Paula tahu, ini hanya akan jadi kebodohan demi kebodohan untuk kesekian kalinya. Tapi, gadis itu berusaha untuk lebih menghancurkan dirinya dari puing-puing kehancuran yang terus menggerogoti hatinya.
Untuk terakhir kalinya, dia akan menemui Bryce meminta pada laki-laki itu, atau memohon pada laki-laki itu bagaimana untuk memikirkan perasaanya, Paula sudah mencintai Bryce sejak laki-laki itu masih puber, sejak jakun Bryce baru tumbuh.
Paula menetralkan perasaan gugup serta takut, dia akan kecewa tentu saja, tapi dia suka sekali menyakiti dirinya sendiri. Mencoba stalking Skye, melihat kehidupan Skye yang kian terasa sempurna. Mungkin, saat Tuhan menciptakan Skye, Tuhan sedang jatuh cinta, saat Tuhan menciptakan dirinya, Tuhan sedang mengalami patah hati yang hebat.
Paula mematut dirinya di cermin toilet, dia baru saja pulang kerja. Gadis itu akan menemui sang pujaan hati, dia sudah berganti pakain sekarang.
"Mau memiliki kamu saja
"Kamu bahagia, Sayang, dengan pernikahanmu?" Skye hanya tersenyum, dua bulan menikah, tentu saja sekarang masa-masa menikmati pernikahan yang indah, yang penuh kebahagiaan."Aku bahagia." Skye memasukan apa saja yang akan di bawa dalam trip kali ini, mereka akan berlibur—bulan madu ke beberapa tempat.Rara tersenyum lagi. Dia senang, putrinya sudah besar. Putri yang dia rawat dengan tangannya sendiri walau Skye adalah anak selingkuhan suaminya."Aku berani bertaruh, pulang-pulang, kau sudah hamil, Skye." Verena berdiri di depan pintu, hanya memakai tanktop usang berwarna abu-abu, celana pendek berwarna hitam, rambut keritingnya dibiarkan tergerai."Tahu apa kamu soal hamil?" tanya Rara sewot. Dia dan Verena suka tak pernah akur, karena Verena suka membantah."Sel telur, dan sel sperma bertemu, membentuk zigot, terjadi pembuahan, akhirnya bertelur." Skye hanya tersenyum, sambil menggeleng. Verena suka berbicara as
"Kau gila! Kau benar-benar sinting! Aku baru tahu ada manusia gila sepertimu!" ucap Bryce murka, melihat wajah Paula yang makin gila minta dihunus pedang detik ini juga.Paula hanya memalingkan wajahnya, sambil tersenyum. Menarik! Cara yang dia lakukan untuk menarik perhatian laki-laki itu berhasil. Paula membasahi bibirnya, obsesi memang membawa petaka bagi siapa saja, tapi dia tidak akan berhenti, sebelum obsesi itu berubah menjadi possession.Laki-laki itu memijit kepalanya hampir pecah, dan hampir membanting Paula ke lantai, andai gadis gila ini sebuah vas."Well, well. Aku bahkan sudah menyatakan lebih dari 3000 kali, artinya Bryce, kali ini banyak kejutan yang menanti. Bukan lagi ancaman, tapi sebuah tindakan nyata." Bryce mengepakkan tangannya. Dia mendorong Paula ke tembok, mencekik sedikit. Paula tentu saja tersenyum, kekerasan sudah menjadi bagian dari hidupnya yang menyenangkan. Saat merasakan cengkraman di lehernya kian kuat, Paula
Skye begitu bahagia, dan sibuk mengurus toko roti miliknya. Di hari pertama dibuka, sudah ada beberapa pelanggan yang datang, walau tak seramai toko roti biasanya.Kesibukan, dan kedekatan dengan Paula, membuat Bryce takut. Kepala laki-laki itu hampir pecah, Skye itu polos bercampur bodoh sedikit. Dia tidak menaruh curiga apa pun pada orang.Saat Skye pergi ke toko roti, Bryce jiga ikut memantau. Walau Paula terlihat bersikap normal, tapi Bryce tahu sudah banyak rencana yang Paula lakukan, dan Skye berada dalam bencana.Tadi pagi, Paula sempat menerornya.Paula: Berpisah dengan Skye, atau jadi milikku!Tentu ke dua hal itu, tak ada masuk dalam daftar. Bryce memilih untuk mengabaikan ancaman itu, dan Skye berada dalam pengawasannya.Laki-laki itu sedang berpikir keras, bagaiamana menyelematkan dari situasi ini.Dia menunduk, dan memainkan ponselnya. Kelsea! Walau dia masih kesal pada Kelsea, da
