantunya menemukan biang kerok itu.

Zilva yakin kabar terbaru ini pasti akan membuat Amran lega juga. Harapannya, semoga Amran fokus untuk sembuh dan tak lagi memusingkan masalah kebakaran tempo hari. Yang penting pelakunya tertangkap dan diberikan hukuman seadil-adilnya.

Lagipula, keadaan tak mungkin bisa dikembalikan seperti semula. Amran hanya ingin membuat pelakunya jera dan tak seenaknya lagi setelah membuat kerugian ratusan juta padanya.

Setelah melaksanakan shalat ashar, Zilva segera kembali ke kamar Amran. Tak lupa membawakan biskuit yang di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Pertanyaan Mengejutkan

    "Ohya, May. Gimana kabar suaminya Wita? Masih di luar atau dia ikut balik ke sini?" tanya Ratna mengalihkan pembicaraan. Dia tahu kalau Zilva masih cemburu melihat keakraban Deswita dan Amran. "Mereka sudah berpisah tiga bulan lalu, Rat. Lelaki temperamental seperti dia memang seharusnya didepak sejak lama. Dia tak pantas dijadikan suami, tapi tukang pukul. Hancur badan Wita tiap kali bertengkar dengannya. Wita saja yang masih sabar menghadapinya selama ini. Kalau aku nggak nyusul dia ke London, mana mungkin mereka berpisah, Rat," lirih Mayang sembari menghela napas panjang. Ratna dan Amran cukup kaget mendengar cerita itu. Merek atak menyangka jika WITA dan suaminya sudah berpisah padahal belum genap setahun mereka menikah karena perjodohan. "Salah papanya juga maksa dia nikah sama Elang. Padahal Wita dari awal nggak setuju," ucap Mayang lagi disertai anggukan Wita yang kini duduk di samping mamanya. "Iya karena Wita masih berharap pada teman SMAnya itu," lirih Mayang dengan seny

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-16
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Balasan Telak

    "Poligami?" tanya Amran cukup kaget mendengar pertanyaan yang tak pernah disangkanya itu. Deswita tersenyum tipis lalu mengangguk pelan. "Mas Amran kan sudah mapan, bertanggungjawab dan paham agama juga, tentu nggak masalah jika memiliki istri dua bulan?" tanya Deswita lagi sembari melirik mamanya yang menggeleng pelan. Namun, perempuan itu tak peduli. Dia masih tetap berusaha mendapatkan yang seharusnya dia miliki. Lelaki yang dulu begitu dicintainya, tapi terpaksa terpisah karena berlawanan arah. Kini, Deswita merasa jika dia memang dijodohkan dengan Amran. Buktinya, pernikahannya dengan Elang berantakan dan kini dia kembali dipertemukan dengan cinta pertamanya. Wita tak ingin membuang kesempatan itu karena tak akan datang untuk kedua ataupun ketiga kalinya."Aku sudah pernah berpoligami, tapi gagal. Jadi, sudah kuputuskan tak akan mengulanginya lagi. Bagiku, Zilva sudah lebih dari cukup. Satu saja. Tak ingin lagi membagi cinta pada yang lainnya," balas Amran sembari menggenggam

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Si Ulat Bulu

    Tiga hari dirawat, Amran sudah diizinkan pulang. Kondisinya mulai membaik meski harus memakai kruk untuk menopang tubuh karena kaki kanannya belum bisa digunakan secara normal. Semua itu memang cukup menghalangi aktivitasnya. Meski begitu, dia tetap berusaha aktif dalam banyak hal dan tak mau berpangku tangan. "Teman kecilmu itu nyebelin ya, Mas. Awas aja kalau dia bikin gara-gara lagi. Aku nggak akan tinggal diam. Biar saja dikatakan jutek dan sinis, aku bakal bikin dia pucat pasi," ucap Zilva saat menyiapkan sarapan bubur ayam di meja makan.Amran memang minta dibuatkan bubur oleh istrinya. Dia bilang rindu masakan Zilva karena beberapa hari belakangan memang sibuk di luar apalagi tiga hari ini masuk rumah sakit. Amran tak bisa leluasa makan di rumah bersama istri dan anaknya. "Kamu cemburu, Dek?" tanya Amran dengan senyum tipisnya. Zilva tak menoleh. Dia hanya mencibir kecil mendengar pertanyaan suaminya. "Masih cemburu sama dia? Padahal jawaban kamu saat di rumah sakit tadi cuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-09
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Balasan Spesial dari Zilva

