Namaku Maurinne Annatasya. Aku baru saja meninggalkan seragam putih abu-abuku. Dan sekarang aku mau melanjutkan pendidikanku di salah satu Universitas ternama di Jakarta.
Dan hari ini merupakan hari pertamaku memasuki kampus dan menghadapi yang namanya MOSPEK. nggak di sekolah, nggak di kampus pasti ada aja namanya MOSPEK. Bagiku mospek itu adalah hal yang paling berbahaya dalam kemungkinan, Kenapa?? Karena harus berhadapan dengan senior yang galak atau sok dan belagu. Tapi mau tidak mau tidak suka harus kujalani demi masa depan.
Mospek hari pertama
" Auuriinnee..!! Udah siap belum kamu Nak? sampai telat loh. " terdengar suara teriakan mamaku dari bawah padahal kamarku berada di atas. Jadi bisa dibayangkan suara mamaku bisa melebihi tingkatnya rumahku ini, hahaha.
" Iya ni Maurinne turun mom. " Aku mengecek semua peralatan mospek lalu pergi turun.
" Mom.., im coming. "
Aku pergi menghampiri mamaku dan mencium kedua pipinya.
" Sarapan yuk, mama udah masakin makanan kesukaanmu. "
Maurinne langsung duduk di meja makan, dan menyantap masakan mamanya.
" Besok mama berangkat ke Jepang, kamu jaga kesehatan ya. Baik-baik di kampus yang baru. " Mamaku menasehatiku tanpa koma tanpa titik.
" Mom.., im not child again. Maurinne udah gede mam, udah deh mama tenang aja. "
Aku melirik jam tangan sudah menunjukkan pukul 06.00 wib, aku langsung buru-buru pergi pamitan pada mamakuk. Jakarta adalah kota yang penuh dengan penduduknya sehingga perjalanan terasa jauh karena pasti bakal terjebak macet jadi harus buru-buru biar tidak telat.
Aku dianter sama Mas Dadang supir pribadi kami yang sudah lama berkerja bersama kami. Di sepanjang perjalanan, aku terjebak macet yang cukup lama sehingga membuatku gelisah.
Aku melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 7.30 hingga akhirnya tiba dikampus baruku pukul 08.00, aku langsung berlari karena aku sudah telat.
Dengan napas yang ngos-ngosan aku tiba di pagar kampus tapi sayang pagar kampus sudah dikunci.
" Oh my god.., aku harus gimana ini? "
Tiba- tiba aku mendapat akal yah bisa dibilang lumayan gila. Aku memanjat pagar kampus dan kebetulan satpamnya lagi tidak ada.
Saat aku memanjati pagar kampus, aku melihat ada seorang senior melihatku yang lagi memanjati pagar, spontan aku terkejut dan terjatuh karena ada senior sedang berdiri di dekat pagar kampus.
Aku meringis kesakitan, " Aduuhhh.."
Senior yang melihatku sepertinya langsung menyuruh temannya untuk menghampiriku, " Loe nggak apa-apa? "
Aku tidak menggubris karena aku sekarang sedang kesakitan.
" Lutut loe terluka, gue bawa ke UKS ya. Lagian kok loe pakai manjat pagar kampus segala sih, loe anak baru ya? "
Aku hanya terdiam saat orang itu menghampiriku karena aku sedang kesakitan. Tiba di UKS, senior itu langsung mengobatiku, " Lain kali jangan manjat-manjat pagar ya, siapa nama loe? "
" Maurinne. " aku menjawabnya dengan singkat karena aku masih kesakitan.
" Ya udah, loe istirahat aja dulu. Nama gue Bima, kalau loe ada apa-apa loe panggil gue aja? Gue mau ke tempat senior yang lain dulu. "
Aku hanya mengangguk dan aku sekarang cuma bisa terbaring sambil menunggu rasa sakitku hilang.
Setelah berapa menit rasa sakitku hilang, aku langsung beranjak pergi mencari rombonganku. Saat aku sedang mencari rombonganku, aku bertabrakan dengan seorang laki-laki yang aku tidak tahu siapa tapi laki-laki itu langsung sigap menangkapku, berasa seperti di sinetron sih. Hidup gue kayaknya penuh drama ya, hahaha.
