Beranda / Pernikahan / KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU / 50. Berlayar ke mana? (Bagian A)

Share

50. Berlayar ke mana? (Bagian A)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU

50. Berlayar ke mana? (Bagian A)

"Tiket pesawat? Dengan tujuan ke Surabaya? Dari Kalimantan? Apa aku nggak salah lihat? Dua hari yang lalu bukannya jadwal mu pulang ke sini ya, Mas? Untuk apa kamu menaiki Pesawat? Dari Kalimantan? Kamu dari Kalimantan ke Surabaya naik pesawat? Bukannya perjalanan dinas mu itu berlayar? Kok pesawat, sih? Pesanan siapa ini, Mas?" tanyaku yang kini menatap Mas Rengga dengan wajah bingung.

Terlihat Mas Rengga hanya bisa membuang napas dengan kasar. Dia mengetukkan jari-jemarinya di atas meja, sedangkan Ibu hanya memandangnya dengan wajah santai.

"Mas, jawab! Kamu ini tugasnya apa, sih, sebenarnya? Bukannya kamu pergi berlayar untuk menuju ke daerah latihan pengamanan perbatasan wilayah laut Malindo? Kok malah jadi Kalimantan?" tukasku masih saja berusaha mencari jawaban.

"Iya! Aku memang melakukan perjalanan lintas laut! Tapi, seminggu sebelum jadwal kepulangan. Aku ditugaskan untuk memantau perbatasan Selat, aku turun d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
wajarlah kau dibodohi suami krn memang tolol dan bego
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   51. Berlayar ke mana? (Bagian B)

    51. Berlayar ke mana? (Bagian B)Tentu saja, sebagai istri abdi negara dengan status menantu satu-satunya keluarga keraton. Harusnya aku juga mesti tanggap dan langsung cekatan seperti Ibu. Ah, betapa selama ini aku terlalu cuek dengan profesi suamiku? Semua ini tentu saja karena kesibukan ku sendiri. Sehingga aku tak punya waktu untuk memperdalam kegiatan Mas Rengga beserta tetek bengek lainnya."Tunggu, bentar. Ini kalian kenapa? Tiba-tiba kok jadi bersekongkol gini untuk menjebakku? Maksudnya gimana? Apa kalian tidak percaya lagi dengan ucapanku?" tanya Mas Rengga yang saat ini merasa terintimidasi."Ini bukan soal percaya atau tidak percaya! Tapi tentang … bagaimana seorang lelaki harus bisa konsisten dengan semua janji-janjinya! Terlebih, kamu sudah menjadi imam keluarga. Ibu harap, kamu bisa lebih bijak dalam menjadi kepala rumah tangga!" kata Ibu."Oke, tak masalah jika kamu tidak ingin menjawab. Mungkin memang benar jika tentara sekarang sudah mulai berkembang dan mungkin saj

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   52. Berlayar ke mana? (Bagian C)

    52. Berlayar ke mana? (Bagian C)"Ibu, tunggu! Biar Keysa antar dan temani sampai Ibu tidur!" sahutku yang langsung menyusul langkahnya. Ibu hanya diam saja dan membiarkan ku mensejajarkan langkah dengannya. Entahlah, aku tak peduli lagi pada Mas Rengga. Yang jelas, berkat kebodohannya itu aku jadi mendapatkan uang seratus lima puluh juta dari Ibu mertua secara cuma-cuma. Ya, walaupun masih kurang tujuh juta lagi yang akan dia janjikan nanti malam. Aku akan benar-benar menagihnya nanti!Ibu sepertinya benar-benar sedang banyak pikiran, aku hanya sekedar memijat lembut tangannya. Ibu tampak memejamkan mata, namun aku tahu bahwa Ibu tidak tidur. Terlihat dari kelopak matanya yang bergerak-gerak walaupun tertutup. Mungkin Ibu sedang memikirkan sesuatu dan aku tak berani untuk menanyakannya sekarang. Lagi pula Ibu pasti akan memberitahuku jika dirinya merasa sudah siap. Karena tak ingin mengganggu privasi dan juga ingin dirinya menikmati waktu beristirahat. Aku pun beranjak meninggalka

