Share

Bab 12

Penulis: Pena_kinan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-17 23:52:40

"Iya, apa dijual begitu! Bisa nggak?" Aku kembali bertanya.

"Wah, kalau soal itu aku nggak tahu tuh. Nanti coba aku tanyakan dulu sama teman. Memangnya rumah siapa yang mau kamu jual?"

"Rumahnya Mas Bima?"

"Apa? Rumah Bima? Nggak salah?"

"Nggak lah, sertifikatnya aja udah ada ditanganku. Tinggal jual aja. Kan gampang! Tapi kalau bisa sih!" Aku kembali menyahut.

"Nanti kalau dia marah gimana? Kamu bakal dilaporkan ke pihak berwajib. Nggak usah aneh-aneh deh!" Orang yang ada di seberang telepon terdengar khawatir.

"Nggak Lah, tenang. Aku punya ide kok!"

"Ide? Apaan?" Seketika sambungan telepon aku tutup setelah panjang lebar aku menjelaskan kepada janda anak satu itu.

Sudah tidak sabar lagi rasanya. Untuk segera menikmati semua uang yang akan mengalir ke dalam rekening ku itu. Semoga aja Mas Bima tidak menyadari hal itu cukup lama. Semoga saja.

Jam menunjukkan angka delapan malam. Aku yang tengah duduk di depan televisi merasakan getaran-getaran perut yang minta diisi. Aku memutuskan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 13

    POV authorJam menunjukan angka tujuh tepat. Melati sudah bersiap hendak pergi bekerja. Ini akan menjadi hari terakhirnya untuk pergi ke pabrik itu. Dia sudah memutuskan untuk keluar dari pekerjaan yang selama ini memberinya banyak uang. Melati sudah mengambil keputusan. Keputusan yang diambil setelah banyak pertimbangan. Selain dia akan mengurus perceraiannya yang memakan waktu. Dia juga berniat untuk membuka usaha.Motor matic yang berwarna hitam itu melaju membelah jalan raya. Kendaraan roda dua itu mengantarkan Melati menuju tempat kerjanya. Tidak butuh waktu lama, Melati akhirnya tiba di pelataran dimana tempatnya bekerja. Helm yang bertengger di kepalanya kini sudah berpindah tempat, yakni di atas jok."Kamu udah pikirkan matang-matang keputusan kamu, Mel?" tanya Lina, sahabat Melati. Ditatapnya wanita itu dengan seksama oleh Melati. "Sudah, Lina. Aku pengen buka usaha di rumah. Sama ngurus perceraian kan tidak sebentar.""Terus gimana Bima? Katanya kemarin pulang kerja dia nya

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 14

    POV Melati"Halo, Mbak Melati." Bu Tami menyapa ketika melihatku datang bersama motor yang langsung dimatikan mesinnya. Wanita itu mendatangiku mengulurkan tangan untuk bersalaman kemudian mencium pipi kanan dan kiri."Ih, Mbak Melati ini cantik banget." Wanita itu kembali berucap. Membuatku mengulum senyum. "Terima kasih, Bu. Bagaimana ini? Apa kita langsung ke alamat rumahnya sekarang?" tanyaku pada Ibu Tami."Tapi Mbak Melati saya bawa mobil. Bagaimana kalau Mbak Melati ikut saya. Biar motor Mbak Melati dititipkan di warung itu?" Ibu Tami menunjuk warung makan sederhana yang letaknya tidak jauh dari tempat kami berdiri. Aku menatap sekelilingnya. Di sana ada bapak tukang parkir berseragam orange. Membuatku lega jika harus menitipkan kuda besi itu di warung tersebut."Boleh, Bu. Saya titipkan sekarang ya.""Mbak Melati kita nggak sarapan dulu?" tanya Ibu Tami membuatku menghentikan langkah."Kebetulan saya sudah sarapan. Ibu Tami mau sarapan dulu?" tanyaku."Ow, ya sudah nanti saj

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 15

    ****Aku duduk di sofa. Dengan tangan membawa keripik singkong kesukaan. Pandanganku tertuju pada layar televisi yang menyala. Tok … tok.Suara ketukan pintu itu terdengar dari luar. Membuatku terkejut. Karena ketukannya kini berubah menjadi gedoran yang cukup kuat.Aku menyibak gorden jendela melihat siapa yang bertamu. Seketika wajahku berubah menjadi masam. Setelah melihat siapa yang datang. Ceklek"Lama banget sih? Ngapain kamu di dalam, ha?" Mas Bima langsung bertanya dengan nada tinggi. Membuatku berdecak tidak percaya."Ada apa sih, Mas. Ribut-ribut!" tanyaku tidak kalah ketus. "Beberapa hari lalu Mita kesini kan sama suaminya? Dia ngasih kamu sertifikat rumah?" Aku diam mendengar penuturan laki-laki itu."Terus kamu bilang juga sama mereka kalau aku minta kamu buat ganti rekening yang biasa jadi rekening punya kamu?""Iya," jawabku santai. Membuat laki-laki itu terlihat marah. "Mana sertifikat itu!" pinta Mas Bima dengan mata melotot. Benar saja, uang yang dikirim Mita tem