Cinta itu ibarat kaktus, semakin digenggam semakin sakit, semakin dipeluk akan semakin melukai. Cinta hanya terdiri dari lima kata, nyatanya kata sederhana bisa membuat banyak orang sakit dan jadi gila bahkan.Since the love that you left is all that I getI want you to know that if I can't be close to youI'll settle for the ghost of youI miss you more than lifeAnd if you can't be next to meYour memory is ecstasyI miss you more than lifeI miss you more than life.Di tempat yang berbeda, masih dengan beratap langit yang sama, mereka merasa kegundahan yang luar biasa. Perpisahan, nyatanya perpisahan yang sama-sama tidak diinginkan hanya menambah luka kian dalam.Skye hanya bisa menangis, kebahagiaan yang baru saja dia rasakan musnah dalam sekejap mata, semuanya tak lagi sama sekarang. Bahkan, dia harus menyimpan perih lebih dalam, suaminya menceraikan dirinya saat dia sedang mengandung, laki-laki i
"Aku dengar-dengar, kau dan Skye berpisah. Apa artinya kau memilihku?" tanya Paula dengan songong, mengaduk minuman miliknya, dan tersenyum puas. Tidak! Dia tersenyum mengejek lebih tepatnya, begitu mudahnya dia membasmi semut tak guna seperti mereka.Rasa kesal Bryce sudah mencapai tenggorokannya, jika Paula masih memancingnya, maka meledak lah sekarang. Laki-laki itu mengepalkan tangannya.Paula masih menunduk, mengaduk minumannya."Kukira kau setia. Ternyata, hanya begitu saja." Bryce mengepalkan tangan erat, kembali mengembuskan napas gusar. Tahan! Tahan! Sebelum dia meledak."Ngomong-ngomong, aku ada mengirimkan sedikit paket untuk Skye!" Bryce langsung terhenyak, dan mendorong meja di depannya, Paula hanya menampilkan wajah tanpa dosa. Dia benar-benar wanita iblis!"Apa yang kau lakukan?" tanya Bryce penuh emosi."Hanya sedikit paket kejutan, bangkai tikus! Sebenarnya, tikus jelek jadi mainanku. Tapi
Skye tidak mengerti dengan sikap mantan suaminya yang berubah-ubah seperti bunglon, bahkan bunglon saja masih lebih konsisten dari Bryce.Setelah berpisah, Bryce memang berubah. Laki-laki itu menjadi brengsek, kejam, dan tak segan untuk mengatai dirinya bodoh, tapi ada saat di mana Bryce sangat bersikap manis padanya. Skye dibuat pusing karena ini, walau dia senang dengan perlakuan manis Bryce, dan kembali dibuat sakit hati karena sikap jahat Bryce.Sekarang, Bryce membawanya pergi ke berlibur, walau hati Skye setengah ikhlas berlibur kali ini.Wanita itu sedang dalam mood yang buruk untuk menikmati liburan kali ini, karena yang dia pikirkan adalah pernikahan yang hancur, rahasia kehamilannya, orang tuanya yang tidak tahu dia telah berpisah, terutama sikap Bryce.Skye menunduk. Dia pikir, setelah menikah dia akan bahagia, pernikahan impian yang diidamkan semua orang tidak terjadi padanya, dia mengalami pernikahan seperti neraka.&nb
