Share

14. Mencari Amira

Penulis: Muninggar88
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-12 12:08:40

Tumben jam segini Mira belum juga pulang. Biasanya jika ada lembur atau pulang telat, Mira tidak pernah lupa untuk mengabari suaminya ini. Beberapa kali aku menghubungi nomernya juga tidak aktif. Pesanku sedari tadi juga tidak berubah, masih tetap centang satu. Apakah ini masih ada hubungannya dengan kejadian pagi tadi. Ada hubungannya dengan ucapan ibuku tadi pagi. Aku kira ucapan ibuku itu wajar karena emosi sesaat, mungkin Mira terlalu menganggapnya serius.

Hingga malam menjelang dan langit pun kian pekat tak jua ku jumpai istriku ini pulang ke rumah.

"Istri kamu belum pulang, Hadi?" Ibu menghampiriku di teras rumah. Padahal langit mendung dan petir pun menampakkan kilatannya.

"Belum, Bu. Ini juga tidak biasanya Mira tidak mengabari Hadi."

"Makanya, ini sudah bilang, kalau cari istri itu yang sepadan. Kamu suka ngeyel. Lagian apa sih yang kamu banggakan dari si Mira itu. Sudah pendidikannya rendah, buruh pabrik pula, bikin malu keluarga saja kamu itu."

"Ibu kenapa sih selalu berpik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
aton jamil
Saya suka dengan jalan ceritanya. Semuga Amira terus berpegang teguh dengan pendiriannya. Jika sudah bergoyah, maka saya akan akhiri episode seperti novel2 yg lain. Tidak suka seh cerita bertele2. maaf cik author.
goodnovel comment avatar
Jee Esmael
Semangat terus berkarya ya mak author. Semoga ide²nya melimpah terus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    15. Kedatangan mas Hadi

    Meski sendiri, Aku merasa lebih tenang baik hati juga pikiranku. Hanya saja masih terbesit sedikit beban yakni berhubungan dengan suamiku. Hati kecilku meragu juga ada rasa takut akan dosa. Dosa karena telah keluar dari rumah juga dosa karena tanpa ada izin terlebih dahulu dari suamiku. Semua aku kembalikan lagi. Jika aku bertahan di rumah itu jiwa dan mentalku sendiri yang akan rusak karena mereka juga tidak adanya pembelaan dan perlindungan yang aku dapatkan dari suamiku.Sore ini sepulang dari bekerja aku memutuskan untuk pergi ke counter hp untuk mencari kabel ces karena tidak mungkin juga aku kembali ke rumah yang bagiku itu adalah sebuah neraka yang harus aku datangi lagi."Mira!" Terdengar oleh telingaku ini ada suara yang memanggil namaku. Suara yang tidak asing."Mas Hadi." Aku menoleh ke sumber suara setelah mencari-cari sosok tersebut. Iya, ternyata benar mas Hadi orang yang memanggil namaku. Pria yang telah menjadi kekasih halal ku itu sepertinya sengaja menungguku di depa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    16. Kedatangan ibu mertua

    Satu Minggu setelah kepindahan kami ke tempat baru ini, Aku kira tidak ada kendala dan halangan maupun gangguan. Salah. Ternyata aku salah besar. Minggu pagi ini aku dan mas Hadi berencana untuk menikmati waktu berdua atau bahasa gaulnya "me time" bareng suami. Waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Pagi ini sengaja hanya sarapan roti manis isi coklat pisang yang aku beli di swalayan kemarin sepulang kerja yang ditemani dengan secangkir kopi susu dan teh karena rencana kami pagi ini selain jalan-jalan sekaligus belanja kebutuhan dapur untuk beberapa hari ke depan nanti.Aku terkejut karena mendengar pintu kamar kontrakan ku ini ada yang mengetuk sementara mas Hadi masih ke kamar kecil karena merasa perutnya sedikit mules.Usai merapikan hijab yang aku kenakan. Aku segera menuju ke arah pintu untuk mencari tahu siapa gerangan yang ada di depan sana.Betapa terkejutnya aku ketika mata ini mata ini menangkap sosok yang ada di depan sana.Perasaan tidak enak sudah mulai menghinggapi karen

