Beranda / Pernikahan / KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU / 104. Rahasia Rengga (Bagian C)

Share

104. Rahasia Rengga (Bagian C)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

104. Rahasia Rengga (Bagian C)

"Kemungkinan besarnya iya, dia mempunyai semua kartu AS-ku, Key. Aku hanya takut dia bertindak nekat, melaporkan pada instansi ku, lalu berujung pada kejadian yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Mana mungkin aku tega membebani dirimu dengan pikiran seperti ini?" kata Mas Rengga bersama dengan pembelaan atas dirinya.

"Aku bisa membayarnya dengan segera, Mas! Kamu tenang saja! Asalkan kamu bisa terlepas darinya dan dia juga sepakat untuk tidak mengganggu dirimu lagi, maka aku yang akan menyerangnya terlebih dahulu!" ujarku dengan wajah penuh keyakinan.

"Kamu serius, Key? Kamu punya uang sebanyak itu?" tanya Mas Rengga dengan mata berbinar.

"Iya! Dua puluh tujuh juta kan? Aku akan memberikannya dua kali lipat jika mau, hanya saja mereka orang kaya, yang pasti banyak investasinya. Jadi, daripada kamu menjadi bingung, kita selesaikan semuanya!" ujarku tanggap.

"Tunggu! Dua puluh tujuh juta? Apanya?" tanya Mas Rengga dengan wajah linglung.

Dia menatap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   105. Klarifikasi (Bagian A)

    KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU105. Klarifikasi (Bagian A)POV RISA"Sialan! Aku nggak mau tahu, ya! Kalian semua harus bisa meredam semua berita dan video-video yang tersebar di sosial media harus bisa kalian lenyapkan dalam waktu kurang dari 24 jam!" ujarku dengan nada memerintah. Seperti biasa!"Maaf, Miss. Ini terlalu banyak dan sedikit rumit kalau Miss maunya dalam waktu kurang dari 24 jam. Apalagi, Mbak Keysa ini bukan wanita biasa, Miss! Dia cukup berpengaruh di sosial media," sahut Dewi. Asisten pribadi yang sudah bertahun-tahun ikut denganku."Maksud kamu apa? Bukan wanita biasa bagaimana? Dia sama sepertiku, sama-sama wanita! Cepat kamu suruh beberapa tim untuk meng-takedown seluruh video yang beredar di sosial media, cari tahu siapa orang pertama kali yang mengunggahnya ke sosial media. Dan lekas hubungi PH yang paling terkenal sekalipun, untuk membantu kita klarifikasi nantinya! Aku nggak mau ya, namaku jadi jelek di mata publik! Ini penghinaan namanya, nggak bisa dibia

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   106. Klarifikasi (Bagian B)

    106. Klarifikasi (Bagian B)"Oke. Lakukan saja yang terbaik! Hubungi PH ternama, yang biasanya melejit ketika mengeluarkan serial terbaru, langsung saja minta kontaknya. Biar aku yang akan berbicara sendiri dengannya nanti!" sahutku tegas."Baik, Miss. Akan ku lakukan semaksimal mungkin!" kata Dewi yang langsung saja bertindak tegas. Dia selalu mengerti apa yang aku pinta."Tapi, Miss ….""Tapi apalagi?" tanyaku kesal. Sudah tahu dia, aku kesal setengah mati. Gara-gara Keysa tadi, bahuku jadi memerah dengan sensasi terbakar hingga kini. Meskipun Dewi sudah mengoleskan salep khusus sekalipun, tapi rasanya masih saja terasa celekit.Belum lagi punggungku yang semakin parah, ruam merah yang melebar membentuk pulau-pulau memanjang, aku jadi tak lagi percaya diri untuk tampil mengenakan gaun dengan punggung dan bahu terbuka. Ah, padahal itu kan kesukaan Mas Rengga? Dia selalu saja berkata padaku, bahwa aku cantik dan tampak sempurna sekali ketika mengenakan pakaian dengan aksen terbuka d

