Share

Bab 58

Penulis: Glory
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah itu, Hopkin langsung menuju gedung peradilan dan memaksa hakim agar segera memberikan keputusan berat saat itu juga. Hakim yang merupakan teman dekat Mundric sejak lama pun tak membuang-buang waktu.

“Saudara Lorris telah melakukan perencanaan pembunuhan terhadap Jenderal Muda Hopkin di kamar tidur kediaman rumah dinas Jenderal pada malam hari, namun upaya tersebut berhasil digagalkan. Oleh karena itu, Hakim memberikan putusan kepada Sudara Lorris, hukuman penggal.”

Tidak masuk akal.

Padahal, setetes darah pun tidak keluar dari tubuh kotor Hopkin.

Lothar meronta. “Aku tidak terima keputusan tersebut, Yang Mulia Hakim. Hukuman tersebut tidak setimpal jika dibandingkan dengan kesalahanku.”

Meski Lothar terus berkoar, namun putusan Hakim sudah bulat, maka saat itu juga Lothar langsung diseret ke tempat penghakiman, tertutup. Hanya ada tiga algojo yang tertutup mukanya yang akan memenggal kepala Lothar.

Biasanya, h

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 59

    Ada satu rencana besar dari Mundric dan Hopkin setelah melakukan spionase terhadap Brockley, yakni berencana melakukan kudeta. Pada masa pemerintahan Raja Avraam, Mundric sempat pernah melakukan kudeta, menggulingkan kekuasaan Raja Avraam, namun gagal. Maka kali ini Mundric akan kembali mencoba upaya tersebut. Tidak ada opsi lain yang harus mereka lakukan, selain dengan secepatnya segera menggulingkan Raja Glora saat ini. Jika langkah kali ini kembali gagal, entah apa yang akan kembali Mundric rencanakan. Mengetahui bahwa Mundric telah menggerakkan sebagian prajurit untuk menyerang istana, Brockley segera menemui Raja Grock dan mendiskusikannya. Maka atas perintah Raja, sebagian besar pasukan yang tidak bergabung dengan pasukan Hopkin, lantas dikumpulkan di sekitar istana. Militer Kerajaan Glora terbagi menjadi dua. Kubu pertama dipimpin oleh Komandan Fricker, dan kubu lainnya dipimpin oleh Jenderal Muda Hopkin. Siang hari ini kedua kubu sudah saling berhadap-hadapan di depan gerba

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 60

    Setelah Hopkin dan Mundric puas dan bungkam, barulah Brockley bicara. Brockley memanfaatkan momen. Pada kesempatan hari ini dia bakal membongkar semua kebobrokan dua orang itu di hadapan semua militer, biar mereka pada tahu siapa sebenarnya Mundric dan Hopkin. Brockley beberapa saat mengedarkan pandangan ke arah ribuan pasukan. “Siapa di antara kalian yang mengutuk para pembunuh Raja Avraam dan Ratu Megan?” Suara Brockley sangat keras dan mampu didengar oleh semua orang tanpa terkecuali. Mereka serempak menjawab bahwa mereka mengutuk para pembunuh Raja dan Ratu. “Apa hukuman yang pantas bagi para pengkhianat?” Suara ribuan orang pun menyatu padu. “Hukuman mati! Hukuman mati!” “Ya, jika hampir membunuh Jenderal Muda saja dipenggal kepala, apalagi telah membunuh Raja dan Ratu. Maka, para pengkhianat harus mendapatkan hukuman setimpal. Nyawa dibayar nyawa!” Mundric dan Hopkin mendengar cukup jelas apa yang Brockley katakan. Sekarang malah ayah dan anak itu yang kikuk. Karena memang

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 61

    Kepala Desa Ferro dan Tabib Saxon? Bagaimana bisa Brockley membawa dua orang tersebut ke sini? Beberapa hari yang lalu saat rencana kudeta disampaikan oleh Mundric, saat itu juga Brockley langsung mengutus lima orang pasukan untuk segera menjemput Kepala Desa Ferro dan Tabib Saxon. Alasan kenapa Tabib Saxon mau pergi ke istana Gloriston adalah karena dia yakin bahwa Brockley merupakan orang baik, dan dia sangat tidak menyangka kalau dalam waktu yang sangat cepat pemuda yang pernah berkunjung ke tempat pengobatannya tersebut bisa langsung menjadi seorang komandan. Selain itu, jika Tabib Saxon menolak kemauan tersebut untuk dijadikan sebagai saksi, maka bisa saja nantinya dia malah dijadikan salah satu tersangka. Sebelumnya, Tabib Saxon meminta jaminan dari Raja Grock dan Komandan Fricker agar dia tetap aman dan selamat dari hukum. Sedangkan Kepala Desa Ferro, mendapatkan ancaman keras bahwa pihak kerajaan telah mengetahui semua kebobrokannya selama ini, seperti menyulitkan masyara