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    17. Menunggu keputusan

    "Ayo, Mir, jadi apa tidak jalan-jalannya?" Aku masih tertegun atas kejadian yang baru saja aku alami dan belum bisa aku terima seutuhnya. Aku dipermalukan oleh ibu mertuaku sendiri di depan tetanggaku yang mana semuanya adalah orang-orang yang baru aku kenal."Kamu masih marah atas sikap ibuku tadi? Aku minta maaf untuk perlakuan ibu tadi karena sudah membuat malu kita terutama kamu." Mas Hadi duduk di sebelahku."Kamu kenapa juga ngeyel ngajak nikah aku, Mas? Kenapa kamu itu nggak nurut saja sama ibu kamu. Kalau kamu mau nurut sama ibu kamu dan menikah dengan perempuan pilihan ibu kamu atau yang lebih cocok dengan kriteria ibu kamu pasti hidup kamu dan juga aku nggak akan seperti ini.""Kamu kok ngomong gitu, Mir. Aku nikah sama kamu karena cintaku itu cuma kamu bukan perempuan lain seperti yang disebutkan oleh ibuku. Aku yang ngejalani semua ini bukan ibuku.""Tapi kenapa ibumu itu sangat benci sekali sama aku, Mas. Aku juga merasa nggak pernah menyakiti ibu kamu. Sejak awal. Sejak

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    18. Manda ngidam

    "Mir, Mas bicara." Aku baru saja selesai merapikan tempat tidur kami sedangkan mas Hadi baru saja masuk ke dalam kamar karena tadi aku tahu dia sedang berbicara dengan seseorang di ponsel miliknya.Aku membenahi posisi ku di atas tempat tidur karena jam sudah tunjukkan waktu biasa kami istirahat malam.Aku merapikan banyak milik suamiku. "Mau bicara apa, Mas?" ucapku sambil menepuk bantal tersebut.Mas Hadi memposisikan diri di sampingku. Ia menatapku ragu. Apa mungkin ia mau membicarakan perihal permintaan dari ibunya itu."Mir, ibu minta kita menunda dulu untuk merenovasi rumah ini. Mas sebenarnya juga sudah pikir-pikir sih kalau rumah ini masih nyaman dan layak untuk ditempati." Sementara mas Hadi mulai mengeluarkan maksudnya. Aku berusaha untuk menguasai diri. Mengatur napas dan juga emosi. Aku masih memilih untuk diam biar saja ia melanjutkan ucapannya."Terus maksud kamu yang jelasnya mau bagaimana, Mas?" Sedikit aku menekan suaraku agar tidak terdengar tinggi dan terkesan ngeh

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    19. Hadi kembali ke rumah ibunya

    Braaakkk ....Braaakkk ....Braaakkk ....Aku kaget dan terlonjak. Bagaimana tidak? Baru saja aku selesai salam saat melaksanakan ibadah salat magrib. Tiba-tiba aku dikagetkan akan suara gedoran dari pintu rumahku ini. Aku kebetulan sendiri di rumah karena sore tadi mas Hadi pamit mau keluar ada urusan dan salahku karena tidak bertanya ada urusan apa dan di mana.Buru-buru aku merapikan peralatan salat dan kemudian segera menuju ke arah arah pintu."Dasar menantu kurang ajar! Gara-gara kelakuan keras kepalamu itu Manda jadi kabur ke rumah orang tuanya!" Aku kaget dan terjatuh ke atas lantai karena tanpa aba-aba ibu mertua datang tanpa salam dan permisi ia langsung mendorong ku begitu saja.Aku melotot ke arahnya. Tentu saja aku geram dengan tingkah perempuan yang usianya sudah tidak muda lagi ini.Andai saja tidak ada rasa hormat. Sudah aku pastikan ia merasakan apa yang aku rasakan karena aku pasti akan membalas perbuatannya itu."Ibu ada apa ini?" tanyaku sambil menahan emosi."Ib