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 16

    DuarBak disambar petir di siang hari. Ucapan Rian baru saja membuat Mas Bima begitu juga aku terkejut bukan kepalang. Pertanggungjawaban apa yang dimaksud anak laki-laki itu? Apakah Sari hamil? Ya Tuhan, jika itu terjadi bagaimana dengan ibu mertuaku. Pastinya akan syok berat. "Maksud kamu apa? Ha?" tanya Mas Bima. Tangannya mencekal pergelangan tangan Rian. Membuat laki-laki itu mengaduh kesakitan.Aku hanya diam. Berfikir sejenak. Apakah ini ada hubungannya dengan hoodie yang dibeli Sari beberapa waktu lalu? Dan sekarang jaket berukuran besar itu ada dirumah ini. Apakah itu salah satu tujuan Sari menutupi perutnya? Ah, ini berita besar dan juga menghebohkan."Sari hamil?" Aku langsung bertanya pada intinya. Mas Bima yang mendengar pertanyaanku pun seketika menoleh ke arahku. Pembicaraan soal sertifikat rumah yang tadi sempat memanas pun menguap begitu saja. Karena kehadiran Rian."Bicara apa kamu, Melati?!" sungut Mas Bima tidak terima dengan pertanyaan yang baru saja aku ucapka

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-20
  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 17

    "Mau kemana, Bu?" tanya Bima ketika melihat Rosita berjalan menuju pintu utama hendak keluar."Mau belanja, Bim? Kita harus tetap makan! Uang Ibu tinggal ini!" Rosita berhenti sebentar, memperlihatkan lembaran uang merah yang berada di genggamannya. Bima yang melihat uang tersebut hanya bisa menghela napas panjang. Lalu membuangnya perlahan. Kemarin niat Bima ke rumah Melati hanya untuk menanyakan perihal uang dan juga sertifikat. Entah mengapa tujuan itu justru ia lupakan. Bima malah mendapati Rian. "Nanti Bima ke rumah Melati lagi, buat minta uang!""Kamu ini kerumah Melati mau minta uang atau sengaja sih Bim, mau minta Melati buat rujuk?!" Suara Rosita meninggi. Entah mengapa semenjak terungkapnya kehamilan Sari, Rosita sedikit sensitif. Apalagi jika pembahasannya tentang Melati. Bima yang mendengar penuturan sang Ibu lantas mengalihkan pandangannya pada wanita itu. "Ibu bicara apa sih? Bima ini mau minta sertifikat yang di bawa Melati. Begitu juga uang kita yang ada padanya. Ib

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-24
  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 18

    "Kalau begitu saya duluan Ibu-ibu, belum masak." Rosita mencoba memberi alasan. Segera Roista berjalan cepat menuju rumah. Memastikan semua tetangga tidak kembali bertanya-tanya.Tap … tapLangkah Rosita cepat dan hentakannya cukup kuat. Membuat Sari yang berada di kamar langsung bergegas keluar."Ibu kenapa sih, pulang-pulang kek begitu!" tanya Sari membuat Rosita menatapnya kesal."Semua ini gara-gara kamu, Sar. Andai saja kamu tidak hamil, semuanya tidak akan seperti ini!""HOek … hoek … ibu beli apa sih?" tanya Sari. Tangannya membungkam mulut yang hendak mengeluarkan semua isi yang ada didalamnya. Tatapan Sari Tertuju pada kantong plastik berwarna putih itu."Apa-apaan sih kamu, Sari? Ini Ibu cuma beli ikan asin!""HOek …." Semakin keras suara Sari saat dirinya mual kala mencium bau ikan asin. Entah mengapa indera penciumannya dan juga indera pengecap ya lebih tajam. Membuat Sari yang tidak suka akan bau-bau amis langsung mual."Sar, kamu nggak papa kan?" tanya Rosita kembali. W

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-24
  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 19

