Share

Bab 48

Penulis: Lia M Sampurno
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-03 09:52:43

Dengan malas Dokter Fredy segera mandi dan berganti pakaian. Dia berharap dengan tinggal sejenak di rumah ibunya bisa mengurangi sedikit keruwetan hati.

Siang itu, Dokter Fredy segera meluncur menuju kediaman ibunya yang berjarak sekitar empat jam dari rumahnya. Beruntung jalanan tidak begitu padat. Hingga melewati pintu tol Dokter Fredy langsung menancap gasnya. Dia sudah merasakan kerinduan yang teramat sangat pada sang ibu tercinta.

Saat memasuki jalanan menuju rumah ibunya, terlihat dari jauh jika rumah besar itu sedang mengadakan acara. Tenda terpasang cantik di depan rumah. Orang-orang pun terlihat bergerombol di sana.

Sejenak Dokter Fredy merasa kaget dan heran. Ada acara apa di rumah ibunya? Pikirnya.

Dia menambah kecepatan laju mobilnya, lalu segera memarkir di lapangan yang tidak jauh dari sana.

Tampak ibu-ibu berduyun-duyun datang ke sana. Dokter Fredy segera turun dan menghampiri rombongan ibu-ibu itu.

“Maaf, Bu. Ada acara apa ya?” tanyanya sopan. Ibu-ibu itu menoleh sere
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 49

    Karena keributan di luar semakin menjadi, Dokter Fredy segera menghampiri. Di sana terlihat Selina berkacak pinggang berhadapan dengan Dewi, mantan staff-nya.Selina berteriak-teriak.“Eric, keluar! Jangan kamu biarkan aku seperti ini. Aku tau kamu di dalam!” teriaknya. Dia hendak merangsek masuk, tetapi ditahan oleh Dewi.“Hei, kau wanita kurang ajar. Keluar kau! Kembalikan suamiku!” teriaknya lagi. Mendengar itu Rena segera keluar dan menyerahkan bayinya pada Bu Wulan yang tampak geleng-geleng melihat tamu tak diundang.Melihat Dokter Fredy dan Rena keluar dari kamar yang sama, membuat Selina semakin naik pitam.“Begini kau rupanya ya? Dasar pelacur kau! Kau rebut suamiku!” Selina kembali berteriak. Dia sepertinya tidak malu menjadi tontonan ibu-ibu yang datang untuk pengajian.“Kau yang pelacur!” balas Dewi.“Hei, siapa kau berani ikut campur?!” semprot Selina ke muka Dewi. Melihat itu Dokter Fredy segera menghampiri istrinya dan berusaha menahannya.“Selina, hentikan! Tidakkah kau

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03
  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 50

    "Awas kau, Rena, Eric. Aku tidak terima dengan semua perlakuan kalian ini." Selina mondar-mandir di dalam kamarnya. Giginya bergemerutuk dengan tangan terkepal."Gara-gara si Amy sialan itu, semuanya jadi kacau. Aku harus cari cara biar Eric mau kembali padaku. Gimana ini ...," gumamnya sambil berkacak pinggang. Satu tangannya lagi memegang dagu."Padahal semuanya sudah sempurna. Eric percaya dengan semua ceritaku, terlebih lagi dia mau menikahiku. Sekarang semuanya hancur berantakan!" pekiknya sambil melempar sebuah vas bunga hingga hancur berantakan. Selina luruh ke lantai dengan napas tersengal."Aku harus hamil! Ya, ya, ya. Kalau aku hamil, Eric pasti mau kembali padaku. Tapi bagaimana caranya, selama ini aku selalu minum obat agar tidak hamil. Aku harus cari cara. Harus! Toh Eric selama ini tidak tau kalau aku pakai pengaman."Selina bangkit dan meriah ponselnya. Dia terlihat menekan tombol-tombol di layarnya."Dia pasti bisa menolongku. Aku harus bisa hamil secepatnya," gumamnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 51

    "Cepet pake baju lo!" ujar Selina sambil memunguti setiap helai baju tidurnya yang tergeletak di lantai.Bel kembali ditekan beberapa kali. Sepertinya sang tamu sudah tidak sabar. Selina segera memakai baju dan memberi kode pada Andrew agar segera pergi ke mini bar yang berada di antara ruang tengah dan dapur.Selina segera berlari ke depan pintu. Dari lensa pembesar, dia bisa melihat tubuh jangkung Dokter Fredy sedang berdiri di balik pintu. Dengan wajah semringah Selina segera membuka pintu itu. Sebuah senyuman manis dia sunggingkan saat mantan suaminya itu menoleh ke arahnya. Wajah Dokter Fredy sangat tidak bersahabat. Dia merangsek masuk tanpa permisi. Selina mengekori di belakangnya."Sayang, kamu baru pulang. Kita sarapan bersama, ya?" Selina mencoba merayu.Tanpa mempedulikan rayuan Selina, Dokter Fredy memindai seisi ruangan hendak mengambil beberapa barang miliknya yang masih berada di sana.Dia langsung menuju kamar untuk mengambil baju-bajunya. Sebuah tas besar yang pernah