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    20. Mendatangi rumah mertua

    [Mir, ini kan si Hadi. Itu perempuan yang dibonceng sepertinya si Yuni, anaknya teman ibu mertua kamu.] Aku baru saja membuka ponsel yang baru aku isi daya sepulang dari tempat kerja tadi. Sebuah pesan masuk beberapa menit yang lalu yang mana pengirimnya adalah mbak Siti, tetangga ibu mertuaku. Sebuah pesan gambar yang disertai dengan kalimat penjabaran atas gambar yang menyertainya.Mata ku memanas. Bagaimana tidak? Suamiku memilih pulang ke rumah ibunya atas perintah dari perempuan yang telah melahirkannya. Tidak lupa pesan terakhir yang diucapkan oleh mas Hadi sesaat sebelum ia pergi beberapa waktu yang lalu. Mas Hadi pergi dengan alasan untuk saling introspeksi diri dan ternyata ini yang dia maksud untuk introspeksi diri. Sungguh tega dia. Ia memilih ibunya dan meninggalkan aku begitu saja. Sakit, sungguh sangat sangat terlebih perempuan yang dekat dengan dirinya itu adalah perempuan yang diinginkan oleh ibunya.Aku tidak ingin membalas pesan dari mbak Siti ini. Otakku rasanya s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    21. POV Hadi

    "Ibu, apa-apaan, sih?" Karena mendengar keributan. Aku yang baru saja keluar dari kamar mandi segera menuju ke ruangan depan. Dan benar saja. Di depan pintu aku mendapati ibuku sudah berada di depan sana dengan raut wajah yang tidak bersahabat. Aku juga melihat Mira yang terduduk di atas lantai. Apa ini karena ulah ibuku?Ibuku tidak henti-hentinya mengumpat di depan istriku. Aku tahu masalah Manda yang kabur dari rumah yang mendasari emosi ibuku juga karena desakan adik bungsuku tentunya.Ibu terus menyalahkan Mira tanpa sebab. Ibu mengklaim jika perginya Manda dari rumah itu karena disebabkan oleh Mira yang tidak mau mengalah. Mengalah mempergunakan uang tabungannya untuk terlebih dahulu dipergunakan merenovasi rumah yang saat ini di tempati oleh ibu dan juga adikku. Aku seperti berada di tengah tebing. Mundur jurang, maju pun jurang. Tidak ada pilihan yang bisa menyatukan istriku dan juga ibuku. Alasan tidak masuk akal yang aku kira yang membuat ibuku tidak menyukai kehadiran ist

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    22. Harus tegas

    Kamu yang sabar, Mir. Aku tahu, kamu pasti sakit karena ini. Kamu sudah banyak berkorban tapi apa yang kamu dapatkan? Justru mereka berbuat untuk menusuk kami dari belakang." Di penghujung desa aku tidak sengaja bertemu dengan mbak Siti yang sepertinya ia baru pulang dari tempat kerjanya. Sore ini kami berpapasan sedang kan mbak Siti yang membawa sepeda angin sengaja menghentikan aku. "Ini, Kamu minum dulu biar tenang." Segelas es teh manis ia sodorkan di depanku. Kami sengaja berhenti dan menepi di kedai es teh yang menjamur akhir-akhir ini.Karena menang haus, tidak terasa hampir setengah bagian minuman berwarna sedikit kecoklatan itu sudah berpindah tempat di tenggorokan ku.Aku mengusap jejak air mataku dengan tisu yang sengaja aku bawa di dalam tas selempang yang aku kenakan."Aku kecewa, Mbak. Aku juga nggak nyangka banget sama mas Hadi. Tenyata ucapan pria itu lain di mulut dan lain juga di hati. Sewaktu ibunya belum menyambangi rumah orang tuaku, hubungan kami baik-baik saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18

