Share

Bab 17

Penulis: Pena_kinan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-24 12:57:32

"Mau kemana, Bu?" tanya Bima ketika melihat Rosita berjalan menuju pintu utama hendak keluar.

"Mau belanja, Bim? Kita harus tetap makan! Uang Ibu tinggal ini!" Rosita berhenti sebentar, memperlihatkan lembaran uang merah yang berada di genggamannya. Bima yang melihat uang tersebut hanya bisa menghela napas panjang. Lalu membuangnya perlahan. Kemarin niat Bima ke rumah Melati hanya untuk menanyakan perihal uang dan juga sertifikat. Entah mengapa tujuan itu justru ia lupakan. Bima malah mendapati Rian.

"Nanti Bima ke rumah Melati lagi, buat minta uang!"

"Kamu ini kerumah Melati mau minta uang atau sengaja sih Bim, mau minta Melati buat rujuk?!" Suara Rosita meninggi. Entah mengapa semenjak terungkapnya kehamilan Sari, Rosita sedikit sensitif. Apalagi jika pembahasannya tentang Melati. Bima yang mendengar penuturan sang Ibu lantas mengalihkan pandangannya pada wanita itu.

"Ibu bicara apa sih? Bima ini mau minta sertifikat yang di bawa Melati. Begitu juga uang kita yang ada padanya. Ib
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 18

    "Kalau begitu saya duluan Ibu-ibu, belum masak." Rosita mencoba memberi alasan. Segera Roista berjalan cepat menuju rumah. Memastikan semua tetangga tidak kembali bertanya-tanya.Tap … tapLangkah Rosita cepat dan hentakannya cukup kuat. Membuat Sari yang berada di kamar langsung bergegas keluar."Ibu kenapa sih, pulang-pulang kek begitu!" tanya Sari membuat Rosita menatapnya kesal."Semua ini gara-gara kamu, Sar. Andai saja kamu tidak hamil, semuanya tidak akan seperti ini!""HOek … hoek … ibu beli apa sih?" tanya Sari. Tangannya membungkam mulut yang hendak mengeluarkan semua isi yang ada didalamnya. Tatapan Sari Tertuju pada kantong plastik berwarna putih itu."Apa-apaan sih kamu, Sari? Ini Ibu cuma beli ikan asin!""HOek …." Semakin keras suara Sari saat dirinya mual kala mencium bau ikan asin. Entah mengapa indera penciumannya dan juga indera pengecap ya lebih tajam. Membuat Sari yang tidak suka akan bau-bau amis langsung mual."Sar, kamu nggak papa kan?" tanya Rosita kembali. W

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-24
  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 19

    "Sebaiknya aku apakan sertifikat ini? Biar Mas Bima tidak terus-terusan menerorku," gumam Melati seorang diri. Bagaimana ia tidak berpikir keras Bima selama ini sudah mengusik ketenangan ya. Padahal proses perceraian tengah bergulir di meja hijau. Tapi laki-laki itu seolah-olah tidak pernah membiarkan Melati hidup tenang."Aku tau harus bagaimana. Salah sendiri kamu sudah berbohong sama aku, Mas. Jadi aku akan gadai rumah itu pada Pak Rojak. Salah satu rentenir di kampung ini. Hahaha, aku sudah tidak sabar lagi melihat gimana reaksi kamu nantinya, Mas. Jika tahu aku gadai rumah itu." Tawa kemenangan di tunjukan Melati.Dengan cepat Melati mengambil sertifikat rumah tersebut. Ia lantas membawanya ke rumah Rojak. Dengan senyum mengembang wanita itu mengetuk pintu. Tidak berapa lama seseorang membuka pintu itu. Dengan wajah menelisik laki-laki mutu menatap Melati. "Pak Rojaknya ada?" tanya Melati."Saya mau gadai rumah," ucap Melati kembali sembari memperlihatkan sertifikat itu. Membuat

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27
  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Status Melati yang baru.

