Namun, di balik keceriaan yang ada di raut wajah Harlino, tentu masih terpendam rasa benci yang mendalam terhadap Brockley. Harlino merupakan salah satu utusan dari Hopkin dalam upaya pemberitahuan kepada Hirb terkait pembunuhan Horb. Harlino merupakan salah satu orang yang sangat menginginkan agar kiranya Brockley mati di medan pertempuran tempo lalu.
Posisi Perwira dan Komandan merupakan impiannya sejak dulu tetapi hingga sekarang dia tak mampu mencapainya. Melihat kesuksesan yang telah diraih oleh Brockley, Harlino tidak bisa menahan sikap tak senangnya meskipun sebisa mungkin dia berakting baik di hadapan banyak orang. Orang munafik seperti dirinya memang sampah kerajaan yang sudah sepantasnya ditendang.
“Komandan Fricker, kau menuruti apa perkataanku waktu itu, rupanya kau benar melaksanakannya. Kau memang sudah seharusnya menikah, Komandan. Hidup sebagai prajurit memang selalu dibayang-bayangi oleh kematian. Jika kau tidak punya keturunan, siapa yang bakal
Malam hari di kamar, Riley Royse menangis sesenggukan. Selama satu pekan terkahir dan puncaknya pada acara siang tadi, dia sering mendengar omongan orang-orang bahwa dirinya dianggap tak layak menjadi istri dari seorang Komandan Fricker. Ada kesal dan sesal di jiwanya.Brockley mendekapnya erat. “Sayangku Riley, aku tulus mencintaimu. Aku tidak mempermaslahkan usia, status, dan apa pun itu. Aku tulus mencintaimu. Apa pun yang mereka katakan, tidak akan berpengaruh pada cinta dan ketulusanku.”Mendengar suara Brockley yang berat dan menggetarkan, Riley malah makin terharu. Dia berusaha untuk menangkan diri. Setelah beberapa saat, akhirnya mereka melakukan hubungan badan suami istri. Mereka sungguh menikmatinya karena selama bertahun-tahun saling mencintai, barulah sekarang mereka bisa menikmatinya bersama.Sebuah kenikmatan yang tak kentara nikmatnya. Jika sebagian orang melampiaskan hasrat sekusal dan nafsunya kepada seseorang yang salah, maka tidak
Karena nama besarnya, Brockley terpilih untuk melatih pasukan militer. Sebagaimana yang telah dia pelajari, dia memberikan apa yang dia ketahui kepada mereka semua. Satu kompi pasukan dari berbagai divisi pun dikumpulkan guna mendengarkan kuliah dari seorang Komandan. Brockley tidak hanya mengajarkan mereka cara menyerang musuh, tetapi terpenting bagaimana cara menyelamatkan benteng dan kota dari serangan musuh. Maka pada hari ini dia memperkenalkan sebuah alutsista terbaru yang bisa dipakai buat pertahanan maupun penyerangan. “Ballista! Kita akan menempatkan alat tersebut di beberapa titik di benteng Glora, terutama di dekat gerbang masuk kota.” Ballista merupakan crossbow berukuran besar. Alat tersebut biasanya dioperasikan oleh satu sampai tiga orang. Jika diletakkan di atas benteng pertahanan, maka akan sangat ampuh membuyarkan formasi musuh. “Aku telah mengusulkan ide tentang katafrak yang bakal digunakan oleh Jenderal, Komandan, dan perwira ketika peperangan. Raja Grock kemun
Pusat kota Gloriston mirip Bagdhad pada masa Abbasid. Di dalam kota yang dikelilingi benteng kuat terdapat fasilitas lengkap. Kehidupan di dalam sana sangat berbeda dengan kehidupan orang di luar benteng. Meskipun orang di luar benteng tidak ada perlindungan utama seperti layaknya pusat kota, mereka tetap mendapatkan pengawasan dan penjagaan dari para prajurit yang ditugaskan.Wilayah Gloriston saat ini sangat luas dan sama seperti pusat kota lainnya, maka di wilayah tersebut terdapat bangunan-bangunan yang megah dan unik, dengan pilar-pilar raksasa dan ukiran-ukiran khas pada masa awal abad masehi. Ketika Kerajaan Glora tegak berdiri, saat itulah filsafat, seni, dan berbagai macam pengetahuan dihidupkan.Tidak hanya berbicara tentang militer dan cara memperkuat pertahanan, Brockley juga mengajarkan cara menjadi masyarakat yang berperadaban. “Kita harus menciptakan sejarah!” serunya sambil mengepalkan tinju.Seorang prajurit senior yang dari awal mem