Bab terbaru

  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    50. Mengikuti jalan takdir

    Permasalahan yang menghampiri keluarga Hadi datang bertubi-tubi. Setelah dirinya mengalami kegagalan dua kali dalam menyelami bahtera rumah tangganya. Kini adik kandungnya sendiri mengalami hal yang serupa.Setelah kejadian penggerebekan sang istri oleh Wahyu sendiri. Wahyu memilih untuk kembali ke rumah ibunya sedangkan Manda lebih memilih bertahan dengan Darto.Karena sudah gelap mata. Wahyu memilih untuk menyebarkan video yang ia ambil di sebuah kamar hotel dan karena video itu pula sang istri dan juga atasannya terpaksa diberhentikan dan dikeluarkan dari sekolah setelah Wahyu memilih untuk mengundurkan diri dari tempatnya beberapa tahun terakhir mengabdi Manda lebih tergiur iming-iming dari seorang Darto dari pada suaminya sendiri.Hadi mulai berdamai dengan hatinya karena bagaimana pun ibunya adalah perempuan yang sudah berjuang demi hidupnya selama ini.Tuti dan keluarga akhirnya memilih untuk keluar dari rumah yang sudah dibangunkan oleh Ridwan. Tuti mulai merasa bersalah dan

  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    49. Kepergok

    Dari jauh, Hadi hanya bisa memandang perempuan yang pernah menghuni hatinya dan memeluk jiwanya.Diam-diam Hadi mengintai pasangan yang sedang berlimpah kebahagiaan tersebut. Senyum tulus dan perhatian Fahmi yang diberikan pria itu untuk kekasih hatinya bagaikan sembilu yang mengiris-iris hatinya.Andaikan ia bisa tegas dan tidak mudah goyah dengan hasutan ibunya. Mungkin kebahagiaan itu akan menjadi miliknya.Perhatian Hadi tertuju pada tangan Fahmi yang terus mengelus perut Amira. Bentuk tubuh Amira sudah menampakkan perubahan dan Hadi sudah faham akan hal tersebut.Setiap kali istirahat makan siang. Hadi selalu menyempatkan diri untuk mencuri pandang pada perempuan yang sudah menjadi mantan pasangan hidupnya. Tempat kerja Hadi memang tidak jauh dan masih satu lokasi dengan toko sekaligus konveksi yang kelola oleh Amira sebagai hadiah pernikahannya dengan Fahmi.Semakin lama melihat kemesraan sang mantan membuat mata Hadi menjadi perih juga hatinya menjadi tidak karuan karena dilip

  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    48. Fakta untuk Hadi

    "Kamu kenapa, Yang? Kamu nggak enak badan? Hari ini nggak usah ke toko kalau nggak enak badan." Fahmi menyadari perubahan yang terjadi pada istrinya. Sudah beberapa hari Amira mengeluh jika badannya sering terasa lemas tidak bertenaga nafsu makan pun mulai berkurang dari pada biasanya. Keluarga kecil itu sedang menikmati santapan makan pagi mereka."Aku nggak apa-apa, Mas. Nggak enak di rumah terus. Takut bosan karena tidak ada kegiatan."Semenjak dinikahi oleh Fahmi. Amira sudah tidak diizinkan lagi oleh sang suami bekerja di pabrik. Fahmi sudah menyerahkan toko sekaligus butik yang ia bangun dan dibuka bersamaan dengan acara pernikahan mereka beberapa waktu yang lalu. Amira seolah telah mendapatkan ganti rugi yang lebih dari apa yang dulu telah hilang darinya. Tidak hanya suami yang perhatian dan menyayangi dirinya melainkan juga sosok mertua yang selama ini tidak ia dapatkan dari pernikahannya yang sebelumnya. Kebahagiaan Amira berlipat ganda selain mendapatkan kehangatan kasih s