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   107. Klarifikasi (Bagian C)

    107. Klarifikasi (Bagian C)"Belum ada kabar, Miss. Mereka meminta mengirimkan email terakhir video itu dan tim akan segera menindaklanjuti untuk kesepakatan kerja sama kita nantinya. Tapi, semua ini nantinya akan membutuhkan banyak dana, Miss. Apa Miss merasa siap?" tanya Dewi yang kini menatap Risa dengan wajah penasaran."Apa kamu mulai meragukan kekayaan harta ku, Dewi?" tanyaku sembari menatapnya balik."Nggak, Miss. Bukan seperti itu sungguh. Hanya saja aku merasa sayang, hanya untuk masalah seperti ini saja, kamu hingga menggelontorkan uang hampir ratusan juta, Miss! Fantastis itu jumlahnya bagiku!" kata Dewi tampak bersemangat."Ya sudah, nggak usah banyak tanya. Cepat lakukan saja sesuai dengan perintah!" kataku sedikit tajam. Aku bertingkah laku seperti ini, bukan karena sombong, angkuh, dan segenap keburukan sifat-sifat lainnya. Tapi, semata-mata hanya untuk menutupi kenyataan yang sebenarnya. Aku terlalu rapuh dan lemah sebenarnya, tapi karena tuntutan hidup yang akhirny

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   108. Kejujuran Rengga (Bagian A)

    KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU108. Kejujuran Rengga (Bagian A)POV Keysa"Aku sudah membalas pesannya bahwa kita akan menghadiri semua skenario yang sudah dia buat. Untuk sementara, biarkan saja aku pura-pura untuk tidak tahu terkait hal ini. Biarkan Risa nyaman terlebih dahulu untuk menyangka bahwa kamu mencintainya," ujarku dengan tegas. Sebenarnya, aku sendiri juga belum sepenuhnya percaya. Aku membutuhkan beberapa orang untuk mendeteksi kebohongan yang dilakukan oleh Mas Rengga, aku tidak mau terjebak begitu saja dengan mudah. Walaupun di lain sisi aku juga paham sekali, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Mas Rengga sebenarnya orang yang cukup setia. Sebelum uang haram menyerang hingga membuatnya berubah seperti ini."Key, makasih banyak karena kamu sudah mau memberikan kesempatan lagi untukku. Aku nggak minta kamu buat melunasi hutang-hutangku, Key. Aku juga tidak peduli bahwa seandainya Risa nanti melaporkan aku dan hal itu membuat karirku hancur. Aku sungguh tak ped

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   109. Kejujuran Rengga (Bagian B)

    109. Kejujuran Rengga (Bagian B)"Sudah berulang kali aku bilang, aku nggak masalah dengan dunia, aku nggak butuh tahta, jabatan dan lainnya. Yang aku butuhkan hanya Keysa, Keysa seorang!" kata Mas Rengga terdengar begitu nyaring di telinga."Nggak usah kita bahas tentang kita dulu. Yang penting sekarang, aku butuh jawaban. Bagaimana pertama kali kalian bisa bersama lalu terjerat hutang dengan jumlah fantastis dengannya?" tanyaku berusaha untuk mengorek segala informasi pada Mas Rengga."Awalnya, aku ingin mengikuti trading, seperti Yono, Kiswo dan lainnya. Memang membutuhkan deposit kecil awalnya. Sekitar lima juta. Dari situlah semua berawal. Deposit pertamaku kalah, sedangkan aku di dalam kapal butuh hiburan. Nggak mungkin kan dalam waktu dua puluh empat jam aku harus menghubungi kamu terus, melakukan video call denganmu terus, apa lagi kamu sibuk sekali dengan aneka pekerjaanmu di luaran sana. Aku memahami, awalnya. Tapi, semakin lama, aku semakin larut dengan dunia trading. Hingg