Aku menatapnya tajam begitupun sebaliknya, tiba-tiba aku menyadari akan peristiwa tadi aku langsung bangun dan memakinya, " Aduuhhh.., bisa nggak sih kalau jalan itu pakai mata. Nih jalan pakai dengkul kali ya. "
" Gue jalan pakai mata, loenya aja jalan pakai dengkul. " Laki-laki itu tak mau ngalah malah balik mengomeliku.
" Udah ahh.., bodo amat. Gue mau pergi, permisi. " kataku sambil beranjak pergi.
Namun seketika langkahku terhenti ketika tangan laki-laki itu menahanku.
" Tungguu.., Nama loe siapa? Maurinne ya? "
" Iya., loe siapa sih? Loe kan yang lihat gue tadi. Loe mau ngapain? mau ngejek gue? " aku menjawabnya dengan ketus.
" Gue Kenan. Loe nih suka nuduh yang nggak-nggak ya. Udah deh, kita udah ditunggu. Ayoook... " kata laki-laki itu padaku lalu dia mengarahkan punggungnya ke hadapanku.
" Apaan nih maksudnya? " aku bingung dan keheranan melihat apa yang dilakukannya.
" Udah naik aja, nggak usah bising. Loe bersyukur seharusnya karena seumur hidup gue, gue nggak pernah negur cewek duluan. Nih perdana gue negur cewek duluan dan karena gue sebagai mentor yang baik, gue samperin. Pasti loe nanti jadi bahan tatapan orang. "
Akupun mau tidak mau menaiki punggungnya karena kakiku masih sakit.
Dan kamipun sampai di sebuah Aula yang cukup luas dan besar. Dan bener apa kata Kenan, sampai di dalam ruangan semua orang memandangi kami berdua tanpa kedip sedikitpun, mentor mospek pun juga menatap kami terutama yang cewek menatapku dengan sinis seolah-olah benci dengan kehadiranku. Aku yang nggak tau apa-apa hanya diam dan menunduk.
Tiba-tiba seorang mentor cewek menghampiri kami, " Ya ampun Kenan, loe darimana aja ? Kok lama amat? "
Kenan menanggapinya dengan dingin, " Bukan urusan loe. "Mentor cewek itu kesel lalu menatapku tajam, " Loe ngapain dipunggungnya Kenan ? Turun sana, nggak usah manja. Duduk di kelompok loe sana. "
Dalam hati gue menjawab mentor cewek itu, " Gimana mau aja turun, Kenannya masuh tetap menggendong gue. "
Tanpa kata awal, Kenan langsung membawaku ke kelompokku berada. Aku hanya diam tak berkutik sekarang karena aku jadi bahan milik semua orang.
" Males banget rasanya buatku menjadi bahan yang dimiliki orang. Huffhh.., nih semua gara-gara kakak tingkat yang anehnya tuh super duper aneh. Tapi kok sama aku aja dia ramah ya?? sama yang lain kok dingin?? " aku bertanya-tanya sendiri seperti orang gila.
Setelah cukup lama, kamipun diperbolehkan pulang.
" Hufhh ..,finally ..,selesai juga menghadapi yang namanya Mospek di hari ini." Maurinne tersenyum bahagia karena sudah melewati mospek di hari pertama.