  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    47. Tidak mau mengakui kesalahan

    Di sepanjang perjalanan. Hening, seluruh penumpang yang ada di dalam mobil tersebut tidak ada satupun yang bersuara hanya suara kendaraan yang berlalu lalang di jalanan yang terdengar. Semua sibuk dengan pikirannya masing-masing.Hingga mobil tersebut berbelok ke arah rumah Tuti, semua tetap dalam kondisi seperti sebelumnya."Mas, kamu nggak pulang?" tanya Yuni pada suaminya karena Hadi juga ikut masuk ke rumah ibunya. Hadi Hanya menoleh sebentar dan setelahnya pergi meninggalkan Yuni begitu saja.Sama seperti Hadi, Tuti juga memilih untuk mengabaikan menantu yang pernah dipuja-puja iparnya itu."Sial! Kenapa mereka jadi berubah seperti ini sama aku!" Yuni merutuki sikap keluarga suaminya tersebut.Yuni menghentakkan kakinya. Merasa tidak dianggap. Yuni akhirnya memilih untuk meninggalkan rumah tersebut.Tuti terduduk lemas di atas kasur yang ada di kamarnya. Ia merasa seolah telah mendapatkan sebuah karma atas semua perbuatannya. Penyakit hati yang ia miliki tidak tahu apa penyebab a

  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    46. Wujud asli menantu pilihan

    Flashback"Surya, apakah kamu benar-benar cinta sama aku? Apakah kamu benar-benar mau berkorban untuk aku?" Tuti diam-diam mendatangi Surya di tempat ia bekerja. Surya bekerja untuk keluarga Ridwan sebagai orang kepercayaan untuk memegang satu cabang toko grosir sembako milik keluarga dari mertua Marlina."Apa pun demi kamu." Surya di mabuk cinta karena Tuti." ... " Tuti segera mendekat ke arah pria tersebut dan kemudian ia membisikkan sesuatu pada teman prianya itu."Hah! Gila, kamu, Tut!" sentak Surya karena terlalu terkejut dengan apa yang diungkapkan oleh kekasihnya itu."Aku gila tapi aku juga tidak mau seperti ini. Hatiku sakit aku mau kamu bisa membantuku untuk mengobati sakit hatiku ini.""Apa kamu tidak pernah menghargai perasaan ku?""Aku sangat menghargai kamu. Tapi aku juga tidak bisa mengendalikan egoku ini."Surya merasa gusar. Di sisi lain ada cinta matinya dan di sisi lain ada orang yang tidak mungkin ia khianati."Baik, tapi kamu juga harus janji jika hati dan ragamu

  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    45. Rahasia besar Tuti

    "Hadi, itu nggak mungkin mantan istri kamu si Amira itu kan?" Hadi masih terdiam, pria itu tercenung mendapati sang mantan kini telah bersanding dengan yang lain dan mirisnya mantan istrinya itu terlihat jauh lebih cantik dan seimbang karena bersanding dengan pria yang rupawan. Hadi merasa semakin rendah. Setelah lepas darinya dengan kehidupan yang sebelumnya penuh menguras emosi dan juga kesabaran. Mantan istrinya kini seolah telah menuai. Amira mendapatkan pengganti yang jauh lebih baik bahkan pria itu adalah pimpinan di tempat kerjanya dan yang lebih tidak masuk akal lagi adalah tenyata selama ini Hadi bekerja di tempat orang-orang yang menjadi tersakiti karena ibunya.Hadi masih belum bisa mempercayai dan menerima kenyataan ini.Setelah berada di barisan antrean untuk memberikan ucapan selamat pada mempelai dan keluarga."Hadi lebih baik kita pulang saja." Hadi masih belum merespon Ibunya. Raga Hadi memang berada di gedung tersebut tetapi entah berada di mana jiwa pria itu. "Mas