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 62

    Namun, Mundric, Hopkin, para perwira, dan orang-orang terdekat mereka telah berbohong. Sekitar empat ribu pasukan menyesali perbuatan mereka, lalu menghadap Brockley dan menyampaikan sumpah setia terhadap kerajaan dan rakyat. *** Keesokan harinya, segelintir orang yang biasa berada di istana kerajaan dan gedung militer, tiba-tiba menghilang. Dari sini Brockley pada nantinya akan tahu siapa saja yang merupakan pengkhianat kerajaan. Setelah dilakukan pencarian yang cukup lama di semua tempat, termasuk kediaman dinas, Mundric dan komplotannya tidak juga diketemukan. Fix, mereka telah melarikan diri, keluar dari Gloriston menuju ke negeri yang cukup jauh. Bahkan, Mundric telah membawa istri dan sebagian hartanya. Kepergian Mundric dan Hopkin telah menambah keyakinan semua orang bahwa Brockley berada di pihak yang benar. Brockley segera mengutus pasukan untuk segera memulangkan Raja Grock dan lainnya, termasuk istrinya. Setelah mereka semua telah berkumpul, Herbert menyesali keputu

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 63

    “Apa berita besarnya?” Mundric pun menjawab, “Putrimu bernama Lucilla Augustina ternyata bernama samaran Riley Royse. Dia dibawa oleh seorang lelaki bernama Fricker dan telah menikah baru-baru ini. Yang Mulia, Fricker telah menghancurkan semua impian besar kami. Jadi, kami memohon bantuan dari Kekaisaran Omra.” Mundric meminta kepada Kaisar Aurelix untuk memerangi Brockley beserta pasukannya. Berharap Brockley mati dan pasukannya kalah, begitu pula Raja Grock, diharapkan mati, lalu dia yang bakal berkuasa, meskipun nantinya menjadi pemerintahan boneka di bawah Kekaisaran Omra yang sebenarnya juga mau runtuh. Ironis...... Kaisar Aurelix bingung mengekspresikan seperti apa. Dia bahagia, terharu, cemas, tapi juga marah. Kenapa ada orang yang berani menyimpan putri yang telah dia cari selama dua puluh lima tahun lebih lamanya? “Baiklah! Aku akan memerangi Fricker dan Kerajaan Glora! Kirimkan lima puluh ribu pasukan menuju Gloriston sekarang juga!” *** Raja Grock mengumumkan kepada

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 64

    Riley tidak lagi bekerja sebagai pelayan istana sesuai dari perintah suaminya. Maka dia lebih sering berada di dalam rumah, menyibukkan diri dengan membaca, menjahit, memasak, dan berbuat sebagaimana seorang istri di rumah. Ketika sedang santai, siang itu dia kedatangan tamu. Terdengar suara ketukan pintu. Segera Riley membukakan pintu. Seorang gadis berumuran belasan tahun tampak memasang wajah memelas, mengharapkan kasih. Dia tampak bersedih dan kebingungan. Melihat gadis kumal itu, Riley terenyuh, dan teringat dirinya sendiri. “Aku kehilangan orang tuaku. Tadi kami pergi berbelanja di pasar.” Riley memperhatikan sekujur tubuh gadis tersebut. Dia pikir, sangat jarang ada seorang anak kecil tampak kumal di Gloriston. Sebab, Raja tidak akan membiarkan ada pengemis, gembel dan semacamnya berkeliaran. “Kau berasal dari luar?” tanya Riley lalu menyuruh gadis bernama Tina itu masuk ke dalam. Tina malah bergeming dan menunduk. “Aku mau bertemu Ayah dan Ibu.” Riley menawarkannya makan