“Fricker, kau lupa daratan!” damprat Hopkin menyeringai. “Bahkan kau mau menghancurkan daratan yang pernah kau pijaki! Kau sangat keji!” Hopkin berdiri dan berbicara dengan sangat lantang. “Apa kau mau menggeser posisiku? Atau bahkan, kau mau melampaui aku? Kau mau menjadi Panglima yang begitu dihormati?” Hopkin terus mencecar. Dia meluapkan semua kekesalannya. Brockley masih sabar. Jika dia membantah omongan atasannya sekarang, dia bisa dianggap tidak sopan. “Fricker, apa yang sebenarnya kau inginkan?” Setelah memastikan Hopkin telah menyelesaikan omongannya, barulah Brockley berkata, “Jenderal, aku hanya lah seorang pemuda yang terlahir di Desa Arbilis dan mempunyai cita-cita yang sama seperti kalian, yaitu agar kiranya negeri Gloriston yang kita tempati sekarang ini bisa lebih sejahtera dan aman dari gangguan para penjahat dan penjajah. Brockley pun menyampaikan rasa terima kasih kepada Hopkin karena telah diberikan kesempatan denga
Setelah cukup lama, barulah Brockley menjawab, “Meskipun berat dan tidak memihak bagi perempuan, aku setuju dengan kebijakan semacam itu. Tujuannya mulia, yakni biar tidak akan ada permusuhan di antara saudara kandung dalam tujuan memperebutkan kekuasaan. Namun, yang perlu diperhatikan adalah Raja Avraam mengharuskan seorang Raja juga harus menjadi seorang Panglima perang, itu berarti beliau membuka pintu kematian bagi sang Raja. Ketika sang pemimpin telah mati dan dia belum sempat mempunyai keturunan, lantas bagaimana?” Raja Grock menghela napas kasar. Dari segi usia dan kedewasaan serta pengalaman, dia masih kalah dari kakaknya. “Aku bisa merasakannya, Komandan. Aku mengkhawatirkan diriku sendiri. Jika aku mati, aku tidak tahu bagaimana nasib kerajaan yang didirikan oleh .....” Brockley langsung menoleh dan menghunjamkan tatapan tajam. Dia mencegah adiknya untuk berkata, ‘Ayah kita.’ Menerima tatapan tajam itu, Raja Grock terkesiap. “Oleh Raja Avraam.
Ketika situasi telah aman terkendali, Lothar mengendap-endap masuk ke dalam kamar tidur Hopkin. Dia sudah siap dengan pedang di tangan. Cukup satu tebasan di leher, lalu dia akan segera keluar dari kamar dan kembali bertugas seperti biasa di gedung militer.Namun, saat Lothar mengayunkan pedangnya, Hopkin terbangun dan sangat kaget. Dia sigap, lalu berdiri dan menghindari serangan.“Lorris, kau mau membunuhku?!” sentak Hopkin tercengang. Lalu dia pun menjerit histeris, “Tolong! Pengawal!”Karena sudah ketahuan, Lothar tidak mungkin bisa mengelak atas tudingan apa pun nantinya. Dari pada dia dihukum tapi Hopkin tidak mati, lebih baik Hopkin mati saja sekalian, tidak lah mengapa jika nanti dia harus dihukum mati.“Kau adalah pembunuh Raja Avraam dan Ratu Megan! Kau juga mau membunuh Raja Grock!” Lothar mengamuk. Dia mengayunkan pedangnya dengan sangat kerasa berulang kali.Namun, Hopkin cukup lincah untuk menghinda