"Aku bisa melihat, jika Bryce sangat mencintaimu." ucap Verena, membuat Skye hanya menutupi matanya. Kicauan Verena tentu tak bisa dianggap serius, dia hanya anak kecil yang tak tahu apa-apa masalah orang dewasa.Baik Bryce dan Skye sama-sama terdiam, walau apa yang Verena bicarakan benar adanya. Verena bahkan bisa merasakan itu semua, di saat Skye hatinya sudah buta oleh kekecewaan."Kau benar." jawab Bryce mantap. Skye menoleh dengan kesal, dengan jawaban penuh percaya diri Bryce, karena laki-laki ini nyatanya brengsek. Semoga Verena tidak merasakan laki-laki seperti ini."Kau lihat, Verena, istriku sangat cantik." Skye risih dengan pelukan itu, dengan gesture tak nyaman dia menunjuk pada Bryce dia tak suka disentuh, tapi laki-laki itu pura-pura tak peduli, dan semakin menunjukkan kepalsuan di depan Verena. Verena hanya menampilkan bibir bengkok, sedikit songong, dia akan punya pasangan yang lebih romantis dari kakak-kakaknya, dia akan punya
"Maafkan Daddy, Daddy memang suka galak. Apalagi menyangkut semua anak-anaknya." ucap Kelsea merasa bersalah pada Bryce yang babak belur, karena orang tua itu sudah tahu kabar perceraian pura-pura ini. Gerald murka, dan menganggap Bryce laki-laki bajingan yang hanya bisa menyakiti Skye.Kelsea sedang mengompres wajah Bryce, laki-laki itu hanya meringis, dia tak berani melihat wajahnya sendiri. Kelsea masih menatap Bryce, dia tahu laki-laki ini tulus mencintai Skye. Tak ada yang mencintai Skye sebesar Bryce mencintai Skye. Laki-laki ini, sudah menyukai Skye saat jakunnya belum tumbuh."Semuanya jadi kacau. Maafkan ide konyol aku agar kau berpura-pura dengan semua ini. Aku tahu pasti berat."Bryce cemburu buta pada Skye, dia mengira wanita itu sedang berkencan dengan laki-laki lain, hingga membuat Bryce mendorong Skye dan berakhir wanita itu melahirkan. Skye makin membenci Bryce, dan itu adalah bayaran yang akan dia dapatkan dari semua kepura-pur
Toko roti Skye semakin dibuat besar, toko sebelah yang dulunya menjual minuman, sekarang juga menjadi milik Skye, karena Bryce kembali membelikan untuk istrinya.Wanita itu begitu sibuk mengurus toko roti miliknya, dengan perut buncit ke mana-mana.Ya, setelah hubungannya bersama sang suami kembali membaik, Skye dan Bryce sama-sama mengalah dan mengerti, jika dalam hubungan yang dibutuhkan adalah kerja sama tim. Mereka kompak untuk mengurus Lizzie, bocah itu sudah berusia tiga tahun sekarang."Bumil capek, ya. Biar aku pijitkan." Skye duduk sambil menarik napasnya, sekarang tubuhnya bengkak semua, karena tinggal menghitung hari melahirkan. Dia kesulitan untuk bernapas, walau tetap lincah untjk bekerja.Bryce berjongkok di depan istrinya, sambil memijit telapak kaki Skye yang bengkak semua.Mereka akan punya anak perempuan lagi, dan Skye akan menamai
Mobilnya melaju di Heraut, Perancis Selatan. Dengan pemandangan saluran irigasi memancar, keluar dari titik pusat, layaknya jari-jari sepeda. Ditambah lahan pertanian segitiga menduduki strip sempit tanah antara parit.Sepanjang perjalan banyak disuguhi kebun anggur, yang merupakan produksi anggur terbaik di Perancis.Setiap kebun anggur berbentuk kotak tanpa berhubungan dengan yang lainnya.Bryce menikmati sedikit pemandangan itu, tapi bukan itu tujuan utamanya. Dia akan pergi menemui seseorang yang spesial. Laki-laki itu tersenyum miring, tidak berjumpa dengan sang tuan rumah.Sama seperti rumah-rumah yang lain, dia menaikkan kacamata hitam memastikan jika matanya tidak salah melihat di depan. Bryce menarik napas panjang. Tungkai kakinya berjalan dengan mantap menuju rumah yang dia tuju, butuh berjam-jam agar bisa sampai di sini.Bryce mengetuk pintu san