    "Assalamualaikum, Mas Amran. Sudah sarapan belum? Pasti belum sarapan kan? Aku kirimin pizza buat kamu, Mas," ucap perempuan genit itu dengan suara yang sengaja dibuat-buat. Zilva bergidik ngeri mendengar suaranya yang mendesah-desah dan menjijikkan itu. Benar-benar nggak tahu malu. "Wa'alaikumsalam. Maaf ya, Mbak. Mas Amran sudah sarapan. Istrinya selalu menyiapkan sarapan setiap pagi. Dia itu pintar memasak dan tak pernah bosan menghidangkan masakan favorit suaminya. Jadi, mbak nggak perlu repot-repot kirimin ini itu. Lebih baik kirimkan saja ke tukang ojek yang mangkal di depan gang. InsyaAllah banyak yang mau dan nggak akan mubadzir. Kalau bisa jangan cuma satu porsi, lebih banyak lebih bagus anggap sedekah pagi," cerocos Zilva. Dia berusaha menahan emosinya dan bicara dengan volume seperti biasanya. Namun, Amran tahu jika saat ini istrinya begitu kesal dan cemburu. Dia hanya manggut-manggut sembari menahan tawanya. "Ishhh. Istri lancang. Ini kan handphone Mas Amran. Bisa-bisanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Ambisi Sesat

    Deswita membalikkan badan. Namun, dia cukup kaget saat mamanya sudah ada di belakang entah sejak kapan. Mimik wajah Deswita berubah seketika. Dia takut jika mamanya mendengar apa yang diucapkannya barusan. Wita tahu jika kedua orang tuanya sangat membenci kekerasan. Wita yakin jika papa dan mamanya tahu soal keinginannya merebut Amran dari Zilva, mereka pasti melarang bahkan akan memberinya ceramah berjilid-jilid. Namun, Wita terlanjur mencintai Amran dan dia tak rela melihat perempuan lain bahagia bersamanya. Wita masih tetap menganggap jika posisi Zilva seharusnya miliknya. Tak ada seorang pun yang berhak mendampingi Amran selain dirinya. Wita seambisius itu. Karakternya benar-benar mirip Lala. Hanya saja, Deswita lebih keras dan nekat saat menginginkan sesuatu. Dia juga sama saja, tak peduli halal haram yang penting bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. "Kamu ngomong apa tadi, Wit?" tanya Mayang sembari melipat tangan ke dada. Mayang tak begitu jelas mendengar ucapan anak sem

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-28
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Dia Dalangnya

    "Roby sama Pak Boim sudah urus Tarno, Mas. Mereka sudah berhasil membawa Tarno ke kantor polisi dan siap menjebloskannya ke penjara jika terbukti bersalah. Nah, sekarang perkembangannya bagaimana? Bagaimana kesaksian Tarno saat di pengadilan siang tadi?" tanya Zilva saat menghidangkan teh hangat dan roti bakar untuk suaminya di teras belakang. Amran yang masih membaca koran hari ini pun menoleh seketika. Dia menutup bacaannya lalu meletakkan kembali ke tempat asal saat Zilva duduk di sampingnya. Mereka bersisian, hanya terhalang meja rotan berwarna bulat tempat untuk meletakkan hidangan. "Alhamdulillah sudah diurus Pak Anwar, pengacara kita. Dalam sidang hari ini Tarno bilang kalau dia hanya menjalankan tugas dari bosnya, Sayang. Nah, bosnya inilah yang meminta dia untuk membakar cafe kita. Aku juga tak menyangka jika dia pelakunya," ucap Amran lirih. Laki-laki itu kembali menoleh pada Zilva lalu menyeruput teh hangatnya. "Dia siapa sih, Mas? Apa kamu mengenalnya?" tanya Zilva lagi

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Tamu Diundang dan Tak Diundang

    Bakda isya dua lelaki yang sudah ditunggu Amran akhirnya datang. Anwar dan Roby berjalan beriringan memasuki halaman rumah itu lalu mengucap salam setelah sampai di depan pintu utama. Amran yang masih menyeruput teh dengan camilan roti panggang sebagai pelengkapnya pun terdiam sejenak lalu mengambil kruk di samping sofa. Perlahan memakai dua kruk di bawah ketiaknya sebelum melangkah ke pintu. Kakinya belum normal pasca kecelakaan saat mengejar Tarno tempo hari. Meski begitu, Amran tak menyerah. Setiap ada waktu dia selalu belajar agar bisa jalan dengan normal seperti sebelumnya. Amran tak putus asa karena yakin semua akan kembali normal jika dia mau berusaha. Kekurangannya saat inipun tak terlalu mengganggu aktivitasnya. Meski ada banyak hal yang tak bisa dilakukannya sendiri, tapi Amran tetap berusaha menjadi sosok laki-laki yang tanggungjawab pada keluarga untuk mencari nafkah. Dia mengurus bisnis cafe barunya dari rumah. Sesekali datang ke cafe diantar sopir pribadinya. "Gimana