Setelah itu, Hopkin langsung menuju gedung peradilan dan memaksa hakim agar segera memberikan keputusan berat saat itu juga. Hakim yang merupakan teman dekat Mundric sejak lama pun tak membuang-buang waktu.“Saudara Lorris telah melakukan perencanaan pembunuhan terhadap Jenderal Muda Hopkin di kamar tidur kediaman rumah dinas Jenderal pada malam hari, namun upaya tersebut berhasil digagalkan. Oleh karena itu, Hakim memberikan putusan kepada Sudara Lorris, hukuman penggal.”Tidak masuk akal.Padahal, setetes darah pun tidak keluar dari tubuh kotor Hopkin.Lothar meronta. “Aku tidak terima keputusan tersebut, Yang Mulia Hakim. Hukuman tersebut tidak setimpal jika dibandingkan dengan kesalahanku.”Meski Lothar terus berkoar, namun putusan Hakim sudah bulat, maka saat itu juga Lothar langsung diseret ke tempat penghakiman, tertutup. Hanya ada tiga algojo yang tertutup mukanya yang akan memenggal kepala Lothar.Biasanya, h
Ada satu rencana besar dari Mundric dan Hopkin setelah melakukan spionase terhadap Brockley, yakni berencana melakukan kudeta. Pada masa pemerintahan Raja Avraam, Mundric sempat pernah melakukan kudeta, menggulingkan kekuasaan Raja Avraam, namun gagal. Maka kali ini Mundric akan kembali mencoba upaya tersebut. Tidak ada opsi lain yang harus mereka lakukan, selain dengan secepatnya segera menggulingkan Raja Glora saat ini. Jika langkah kali ini kembali gagal, entah apa yang akan kembali Mundric rencanakan. Mengetahui bahwa Mundric telah menggerakkan sebagian prajurit untuk menyerang istana, Brockley segera menemui Raja Grock dan mendiskusikannya. Maka atas perintah Raja, sebagian besar pasukan yang tidak bergabung dengan pasukan Hopkin, lantas dikumpulkan di sekitar istana. Militer Kerajaan Glora terbagi menjadi dua. Kubu pertama dipimpin oleh Komandan Fricker, dan kubu lainnya dipimpin oleh Jenderal Muda Hopkin. Siang hari ini kedua kubu sudah saling berhadap-hadapan di depan gerba
Setelah fase berat dalam memberikan perlawanan terhadap Kekaisaran Omra yang dipimpin langsung oleh sang Kaisar, Raja Grock dan Panglima Brockley terus membenahi apa saja yang ada di dalam kerajaan karena tugas mereka masih banyak.Selama ini, Mundric bekerja sama dengan kepala di berbagai wilayah Kerajaan Omra untuk mengeruk keuntungan pribadi. Oleh karena itu, Raja Grock dan Panglima Brockley sigap menangani berbagai kasus yang ada di wilayah seperti Manton, Ferro, Plumbum, dan juga desa lainnya.Secara tegas mereka melenyapkan segala tindakan kotor, seperti korupsi, suap, menarik pajak tanpa perintah, serta tindakan buruk lainnya yang dapat merugikan rakyat dan juga kerajaan. Mereka berdua tidak akan membiarkan akan ada Mundric lainnya di Kerajaan Glora.Seperti apa janji Brockley tempo lalu bahwa dia akan memperbaiki segala sesuatu yang ada di militer perusahaan, baik bagi pertahanan maupun persenjataan. Benteng Kerajaan Glora jauh lebih tebal dan garang sehingga sangat sulit untu
Ketika telah sampai di Gloriston, Brockley tidak hanya disanjung dan dibangga-banggakan sebagai Panglima Perang hebat, melainkan namanya makin melambung tinggi karena semua orang akhirinya harus tahu bahwa dia merupakan putra sulung milik Raja Avraam. Dia lah sang putra mahkota, Pangeran Terbuang ... Brockley Leofric! Dan semua masyarakat pun harus tahu bahwa Brockley Leofric merupakan suami dari seorang putri bangsawan dari Kekaisaran Omra, Permaisuri yang begitu cantik menawan, putri mahkota milik Kaisar Omra. Dia lah Lucilla Augustina! Lebih dari dua puluh ribu prajurit dari kalangan militer dan masyarakat telah kembali ke Gloriston dan wilayah mereka masing-masing, membawa kabar gembira bahwa negeri mereka akan tetap selamat dan sejahtera. Tidak hanya itu, bahkan mereka mendapatkan harta rampasan perang yang sangat banyak. Setiap mereka pasti mendapatkan perlengkapan perang dan harta yang dibawa oleh militer Kekaisaran Omra, seperti pedang, tombak, panah, baju zirah, makanan yan