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   110. Kejujuran Rengga (Bagian C)

    110. Kejujuran Rengga (Bagian C)Aku baru saja ingat, bahwa pertama kali Risa berani muncul untuk menginformasikan padaku, saat itu dirinya mengirimkan foto pergelangan tangan yang saling menggenggam. Dan itu cukup untuk membuat dadaku bergemuruh. Bagaimana bisa aku menganggap Mas Rengga dengan wanita sialan itu hanya sebatas berteman dan rekan, atau partner katanya? Mana ada partner saling menggenggam mesra seperti itu? Mana ada partner yang saling menguntungkan dalam kategori saling membahagiakan?Ah, kepalaku jadi berkunang-kunang sepertinya."Foto? Foto yang mana?" tanya Mas Rengga mengerutkan kening.Aku hanya menghela napas panjang, ku raih ponsel dan segera saja mencari kontak bernama Risa dalam aplikasi WhatsApp. Setelah menemukan, aku langsung mencari gambar pertama kali yang Risa kirimkan padaku.Setelah memperbesar ukurannya, langsung saja ku tunjukkan gambar dua tangan yang saling menggenggam itu pada suamiku yang dulu menjadi kecintaan. "Ini, apa kamu bisa menjelaskan,

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   111. Kegaduhan di rumah! (Bagian A)

    KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU111. Kegaduhan di rumah! (Bagian A)"Dia kenapa?" tanyaku tak sabar. Sungguh, menunggu Mas Rengga bercerita lengkap tentu membuatku gemas sekaligus ingin berkata kasar saja padanya."Iya, dia sempat mengancam. Mungkin terdengar seperti gurauan atau bahkan bisa jadi sebagai hal yang cukup membuat ku mencengkam saat itu. Aku kira dia berbohong. Jadi, ya, aku yang saat itu sedang sibuk berkumpul dengan teman-teman dan tak sengaja kehilangan sinyal di tengah lautan. Hanya menganggap ancaman Risa sebagai bualan belaka." Mas Rengga menjeda kalimatnya selama beberapa saat hingga kemudian dia meneruskannya kembali, setelah menghela napas panjang tentu saja."Sebenarnya aku juga tidak ada maksud untuk tidak merespon, apalagi berniat lari dan mengabaikan dia begitu saja. Toh, ya, aku juga tidak menghilang. Semua karena sinyal dan Risa nya saja yang terlalu berlebihan, menuntut agar aku selalu on time untuk membalas semua pesan-pesan singkat yang dia kirimkan.

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   112. Kegaduhan di rumah! (Bagian B)

    112. Kegaduhan di rumah! (Bagian B)Tapi, aku juga penasaran dan ingin tahu. Sejauh mana Risa akan menempel dan berambisi pada suamiku? Sampai di mana tingkah kampungannya itu untuk mencoba menggoda suamiku, aku ingin tahu!"Kapan kita bertemu dengannya?" tanya Mas Rengga lagi. Dia memang belum fit, baru saja merasa enakan tubuhnya. Tapi harus dipaksa untuk menghadapi hantaman cobaan ini. Biarlah, bukankah semua ini terjadi juga karena dirinya yang memulai terlebih dahulu?"Aku belum tahu, dia akan mengirimkan waktu dan lokasinya segera. Nanti, setelah dia membalas, aku akan memberitahumu. Sebaiknya, saat ini kamu buka saja blokiran pada semua sosial media nya. Biarkan dia mencari dan memghubungimu. Berterus teranglah padanya bahwa kamu sakit. Aku hanya ingin tahu, apa reaksinya nanti? Itu juga akan membantuku untuk menjauhkan dia dari kamu. Aku harus cukup mempunyai bukti-bukti jika ingin menghempaskannya dari rumah tangga kita. Aku juga nggak akan segan untuk mempermalukannya lagi.