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Dijadikan Madu

    Amran sangat terkejut saat melihat Selly dan seorang laki-laki yang tak dikenalnya bertamu malam-malam begini. Amran tak menyangka jika kakaknya yang sempat depresi bahkan nyaris bunuh diri saat ditinggalkan Emil waktu itu, ternyata kini benar-benar sudah move on. Amran cukup senang melihat sikap kakaknya yang jauh lebih baik dan bahagia setelah sadar jika jodoh tak bisa dipaksa. Selly mulai membuka hati dan menemukan cinta yang baru. Dia tak ingin mengganggu rumah tangga Emil dan Ayunda. Dia sudah mengikhlaskan semuanya bahkan kini justru berdoa agar Ayunda lekas sembuh dan bisa menjadi istri idaman suaminya. Selly tak ingin menyimpan dendam semakin lama dan dalam. Dia juga ingin bahagia dengan hidup dan cinta barunya, tanpa terus disesaki kenangan bersama Emil yang cukup menyakitkan baginya. Sejak pertemuannya dengan Ayunda di Jogja dengan segala keterbatasannya, Selly semakin mensyukuri kehidupannya selama ini. Dia sadar ada banyak cinta yang dia dapatkan meski bukan dari mantan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10

Bab terbaru

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Pesan Mengejutkan

    "Assalamualaikum, Jeng Ratna. Gimana kabarnya?" Ratna, mamanya Amran menerima panggilan telepon. "Wa'alaikumsalam, Jeng Mayang. Alhamdulillah kabar saya dan keluarga baik. Kabar Jeng May sama Wita bagaimana?" balas Ratna dengan senyum tipis. Ternyata yang menelepon saat ini adalah Mayang, mamanya Deswita. Wanita paruh baya itupun gegas mencuci tangan di wastafel. Suara Mayang terdengar cukup keras saat loud speaker di handphone Ratna diaktifkan. "Alhamdulillah kami juga baik, Jeng. Kebetulan Wita sama suaminya baru pulang dari Singapure. Mereka bawa oleh-oleh lumayan banyak, sudah dibagi-bagi ke tetangga. Tadi pagi kami ke rumah Jeng Ratna, sayangnya nggak ada di rumah. Memangnya Jeng Ratna sekeluarga ke mana?" tanya Mayang perlahan. "Oh iya, Jeng. Sejak kemarin kami memang pergi hajatan ke rumah saudara. InsyaAllah sore nanti pulang, sengaja menginap semalam di sini. Wita baru pulang honeymoon ya, Jeng?" balas Ratna lagi. "Benar, Jeng. Mereka baru pulang honeymoon di Singapure.

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Tamu Spesial

    "Tamu yang kamu tunggu datang tuh, Mas," ucap Arumi saat melihat Lana dan Dikta datang dari pintu utama. Berliana adalah perempuan yang disukai Radit sejak dulu, namun cintanya bertepuk sebelah tangan. Dia justru menikah dengan Dikta, cinta pertamanya saat di sekolah putih abu-abu dulu. "Apa kamu bilang?" tanya Radit yang tak terlalu mendengar ucapan istrinya. Radit sempat melamun beberapa saat, jadi tak fokus dengan pembicaraan Arumi. "Tamu yang kamu tunggu sudah datang. Lihatlah, biar hatimu senang," ucap Arumi lagi dengan menahan sesak di dada. Radit cukup kaget saat melihat Lana datang bersama suaminya, lebih kaget lagi saat mendengar ucapan sang istri perihal masa lalunya. Dia memang sempat cerita soal Lana sekilas, tapi tak menyangka jika Arumi mengenali wajah perempuan itu. Tanpa Radit tahu jika Arumi sempat melihat Lana di album foto mertuanya bahkan ada foto perempuan itu di dompet suaminya. "Kamu tahu darimana kalau dia Lana?" tanya Radit gugup. Dia menatap Arumi beber