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   53. Berlayar ke mana? (Bagian D)

    53. Berlayar ke mana? (Bagian D)Meskipun kami tak menunjuk dengan jelas siapa leader yang paling menonjol di sini. Semua sudah bisa paham dan ikut merasakan bahwa secara tidak langsung, Ny. Adam lah ketua geng pasukan huru-hara ini. "Apa?" tanyaku tidak tertarik sama sekali. Selain aku malas karena berujung gosip dengan mereka, Mas Rengga juga sebenarnya sudah melarangku untuk mengikuti perkumpulan ibu-ibu yang terkenal 'rusuh' ini. Mas Rengga hanya takut hal itu akan berimbas pada profesinya nanti jika sampai aku ikut termakan seperti mereka dan tak bisa menjaga lisanku dengan baik. "Ada Laksamana yang dimutasi ke Papua, loh, dalam waktu dekat ini! Karena ketahuan ada affair dengan Kowal yang statusnya masih menjalani pendidikan!" kata Ny. Adam seraya berbisik pelan sekali. Aku hanya menanggapi dengan seadanya."Benarkah? Kalau hoax nanti jatuhnya fitnah!" sahutku dengan nada bercanda."Ya Allah benar loh! Bahkan itu istri sahnya sendiri yang melaporkan! Hanya istri sah masih mau

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   55. Isi hati Mas Rengga! (Bagian A)

    KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU55. Isi hati Mas Rengga! (Bagian A)Di bawah pesan itu sudah ada foto berisi banner. Seketika aku melihat karena penasaran, dengan siapa saja aku disandingkan. Aku menggeser dan memperbesar ukuran foto tersebut agar jelas.Banner bertajuk dengan tulisan 'Ayo, ikuti Zoom bersama dengan para motivator kekinian yang mendongkrak semangat jiwa muda kalian! Gratis dengan didampingi influencer yang sedang viral! Keysa Anindita'.Aku pun tersenyum, rupanya di sana sudah ada foto terbaruku dengan menggunakan hijab yang aku jadikan foto profil saat ini. Foto itu diambil ketika mengisi seminar di kegiatan amal kapan hari. Aku menggeser foto itu ke bawah dan kembali membaca.Dimeriahkan juga oleh : 'Delta selaku Crazy Rich Surabaya' ada foto selebgram yang aku tahu juga sebagai pengusaha tersukses di kotaku. Wah, aku benar-benar bangga bisa disandingkan dengannya.Lalu di sebelahnya ada juga 'Ulva Halilea selaku konten kreator ter-hitz se-Indonesia yang suka sek

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   56. Isi Hati Mas Rengga! (Bagian B)

    56. Isi Hati Mas Rengga! (Bagian B)"Terserah. Apa mau besok pagi? Tapi, besok pagi Keysa ada jadwal mengajar hingga siang, Bu. Setelahnya free sih. Lusa baru ada off air di studio dua mulai sore hingga malam. Mungkin jam delapan malam baru kelar!" jawabku seadanya. Aku sudah setuju mengisi form yang sudah aku kirim juga ke Pak Herlambang tadi. Bahkan, terakhir kali aku mengecek chat terakhirnya, dia mengatakan akan segera mentransfer nominal untuk tanda jadi yang sudah kami sepakati dari awal. "Ndak papa kalian antarkan Ibu ke sana. Nanti biar kalian jemput lagi setelah Keysa mengisi semua acaranya. Ibu hanya kangen dan ingin mengobrol banyak dengan besan. Kalau kalian, bisa kapan saja kan? Lagipula jika menunggu Keysa yang kosong jadwalnya pun lama. Bisa-bisa Rengga sudah lebih dulu berangkat lagi nanti!" ujar Ibu dengan suara yang sedih. Tak tega aku melihatnya, akhirnya aku pun melirik ke arah Mas Rengga untuk meminta solusi. Seakan sepemahaman denganku, akhirnya Mas Rengga pun