Bab terbaru

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   124. ENDING B

    "Jangan berbelit, sebaiknya katakan saja semuanya! Apa saja yang ingin kamu sampaikan, maka sampaikanlah! Aku udah nggak peduli lagi kok. Andai saja proses perceraian dengan abdi negara mudah untuk dilakukan, tentu saja aku sudah melakukannya sejak lama!" tantang Keysa tanpa gentar. "A-apa? Nggak! Keysa, kamu nggak boleh bilang seperti itu, karena kita nggak akan pernah pisah, kita nggak akan pernah cerai, aku bersumpah!" ujar Rengga sungguh-sungguh. Hal itu tentu saja membuat Risa semakin marah, wajah wanita dengan dress berwarna peach itu pun memerah. Tangannya mengepal dengan kuat. "Bagaimana jika kesepakatan yang pernah kau berikan padaku, akan ku sanggupi secepatnya? Bagaimana jika tawaran yang pernah kau ucapkan padaku, sanggup untuk aku penuhi sekarang juga? Apa kau akan tetap bersedia memberikan Mas Rengga untukku? Aku tahu kau seorang wanita cerdas, berpendidikan tinggi dan mempunyai popularitas yang cukup diagungkan di seluruh sosial media. Jadi, aku harap semua tantanganm

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   123. ENDING A

    Bab 48 ENDINGPov Author"Alhamdulillah, akhirnya konferensi pers berjalan dengan lancar. Kita nggak harus buka aib ataupun masalah baru lagi. Beruntungnya juga mereka percaya kalau kejadian waktu itu di Restoran memang diperlukan untuk adegan syuting suatu serial nanti. Padahal, nggak tahu juga itu serial akan tayang kapan dan dimana juga, ya, Mas?" Keysa menghela napas lega. Dia beberapa kali mengusap dadanya dengan lembut. Keduanya saat ini sedang berada di gedung, tepatnya di belakang ruangan yang digunakan untuk jumpa pers tadi."Iya, Sayang. Alhamdulillah! Aku nggak nyangka juga, tanpa briefing pun Keysa bisa dan tahu kapan dia harus buka suara atau tidaknya. Tapi, aku butuh angin segar ini, Sayang. Tadi di dalam udah berasa sidang KPK. Bikin grogi banget, aku sampai mau napas aja susah, loh!" tanggap Rengga kini memandang ke wajah istrinya."Halo, apa kabar kalian? Gimana-gimana acaranya tadi? Lancar kan? Harusnya kalian sih, berterima kasih denganku, ya! Sebab, bibirku yang se

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   122. Rencana Keysa (Bagian C)

    122. Rencana Keysa (Bagian C)Sontak, aku menoleh, ternyata dia tak benar-benar menutup pintu kamar mandi hanya karena ingin melihat aksiku di belakangnya. Ah, suamiku memang unik!"Udah, deh, Mas, jangan bercanda terus! Ayo, buruan! Nggak enak kalau kita nanti terlambat," kataku yang akhirnya memilih untuk tak menggubris candaannya lagi."Key, kamu cantik deh, serius!" ujar Mas Rengga saat aku mulai mengenakan pakaian. Kemeja modern berwarna peach, dipadu dengan celana kulot putih susu. Senada pula dengan hem berwarna peach dan celana kain berwarna putih yang akan dipakai oleh Mas Rengga nanti. "Serius, kita pakai baju couple yang itu, Key? Itu kan warnanya peach gitu. Masak iya aku pakai pink sih, Key?" tanya Mas Rengga masih setia di balik pintu kamar mandi. Dengan melongokkan setengah kepalanya, dia menggeleng seakan keberatan dengan outfit yang kupilih saat ini."Nggak papa, ini bagus banget tahu Mas! Ini kan peach, bukan pink! Siapa pula yang mencetuskan pertama kali, bahwa le

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   121. Rencana Keysa (Bagian B)