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Sesak

    Suasana begitu meriah saat keluarga Amran sampai ke gedung tempat pernikahan Arumi dan Radit digelar. Sepasang pengantin sudah duduk di pelaminan. Arumi tampak cantik dan anggun dengan kebaya berwarna biru mudanya. Radit pun terlihat lebih tampan dan menawan dengan warna jas yang sama."Zilva!" Arumi melambaikan tangan pada Zilva yang baru memasuki gedung. Zilva tersenyum sembari memberikan kode agar sahabatnya itu bisa menjaga sikap karena banyak tamu yang datang. "Mas, aku ke sana sebentar ya?" ucap Zilva saat ingin menghampiri Arumi di pelaminan. "Iya, Sayang. Aku tunggu di sini sama mama. Mbak Selly juga mau ikut itu," balas Amran sembari menunjuk kakaknya yang melangkah paling belakang. "Iya, Mas. Mbak Selly juga mau ngucapin selamat." Zilva tersenyum tipis. "Kenapa nggak sekalian nanti aja pas mau pulang?""Kelamaan, Mas. Arumi sudah lihat tadi, lagipula cuma salaman aja, nanti ke sini lagi," bisik Zilva dibalas dengan anggukan suaminya. Zilva pun menggandeng Rafka lalu men

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Kabar Terbaru

    Robby, tangan kanan Amran itu tiba-tiba datang tanpa mengirimkan pesan terlebih dahulu. Sepertinya ada kabar penting yang dia bawa, makanya buru-buru datang meski dia juga tahu kalau Amran dan keluarganya ada acara saat ini. "Maaf mengganggu, Mas. Ada berita penting yang harus saya sampaikan secepatnya," ucap Robby sembari mengikuti langkah bosnya ke teras rumah. Amran duduk di salah satu kursi teras lalu disusul oleh Robby yang menduduki kursi lain. "Soal apa? Kecelakaan Prilly?" tebak Amran seketika. Namun, Robby menggeleng pelan membuat Amran mengernyit. "Kalau bukan itu, lantas soal apa?" tanyanya penasaran karena tebakan yang diyakininya benar justru salah besar. "Soal lelaki berjaket kulit yang selama ini meneror keluarga bos." Robby mengangguk pelan berusaha meyakinkan saat Amran menatapnya lekat. "Kenapa dia? Sudah tertangkap?" Kali ini Robby menggeleng. "Lantas? Lincah sekali dia, bisa-bisanya kamu dan anak buahmu tak mampu menangkapnya setelah sekian lama berusaha mel

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Tamu Laki-laki

    Zilva merahasiakan permasalahan Arumi dengan calon suaminya dari Amran. Dia ingin menjaga perasaan sahabatnya, meskipun Amran sedikit tahu tentang kisah percintaan Arumi saat ini. Kisah cinta yang datang dari sebuah perjodohan, sementara Radit belum selesai dengan masa lalunya. "Cantik," puji Amran saat melihat istrinya keluar dari kamar dengan gamis abu-abunya. Rafka dan Amran pun memakai kemeja dengan warna yang sama. "Bukannya dari dulu memang cantik, Mas? Lupa?" Zilva sedikit mencibir saat digoda suaminya. "Nggak lupa dong. Lagipula kalau nggak cantik, mana mungkin jadi istri seorang Amran." "Oo ... jadi, kriteria menjadi istri Amran itu hanya cantik saja?" Zilva melirik malas. "Cantik wajahnya memang banyak, tapi yang cantik wajah dan hatinya itu nggak akan banyak." Amran menarik pelan dagu istrinya lalu mencium kening dan bibirnya."Kalian sudah siap?" Tiba-tiba mama Amran muncul dari ruang tamu. Sepertinya dia baru saja datang bersama Selly dan Ruri. "Astaghfirullah!" pek

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Tak Masuk Akal

    "Om Galih ya, Mas?" tanya Zilva setelah Amran mengakhiri panggilan. Laki-laki itu pun mengangguk lalu meletakkan kembali benda pipih kecil berwarna hitam itu ke meja. "Om Galih bilang kalau Lala akan segera bebas sekitar enam bulan lagi." Zilva manggut-manggut. "Lala masih berharap kalau kamu bakal jenguk dia?" tebak Zilva yang tahu apa inti pembicaraan itu. Zilva paham bagaimana keinginan Lala, tapi dia juga mengerti bagaimana keputusan suaminya yang tak ingin berhubungan dengan mantan istrinya itu lagi. "Biar sajalah, Sayang. Makin ribet kalau nanti berurusan dengan dia lagi. Kita nggak tahu apakah tiga tahun penahanannya itu membuatnya benar-benar jera atau justru menimbulkan dendam semakin dalam." "Jenguk saja sekali, Mas. Nggak ada salahnya kan?" bujuk Zilva lagi. Namun, Amran justru hanya membalas dengan hembusan napas kasar lalu menyandarkan punggungnya ke sofa. "Kamu lupa bagaimana sepak terjangnya selama ini? Dia nyaris memisahkan kita dan membuat kita selalu ribut, Saya