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 52

    "Sayang, aku merasa ingin tinggal di rumah kamu, ya?" rengek Selina."Hmm ...." Dokter Fredy hanya menjawab dengan gumaman. Matanya fokus ke jalanan."Kok, kamu jawabnya males-malesan gitu, sih? Please deh, ini keinginan bayi ini. Dia mau tinggal dekat dengan papanya." Selina kembali merajuk. Dokter Fredy melengos."Iya, kamu boleh tinggal di rumahku. Sekarang kita cari makan dulu, setelah itu baru kita pulang," jawab Dokter Fredy. Wajah Selina langsung semringah."Makasih, Sayang." Selina meremas tangan Dokter Fredy yang berada di tuas gigi. Lelaki menyunggingkan seulas senyum hambar."Kamu mau makan apa?" tanya Dokter Fredy."Aku mau pasta. Boleh?" Selina balik bertanya. Dokter Fredy hanya mengangguk.'Iyeesss!' pekik hati Selina. Sesekali dia melirik pada lelaki yang fokus menyetir."Beli pasta di sini aja, ya. Aku lagi males makan pasta. Dulu biasanya Rena suka masakin aku sayur-sayuran," ujar Dokter Fredy tanpa sadar seraya membanting setir ke sebelah kanan untuk parkir. Mata Se

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 53

    "Kamu berbohong?" tanyanya pelan. Selina tampak menyunggingkan senyuman terpaksa."Emh, itu. Aku tidak berbohong, Eric. Mungkin test pack-nya saja yang salah. Ini coba saja kamu lihat. Di sini hasilnya positif, kan?" ujarnya mencari alasan. Dokter Fredy melengos."Kamu berusaha membohongiku lagi, Selina! Untuk apa? Hah? Sekarang sudah jelas, kamu tidak hamil,. Jadi ... tidak ada alasan lagi kita bersama." Dokter Fredy bangkit dari kursi kebesarannya."Eric, tunggu! Ini semua karena aku benar-benar mencintaimu. Aku tidak mau kehilanganmu!" jerit Selina."Apakah cinta harus berbohong? Kau tau, yang membuatku membencimu karena semua kebohonganmu, Selina. Kau mengada-ngada, sudah diperkosa, padahal kau pergi berkelana dengan pria-pria yang memberimu gelimang harta."Please, Selina. kebohonganmu, malah membuatku semakin jijik padamu."Pergilah! Kita sudah tidak ada urusan lagi. Aku akan segera mengajukan gugatan cerai," ujar Dokter Fredy sambil membukakan pintu untuk mantan istrinya.Selin

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 54

    "Ren, kamu dendam ya sama dokter itu?" tanya Rendy, sesaat setelah mereka di luar. Mereka menyusuri jalan komplek yang tampak lengang. Jalanan cukup terang karena terdapat banyak lampu di sepanjang jalan.Rena terdiam."Sebetulnya saya tidak ingin menyimpan dendam. Terlebih pada ayah Rafa. Saya hanya ingin menjaga jarak darinya. Hanya keledai yang jatuh ke lobang yang sama." Rena tersenyum miring."Kalau begitu ... apa kamu sudah siap menerima orang lain sebagai teman hidupmu?" tanya Rendy seraya melirik pada wanita yang berjalan di sebelahnya. Rena berhenti sesaat, menatap kosong pada gelapnya langit malam."Saya tidak tau, Pak. Hati saya rasanya sudah mati. Salah saya, telah menyerahkan segenap hati pada seorang pengkhianat." Rena kembali tersenyum miring. Merasa miris pada hidupnya yang mudah percaya pada pria yang baru dikenalnya."Oh, ya. Boleh aku tanya sesuatu?" tanya Rendy yang kembali jalan mengikuti langkah Rena."Ya?" Rena menoleh pada pria di sampingnya."Apa bener kamu me