    BAB 17"Kenapa? Kamu mau marah? Apa yang aku katakan benar bukan?" Kini justru Rosita menantang. Membuat Melati membuang pandangannya ke sembarang arah. "Mana sertifikat rumah Bima dan juga uang yang sudah kamu bawa!" pinta Rosita tanpa malu sama sekali. Melati tertawa puas. "Aku tidak membawa sertifikat tersebut, Bu." Melati berkata jujur bagaimanapun sertifikat itu memang sudah ia gadai dan kini tidak ada di tangan Melati. "Sialan! Apa maksud ucapanmu itu?" tanya Rosita tidak mengerti. "Sudahlah, Bu. Aku tidak memiliki banyak waktu untuk meladeni Anda. Pekerjaanku banyak jadi saya mohon Anda tinggalkan rumah saja. Saya mau bekerja!" titah Melati dengan menaikan nada satu oktaf. Ia terus memasukan makanan berbentuk lingkaran itu ke dalam mulutnya. KringSuara dering ponsel membuat Rosita langsung merogoh benda pipih tersebut yang ada di dalam tas. Jika ponsel milik Rosita tidak berbunyi mungkin wanita tua itu sudah mendatangi Melati. "Halo, Sar. Ada apa?" tanya Rosita. "Bu, ce

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-04
  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 21

    Aku benar-benar mengerjakan pekerjaanku dengan baik. Mencuci pakaian dengan menggunakan sabun berkualitas. Lina yang sudah datang dari tadi juga membantuku menjemur pakaian. Satu persatu semuanya selesai dikerjakan. Tinggal menunggu kering lalu di setrika.Huh hah.Aku menjatuhkan bokong di sofa. Seharian berjibaku dengan cucian membuat punggungku terasa ingin putus saja. Lina yang sudah duduk lebih dulu terlihat menguap beberapa kali. Lalu menatap sekilas ke arahku. "Mertua kamu tadi ke sini? Mau apa dia?" tanya Lina. Sahabatku itu membenarkan duduknya. Lalu mengambil cemilan yang berada di atas meja. Mendengar pertanyaan Lina membuatku menoleh ke arahnya."Nggak tahu, baru aja nyampe. Bu Desi datang bawa kabar baik. Alhamdulilah, jadi lupa aku kalau Ibu ada.""Kamu tinggal dia gitu aja?""Iya.""Astaga, parah kamu, Mel.""Kenapa? Dia itu yang parah, Lin. Dia datang tiba-tiba nggak ada angin dan nggak ada ujan. Ngatain usaha aku yang katanya mana ada orang yang mau pake jasa aku. Se

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 22

    "Kalau aku nggak ada ya, Mbak. Tapi nanti saya tanyain dulu sama tetangga. Dia sih biasanya di panggil orang-orang buat nyuci. Tapi kalau mau," tutur Dinda panjang lebar. Membuat aku dan juga Lina menggut-manggut."Kabar Bima gimana, Mel?" tanya Lina. Membuatku mengangkat kedua bahu ke atas. Entah mengapa Lina tiba-tiba menanyakan keberadaan laki-laki itu. Aku tidak peduli. Aku yakin suatu hari nanti dia akan datang kemari untuk mengambil sertifikat yang aku bawa saat ini. "Nggak tahu dan nggak mau tahu. Kita udah putusan, Lin. Hakim sudah mengabulkan permohonan cerai aku jadi aku nggak tahu gimana laki-laki itu sekarang. Yang pasti kehidupanku saat ini jauh lebih baik tanpa keluarga benalu itu.""Bener apa kata kamu, Mel. Kamu harus move on. Sana cepet cari laki lagi." Lina terkekeh membuat mataku melotot ke arahnya."Ih, apaan sih kamu, Lin? Untuk sementara ini aku mau fokus dulu sama usaha ini. Biar rame, biar berkembang dulu! Bener nggak, Din?" Dinda yang mendengar namanya di seb

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 23

    POV author"Kamu kan tetangga baru itu?" Dinda menebak. Jari telunjuknya mengarah pada sosok laki-laki yang ada di hadapannya saat ini. Melati yang mendengar penuturan Dinda lantas beranjak dari duduknya. Menelan pisang goreng yang ada di mulutnya sembari netranya memperhatikan punggung Dinda dari belakang."Siapa, Din?" tanya Melati sembari melirik ke arah tamu. Melati terperangah tidak percaya dengan sosok yang ia lihat. Ia kenal betul siapa laki-laki itu. Siapa lagi kalau bukan sang mantan suami. "Mas Bima?" celetuk Melati menyebut nama sang mantan. Laki-laki itu menatap Melati dengan tatapan yang sulit diartikan. "Gimana kabarnya, Mel?" tanyanya dengan membenarkan posisi tubuhnya menjadi tegap. Dinda yang tidak tahu menahu jika mereka pernah memiliki hubungan hanya diam dan memperhatikan. "Alhamdulillah baik!" jawab Melati dengan singkat dan jelas. Wanita itu tidak berniat menanyakan kabar Bima. Ia justru memperhatikan penampilan Bima saat ini. Terlihat lesu dan sedikit kurus.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 24