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Harapan Yang Berbeda

    "Assalamualaikum. Bagaimana kabarmu, Ran?" Suara dari seberang mengingatkan Amran dengan seseorang yang begitu dia kenal. Amran mengernyit. Dia tak tahu mengapa tiba-tiba laki-laki itu meneleponnya dengan nomor baru. "Wa'alaikumsalam, Pa. Alhamdulillah kabar baik. Papa sama mama gimana?" tanya Amran pada Galih, orang tua Lala yang tak lain mantan istri keduanya. "Alhamdulillah kami baik, Ran." Amran mengucap Hamdallah saat mendengar berita baik itu. "Sudah lama tak kasih kabar, papa hanya mau bilang kalau nomor yang lama hilang. Ini nomor baru papa." "Iya, Pa. Nanti Amran simpan nomornya. Maaf belum bisa jenguk papa dan mama. Akhir-akhir ini cukup banyak masalah dan Amran harus menyelesaikannya satu persatu." Amran menghela napas panjang. Sejak perceraiannya dengan Lala beberapa bulan silam, Amran memang hanya dua atau tiga kali menjenguk mertuanya. Itupun karena mama mertuanya sakit. Setelahnya, dia tak pernah ke sana lagi karena memang banyak masalah yang menimpa keluarganya.

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Nomor Asing

    "Fika, sini sama Tante." Zilva menyambut Fika dengan hangat. Gadis cantik itu dititipkan pada Zilva dan Amran selama Prilly masih di klinik. Romi yang bekerja sebagai karyawan swasta tak mungkin bisa menjaga Fika 24 jam. Dia harus bekerja dan menjenguk istrinya. Oleh karena itulah, pilihan terakhir dan terbaik memang menitipkan Fika pada Zilva karena dia yang selalu di rumah. "Tante, maaf kalau Fika ganggu Tante Zilva ya," ucap Fika dengan polosnya. "Nggak ganggu, Sayang. Tante justru senang Fika di sini. Adik Rafka ada yang nemenin main. Iya kan?" Zilva jongkok, mensejajari Fika yang berdiri di depannya. Dia pun tersenyum lalu mengusap puncak kepala Fika yang menatapnya dengan berbinar. "Iya, Tante. Fika mau ajak adik Rafka main," balas Fika sembari berlari kecil ke arah Rafka yang bermain bola di ruang tengah. Zilva dan Amran saling tatap lalu sama-sama tersenyum. Amran merangkul istrinya saat melangkah beriringan mendekati Rafka dan Fika. Mereka membicarakan tentang keadaan Pr

  • KUSITA HARTA SEBELUM SUAMI MENDUA   Foto Pelaku

    "Gimana keadaan Prilly, Ma?" tanya Amran saat mamanya menjemput di depan pintu utama klinik Amal Sehat. "Alhamdulillah Prilly membaik, Ran. Dia cuma agak trauma saja." Amran menatap mamanya lekat."Trauma gimana, Ma?" lirih Amran sembari melangkah ke kamar inap Prilly. "Dia bilang beberapa kali tak sengaja lihat ada yang mengikutinya. Sebelum ke pasar tadi dia juga sudah lihat laki-laki yang menabraknya itu, tapi Prilly mencoba berbaik sangka. Ternyata, firasatnya memang benar kalau laki-laki itu ingin mencelakainya." Ratna menjelaskan semuanya pada Amran. "Jadi, Prilly memang sengaja ditabrak?" tanya Amran lagi saat berhenti di depan kamar inap Prilly. Ratna pun mengangguk. "Dia kabur setelah melihat Prilly tergeletak di trotoar." "Kurang ajar," gumam Amran begitu geram. Jemari-jemarinya mengepal. Dia tak akan tinggal diam melihat adiknya diperlakukan semena-mena seperti itu. "Sudahlah, Ran. Yang penting sekarang kesembuhan Prilly dulu. Soal pelakunya kita urus belakangan." "N

DMCA.com Protection Status