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 55

    Dokter Fredy memegangi pipinya yang terasa panas."Kau masih menganggapku pelacurmu, hah? Begitu? Jangan harap kau bisa menyentuhku lagi!" pekik Rena sambil berlalu ke dalam rumah.Dokter Fredy terdiam. Dia tidak menyangka jika Rena akan berlaku seperti itu. Wanita yang begitu penuh cinta kasih, kini berubah bengis. Karena dirinya. Karena rasa sakit yang telah diberikannya. Karena pengkhianatannya. Dan entah sejuta karena apalagi yang membuat Rena berubah seperti itu.*Saat masuk kamarnya terlihat Bu Wulan sudah terlelap dan Rafa ada di sampingnya. Rena tersenyum bahagia melihat dua orang yang begitu disayanginya. Rena tak tega membangunkan sang mantan ibu mertua yang tampak sedang menikmati tidur nyenyaknya. Akhirnya Rena meraih sebuah bantal dan kembali ke luar. Menuju sebuah sofa dan membaringkan diri di sana. Tak menunggu lama, dia langsung terlelap karena lelah.Dokter Fredy menatap tubuh kurus itu dengan tatapan nanar. Dia membopong tubuh yang semakin kurus itu ke kamar lamanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 56

    Setahun berlalu, Rena masih saja menutup diri dari mantan suaminya. Walaupun Dokter Fredy berusaha semaksimal mungkin agar bisa bersama dengan sang anak—Raffa—tetapi semua itu belum bisa membuat hati Rena mencair. Dia tetap bersikap dingin.Setiap kali libur, Dokter Fredy selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi Raffa di rumah ibunya. Jarak yang jauh tak menyurutkn niatnya untuk menebus semua kesalahan yang telah diperbuatnya. Dia telah abai di saat Raffa masih dalam kandungan, sekarang dia tidak mau melewatkan masa pertumbuhan putera semata wayangnya itu. Terlebih semakin besar, anak itu semakin mirip dirinya.Hari Minggu, Dokter Fredy hendak mengajak puteranya berjalan-jalan. Dari pagi dia sudah meluncur ke rumah ibunya. Sesampainya di sana dilihatnya Raffa sedang belajar berjalan di teras depan. Dengan langkah yang masih terseok, Raffa melangkah dari sang ibu menuju omanya. Setelah berhasil mencapai omanya, Raffa tertawa renyah. Dokter Fredy memperhatian dari pintu gerbang. Terli

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07

Bab terbaru

  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 64

    Dokter Fredy segera mengambil beberapa butir obat mual dari ruang praktiknya. Dia pun membawakan Rena segelas air putih hangat."Ayo, minun dulu, biar mualnya agak berkurang." Lelaki itu memberikan sebutir obat dan menyodorkan segelas air. Walau berat, Rena terpaksa melakukannya. Dia yakin jika sang suami lebih mengetahui keadaan dirinya.Setelah minum obat Rena kembali membaringkan tubuhnya. Berusaha memejamkan matanya agar rasa mual itu berkurang.Dokter Fredy sudah pergi dari tadi untuk mencari sarapan bersama sang buah hati.Rena menyadari, jika suaminya benar-benar berubah seperti janjinya dulu. Hati yang sempat ragu dan terkoyak, kini mulai pulih. Tak ada lagi alasan untuknya meragukan sang suami.Kehamilan kali ini, dia betul-betul dimanjakan oleh sang suami. Dua asisten rumah tangga dia pekerjakan untuk membantu Rena.Raffa pun terlihat bahagia saat melihat kedatangan omanya. Sepertinya anak kecil itu sangat merindukan wanita tua yang begitu menyayanginya.Hari berlalu, bulan

  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 63

    Dia merengkuh tubuh mungil itu dalam dekapan."Sayang, bisakah kamu melupakan itu semua? Hatiku sakit jika mengingatnya. Aku menyesal pun, semua tidak bisa diulang. Tapi aku sungguh menyesal, Rena.""Rasa sesal itu tidak akan merubah keadaan, Bang. Karena itu, pikirkanlah segalanya sebelum melangkah."Rena menunduk dalam."Sayang, aku akan menebusnya dengan mencintaimu seumur hidupku."Dokter Fredy mengangkat wajah itu agar menatapnya. Dia dekatkan hingga menghapus jarak diantara mereka."Jangan pernah berjanji, karena manusia itu gudangnya khilaf." Rena bangkit dan meninggalkan suaminya termenung sendirian.*Beberapa saat kemudiam Raffa terbangun dan menangis. Dokter Fredy langsung menggendong dan membawanya ke luar mencari Rena. Setelah berkeliling, ternyata Rena ada di dapur sedang menikmati semangkuk mi instan yang terlihat pedas."Ren, makan mie instan pedas? Kenapa gak makan makanan yang baik aja, sih?" tanya Dokter Fredy sambil menarik kursi di depan Rena. Raffa terlihat meren