    "Ada apa?" Lina sudah menyadari ada sesuatu yang tengah terjadi. Terlihat dari cara Melati dan juga Dinda memandang."Mbak Lina, sini deh. Aku kasih tahu!" cicit Dinda membuat Lina yang usianya lebih tua berjalan menghampiri."Apaan?" "Kita punya tetangga baru!" celetuk Dinda membuat netra Lina menyipit. Ia tidak mengerti dengan pemberitahuan Dinda baru saja. Ia merasa tidak ada hubungannya dengan tetangga baru. "Terus?" "Tetangga baru kita Mas Bima." Kini giliran Melati yang menjelaskan. Lina yang mendengar Bima di sebut langsung mengingatkannya dengan mantan suami Melati. Yang sudah beberapa bulan tidak memberi kabar."Maksud kamu Bima mantan suami kamu?" Lina memperhatikan kedua temannya itu silih berganti. Melati dan juga Dinda memberikan jawaban dengan anggukan kepala bersamaan."Serius?""Serius! Duarius malah. Tu pakaian milik mereka baru Dinda cuci!" Dinda menyahut membuat Lina bertambah terkejut. Ia mengalihkan pandangannya pada Melati.Melati pun memberi tanggapan dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 25

    "Apa yang Anda lakukan, Bu?" Melati tidak mengerti kenapa mantan mertuanya melakukan hal tersebut. Padahal jika dilihat pakaian yang di cuci Melati sangat bersih dan wangi. Mustahil jika ini sebuah keluhan."Kamu bilang laundry kamu ini bersih dan terpercaya? Mana buktinya? Nyatanya baju-baju ini semuanya masih kotor!" ucap Rosita penuh penekanan. Membuat Melati tidak percaya. Ia menggelengkan kepalanya pelan."Astaga, Ibu kenapa pakaian Sonya di buang sih?" teriak seseorang yang mengenakan dress mini. Rosita menoleh ke sumber suara, sedangkan wanita yang baru saja bertanya itu lantas memunguti pakaian itu satu persatu sembari netranya melirik ke arah Rosita dengan tajam."Itu pakaiannya kotor! Dia ini nggak becus ngerjainnya!" sahut Rosita penuh kebencian. Sonya yang melihat Melati ada di hadapannya langsung menatapnya dengan tajam. Ia beranjak dari tempatnya sembari memperhatikan Melati. "Itu usaha laundry punya kamu?" Melati mengangguk. Ia tidak kenal dengan wanita yang kini ada d

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06

Bab terbaru

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 32

    Bab 25Melati duduk di karpet yang berada di lantai. Sedangkan Dinda dan juga Lina sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Hingga konsentrasi mereka buyar ketika seseorang mengucap salam."Assalamualaikum." "Waalaikumsalam," jawab ketiga wanita itu bersamaan. Netra mereka sama-sama melihat ke arah sumber suara. Dimana sosok laki-laki berdiri tegak di ambang pintu. Bibirnya melengkungkan senyuman sedangkan tatapannya yang tajam langsung bisa menembus hati para wanita. Semua orang tanpa berkedip menatap laki-laki tampan tersebut. Kecuali Dinda yang nampak berdiri menyambut kehadirannya."Eh, Tomi. Kamu kok sudah datang?" Dinda menghampiri. "Iya, kata kamu datang pagi jauh lebih baik.""Oh iya, lupa. Ini kenalkan itu Mbak melati dan juga Mbak Lina." Laki-laki bernama Tomi itu tersenyum kemudian mengulurkan tangannya pada Melati dan juga Lina. Bukannya merespon Lina dan juga Melati justru diam terpesona melihat ketampanannya."Mbak!" Tangan Dinda bergerak-gerak berharap Lina dan juga M

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 31

    Bab 31Melati tidak main-main dengan ucapannya. Ia memilih mobil di salah satu showroom yang ada di kotanya. Beberapa kali wanita itu dan juga para karyawanya melihat kendaraan roda empat tersebut. Hingga pilihan Melati tertuju pada mobil berwarna hitam. "Kita lihat bagaimana reaksi mereka ketika pulang bawa mobil beneran." Lina sudah tidak sabar lagi melihat bagaimana paniknya Rosita dan juga Sonya melihat mereka nantinya."Kita makan dulu yuk!" ajak Melati pada kedua karyawannya."Lagian hari ini kita kerjanya santai. Sekali-kali makan di luar kenapa enggak." Melati sumringah. Bibirnya tidak berhenti mengulas senyum. Kendaraan yang saat ini mereka beli adalah impiannya sedari dulu. Berharap dengan kendaraan ini Melati tidak khawatir jika sewaktu-waktu ia sakit atau salah satu keluarganya. Bukan berharap terjadi, namun saat ini kendaraan roda empat memang begitu dibutuhkan disaat genting. Melati juga berharap bisa memberikan banyak manfaat untuk para tetangga dengan adanya kendaraan