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   57. Isi Hati Mas Rengga! (Bagian C)

    57. Isi Hati Mas Rengga! (Bagian C)"Aku tentu saja tidak bisa memilih, Key. Aku menyayanginya dan jujur … aku mencintaimu dengan sangat! Aku bahkan mencoba untuk melupakan Risa. Tapi nggak bisa dan aku nggak akan sanggup untuk kehilanganmu!" kata Mas Rengga yang terdengar seperti frustasi."Bagus sekali! Dengan begitu kamu bisa menangkap dua-duanya dengan jeratmu bukan?" tanyaku seraya tersenyum. Mas Rengga malah menatapku dengan pandangan aneh."Kamu nggak marah? Kamu nggak sedih atau mungkin cemburu, Key? Kenapa kamu terlihat biasa-biasa saja? Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi?" tanya Mas Rengga dengan wajah penasaran."Cinta? Setelah kamu menduakan aku, sekarang kamu masih bisa bertanya tentang cinta? Lalu aku harus apa? Membesarkan kepalamu dan membuat egomu semakin tinggi dengan cara menangis meraung-raung dan memohon padamu agar kamu mau meninggalkannya. Begitu inginmu, Mas?" tanyaku dengan santai. "Sayang sekali, aku tidak berminat seperti itu!" lanjutku masih dengan wajah

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   58. Bertaruh! (Bagian A)

    KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU58. Bertaruh! (Bagian A)"Ah, sudahlah, Key! Kamu juga nggak akan paham!" ketus Mas Rengga yang berlalu begitu saja dari hadapanku. Sehingga membuatku hanya bisa mengedikkan bahu. "aneh!" sahutku kemudian.Aku melanjutkan untuk menikmati waktu menonton drama kesukaan sembari menghayati. Daripada pikiran dan emosi terkuras oleh lelaki durjana. Mending aku aku fokus pada film saja.*****Hari ini, pagi sekali aku udah siap membeli nasi pecel untuk sarapan. Pagi ini aku malas masak, aku ingin luluran, me time, bermasker ria dan berwangi-wangian karena sore nanti aku akan menghadiri acara off air untuk mengisi sebagai bintang tamu. Tentu saja aku harus tampil memukau, banyak orang berkelas yang akan aku temui di sana nanti. Kecuali Risa. Setelah aku tahu dia murahan, aku tak lagi memandang dirinya dengan takjub seperti sebelumnya. "Key, kamu nggak masak lagi?" tanya Mas Rengga dengan penuh kelembutan. Sungguh, aku malah merasa aneh dengan perubahan yan

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   59. Bertaruh! (Bagian B)

    59. Bertaruh! (Bagian B)Setelahnya barulah aku menyapukan blush-on, menata alis dan eyeliner. Barulah terakhir, membingkai bibirku dengan lipstik setelah mengoleskan pelembab bibir secara tipis. Dan terakhir. Aku menyemprotkan setting spray dari jarak 20 cm dari wajah. Tentu saja agar riasanku menjadi sempurna dan bisa tahan dalam waktu lama.Oke, saat kurasa siap. Aku mulai mengenakan pashmina tipe plisket yang akan membingkai wajahku dengan elegan. Berwarna peach, begitu senada dengan gamis mewah yang tengah kugunakan sekarang. Aku menyambar tas dengan brand coakco dan mengenakan wedges setinggi 3 cm dengan warna putih, senada dengan warna tas yang aku bawa. Aku kembali mematut tubuhku di depan cermin. Begitu sempurna!Terakhir, aku menyemprotkan parfum dengan harga dua jutaan yang sering sekali aku gunakan. Persis sekali seperti tebakan Risa soal itu tentang brand dan jenis aroma. Aku salut Risa bisa dengan benar menebak hanya dari aroma saja. Aku menuruni anak tangga satu per s