  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 62

    Sinar mentari menerobos gorden yang sedikit terbuka. Rena mengerjapkan matanya karena silau. Sesaat dia sadar, lalu segera bangkit dan memindai sekeliling. Hingga akhirnya pandangan manik coklat itu berakhir di tubuhnya.Polos.Rena mengusap wajahnya pelan."Astagfirullah, sampai lupa. Abang ... bangun! Sudah pagi, kita belum salat Subuh, ini," pekik Rena sambil menggoyangkan tubuh yang masih terlelap di sampingnya.Dokter Fredy hanya bergumam, "Nanti dulu, Abang masih cape." Lelaki itu menarik selimut hingga menutupi wajahnya.Rena mencebik, lalu bangkit hendak beranjak dari tempat tidur. Dia kembali duduk, saat disadari tak ada sehelai benang pun melekat di tubuhnya. Dia melirik ke arah suaminya yang tertutup selimut. Rena mencari keberadaan baju tipis yang dipakainya semalam. Tak ada.'Ke mana tuh, baju?' Rena membatin. Padahal semalam, dia ingat jika baju itu tergeletak begitu saja di lantai. Walaupun sudah sah sebagai suami istri, tetapi Rena merasa malu jika harus berjalan dal

  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 61

    Rena menatap dirinya dalam pantulan cermin. Kebaya pengantin yang pernah dipilih Dokter Fredy kala itu, kini melekat di tubuhnya. Terlihat pas dan cantik. Rena tak menyangka jika semua ini ternyata sudah menjadi skenario hidupnya yang telah disusun Tuhan dengan begitu sempurna.Suka-duka sejak bertemu dengan lelaki yang sebentar lagi akan kembali menjadi suaminya itu begitu penuh lika-liku. Pahit, manis. Namun, justru membuat cintanya semakin besar. Rena menyadari, jika tidak ada lelaki lain yang mencintainya sebesar Fredy.Dengan dituntun Bu Wulan, Rena berjalan ke meja yang sudah disiapkan untuk acara akad nikah pagi itu. Deretan tamu undangan juga keluarga besar telah hadir di sana. Tak terkecuali Bayu, yang sudah hampir dua tahun tidak bertemu dengan kakaknya, hari ini hadir. Dia tersenyum melihat kakaknya yang menyongsong hari bahagianya.Mengenakan sebuah koko putih, celana hitam dan peci, Dokter Fredy tampak semakin gagah dan tampan. Dia duduk di depan penghulu dan wali hakim.

  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 60

    Rendy terdiam seketika. Menatap pada wanita polos dan baik hati di depannya. Dia masih ingat, saat dulu dia masih kecil, hanya Dewi yang mau berteman dengannya. Wanita yang tak pernah menilai seseorang dari harta.Dewi tidak berubah. Saat Rendy kecil yang hanya anak seorang tukang ojek, hingga menjadi seorang pemilik toko dengan merek-merek ternama. Dewi tetap bersikap baik.Wajahnya yang imut dengan pipi chubby membuatnya tampak menggemaskan. Rendy tersenyum sendiri."Rendy, kamu kenapa?" tanya Dewi mengibaskan tangannya di depan muka lelaki itu. Rendy terperanjat kaget."Eh, gak papa. Lihat kamu jadi inget masa kecil. Cuma kamu yang baik sama aku, Wi," ungkap Rendy sambil kembali mencomot nasi beserta lauknya."Iyakah?" tanya Dewi sambil mengunyah."Ih, kamu, kalau ngomong abisin dulu makanan yang di mulut," protes Rendy."Iya, Sayangku," ucap Dewi tanpa sadar hingga membuat Rendy tersedak."Kamu keselek, Ren? Duh, makanya kalau makan tuh, hati-hati. Kamu takut aku mintain ya?" tany

