Share

58 Kritis

Laki-laki itu masih tergeletak di tengah jalan. Sepertinya dia pingsan. Orang-orang yang tadi sibuk menikmati jajanan, ada yang berselfie atau ngobrol santai dengan pasangan mendadak berhamburan ke sana.

Mereka ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi. Siapa yang tertabrak dan siapa yang menabrak. Tak terkecuali Abang penjual bubur ayam tempatku memesan. Fano yang tadi tak jadi ikut mamanya mengejar Fian tampak ketakutan melihat orang-orang berlarian.

"Kita nggak ikut ke sana, Tante?" tanyanya dengan suara bergetar di balik jilbab panjangku.

"Di sini saja, Fano. Kasihan Dek Bian kalau berdesak-desakan," balasku kemudian, meski dalam hati rasanya aku ingin melihat sendiri apa yang sebenarnya terjadi.

Entah mengapa hatiku mulai berdebar tak tenang. Ada rasa gelisah dan takut yang tiba-tiba menyergap begitu saja. Aku sendiri tak tahu, kenapa kegelisahan itu datang tiba-tiba.

Suara tangis mulai terdengar lebih kencang. Sepertinya suara itu tak terlalu asing. Ah mungkinkah? Bukannya s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status