    121. Rencana Keysa (Bagian B)"Iya, siap! Aku mengerti, Key, aku paham dengan semua rencana ini. Semoga berhasil, lebih cepat lebih baik, Key! Terima kasih banyak, kamu selalu menolong dan membantu ku hingga begini!" kata Mas Rengga seraya memelukku."Udah, ya, pelukannya!" ujarku berusaha untuk menghindar. Aku hanya menyunggingkan seulas senyum tipis padanya. "Yuk, kita bersiap berangkat! Aku akan mengatakan padanya bahwa kita sudah siap berangkat sebentar lagi. Aku akan menunjukkan padanya, di hadapan media dan semua orang yang sudah hadir untuk menonton, aku akan memamerkan ke seluruh dunia, siapa pemilik mu yang sebenarnya!" seruku dengan mata yang berbinar. Mas Rengga mengangguk antusias. Sementara aku, langsung saja mandi dan bersiap."Key, plakat dan id card serta surat ini sementara akan ku letakkan di dalam brankas kita saja, ya? Boleh?" tanya Mas Rengga sebelum aku benar-benar beranjak dari tempat."Oke, terserah! Letakkan di tempat paling aman yang kamu rasa bisa dijadika

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   122. Rencana Keysa (Bagian A)

    KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU122. Rencana Keysa (Bagian A)"Ini maksudnya apa, sih, Mas? Kan hanya sebuah id card, terus ini apa? Plakat? Maksudnya apa, sih? Aku bingung deh," tanyaku seraya mengerutkan kening. Mas Rengga hanya menggertakkan giginya, hingga bunyi gemeretak terdengar jelas di telinga."Ini id card, hanya 'pemain' ulung yang bisa mendapatkannya. Untuk mendapatkan id card ini, tidak semua orang bisa mencapainya, Key. Apa, ya, aku susah sekali mau jelasin sama kamu. Intinya, ini bisa disebut sebagai penghargaan, Key. Dalam permainan slot judi online, akan ada plakat dan id card yang dikirim, biasanya ditujukan untuk 'pemain' setia yang sudah mencapai level, serta syarat dan ketentuan dari mereka. Ini yang paling tertinggi, ini juga seharusnya rahasia. Jangan sampai ada orang yang tahu, aku punya ini, Key! Ini bisa dijadikan bukti kuat bahwa aku terjebak dalam permainan judi online secara sadar! Kenapa bisa Risa yang memperolehnya? Apa dia yang sudah mengirimkan plaka

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   121. Paket Misterius (Bagian C)

    121. Paket Misterius (Bagian C)Rupanya, wanita yang berusaha untuk menggeser posisiku adalah lawan yang cukup tangguh dan juga kuat."Iya, aku tidak sedetail itu, Key. Waktu Yono dan rekan lain memperkenalkan kami, aku juga tidak paham dia siapa. Apa pekerjaannya dan juga statusnya. Aku baru tahu setelah lumayan dekat. Barulah aku mengerti bahwa dia seorang selebgram yang sering diundang sebagai inspirator wanita muda. Cukup menarik!" ujar Mas Rengga."Apanya yang menarik?" tanyaku dengan mata membulat."Eh, nggak! Profilnya, menarik! Iya, hanya itu. Karena wanita bisa mendapatkan kekayaan seperti pengusaha yang sudah bergelut menjalankan bisnis selama puluhan tahun. Tapi, Risa? Hanya dalam hitungan jari saja tahunnya, sudah bisa mendapatkan banyak properti. Banyak investor berlomba-lomba ingin bekerja sama dengannya. Mungkin saja dia pintar berbisnis. Sehingga membuahkan hasil besar!" kata Mas Rengga. Dia menopang dagu nya kembali.Kali ini pandangannya lurus ke arah depan."Halah,

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   120. Paket Misterius (Bagian B)