  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 59

    Rendy termenung di mejanya. Karyawannya bisa melihat jika sang bos sedang dilanda galau. Setahun berlalu, tapi hati Rena tetap tertutup untuk dirinya.Ternyata hati itu benar-benar rumit. Kadang kita mencintai orang yang tidak mencintai kita. Dan kadang kita tidak bisa menerima orang yang mencintai kita dengan tulus.Siang itu, Dewi berjalan-jalan ke mal. Dia ingat jika Rendy memiliki toko di sana. Dewi celingak-celinguk mencari posisi toko itu."Nah, itu dia. Lagi ngapain ya dia?" gumam Dewi sambil melangkah mendekati toko itu.Seorang pelayan menyapanya ramah ketika dia sampai di pintu."Silakan, Mbak.""Eh, anu ... Rendy-nya ada?" tanya Dewi.Yumna tersenyum ramah. "Ada, Mbak. Di dalam," jawabnya sambil mempersilakan Dewi masuk."Makasih ya." Dewi tersenyum dan manggut-manggut. Sambil melangkah, Dewi larak-lirik memindai seisi toko. Baju-baju bermerek itu begitu menarik perhatiannya. Beberapa kali dia menabrak deretan gantungan baju."Ish, kok tiba-tiba ada di sini sih, ini gantun

  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 58

    Malam itu Rena tidak bisa memejamkan matanya. Dia terus saja memikirkan perkataan Bu Wulan. Dia kembali membayangkan, saat Dokter Fredy masih menjadi suaminya dan Rena sering kali menyakitinya. Namun, dengan kebesaran hatinya, lelaki itu selalu memaafkannya.Rena akui, dia begitu mencintai lelaki itu. Lelaki pertama yang menyentuhnya. Lelaki pertama yang memberinya harapan juga cinta. Haruskah dia melepaskannya begitu saja, hanya demi mempertahankan ego semata?Malam itu rena menangis dalam sujudnya, meminta petunjuk pada Sang Maha Pengasih untuk diberikan jalan terbaik untuknya juga mantan suaminya. Tak terasa dia jatuh terlelap. Dia mimpi berjalan-jalan dengan Dokter Fredy juga Raffa. Dalam mimpi itu Rena sedang duduk di sebuah kursi, dengan Raffa dalam gendongannya. Entah kenapa tiba-tiba ada sesosok penjahat yang datang membawa golok dan mengejar mereka. Rena segera bangkit berlari membawa Raffa. Sedangkan Dokter Fredy menghadang penjahat itu dan berkelahi. Dalam pergumulan itu D

  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 57

    Dokter Fredy segera bangkit dan menghampiri Rena. Dia berlutut di hadapan Rena. Tangannya menggenggam jemari Rena kuat.“Abang mohon, ampuni Abang, Ren.” Kali ini lelaki itu sudah tak bisa lagi menahan air mata yang sudah hampir tumpah sedari tadi. Dokter Fredy menangis sambil memeluk lutut mantan istrinya.“Berikan aku waktu untuk berpikir,”ucap Rena lirih.Dokter Fredy mendongak bahagia. Bagaikan ada hawa angin segar saat Rena mengucapkan itu. Sepertinya hati mantan istrinya itu sudah mulai luluh.“Aku akan menunggu, sampai kamu siap. Sampai kapan pun,” lirih lelaki berkaos putih itu.Sepasang mata tua melihat diam-diam dari balik gorden pintu yang menuju ke ruang makan. Dia menyeka air mata yang mengalir tanpa bisa ditahan.“Semoga Tuhan menyatukan kembali cinta kalian, Nak.” Dia berbalik dan kembali ke kamarnya.*Selina dan Andrew berjalan-jalan di sebuah mal. Mereka sengaja melakukan perjalanan agak jauh agar tidak ada yang mengenali.Tante yang 'merawat' Andrew, adalah seorang

  • KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU   Bab 56

    Setahun berlalu, Rena masih saja menutup diri dari mantan suaminya. Walaupun Dokter Fredy berusaha semaksimal mungkin agar bisa bersama dengan sang anak—Raffa—tetapi semua itu belum bisa membuat hati Rena mencair. Dia tetap bersikap dingin.Setiap kali libur, Dokter Fredy selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi Raffa di rumah ibunya. Jarak yang jauh tak menyurutkn niatnya untuk menebus semua kesalahan yang telah diperbuatnya. Dia telah abai di saat Raffa masih dalam kandungan, sekarang dia tidak mau melewatkan masa pertumbuhan putera semata wayangnya itu. Terlebih semakin besar, anak itu semakin mirip dirinya.Hari Minggu, Dokter Fredy hendak mengajak puteranya berjalan-jalan. Dari pagi dia sudah meluncur ke rumah ibunya. Sesampainya di sana dilihatnya Raffa sedang belajar berjalan di teras depan. Dengan langkah yang masih terseok, Raffa melangkah dari sang ibu menuju omanya. Setelah berhasil mencapai omanya, Raffa tertawa renyah. Dokter Fredy memperhatian dari pintu gerbang. Terli

DMCA.com Protection Status