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 30

    "Kenapa kamu melihat Ibu seperti itu, Bim? Ada yang salah? Kamu mau menuduh ibu yang tidak-tidak?" Sebelum Rosita disalahkan, ia lebih dulu membela dirinya. "Terus kalau Sonya nggak ngaku ibu juga enggak siapa dong yang merusak usaha Melati? Masa iya aku? Mana mungkin! Buat apa coba?" Bima juga membela dirinya sendiri. Semua orang diam, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Di sisi lain, Melati berjalan dengan langkah lebar. Tangannya masih menggenggam erat ponsel kemudian ia menjatuhkan bobot tubuhnya pada sofa. Netra wanita itu menatap langit-langit rumah kemudian ia membuang napasnya dengan kasar. Benda pipih itu pun ia letakan asal. Sedangkan kedua tangannya lantas menangkup pada wajah. Entah mengapa bayangan wajah keluarga mantan bergulir mengusik pikirannya. Melati pun membenarkan posisi duduknya menjadi tegap, pakaian yang ada di depan matanya masih terlihat sama, berantakan dan berbau kotoran ayam. Ya Tuhan, manusia seperti apa yang sudah berani melakukan hal itu? Mel

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 29

    Bima yang berada di dalam kamar mandi pun menghentikan aktivitasnya. Menajamkan Indra pendengarannya sembari memastikan namanya yang di sebut-sebut. Benar saja, berulang kali laki-laki itu dipanggil membuat Bima khawatir, entah apa yang terjadi di depan sana membuat Bima segera menyelesaikan ritual mandinya."Ada apa ini? Melati, kamu benar-benar kurang ajar! Apa-apaan ini! Lepaskan Sonya!" teriak Rosita yang baru saja keluar dari rumah. Ia melihat melihat sang menantu tengah di Jambak oleh Melati. Tanpa menjawab maupun menanggapi Rosita, wanita yang saat ini tengah diselimuti amarah itu masih saja menarik rambut Sonya. Sedangkan wanita itu masih saja berteriak kesakitan."Ibu tolongin Sonya!" Sonya bersuara, ia meminta tolong pada sang mertua. Rosita yang mendengar namanya disebut dengan kekuatan penuh mencoba melerai kedua wanita itu. Namun, usia mereka yang jauh berbeda cukup membuat Rosita kewalahan. "Ada apa ini?" Bima yang sudah berada di luar langsung menghampiri. Dengan sigap

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 28

    2" Nggak papa, Bu. Lagi nggak ada kerjaan aja, jadi nggak ada lembur!" ucap Sonya dengan nada malas. "Ibu nggak mau tahu, Bim. Pokoknya kamu harus bisa bawa sertifikat itu bulan ini. Bagaimanapun caranya, kalau nggak bisa dengan cara halus. Sebaiknya kamu gunakan cara kasar! Melati harus diberi tahu siapa kita yang sebenarnya! Jangan sampai dia berada di atas angin karena kita tidak berbuat apa-apa!" Terdengar helaan napas panjang dari Bima. Kemudian ia melirik ke arah sang istri. Di sisi lain Melati melanjutkan aktivitasnya menyelesaikan pekerjaan demi pekerjaan. Gara-gara sang mantan suami datang banyak pekerjaan yang ia tinggalkan. "Seharusnya ini sudah selesai, gara-gara Bima sontoloyo itu jadinya kesorean!" gumam Melati seorang diri. Lina dan juga Dinda yang mendengarnya seketika menoleh ke arah sumber suara. "Sudahlah, Mel. Kamu harus hati-hati, keluarga suamimu. Opss, sorry mantan maksud aku. Bisa jadi mereka merencanakan sesuatu." Lina ikut memberikan tanggapan."Seharusn