Dia punya keluarga yang utuh, keluarga yang harmonis. Skye tersenyum melihat interaksi keluarganya, hatinya menghangat dan diisi dengan kebahagiaan.Lizzie semakin besar menjadi anak yang sangat pintar. Bayi itu sedang bermain bersama Verena, walau berisik ternyata Verena sangat suka dengan anak kecil."Nampaknya kau bisa punya anak sekarang." ucap Asher pada Verena yang menatap adiknya."Bersama Mark." tambah Asher. Verena langsung mengeluarkan jari tengahnya pada Asher yang sudah terpingkal-pingkal, mereka sangat suka saling mengejek.Verena mencium pipi Lizzie, dan mengajak bertepuk tangan."Ouch, aku akan menjadi aunty kesayangan." Verena kembali memeluk Lizzie, dan menggelitik perut bayi itu yang membuatnya tertawa lucu dengan suara khas anak kecil yang menggemaskan.Keluarga heboh ini sedang bersantai, semenjak Bryce
Skye berharap sekarang adalah hujan, petir, badai, angin besar, agar hidupnya makin menyedihkan. Dia berjalan tanpa tujuan, dan tanpa sadar roda empat itu berputar ke tempat yang dulu sangat dia benci, kuburan Alicia.Skye terdiam beberapa saat, udara dingin menusuk kulitnya tapi dia masih terdiam di sana, menimbang akan turun dari mobil atau tidak, jujur saja sekarang dini hari, pukul 03 dini hari, lewat 21 menit, hanya orang gila yang datang kuburan pada dini hari. Skye berada dalam tahap hopeless.Skye menarik napas tak ikhlas, mencabut kunci mobil, merapatkan coat dan turun dari mobil, dengan cahaya senter di ponselnya, Skye memasuki pekarangan kuburan itu mengendap-endap jangan sampai dia menginjak ular atau binatang berbahaya yang lain. Ketika kakinya menginjak daun-daunan kering, Skye berdiri sebentar melihat keadaan sekeliling, setelah memastikan aman dia melanjutkan langkahnya.Ketika langkah k
Skye tak ingin merepotkan orang tuanya, dan tidak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan Bryce. Dia percaya laki-laki itu akan kembali, walau penantian itu telah berakhir, Bryce tidak muncul walau sudah dua minggu.Skye menghibur dirinya dengan terus mengajak Lizzie jalan-jalan.Kali ini Skye mengajak Lissie, walau dia sempat membenci Lissie karena Paula pada akhirnya Skye lebih terbuka, mengalahkan semua egonya demi kebahagiaannya.Rothenburg adalah salah satu kota abad pertengahan yang terbaik di Jerman. Dan hari ini adalah destinasi Skye dan Lissie, Skye ingin punya teman selama perjalanan. Ibunya sedang sibuk, Verena dan Asher sekolah. Setelah menyadari, Skye tahu dia tak punya banyak teman.Rothenburg juga disebut sebagai kota kartu pos, mulai dari museum yang mengkhususkan diri dalam elemen kriminal hingga mainan dan boneka.Wala