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 65

    Beberapa minggu yang lalu saat rombongan Mundric menempuh perjalanan menuju daerah Kekaisaran Omra, sejumlah kaum bar-bar yang merupakan orang nomaden, secara tak sengaja mendengar percakapan Mundric dan lainnya yang terkait keberadaan putri Kaisar Aurelix. Para kaum bar-bar tersebut memang sudah sangat lama mencari keberadaan Lucilla Augustina. Sebelum orang-orang Kekaisaran Omra menggerebek Gloriston dan mengambil paksa putri sang Kaisar, maka para kaum bar-bar tersebut mencuri start duluan. Upaya mereka hampir berhasil, sebab Lucilla Augustina sudah berada di tangan mereka, tinggal menunggu puluhan hari perjalanan saja untuk sampai ke wilayah Omra. “Tiga ratus keping emas! HAHAHA!” *** Jika ingin melihat seperti apa rupa dan karakter dari seorang oportunis sejati, maka lihatlah seorang prajurit senior bernama Harlino. Dia tidak termasuk bagian dari komplotan Mundric yang saat ini masih berada di wilayah Omra. Pasca gagalnya kudeta yang dilakukan oleh Mundric cs, maka Harlino be

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 66

    Di gedung militer. Brockley tidak bisa menahan kerisauannya. Semakin lama, dia semakin tidak bisa berkonsentrasi dengan baik selama bertugas. Tiga puluh hari lamanya dia mesti galau memikirkan keberadaan istrinya. Sementara empat dari lima utusan telah pulang ke Gloriston, membawa kabar yang tidak baik, Riley tetap tidak diketemukan. Selama berhari-hari Brockley berusaha mencurigai sebagian pihak yang kemungkinan besar telah menculik istrinya, namun dia tidak punya bukti kuat. Sebuah kepastian adalah rahasia bahwa istrinya merupakan permaisuri Kekaisaran Omra telah bocor, lalu sekumpulan orang telah merencanakan penculikan tersebut guna mendapatkan imbalan besar yang telah disiapkan oleh Kaisar Aurelix. ‘Jika istriku diculik oleh Mundric dan Hopkin, seharusnya istriku sudah hilang dan pergi bersama mereka. Tapi buktinya tidak.’ *** Di arah tenggara setelah menyeberangi laut, hampir mendekati wilayah terujung Kekaisaran Omra arah barat laut, Harlino memastikan bahwa perempuan yang

Bab terbaru

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 79 (Ending)

    Setelah fase berat dalam memberikan perlawanan terhadap Kekaisaran Omra yang dipimpin langsung oleh sang Kaisar, Raja Grock dan Panglima Brockley terus membenahi apa saja yang ada di dalam kerajaan karena tugas mereka masih banyak.Selama ini, Mundric bekerja sama dengan kepala di berbagai wilayah Kerajaan Omra untuk mengeruk keuntungan pribadi. Oleh karena itu, Raja Grock dan Panglima Brockley sigap menangani berbagai kasus yang ada di wilayah seperti Manton, Ferro, Plumbum, dan juga desa lainnya.Secara tegas mereka melenyapkan segala tindakan kotor, seperti korupsi, suap, menarik pajak tanpa perintah, serta tindakan buruk lainnya yang dapat merugikan rakyat dan juga kerajaan. Mereka berdua tidak akan membiarkan akan ada Mundric lainnya di Kerajaan Glora.Seperti apa janji Brockley tempo lalu bahwa dia akan memperbaiki segala sesuatu yang ada di militer perusahaan, baik bagi pertahanan maupun persenjataan. Benteng Kerajaan Glora jauh lebih tebal dan garang sehingga sangat sulit untu

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 78

    Ketika telah sampai di Gloriston, Brockley tidak hanya disanjung dan dibangga-banggakan sebagai Panglima Perang hebat, melainkan namanya makin melambung tinggi karena semua orang akhirinya harus tahu bahwa dia merupakan putra sulung milik Raja Avraam. Dia lah sang putra mahkota, Pangeran Terbuang ... Brockley Leofric! Dan semua masyarakat pun harus tahu bahwa Brockley Leofric merupakan suami dari seorang putri bangsawan dari Kekaisaran Omra, Permaisuri yang begitu cantik menawan, putri mahkota milik Kaisar Omra. Dia lah Lucilla Augustina! Lebih dari dua puluh ribu prajurit dari kalangan militer dan masyarakat telah kembali ke Gloriston dan wilayah mereka masing-masing, membawa kabar gembira bahwa negeri mereka akan tetap selamat dan sejahtera. Tidak hanya itu, bahkan mereka mendapatkan harta rampasan perang yang sangat banyak. Setiap mereka pasti mendapatkan perlengkapan perang dan harta yang dibawa oleh militer Kekaisaran Omra, seperti pedang, tombak, panah, baju zirah, makanan yan