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 27

    "Kamu ngapain sih, Mas. Ke rumah mantanmu yang nggak jelas itu? Kamu mau minta balikan ha? Atau jangan-jangan kamu minta tinggal di rumah ini gara-gara dia lagi!" ucap Sonya sembari berkacak pinggang."Ingat ya, semua tagihan kamu sama rentenir itu aku yang bayar dan juga hidupmu aku yang tanggung! Jadi, kamu harusnya sadar diri jangan jadi laki-laki nggak punya pendirian!" Bima yang mendengar penuturan sang istri sontak matanya membulat sempurna. Ia tidak tahu lagi harus berkata apa. Ya, setelah status duda ia sandang laki-laki itu lantas menikahi Sonya sebagai pengganti Melati. Meskipun mereka sudah saling mengenal ketika Bima masih sah menjadi suami Melati. Dulu wanita itu teman sekantor Bima, tetapi saat ini mereka berbeda kantor Bima dipindahkan ke anak perusahaan yang baru saja didirikan. "Pelankan suaramu itu, Sonya. Malu didengar banyak orang!" ucap Bima sembari melirik ke sembarang arah. Bima juga pastinya malu jika Melati melihat pemandangan ini. Dimana Bima tidak berani

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   BB 26

    "Ngomongin keluarga toxic. Heran aku, Mel. Sama mereka, apa jangan-jangan kedatangan mereka ada hubungannya sama sertifikat?" Pertanyaan Lina cukup membuat Melati terdiam memikirkannya. Benar yang dikatakan wanita itu, tidak mungkin Bima dan keluarganya pindah ke rumah itu tanpa alasan. "Kamu benar juga, tapi nggak papa. Sertifikat itu sudah aku gadai. Uangnya pun sudah di tangan aku. Walaupun mereka mau memintanya kembali. Biar mereka ambil sendiri di tempatnya Pak Rojak!" ucap Melati sembari menerawang jauh membayangkan nantinya. "Ah, pusing aku. Mending minum teh hangat ini dulu, ya nggak, Din?" "Ho'oh, lebih enak daripada bahas begituan!" Dinda memang polos, dia masih terlalu muda untuk membicarakan hal seperti itu.Melati pun kemudian ia menyeruput teh hangat yang sudah dibuatkan oleh Dinda. Setelah acara minum teh itu selesai akhirnya mereka kembali bekerja. Meskipun usaha Laundry milik Melati masih terbilang kecil, namun cukup banyak pelanggan yang sudah setia di tempat Mela

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 25

    "Apa yang Anda lakukan, Bu?" Melati tidak mengerti kenapa mantan mertuanya melakukan hal tersebut. Padahal jika dilihat pakaian yang di cuci Melati sangat bersih dan wangi. Mustahil jika ini sebuah keluhan."Kamu bilang laundry kamu ini bersih dan terpercaya? Mana buktinya? Nyatanya baju-baju ini semuanya masih kotor!" ucap Rosita penuh penekanan. Membuat Melati tidak percaya. Ia menggelengkan kepalanya pelan."Astaga, Ibu kenapa pakaian Sonya di buang sih?" teriak seseorang yang mengenakan dress mini. Rosita menoleh ke sumber suara, sedangkan wanita yang baru saja bertanya itu lantas memunguti pakaian itu satu persatu sembari netranya melirik ke arah Rosita dengan tajam."Itu pakaiannya kotor! Dia ini nggak becus ngerjainnya!" sahut Rosita penuh kebencian. Sonya yang melihat Melati ada di hadapannya langsung menatapnya dengan tajam. Ia beranjak dari tempatnya sembari memperhatikan Melati. "Itu usaha laundry punya kamu?" Melati mengangguk. Ia tidak kenal dengan wanita yang kini ada d

  • KUHEMPASKAN KELUARGA BENALU   Bab 24

    "Ada apa?" Lina sudah menyadari ada sesuatu yang tengah terjadi. Terlihat dari cara Melati dan juga Dinda memandang."Mbak Lina, sini deh. Aku kasih tahu!" cicit Dinda membuat Lina yang usianya lebih tua berjalan menghampiri."Apaan?" "Kita punya tetangga baru!" celetuk Dinda membuat netra Lina menyipit. Ia tidak mengerti dengan pemberitahuan Dinda baru saja. Ia merasa tidak ada hubungannya dengan tetangga baru. "Terus?" "Tetangga baru kita Mas Bima." Kini giliran Melati yang menjelaskan. Lina yang mendengar Bima di sebut langsung mengingatkannya dengan mantan suami Melati. Yang sudah beberapa bulan tidak memberi kabar."Maksud kamu Bima mantan suami kamu?" Lina memperhatikan kedua temannya itu silih berganti. Melati dan juga Dinda memberikan jawaban dengan anggukan kepala bersamaan."Serius?""Serius! Duarius malah. Tu pakaian milik mereka baru Dinda cuci!" Dinda menyahut membuat Lina bertambah terkejut. Ia mengalihkan pandangannya pada Melati.Melati pun memberi tanggapan dengan

DMCA.com Protection Status