  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    44. Undangan pernikahan

    Waktu terus berjalan dan berlalu meninggalkan kenangan pahit dan manis yang telah dan pernah terukir."Bu, atasan di tempat kerja Hadi mau mengadakan acara syukuran dan juga pesta pernikahannya." Hadi sudah mulai menerima siapa dirinya dan perihal ayah kandungnya pun Hadi sudah ikhlas menerima siapapun orangnya."Maksud kamu bagaimana, Hadi?" tanya Bu Tuti pada putranya karena penasaran. Tidak biasanya sang anak bercerita perihal pekerjaan barunya pada ibunya. Hadi sengaja tidak ingin bercerita perihal pekerjaan dan juga gaji yang ia peroleh di tempat baru tersebut. Gaji Hadi jauh lebih besar dari pada gajinya sewaktu menjadi tenaga pendidik karena memang masih menjadi tenaga honorer. Ibunya selalu memandang rendah pekerjaan seorang buruh pabrik, tetapi kini putranya sendiri juga beralih profesi menjadi buruh pabrik dari seorang pengajar sebelumnya. Awalnya Hadi sangat asing dengan profesi barunya itu, namun lambat laun seiring dengan berjalannya waktu dirinya bisa menyesuaikan diri.

  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    43. Rahasia masa lalu

    "Dasar manusia tidak tahu malu. Apa kamu di rumah tidak punya kaca? Penyesalan terbesar dalam hidupku adalah memelihara ular tidak tahu diri seperti kamu. Sudah merampas dan merusak kebahagiaan orang lain. Sekarang seolah kamu belum puas, tanpa tahu malu kamu mau meminta hak kamu? Hak yang mana yang kamu minta? Kenapa kamu tidak memintanya langsung pada keluarga suami kamu? Kenapa? Apa kamu malu karena anak itu bukan dari keturunan mereka?""Tutup mulut kamu Marlina!" Tuti sudah emosi karena merasa harga dirinya sudah diinjak-injak oleh Marlina."Kamu tidak terima dengan ucapanku? Apa ada yang salah? Hah! Jangan kamu kira aku bodoh dan tidak tahu semuanya. Keluarga mas Ridwan pun sudah tahu kebenarannya maka dari itu mereka tidak sudah menerima kamu." Marlina memiliki kesempatan untuk membalas sakit hatinya dengan."Tutup mulut kamu!" Tuti ingin menyerang Marlina untung saja ada Fahmi dan dari arah tak terduga Hadi pun sudah berada di tempat yang sama."Ibu,""Kebetulan. Putramu juga

  • KUSERAHKAN SUAMIKU PADA IBUNYA    41. Tidak tahu malu

    Bu Tuti mendatangi rumah Yuni yang ditinggali oleh Hadi. Usai orang-orang suruhan Amira pergi dengan membawa barang milik Amira dan Bu Tuti tidak bisa mencegahnya. Bu Tuti berniat ingin mengadu pada sang putra."Yuni kamu sudah di rumah?" Bu Tuti terkejut karena yang menemuinya adalah sang menantu bukan putranya sendiri."Iya, kenapa, Bu memangnya?" jawab Yuni ketus pada ibu mertuanya. "Anu ... ibu nyari Hadi. Ibu ada perlu sebentar sama anak ibu." "Mas Hadi kerja, Bu. Anak ibu itu harus kerja sebagai tanggung jawabnya. Sudah dua hari anak ibu itu cuti dari tempat kerjanya. Aku nggak mau sampai suami Yuni kehilangan pekerjaannya lagi karena ulah ibu." Bukannya mempersilahkan masuk ibu mertuanya itu untuk masuk justru Yuni malah mendebat orang tua yang telah melahirkan suaminya itu."Ibu memang ada perlu sama Hadi. Lagian Wahyu juga adiknya Hadi sudah sewajarnya Hadi ikut mengurusi adiknya yang sedang terkena musibah.""Wahyu kan punya istri, Bu. Dan juga ada keluarga istri juga. Ini

DMCA.com Protection Status