“Kau telah membunuh ayah dan ibu ku, sekarang kau juga harus mati!” Sroothh.... Kepala Mundric hampir lepas dari badan. Saat Mundric masih dalam kondisi berdiri, Brockley mencengkeram kepala Mundric, lalu menyeret tubuhnya. Semakin lama, tulang dan daging yang menghubungkan antara kepala dan badan itu pun makin terpisah. Namun, Mundric belum mati. Dia masih bisa mendengar jelas apa yang Brockley katakan. Bahkan, dia sempat masih bisa berbicara meskipun lehernya hampir putus. “Kkhh, kau ... kau kejam sekali, Putra Avraam!” Darah terus mengucur dari batang lehernya. Brockley tersenyum puas penuh kemenangan. “Dunia ini sangat kejam bagi mereka yang merasa dirinya korban.” Mundric merasakan sakit tak terkira. “Cepat bunuh aku sekarang juga!” Brockley tak mengindahkannya. Dia terus memacu kudanya, sementara kaki Mundric terus terseret di atas tanah kering. “Wahai musuh ayahku, setelah aku kehilangan kedua orangtuaku, aku melihat dunia telah berbeda.” Brockley berkata dengan tegas da
Kaisar Aurelix tertawa jahat. “Hahahaha.” Dia mendongakkan kepala ke atas langit sambil berkata, “Sayap kiri, maju! Kita akan melakukan serangan pamungkas!” Kaisar Aurelix pikir, Panglima Brockley telah mati. Hudde terbelalak saat menyaksikan di seberang sana ribuan pasukan Omra sedangn menuju ke arah pasukannya. Dia mengalihkan pandangannya ke lini tengah, jauh sekitar lima ratus meter di sana, terjadi pertempuran yang tidak berimbang, sampai-sampai pasukan pemanah menaiki bukit padahal bukit di tengah tidak bisa dinaiki. Sementara pasukan di bawah komando Herbert semakin lama semakin tidak bisa mengimbangi serangan musuh. Bahkan, dia terpaksa turun tangan bersama prajurit elit untuk bertarung dengan sekuat tenaga. Meski dia berhasil membunuh banyak musuh, namun pasukannya jauh lebih banyak yang gugur. Pasukan Hudde dan pasukan musuh yang bakal menyerang adalah satu berbanding sepuluh. Satu-satunya cara untuk menahan serangan tersebut adalah dengan cara meminta bantuan pasukan ca
Pada saat pertempuran berlangsung tadi, sebenarnya Harlino bersama sepuluh pasukan berkudanya sudah mengintai pasukan Omra. Setelah mereka mendapatkan banyak informasi penting, akhirnya mereka memutuskan untuk segera kembali ke kamp. Namun, dari kejauhan mereka melihat pasukan sedang menaiki bukit sisi kiri, karena itu mereka menyetop perjalanan. Dan mereka sangat kaget begitu melihat lima pasukan berkuda Omra sudah berada di dekat mereka. “Kalian mau mengintai kami ha?” sergah Harlino menyeringai geram. Padahal .... Karena jumlah pasukan yang tidak berimbang, akhirnya Harlino yang bergerak maju duluan lalu disusul yang lain. Satu prajurit Glora harus mati meski mereka menang telak. Satu nyawa untuk lima nyawa. Pasukan Harlino bergegas menemui Brockley dan memberikan semua informasi, termasuk keberadaan Mundric. Sebab, Mundric merupakan sasaran paling utama dalam pertempuran Battle Of Glory Jilid 2. *** Hingga matahari hampir terbenam, tidak ada serangan besar dari masing-masin