    120. Paket Misterius (Bagian B)Pantas sedari tadi dia hanya menunduk, tidak berani menatap kedua bola mataku. Rupanya, Mas Rengga sedang menangis. Bahkan, air matanya ada yang menetes mengenai tanganku."Mas, kamu menangis?" tanyaku seraya mencoba untuk mengangkat dagunya secara perlahan."Keysa, ih. Nggak, ini aku cuma kelilipan," jawabnya dengan nada tegas. Aku tertawa. Rupanya, hanya dengan melihat Mas Rengga seperti itu saja sudah sanggup membuatku tersenyum."Ngapain menangis? Sudah lah, Mas. Santai aja. Kita jalani saja dulu. Yang pasti tugas pertama kita sekarang, mencari tahu keinginan Risa dan apa tujuannya melakukan ini semua. Lalu, kita tinggal mencari tahu siapa dalang di balik surat kaleng yang ditujukan untuk Romo." Aku hanya menenangkan dia apa adanya. Bukannya aku tidak luluh, hanya saja aku malas jika harus berdrama tangis menangis di tempat umum seperti ini. Bisa jadi jika ada yang mem videonya, kami pasti bakal viral lagi. Dan aku nggak mau menambah masalah lagi!

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   119. Paket Misterius (Bagian A)

    KUBELI KESOMBONGAN GUNDIK SUAMIKU119. Paket Misterius (Bagian A)"Ini, Mas!" Mataku masih menatap layar ponsel milik Mas Rengga. Namun sayang, panggilan yang terdengar dari speaker mau tak mau harus merubah kedua ponsel ini menjadi mode pesawat. Namun, Mas Rengga selalu saja menyarankan untuk menonaktifkan nya saja. Entahlah, apa alasannya. "Jangan lupa untuk mematikan ponselnya, Key!" ujar Mas Rengga. Sepertinya dia melihat saat aku hanya mengubah sinyal ponsel menjadi mode pesawat. "Ini udah sama aja kali, Mas!" sahutku seraya mengacungkan dua ponsel ke arahnya dalam posisi mode pesawat."Jangan, Key! Lebih baik nonaktifkan saja! Sini!" pinta Mas Rengga mengulurkan tangannya padaku. "Iya, iya! Biar aku saja yang menggantinya," balasku sembari menekan tombol power hingga kedua ponsel dalam tanganku menggelap, dan kemudian mati."Sudah!" Aku mengangguk lalu memasukkannya ke dalam tas pinggang yang dipakai oleh Mas Rengga."Apa Risa mengirimkan pesan lagi padamu?" tanya Mas Rengg

  • KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU   118. Mungkinkah? (Bagian D)

    118. Mungkinkah? (Bagian D)"Terserah. Kita pastikan saja nanti, Mas. Aku juga pusing. Masalah kita belum juga selesai, sekarang harus ditambah lagi masalah surat kaleng yang dikirim pada Romo. Setelah kamu bercerita padaku semuanya, setelah itu juga keluargamu akan tahu, Mas. Terutama Romo dan juga Ibu. Mari kita sebaiknya memikirkan bagaimana cara menyelamatkan nama baik keluarga terlebih dahulu!" ujarku penuh penekanan.Mas Rengga menatapku penasaran, dia seolah ingin tahu, apa maksud dari ucapanku."Maksud kamu bagaimana? Apa hubungannya surat kaleng Romo dengan masalah yang kita hadapi saat ini, Keysa? Kamu jangan membuatku semakin bingung dan merasa tak karuan seperti ini!" kata Mas Rengga dengan tegas. Dia berkali-kali terdengar menghembuskan napas kasar. Dadanya naik turun dengan cepat."Kamu belum tahu kan apa isi surat kaleng itu?" tanyaku padanya."Apa memangnya?" tanya Mas Rengga malah menatapku dengan intens."Di dalam surat kaleng itu mengatakan bahwa kamu terlibat besar

DMCA.com Protection Status