Mospek hari kedua..." Hooammm ..." aku mencoba merenggangkan badanku dan mengambil jam beker di samping ku .Aku melihat jam menunjukkan pukul 08.00." OH MY GOD ..., nih bener jam segini ? "Mataku melotot dan aku langsung bangun dari tempat tidur, tanpa ku sadari luka di lututku, spontan aku teriak kencang, " Awww.. "Mas Dadang langsung menghampiriku di balik pintu kamarku, " Ada apa non kok teriak-teriak? "" Nggak apa-apa Mas. Mas, sekarang jam berapa? "" Jam 07.30 non. "Aku mendengar itu, langsung membuka pintu kamar dan melototkan mataku ke Mas Dadang seakan tak percaya, " Whatttsss..!! seriously ..?? kok nggak ada yang bangunin ?? aduuu ..gimana ini, telat parah sih ini. Belum lagi nanti macetnya, mana terkejar lagi ini. "" Udah Mas Dadang bangunin, Mas ketok-ketok pintu kam
Mospek hari ketiga... Sekarang jam menunjukkan pukul 6.30 wib, dan aku sudah selesai mempersiapkan perlengkapan mospekku hari ini. Sekarang aku pergi turun untuk sarapan, sedikit sedih sih karena hari ini aku harus sarapan sendiri karena mamaku belum pulang dari Jepang. Disaat aku lagi sibuk menenangkan pikiran yang entah lagi ngeracau kemana tiba-tiba terdengar suara Mas Dadang memanggilku. " Non Innee .. " Aku menyahut panggilan Mas Dadang, " Iya Mas, ada apa ? lagi sarapan nih. " Mas Dadang tiba di tempatku, " Non..,udah ada yang nunggu non di ruang tamu. " Mendengar perkataan Mas Dadang membuatku kaget dan bingung. " Siapa Mas ? " " Itu loh non..,yang semalam bawa
Hari ini hari yang sangat bahagia buatku. Kenapa?? Kalian pasti penasaran ya?? ha ha ha. Karena hari ini adalah hari pertamaku masuk mata kuliah dan aku sudah resmi menjadi mahasiswi baru, byee mospek yang sudah aku jalan dengan rintangan. Kalian tau kan bagaimana saya melewati mospek yang amat tidak saya sukai tapi demi cita-cita mospek pun saya jalani. Dan kalian tau hari ini aku kebingungan memilih baju untuk ke kampus hingga akhirnya setelah sekian lama memilih mataku tertuju pada blus pink yang ku lapisi dengan blazer jins dan celana jins. Sebelum turun, aku berkaca dulu takut ada yang kurang. Aku perhatik
" Maurinneee .. " terdengar suara meisya yang cukup membuat sakit telinga Maurinne. Maurinne yang berada di koridor kampus berhenti melangkahkan kaki dan menoleh ke gerbang koridor kampus. " Yayaaa..!! apaan sih ?? pagi-pagi udah teriak-teriak manggil gue, suara loe itu udah cempreng loe teriak lagi makin sakit nih tau telinga gue. " " Ya sorry., gue lagi semangat nih kuliah hehehe. " " Ya elah.., gue kira ada apa loe manggil gue sampe segitunya. " " Hehehe.., ayuk ke ruangan. " ajak Meisya penuh semangat. Saat mereka jalan menuju ruangan tiba-tiba seseorang menghampiri Maurinne sambil menodongkan bunga, Maurinne yang melihatnya langsung kebingungan, " apaan ini ? " orang itu langsung pergi tanpa kata sedikitpun.
Aku termenung di bawah pohon kampus yang cukup rindang sambilku tatap langit yang indah. Udara di pagi hari sangat sejuk sekali rasanya ingin membuatku tidur disini, hahaha. Saat aku sedang menikmati udara pagi hari, seseorang datang menutup mataku. " Meisya ya?? Yayaa., nggak lucu tau. Udah ahh ya, lepas. " aku menarik tangan orang itu dari mataku. Saat aku melihat siapa orang itu, spontan aku terkejut, " Kenan..?? Ngapain loe disini?? " " Pingin jumpa loe, nggak boleh? " " Ishhh.., Ngapain sih loe harus hadir di hidup gue?? bisa nggak sih loe pergi jauh-jauh dari hidup gue?? Semenjak ketemu loe, hidup gue nggak tentram tau. " Kenan hanya tersenyum setelah aku ngomong panjang lebar, " Mayaaa.., Maayaa.., loe ngomong panjang bener kayak kereta api, masih pagi nih Maya. Jam 7 malam gue jemput loe, loe siap-siap ya. Nggak boleh nolak, ok. " &nb