Bab terbaru

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   124. ENDING B

    "Jangan berbelit, sebaiknya katakan saja semuanya! Apa saja yang ingin kamu sampaikan, maka sampaikanlah! Aku udah nggak peduli lagi kok. Andai saja proses perceraian dengan abdi negara mudah untuk dilakukan, tentu saja aku sudah melakukannya sejak lama!" tantang Keysa tanpa gentar. "A-apa? Nggak! Keysa, kamu nggak boleh bilang seperti itu, karena kita nggak akan pernah pisah, kita nggak akan pernah cerai, aku bersumpah!" ujar Rengga sungguh-sungguh. Hal itu tentu saja membuat Risa semakin marah, wajah wanita dengan dress berwarna peach itu pun memerah. Tangannya mengepal dengan kuat. "Bagaimana jika kesepakatan yang pernah kau berikan padaku, akan ku sanggupi secepatnya? Bagaimana jika tawaran yang pernah kau ucapkan padaku, sanggup untuk aku penuhi sekarang juga? Apa kau akan tetap bersedia memberikan Mas Rengga untukku? Aku tahu kau seorang wanita cerdas, berpendidikan tinggi dan mempunyai popularitas yang cukup diagungkan di seluruh sosial media. Jadi, aku harap semua tantanganm

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   123. ENDING A

    Bab 48 ENDINGPov Author"Alhamdulillah, akhirnya konferensi pers berjalan dengan lancar. Kita nggak harus buka aib ataupun masalah baru lagi. Beruntungnya juga mereka percaya kalau kejadian waktu itu di Restoran memang diperlukan untuk adegan syuting suatu serial nanti. Padahal, nggak tahu juga itu serial akan tayang kapan dan dimana juga, ya, Mas?" Keysa menghela napas lega. Dia beberapa kali mengusap dadanya dengan lembut. Keduanya saat ini sedang berada di gedung, tepatnya di belakang ruangan yang digunakan untuk jumpa pers tadi."Iya, Sayang. Alhamdulillah! Aku nggak nyangka juga, tanpa briefing pun Keysa bisa dan tahu kapan dia harus buka suara atau tidaknya. Tapi, aku butuh angin segar ini, Sayang. Tadi di dalam udah berasa sidang KPK. Bikin grogi banget, aku sampai mau napas aja susah, loh!" tanggap Rengga kini memandang ke wajah istrinya."Halo, apa kabar kalian? Gimana-gimana acaranya tadi? Lancar kan? Harusnya kalian sih, berterima kasih denganku, ya! Sebab, bibirku yang se

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   122. Rencana Keysa (Bagian C)

    122. Rencana Keysa (Bagian C)Sontak, aku menoleh, ternyata dia tak benar-benar menutup pintu kamar mandi hanya karena ingin melihat aksiku di belakangnya. Ah, suamiku memang unik!"Udah, deh, Mas, jangan bercanda terus! Ayo, buruan! Nggak enak kalau kita nanti terlambat," kataku yang akhirnya memilih untuk tak menggubris candaannya lagi."Key, kamu cantik deh, serius!" ujar Mas Rengga saat aku mulai mengenakan pakaian. Kemeja modern berwarna peach, dipadu dengan celana kulot putih susu. Senada pula dengan hem berwarna peach dan celana kain berwarna putih yang akan dipakai oleh Mas Rengga nanti. "Serius, kita pakai baju couple yang itu, Key? Itu kan warnanya peach gitu. Masak iya aku pakai pink sih, Key?" tanya Mas Rengga masih setia di balik pintu kamar mandi. Dengan melongokkan setengah kepalanya, dia menggeleng seakan keberatan dengan outfit yang kupilih saat ini."Nggak papa, ini bagus banget tahu Mas! Ini kan peach, bukan pink! Siapa pula yang mencetuskan pertama kali, bahwa le