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 77

    “Kau telah membunuh ayah dan ibu ku, sekarang kau juga harus mati!” Sroothh.... Kepala Mundric hampir lepas dari badan. Saat Mundric masih dalam kondisi berdiri, Brockley mencengkeram kepala Mundric, lalu menyeret tubuhnya. Semakin lama, tulang dan daging yang menghubungkan antara kepala dan badan itu pun makin terpisah. Namun, Mundric belum mati. Dia masih bisa mendengar jelas apa yang Brockley katakan. Bahkan, dia sempat masih bisa berbicara meskipun lehernya hampir putus. “Kkhh, kau ... kau kejam sekali, Putra Avraam!” Darah terus mengucur dari batang lehernya. Brockley tersenyum puas penuh kemenangan. “Dunia ini sangat kejam bagi mereka yang merasa dirinya korban.” Mundric merasakan sakit tak terkira. “Cepat bunuh aku sekarang juga!” Brockley tak mengindahkannya. Dia terus memacu kudanya, sementara kaki Mundric terus terseret di atas tanah kering. “Wahai musuh ayahku, setelah aku kehilangan kedua orangtuaku, aku melihat dunia telah berbeda.” Brockley berkata dengan tegas da

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 76

    Kaisar Aurelix tertawa jahat. “Hahahaha.” Dia mendongakkan kepala ke atas langit sambil berkata, “Sayap kiri, maju! Kita akan melakukan serangan pamungkas!” Kaisar Aurelix pikir, Panglima Brockley telah mati. Hudde terbelalak saat menyaksikan di seberang sana ribuan pasukan Omra sedangn menuju ke arah pasukannya. Dia mengalihkan pandangannya ke lini tengah, jauh sekitar lima ratus meter di sana, terjadi pertempuran yang tidak berimbang, sampai-sampai pasukan pemanah menaiki bukit padahal bukit di tengah tidak bisa dinaiki. Sementara pasukan di bawah komando Herbert semakin lama semakin tidak bisa mengimbangi serangan musuh. Bahkan, dia terpaksa turun tangan bersama prajurit elit untuk bertarung dengan sekuat tenaga. Meski dia berhasil membunuh banyak musuh, namun pasukannya jauh lebih banyak yang gugur. Pasukan Hudde dan pasukan musuh yang bakal menyerang adalah satu berbanding sepuluh. Satu-satunya cara untuk menahan serangan tersebut adalah dengan cara meminta bantuan pasukan ca

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 75

    Pada saat pertempuran berlangsung tadi, sebenarnya Harlino bersama sepuluh pasukan berkudanya sudah mengintai pasukan Omra. Setelah mereka mendapatkan banyak informasi penting, akhirnya mereka memutuskan untuk segera kembali ke kamp. Namun, dari kejauhan mereka melihat pasukan sedang menaiki bukit sisi kiri, karena itu mereka menyetop perjalanan. Dan mereka sangat kaget begitu melihat lima pasukan berkuda Omra sudah berada di dekat mereka. “Kalian mau mengintai kami ha?” sergah Harlino menyeringai geram. Padahal .... Karena jumlah pasukan yang tidak berimbang, akhirnya Harlino yang bergerak maju duluan lalu disusul yang lain. Satu prajurit Glora harus mati meski mereka menang telak. Satu nyawa untuk lima nyawa. Pasukan Harlino bergegas menemui Brockley dan memberikan semua informasi, termasuk keberadaan Mundric. Sebab, Mundric merupakan sasaran paling utama dalam pertempuran Battle Of Glory Jilid 2. *** Hingga matahari hampir terbenam, tidak ada serangan besar dari masing-masin