Saat pasukan pemegang tombak dan infanteri bagian depan mundur ke belakang, pasukan berkuda pemegang rantai kawat di ujung kiri dan kanan mengangkat rantai kawat dan memacu kuda. Di saat bersamaan, pemegang tombak dan infanteri yang mundur tadi bergerak ke kiri dan kanan membentuk formasi cekung dan berlarian ke arah sisi kiri dan kanan Phallanx Omra, pas di belakang penunggang kuda pemegang rantai kawat. Formasi phallanx Omra yang rapi jadi kacau balau dan tak karuan. Tombak yang mengarah lurus dan ke depan dan ke atas lantas mengarah ke segala arah. Mereka sibuk menunduk dan melompat dari rantai kawat tipis tapi tajam. Jika mengenai wajah, pasti baret semua. Meski sudah menghindar, sebagian kecil terkena serangan rantai kawat itu. Sebenarnya fungsi utamanya hanyalah mengacaukan formasi musuh, bukan memberikan serangan signifikan. Sebab, semua orang pasti akan menghindar bagaimana pun keadaannya. Herbert dan Hudde yang berada di sisi kiri dan kanan pun tercengang menyaksikan betap
Total pasukan Omra di medan pertempuran hanya 25.000, terdiri dari sepuluh ribu prajurit militer dan lima belas ribu relawan. Lima ratus pasukan berkuda, separuhnya prajurit elit dengan baju besi. Jenderal Herbert memimpin pasukan kavaleri berjumlah dua ratus orang di sayap kiri, sementara Hudde memimpin pasukan kavaleri di sayap kanan. Phallanx yang hanya berjumlah tak lebih daris seribu orang berada di baris depan. Di belakang Phallanx terdapat pasukan infanteri, dan di belakangnya lagi ada pasukan pemanah. Sama seperti pasukan musuh, di tengah dan paling depan ditempati oleh para relawan yang tak terlalu pandai dalam peperangan. Sebagian besar mereka memegang tombak panjang dan juga pedang. Sementara pasukan elit ditempatkan di sayap kanan, sayap kiri, pasukan cadangan di balik bukit, dan pasukan cadangan yang dipimpin oleh Brockley. Dua puluh empat ribu lebih pasukan dari Kerajaan Glora telah berada pada formasi yang sama persis seperti pasukan musuh. Divisi tengah dan belakan
Ketika mendapatkan sebuah kesempatan emas, Brockley berhasil melepaskan helm besi di kepala Hopkin. Dan hitungan detik selanjutnya ...... Sroott!! Darah segera keluar dari leher Hopkin. Belum mati sepenuhnya, lantas Brockley menebaskan pas di batang leher, hingga kepala Hopkin terpisah dari tubuhnya. Mundric ternganga. “Kurang ajar! Yang Mulia, dia telah membunuh anak ku?!” Mundric bersimpuh meratapi kematian anaknya dari jauh. “Brockley, kau bakal menyusul ayah dan ibumu!” Genderang perang pun ditabuh. Kaisar Aurelix memberikan perintah kepada semua komandannya untuk segera merapikan barisan. Namun, sebelum formasi mereka terbentuk, Brockley segera memerintahkan kepada seribu pasukan untuk bergegas menuju lokasi pertempuran. Seorang Jenderal dari pasukan Omra berkata kepada Kaisar bahwa pihak Kerajaan Glora pasti memancing untuk mengikuti pergerakan mereka. “Bisa jadi jebakan, bisa juga mereka telah menyiapkan arena pertempuran buat kita, Yang Mulia.” Jenderal Garrix menjura d
Herbert dan Hudde saling tatap ketika Brockley telah meninggalkan kamp bersama seribu pasukan. Mereka hanya berharap bahwa Brockley jujur pada rencananya, yakni cukup sebagai alat pancingan saja, biar pasukan musuh terseret masuk ke lembah di bawah sana. Di lokasi perbukitan, dari kamp tengah tidak bisa langsung turun ke bawah karena terlalu curam dan dipenuhi bebatuan, maka untuk bisa sampai ke sini harus melalui sisi kiri yang cukup jauh di mana terdapat kamp kiri. Jika sudah berada di kamp kiri, maka baru bisa turun ke lembah. Musuh tidak akan bisa menyerang kamp tengah secara langsung kecuali jika mereka bisa mengalahkan titik di kamp sebelah kiri terlebih dahulu. Begitu juga di kamp sebelah kanan, di sana terdapat tempat untuk turun ke lembah di bawah sana. Masih ada satu titik lagi yang saat ini masih disembunyikan, yakni di sebuah bukit arah timur laut dari kamp tengah. Di sana terdapat pasukan berkuda terpilih dan merupakan bagian kavaleri berat sekitar lima puluh orang di