    "Sebaiknya aku apakan sertifikat ini? Biar Mas Bima tidak terus-terusan menerorku," gumam Melati seorang diri. Bagaimana ia tidak berpikir keras Bima selama ini sudah mengusik ketenangan ya. Padahal proses perceraian tengah bergulir di meja hijau. Tapi laki-laki itu seolah-olah tidak pernah membiarkan Melati hidup tenang."Aku tau harus bagaimana. Salah sendiri kamu sudah berbohong sama aku, Mas. Jadi aku akan gadai rumah itu pada Pak Rojak. Salah satu rentenir di kampung ini. Hahaha, aku sudah tidak sabar lagi melihat gimana reaksi kamu nantinya, Mas. Jika tahu aku gadai rumah itu." Tawa kemenangan di tunjukan Melati.Dengan cepat Melati mengambil sertifikat rumah tersebut. Ia lantas membawanya ke rumah Rojak. Dengan senyum mengembang wanita itu mengetuk pintu. Tidak berapa lama seseorang membuka pintu itu. Dengan wajah menelisik laki-laki mutu menatap Melati. "Pak Rojaknya ada?" tanya Melati."Saya mau gadai rumah," ucap Melati kembali sembari memperlihatkan sertifikat itu. Membuat

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27
  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Status Melati yang baru.

    BAB 17"Kenapa? Kamu mau marah? Apa yang aku katakan benar bukan?" Kini justru Rosita menantang. Membuat Melati membuang pandangannya ke sembarang arah. "Mana sertifikat rumah Bima dan juga uang yang sudah kamu bawa!" pinta Rosita tanpa malu sama sekali. Melati tertawa puas. "Aku tidak membawa sertifikat tersebut, Bu." Melati berkata jujur bagaimanapun sertifikat itu memang sudah ia gadai dan kini tidak ada di tangan Melati. "Sialan! Apa maksud ucapanmu itu?" tanya Rosita tidak mengerti. "Sudahlah, Bu. Aku tidak memiliki banyak waktu untuk meladeni Anda. Pekerjaanku banyak jadi saya mohon Anda tinggalkan rumah saja. Saya mau bekerja!" titah Melati dengan menaikan nada satu oktaf. Ia terus memasukan makanan berbentuk lingkaran itu ke dalam mulutnya. KringSuara dering ponsel membuat Rosita langsung merogoh benda pipih tersebut yang ada di dalam tas. Jika ponsel milik Rosita tidak berbunyi mungkin wanita tua itu sudah mendatangi Melati. "Halo, Sar. Ada apa?" tanya Rosita. "Bu, ce

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-04

Bab terbaru

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 32

    Bab 25Melati duduk di karpet yang berada di lantai. Sedangkan Dinda dan juga Lina sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Hingga konsentrasi mereka buyar ketika seseorang mengucap salam."Assalamualaikum." "Waalaikumsalam," jawab ketiga wanita itu bersamaan. Netra mereka sama-sama melihat ke arah sumber suara. Dimana sosok laki-laki berdiri tegak di ambang pintu. Bibirnya melengkungkan senyuman sedangkan tatapannya yang tajam langsung bisa menembus hati para wanita. Semua orang tanpa berkedip menatap laki-laki tampan tersebut. Kecuali Dinda yang nampak berdiri menyambut kehadirannya."Eh, Tomi. Kamu kok sudah datang?" Dinda menghampiri. "Iya, kata kamu datang pagi jauh lebih baik.""Oh iya, lupa. Ini kenalkan itu Mbak melati dan juga Mbak Lina." Laki-laki bernama Tomi itu tersenyum kemudian mengulurkan tangannya pada Melati dan juga Lina. Bukannya merespon Lina dan juga Melati justru diam terpesona melihat ketampanannya."Mbak!" Tangan Dinda bergerak-gerak berharap Lina dan juga M

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 31

    Bab 31Melati tidak main-main dengan ucapannya. Ia memilih mobil di salah satu showroom yang ada di kotanya. Beberapa kali wanita itu dan juga para karyawanya melihat kendaraan roda empat tersebut. Hingga pilihan Melati tertuju pada mobil berwarna hitam. "Kita lihat bagaimana reaksi mereka ketika pulang bawa mobil beneran." Lina sudah tidak sabar lagi melihat bagaimana paniknya Rosita dan juga Sonya melihat mereka nantinya."Kita makan dulu yuk!" ajak Melati pada kedua karyawannya."Lagian hari ini kita kerjanya santai. Sekali-kali makan di luar kenapa enggak." Melati sumringah. Bibirnya tidak berhenti mengulas senyum. Kendaraan yang saat ini mereka beli adalah impiannya sedari dulu. Berharap dengan kendaraan ini Melati tidak khawatir jika sewaktu-waktu ia sakit atau salah satu keluarganya. Bukan berharap terjadi, namun saat ini kendaraan roda empat memang begitu dibutuhkan disaat genting. Melati juga berharap bisa memberikan banyak manfaat untuk para tetangga dengan adanya kendaraan