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 74

    Saat pasukan pemegang tombak dan infanteri bagian depan mundur ke belakang, pasukan berkuda pemegang rantai kawat di ujung kiri dan kanan mengangkat rantai kawat dan memacu kuda. Di saat bersamaan, pemegang tombak dan infanteri yang mundur tadi bergerak ke kiri dan kanan membentuk formasi cekung dan berlarian ke arah sisi kiri dan kanan Phallanx Omra, pas di belakang penunggang kuda pemegang rantai kawat. Formasi phallanx Omra yang rapi jadi kacau balau dan tak karuan. Tombak yang mengarah lurus dan ke depan dan ke atas lantas mengarah ke segala arah. Mereka sibuk menunduk dan melompat dari rantai kawat tipis tapi tajam. Jika mengenai wajah, pasti baret semua. Meski sudah menghindar, sebagian kecil terkena serangan rantai kawat itu. Sebenarnya fungsi utamanya hanyalah mengacaukan formasi musuh, bukan memberikan serangan signifikan. Sebab, semua orang pasti akan menghindar bagaimana pun keadaannya. Herbert dan Hudde yang berada di sisi kiri dan kanan pun tercengang menyaksikan betap

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 73

    Total pasukan Omra di medan pertempuran hanya 25.000, terdiri dari sepuluh ribu prajurit militer dan lima belas ribu relawan. Lima ratus pasukan berkuda, separuhnya prajurit elit dengan baju besi. Jenderal Herbert memimpin pasukan kavaleri berjumlah dua ratus orang di sayap kiri, sementara Hudde memimpin pasukan kavaleri di sayap kanan. Phallanx yang hanya berjumlah tak lebih daris seribu orang berada di baris depan. Di belakang Phallanx terdapat pasukan infanteri, dan di belakangnya lagi ada pasukan pemanah. Sama seperti pasukan musuh, di tengah dan paling depan ditempati oleh para relawan yang tak terlalu pandai dalam peperangan. Sebagian besar mereka memegang tombak panjang dan juga pedang. Sementara pasukan elit ditempatkan di sayap kanan, sayap kiri, pasukan cadangan di balik bukit, dan pasukan cadangan yang dipimpin oleh Brockley. Dua puluh empat ribu lebih pasukan dari Kerajaan Glora telah berada pada formasi yang sama persis seperti pasukan musuh. Divisi tengah dan belakan

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 72

    Ketika mendapatkan sebuah kesempatan emas, Brockley berhasil melepaskan helm besi di kepala Hopkin. Dan hitungan detik selanjutnya ...... Sroott!! Darah segera keluar dari leher Hopkin. Belum mati sepenuhnya, lantas Brockley menebaskan pas di batang leher, hingga kepala Hopkin terpisah dari tubuhnya. Mundric ternganga. “Kurang ajar! Yang Mulia, dia telah membunuh anak ku?!” Mundric bersimpuh meratapi kematian anaknya dari jauh. “Brockley, kau bakal menyusul ayah dan ibumu!” Genderang perang pun ditabuh. Kaisar Aurelix memberikan perintah kepada semua komandannya untuk segera merapikan barisan. Namun, sebelum formasi mereka terbentuk, Brockley segera memerintahkan kepada seribu pasukan untuk bergegas menuju lokasi pertempuran. Seorang Jenderal dari pasukan Omra berkata kepada Kaisar bahwa pihak Kerajaan Glora pasti memancing untuk mengikuti pergerakan mereka. “Bisa jadi jebakan, bisa juga mereka telah menyiapkan arena pertempuran buat kita, Yang Mulia.” Jenderal Garrix menjura d

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 71

    Herbert dan Hudde saling tatap ketika Brockley telah meninggalkan kamp bersama seribu pasukan. Mereka hanya berharap bahwa Brockley jujur pada rencananya, yakni cukup sebagai alat pancingan saja, biar pasukan musuh terseret masuk ke lembah di bawah sana. Di lokasi perbukitan, dari kamp tengah tidak bisa langsung turun ke bawah karena terlalu curam dan dipenuhi bebatuan, maka untuk bisa sampai ke sini harus melalui sisi kiri yang cukup jauh di mana terdapat kamp kiri. Jika sudah berada di kamp kiri, maka baru bisa turun ke lembah. Musuh tidak akan bisa menyerang kamp tengah secara langsung kecuali jika mereka bisa mengalahkan titik di kamp sebelah kiri terlebih dahulu. Begitu juga di kamp sebelah kanan, di sana terdapat tempat untuk turun ke lembah di bawah sana. Masih ada satu titik lagi yang saat ini masih disembunyikan, yakni di sebuah bukit arah timur laut dari kamp tengah. Di sana terdapat pasukan berkuda terpilih dan merupakan bagian kavaleri berat sekitar lima puluh orang di

DMCA.com Protection Status