Share

Part 6

"Sinta? Kamu belum pulang?" tanyaku saat melihat gadis itu masih duduk di lobi kantor meski waktu telah menunjukkan berakhirnya jam kerja.

Aku sendiri sudah bersiap-siap hendak pulang, tetapi melihat gadis itu duduk di sofa lobi kantor, aku bergerak mendekatinya.

"Eh, Mas Deni. Iya, Mas. Lagi nunggu jemputan, tapi belum ada yang bisa jemput," jawabnya sambil tersenyum manis.

Melihat senyum gadis itu, seketika jantungku berdegup kencang. Senyum itu sungguh manis, semanis orangnya, bisik hatiku lagi. Mabuk kepayang.

"Mas antar aja gimana? Sudah sore ini, takutnya sebentar lagi satpam mau ngunci kantor," ucapku lagi, menawarinya tumpangan.

Kesempatan bagus untuk pedekate dengannya tak boleh dilewatkan begitu saja, bisikku pada diri sendiri.

Sinta menatapku sesaat, lalu berucap.

"Memangnya nggak mengganggu, Mas? Nanti Mas dimarahin orang rumahnya nggak kalau telat pulang?" jawabnya lagi.

Aku hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalaku.

"Nggaklah. Ngapain juga marah? Mas biasa kok telat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
nah kena batunyaa....pinter gak ya Deni klo perempuan seperti itu matre
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status