"Aku benar-benar jadi malaikatmu selama ini. Kau seharusnya memanggilku bidadari.""Baiklah, bidadari." jawab Skye dengan terpaksa sambil memutar bola matanya malas. Kelsea tertawa sambil membawa saudarinya dalam dekapan."Aku tanpamu butiran rinso." bisik Skye lagi, sambil mengejek Kelsea balik. Kelsea kembali tertawa."Setelah ini, kau harus menikah." pesan Skye, Kelsea kembali tersenyum, mereka saling melepaskan pelukan. Bryce hanya memperhatikan dua wanita itu berinteraksi, kasih sayang dan kerukunan kedua wanita itu tak pernah pudar, walau mereka sudah dewasa dan punya kehidupan masing-masing."Aku menikah, dan kau harus memberi aku keponakan lagi. Lizzie harus punya adik." Kelsea menyipitkan sebelah matanya ke arah Bryce, senyum laki-laki itu langsung mengembang."Kau tenang saja, itu bisa diatur." jawab Bryce tanpa dosa, memasang wajah tak bersalah sama sekali. Rasanya Skye ingin memukul kepala laki-laki itu den
Skye jelas masih menyimpan dendam, dan juga benci pada mantan suaminya, tapi melihat Bryce yang sekarang membuatnya meleyot.Wanita itu masih terdiam, mengganti popok Lizzie, sesekali ekor matanya melirik pada Bryce yang sedang menyusun makanan di atas nakas. Keduanya sama-sama terdiam. Suhu tubuh Lizzie menurun, satu atau dua hari lagi, Lizzie bisa diizinkan pulang."Sudah pukul 9, kau sarapan dulu." Skye mencari di mana keberadaan jam dinding, benar jam bundar itu menunjukkan pukul sembilan lewat dua puluh menit, sudah lewat waktu yang banyak.Skye melihat banyak roti, berserta selai, sosis, dan juga madu serta jus."Kau sarapan saja, biar aku yang menyuapi Lizzie." Skye masih terdiam, tapi juga dia mendekati nakas sambil menarik kursi.Skye mengolesi roti dengan selai yang sudah Bryce siapkan, wanita itu melirik ke arah mantan suaminya yang begitu telaten menyuapi Lizzie, dan bayi itu mau makan. Wajah Lizzie masih l
Skye berlari dengan terburu-buru, walau sekarang sudah malam, tapi kata Baginda Ratu Lizzie langsung dibawa ke dokter. Wanita itu begitu panik, bayi kesayangannya tak pernah sakit serius."Skye!" Skye tidak peduli dengan teriakan itu, dia terus berlari, dan mencari di mana Lizzie. Skye buru-buru mengambil ponselnya, dan menelpon ibunya."Di ruangan mana?" tanya Skye berdiri, masih berusaha untuk mengatur napasnya.Wanita itu langsung menuju ruangan yang dimaksud, dan tanpa sadar membuka pintu ruangan begitu kuat, yang mengundang suara keras, dan membuat Lizzie terkejut dan terbangun.Tubuh Skye mendadak lemas, melihat bayinya berbaring tak berdaya, tak bersemangat seperti Lizzie yang biasanya."Baby, I'm so sorry. Mutter harusnya menjaga kamu." Tubuh Lizzie diberi infus karena kekurangan cairan. Bayi itu mengalami demam tinggi, dan mencret.Skye menangis, tak tega melihat kondisi Lizzie yang begitu lemas.
Lizzie sedang dideportasi, dan bayi itu seperti senang saja berpisah dengan ibunya. Lizzie anak yang manis.Skye menanti makan malam romantis ala mereka, dengan chef terbaik Bryce. Wanita itu mematut dirinya di depan cermin. Skye meyakinkan dirinya untuk bahagia sekarang, cukup sudah dia menderita selama ini.Rambut panjangnya sengaja dia ikat malam ini yang menampakkan leher jenjangnya. Skye merasa seperti kembali menjadi seorang gadis yang malu-malu pergi berkencan, walau dia senang Lizzie hadir untuknya.Skye keluar dari kamar, dan dia melihat Bryce sudah sibuk di dapur sedari tadi."Apa yang bisa kubantu?" Bryce yang sedang mengupas kentang hanya terdiam. Laki-laki itu begitu cepat kerjanya."Sebenarnya, aku sedang menghitung berapa nutrisi dalam makanan ini." Skye hanya menyipitkan matanya. Random sekali laki-laki ini."Kenapa dengan nutrisi?""Aku hanya menghitung, agar apa yang masuk da