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 30

    "Kenapa kamu melihat Ibu seperti itu, Bim? Ada yang salah? Kamu mau menuduh ibu yang tidak-tidak?" Sebelum Rosita disalahkan, ia lebih dulu membela dirinya. "Terus kalau Sonya nggak ngaku ibu juga enggak siapa dong yang merusak usaha Melati? Masa iya aku? Mana mungkin! Buat apa coba?" Bima juga membela dirinya sendiri. Semua orang diam, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Di sisi lain, Melati berjalan dengan langkah lebar. Tangannya masih menggenggam erat ponsel kemudian ia menjatuhkan bobot tubuhnya pada sofa. Netra wanita itu menatap langit-langit rumah kemudian ia membuang napasnya dengan kasar. Benda pipih itu pun ia letakan asal. Sedangkan kedua tangannya lantas menangkup pada wajah. Entah mengapa bayangan wajah keluarga mantan bergulir mengusik pikirannya. Melati pun membenarkan posisi duduknya menjadi tegap, pakaian yang ada di depan matanya masih terlihat sama, berantakan dan berbau kotoran ayam. Ya Tuhan, manusia seperti apa yang sudah berani melakukan hal itu? Mel

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 29

    Bima yang berada di dalam kamar mandi pun menghentikan aktivitasnya. Menajamkan Indra pendengarannya sembari memastikan namanya yang di sebut-sebut. Benar saja, berulang kali laki-laki itu dipanggil membuat Bima khawatir, entah apa yang terjadi di depan sana membuat Bima segera menyelesaikan ritual mandinya."Ada apa ini? Melati, kamu benar-benar kurang ajar! Apa-apaan ini! Lepaskan Sonya!" teriak Rosita yang baru saja keluar dari rumah. Ia melihat melihat sang menantu tengah di Jambak oleh Melati. Tanpa menjawab maupun menanggapi Rosita, wanita yang saat ini tengah diselimuti amarah itu masih saja menarik rambut Sonya. Sedangkan wanita itu masih saja berteriak kesakitan."Ibu tolongin Sonya!" Sonya bersuara, ia meminta tolong pada sang mertua. Rosita yang mendengar namanya disebut dengan kekuatan penuh mencoba melerai kedua wanita itu. Namun, usia mereka yang jauh berbeda cukup membuat Rosita kewalahan. "Ada apa ini?" Bima yang sudah berada di luar langsung menghampiri. Dengan sigap

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 28

    2" Nggak papa, Bu. Lagi nggak ada kerjaan aja, jadi nggak ada lembur!" ucap Sonya dengan nada malas. "Ibu nggak mau tahu, Bim. Pokoknya kamu harus bisa bawa sertifikat itu bulan ini. Bagaimanapun caranya, kalau nggak bisa dengan cara halus. Sebaiknya kamu gunakan cara kasar! Melati harus diberi tahu siapa kita yang sebenarnya! Jangan sampai dia berada di atas angin karena kita tidak berbuat apa-apa!" Terdengar helaan napas panjang dari Bima. Kemudian ia melirik ke arah sang istri. Di sisi lain Melati melanjutkan aktivitasnya menyelesaikan pekerjaan demi pekerjaan. Gara-gara sang mantan suami datang banyak pekerjaan yang ia tinggalkan. "Seharusnya ini sudah selesai, gara-gara Bima sontoloyo itu jadinya kesorean!" gumam Melati seorang diri. Lina dan juga Dinda yang mendengarnya seketika menoleh ke arah sumber suara. "Sudahlah, Mel. Kamu harus hati-hati, keluarga suamimu. Opss, sorry mantan maksud aku. Bisa jadi mereka merencanakan sesuatu." Lina ikut memberikan tanggapan."Seharusn