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   121. Rencana Keysa (Bagian B)

    121. Rencana Keysa (Bagian B)"Iya, siap! Aku mengerti, Key, aku paham dengan semua rencana ini. Semoga berhasil, lebih cepat lebih baik, Key! Terima kasih banyak, kamu selalu menolong dan membantu ku hingga begini!" kata Mas Rengga seraya memelukku."Udah, ya, pelukannya!" ujarku berusaha untuk menghindar. Aku hanya menyunggingkan seulas senyum tipis padanya. "Yuk, kita bersiap berangkat! Aku akan mengatakan padanya bahwa kita sudah siap berangkat sebentar lagi. Aku akan menunjukkan padanya, di hadapan media dan semua orang yang sudah hadir untuk menonton, aku akan memamerkan ke seluruh dunia, siapa pemilik mu yang sebenarnya!" seruku dengan mata yang berbinar. Mas Rengga mengangguk antusias. Sementara aku, langsung saja mandi dan bersiap."Key, plakat dan id card serta surat ini sementara akan ku letakkan di dalam brankas kita saja, ya? Boleh?" tanya Mas Rengga sebelum aku benar-benar beranjak dari tempat."Oke, terserah! Letakkan di tempat paling aman yang kamu rasa bisa dijadika

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   122. Rencana Keysa (Bagian A)

    KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU122. Rencana Keysa (Bagian A)"Ini maksudnya apa, sih, Mas? Kan hanya sebuah id card, terus ini apa? Plakat? Maksudnya apa, sih? Aku bingung deh," tanyaku seraya mengerutkan kening. Mas Rengga hanya menggertakkan giginya, hingga bunyi gemeretak terdengar jelas di telinga."Ini id card, hanya 'pemain' ulung yang bisa mendapatkannya. Untuk mendapatkan id card ini, tidak semua orang bisa mencapainya, Key. Apa, ya, aku susah sekali mau jelasin sama kamu. Intinya, ini bisa disebut sebagai penghargaan, Key. Dalam permainan slot judi online, akan ada plakat dan id card yang dikirim, biasanya ditujukan untuk 'pemain' setia yang sudah mencapai level, serta syarat dan ketentuan dari mereka. Ini yang paling tertinggi, ini juga seharusnya rahasia. Jangan sampai ada orang yang tahu, aku punya ini, Key! Ini bisa dijadikan bukti kuat bahwa aku terjebak dalam permainan judi online secara sadar! Kenapa bisa Risa yang memperolehnya? Apa dia yang sudah mengirimkan plaka

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   121. Paket Misterius (Bagian C)

    121. Paket Misterius (Bagian C)Rupanya, wanita yang berusaha untuk menggeser posisiku adalah lawan yang cukup tangguh dan juga kuat."Iya, aku tidak sedetail itu, Key. Waktu Yono dan rekan lain memperkenalkan kami, aku juga tidak paham dia siapa. Apa pekerjaannya dan juga statusnya. Aku baru tahu setelah lumayan dekat. Barulah aku mengerti bahwa dia seorang selebgram yang sering diundang sebagai inspirator wanita muda. Cukup menarik!" ujar Mas Rengga."Apanya yang menarik?" tanyaku dengan mata membulat."Eh, nggak! Profilnya, menarik! Iya, hanya itu. Karena wanita bisa mendapatkan kekayaan seperti pengusaha yang sudah bergelut menjalankan bisnis selama puluhan tahun. Tapi, Risa? Hanya dalam hitungan jari saja tahunnya, sudah bisa mendapatkan banyak properti. Banyak investor berlomba-lomba ingin bekerja sama dengannya. Mungkin saja dia pintar berbisnis. Sehingga membuahkan hasil besar!" kata Mas Rengga. Dia menopang dagu nya kembali.Kali ini pandangannya lurus ke arah depan."Halah,

