Share

Bab 27. Pisau yang Menakutkan

Mama Desti terlihat tegang, lalu mereka menggeser posisinya. Kini keduanya duduk di kursi, aku yang fokus memegang handphone sambil tak lepas pandangan ke arahnya.

Aku sembunyi di sebelah pintu kamar yang terhalang lemari besar kuno berhiaskan guci dan hiasan tua. Ukuran lemari nyaris menyentuh atap rumah, terlalu tinggi hingga memang jika bersembunyi takkan terlihat oleh mereka. Namun, karena mereka pindah tempat, aku jadi kesulitan untuk merekam dalam bentuk video.

Akhirnya aku zoom merekam videonya, kebetulan ponsel yang kupunya cukup canggih dalam mengambil gambar jarak jauh maupun jarak dekat.

"Kamu bicara apa sama Rifat? Dia ngomong apa?" tanya mama kedengaran panik.

"Aku tidak bilang apa-apa, dia hanya cari Mama, memang dia siapa? Pacar Mama?" tanya Hesti untuk kesekian kalinya.

"Bukan siapa-siapa, sudahlah ini urusan orang tua," timpal mama lagi.

Berselang kemudian, kulihat Mbak Dila datang bersama Mas Gerry. Bagaimana aku mau bisa ke dapur untuk buatkan Mas Arlan teh kalau m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status