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 27

    "Kamu ngapain sih, Mas. Ke rumah mantanmu yang nggak jelas itu? Kamu mau minta balikan ha? Atau jangan-jangan kamu minta tinggal di rumah ini gara-gara dia lagi!" ucap Sonya sembari berkacak pinggang."Ingat ya, semua tagihan kamu sama rentenir itu aku yang bayar dan juga hidupmu aku yang tanggung! Jadi, kamu harusnya sadar diri jangan jadi laki-laki nggak punya pendirian!" Bima yang mendengar penuturan sang istri sontak matanya membulat sempurna. Ia tidak tahu lagi harus berkata apa. Ya, setelah status duda ia sandang laki-laki itu lantas menikahi Sonya sebagai pengganti Melati. Meskipun mereka sudah saling mengenal ketika Bima masih sah menjadi suami Melati. Dulu wanita itu teman sekantor Bima, tetapi saat ini mereka berbeda kantor Bima dipindahkan ke anak perusahaan yang baru saja didirikan. "Pelankan suaramu itu, Sonya. Malu didengar banyak orang!" ucap Bima sembari melirik ke sembarang arah. Bima juga pastinya malu jika Melati melihat pemandangan ini. Dimana Bima tidak berani

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   BB 26

    "Ngomongin keluarga toxic. Heran aku, Mel. Sama mereka, apa jangan-jangan kedatangan mereka ada hubungannya sama sertifikat?" Pertanyaan Lina cukup membuat Melati terdiam memikirkannya. Benar yang dikatakan wanita itu, tidak mungkin Bima dan keluarganya pindah ke rumah itu tanpa alasan. "Kamu benar juga, tapi nggak papa. Sertifikat itu sudah aku gadai. Uangnya pun sudah di tangan aku. Walaupun mereka mau memintanya kembali. Biar mereka ambil sendiri di tempatnya Pak Rojak!" ucap Melati sembari menerawang jauh membayangkan nantinya. "Ah, pusing aku. Mending minum teh hangat ini dulu, ya nggak, Din?" "Ho'oh, lebih enak daripada bahas begituan!" Dinda memang polos, dia masih terlalu muda untuk membicarakan hal seperti itu.Melati pun kemudian ia menyeruput teh hangat yang sudah dibuatkan oleh Dinda. Setelah acara minum teh itu selesai akhirnya mereka kembali bekerja. Meskipun usaha Laundry milik Melati masih terbilang kecil, namun cukup banyak pelanggan yang sudah setia di tempat Mela

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 25

    "Apa yang Anda lakukan, Bu?" Melati tidak mengerti kenapa mantan mertuanya melakukan hal tersebut. Padahal jika dilihat pakaian yang di cuci Melati sangat bersih dan wangi. Mustahil jika ini sebuah keluhan."Kamu bilang laundry kamu ini bersih dan terpercaya? Mana buktinya? Nyatanya baju-baju ini semuanya masih kotor!" ucap Rosita penuh penekanan. Membuat Melati tidak percaya. Ia menggelengkan kepalanya pelan."Astaga, Ibu kenapa pakaian Sonya di buang sih?" teriak seseorang yang mengenakan dress mini. Rosita menoleh ke sumber suara, sedangkan wanita yang baru saja bertanya itu lantas memunguti pakaian itu satu persatu sembari netranya melirik ke arah Rosita dengan tajam."Itu pakaiannya kotor! Dia ini nggak becus ngerjainnya!" sahut Rosita penuh kebencian. Sonya yang melihat Melati ada di hadapannya langsung menatapnya dengan tajam. Ia beranjak dari tempatnya sembari memperhatikan Melati. "Itu usaha laundry punya kamu?" Melati mengangguk. Ia tidak kenal dengan wanita yang kini ada d

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 24

    "Ada apa?" Lina sudah menyadari ada sesuatu yang tengah terjadi. Terlihat dari cara Melati dan juga Dinda memandang."Mbak Lina, sini deh. Aku kasih tahu!" cicit Dinda membuat Lina yang usianya lebih tua berjalan menghampiri."Apaan?" "Kita punya tetangga baru!" celetuk Dinda membuat netra Lina menyipit. Ia tidak mengerti dengan pemberitahuan Dinda baru saja. Ia merasa tidak ada hubungannya dengan tetangga baru. "Terus?" "Tetangga baru kita Mas Bima." Kini giliran Melati yang menjelaskan. Lina yang mendengar Bima di sebut langsung mengingatkannya dengan mantan suami Melati. Yang sudah beberapa bulan tidak memberi kabar."Maksud kamu Bima mantan suami kamu?" Lina memperhatikan kedua temannya itu silih berganti. Melati dan juga Dinda memberikan jawaban dengan anggukan kepala bersamaan."Serius?""Serius! Duarius malah. Tu pakaian milik mereka baru Dinda cuci!" Dinda menyahut membuat Lina bertambah terkejut. Ia mengalihkan pandangannya pada Melati.Melati pun memberi tanggapan dengan

DMCA.com Protection Status