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   120. Paket Misterius (Bagian B)

    120. Paket Misterius (Bagian B)Pantas sedari tadi dia hanya menunduk, tidak berani menatap kedua bola mataku. Rupanya, Mas Rengga sedang menangis. Bahkan, air matanya ada yang menetes mengenai tanganku."Mas, kamu menangis?" tanyaku seraya mencoba untuk mengangkat dagunya secara perlahan."Keysa, ih. Nggak, ini aku cuma kelilipan," jawabnya dengan nada tegas. Aku tertawa. Rupanya, hanya dengan melihat Mas Rengga seperti itu saja sudah sanggup membuatku tersenyum."Ngapain menangis? Sudah lah, Mas. Santai aja. Kita jalani saja dulu. Yang pasti tugas pertama kita sekarang, mencari tahu keinginan Risa dan apa tujuannya melakukan ini semua. Lalu, kita tinggal mencari tahu siapa dalang di balik surat kaleng yang ditujukan untuk Romo." Aku hanya menenangkan dia apa adanya. Bukannya aku tidak luluh, hanya saja aku malas jika harus berdrama tangis menangis di tempat umum seperti ini. Bisa jadi jika ada yang mem videonya, kami pasti bakal viral lagi. Dan aku nggak mau menambah masalah lagi!

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   119. Paket Misterius (Bagian A)

    KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU119. Paket Misterius (Bagian A)"Ini, Mas!" Mataku masih menatap layar ponsel milik Mas Rengga. Namun sayang, panggilan yang terdengar dari speaker mau tak mau harus merubah kedua ponsel ini menjadi mode pesawat. Namun, Mas Rengga selalu saja menyarankan untuk menonaktifkan nya saja. Entahlah, apa alasannya. "Jangan lupa untuk mematikan ponselnya, Key!" ujar Mas Rengga. Sepertinya dia melihat saat aku hanya mengubah sinyal ponsel menjadi mode pesawat. "Ini udah sama aja kali, Mas!" sahutku seraya mengacungkan dua ponsel ke arahnya dalam posisi mode pesawat."Jangan, Key! Lebih baik nonaktifkan saja! Sini!" pinta Mas Rengga mengulurkan tangannya padaku. "Iya, iya! Biar aku saja yang menggantinya," balasku sembari menekan tombol power hingga kedua ponsel dalam tanganku menggelap, dan kemudian mati."Sudah!" Aku mengangguk lalu memasukkannya ke dalam tas pinggang yang dipakai oleh Mas Rengga."Apa Risa mengirimkan pesan lagi padamu?" tanya Mas Rengg

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   118. Mungkinkah? (Bagian D)

    118. Mungkinkah? (Bagian D)"Terserah. Kita pastikan saja nanti, Mas. Aku juga pusing. Masalah kita belum juga selesai, sekarang harus ditambah lagi masalah surat kaleng yang dikirim pada Romo. Setelah kamu bercerita padaku semuanya, setelah itu juga keluargamu akan tahu, Mas. Terutama Romo dan juga Ibu. Mari kita sebaiknya memikirkan bagaimana cara menyelamatkan nama baik keluarga terlebih dahulu!" ujarku penuh penekanan.Mas Rengga menatapku penasaran, dia seolah ingin tahu, apa maksud dari ucapanku."Maksud kamu bagaimana? Apa hubungannya surat kaleng Romo dengan masalah yang kita hadapi saat ini, Keysa? Kamu jangan membuatku semakin bingung dan merasa tak karuan seperti ini!" kata Mas Rengga dengan tegas. Dia berkali-kali terdengar menghembuskan napas kasar. Dadanya naik turun dengan cepat."Kamu belum tahu kan apa isi surat kaleng itu?" tanyaku padanya."Apa memangnya?" tanya Mas Rengga malah menatapku dengan intens."Di dalam surat kaleng itu mengatakan bahwa kamu terlibat besar

DMCA.com Protection Status