“Ayah juga mau minta maaf sama Lili, karna tak punya untuk perhatikan, Kamu. Ayah begitu sibuk mengejar dunia, sampai-sampai ayah ditinggalkan oleh wanita yang begitu ayah cintai.” Suara pak Cipto terdengar begitu penuh penyesalan. Bu Mutia yang mendengar, berusaha menekan perasaan cemburunya, meski sudah berlalu namun rasa itu tetap ada, bahkan sesekali mengintip dan mengejek sanubarinya. Bu Mutia fokus memainkan ujung rambut putrinya yang nampak pecah-pecah karna sering diwarnai dan di smoothing. Ah, pasti yang dimaksud wanita keduanya kan, bukan dirinya. Ada perasaan sedih yang menyeruak dan itu terlihat jelas di wajah wanita berhidung bangir itu, perasaan yang bisa pak Cipto lihat di wajah mantan istrinya.“Lili sementara mau tinggal sama, Ibu dulu.” Lili mengutarakan keinginannya pada kedua orang tuanya yang terlihat saling menahan perasaan itu.“Ibu dari kamu saja, Cuma seperti yang Lili lihat, hidup disana sederhana. Makannya juga sederhana tapi banyak singkong dan jagung ma
“Lepas, Mas.”“Nggak akan,” pak Cipto semakin kecupi jemari itu, ingin rasanya ia kecupi bibir ranum mantan istrinya yang sedang mengamuk itu. Tapi nanti mungkin tamparanlah yang akan didapat.“Kamu kan udah bahagia sama yang lain Mas, kenapa mesti mengharap balik sama perempuan miskin seperti aku.” Netra itu sudah mengeluarka air matanya.“Aku bahagianya sama kamu, Mutia, bukan yang lain. Maaf mas pernah mengecewakanmu.”“Simpan maafmu, Mas. Jangan ganggu aku lagi.”“Mas mohon kembali sama mas, kita rujuk Sayang, please.” Pak Cipto memohon dengan mendongak menatap wajah berlinang air mata itu.Dan…Cup!. Satu kecupan pak Cipto curi di pipi mulus mantan istrinya.“IH DASAR MESUM KAMU YA, MAS!” Bu Lili sudah berontak, memukul dada mantan suaminya itu dengan bertubi. Pukulan yang diterima pak Cipto dengan senang hati. Sebab kedua tangannya sudah melingkar di pinggang ramping bu Mutia tanpa wanita paruh baya cantik itu sadari.Adegan yang sungguh romantis sebenarnya. Adegan yang diam-dia
Bu Mutia menarik kursi plastik warna biru dan meletakkan di depan dipan tempat ibu dan mas Darsa duduk, sementara Lili duduk di sebelah kanan neneknya. Baru mas Darsa akan bicara muncul juga Utari, istrinya dari sebelah dengan baskom sedang berisi jagung rebus yang asapnya masih mengepul. Tadi ia sudah diberitahu suaminya jika akan bicara dengan adik iparnya itu mengenai niat baik mantan pak Cipto. Sementara dua hari yang lalu mbak Utari juga bertemu pak Rasyid, pensiunan tentara itu juga menyampaikan niat yang baik untuk adik iparnya dan sudah mbak Utari sampaikan pada bu Lili juga, namun bu Lili hanya menanggapi dengan senyum. Entahlah nanti siapa yang akan di pilih bu Mutia, atau mungkin hanya sendiri saja hingga semakin menua.Biasanya orang tua yang akan membujuk anak gadisnya untuk menerima perjodohan, namun untuk bu Mutia, putrinyalah yang membujuknya untuk berjodoh kembali dengan mantan suaminya. Hampir tiap malam Lili, berbicara dari hati ke hati bersama ibunya sebelum tidur
Dirham mengecup berulang perut Kumala yang semakin membola, kehamilan istrinya sudah memasuki bulan keempat. Rasa mual dan pusing sudah mulai hilang, hanya sesekali saja datang bila ada bau parfum yang menyengat. Bahkan Dirham juga sudah mengganti wangi parfumnnya yang lebih kalem.Putra pertama mereka juga semakin pintar dan tak rewel. Selalu anteng di tangan baby sitter yang menjaganya. Dirham memutuskan menambah seorang pekerja di rumahnya, khusus untuk menjaga putra pertamanya itu. Namun sudah sebulan ini Davin dan baby sitternya lebih banyak tidur di rumah Kirana.“Sementara Davin sama aku aja, Mala, rumah jadi rame, kalau ada dia nih, berasa punya anak aku sama mas Kahlil.” Ucap Kirana pada Kumala saat akan menjemput keponakannya itu. Awalnya agak berat hati Kumala melepaskan putranya tinggal bersama ipar dan mertuanya, namun kasih sayang yang diberikan oleh Kirana dan suaminya tujukkan untuk Davin juga meluluhkan hati Kumala. Bahkan mertuanya juga senang jadi tak perlu bolak ba
Alhamdulillah, sudah seminggu ini bu Mutia dan pak Cipto sudah resmi kembali menjadi suami istri. Setelah kedatangan pak Cipto minggu lalu di rumah mantan mertuanya. Niatnya yang ingin melamar kembali mantan istrinya itu, malah hari minggunya mas Darsa langsung menikahkan keduanya. Nikah secara agama dulu, biar keduanya bisa bebas kemana-mana berdua. Lili dan mbak Utari yang sigap mengurus konsumsi untuk pernikahan keduanya.Nikah secara agama namun semua keluarga di beritahu, termasuk saudara perempuan pak Cipto. Tujuan mas Darsa segera menikahkan mereka, tentunya untuk menghindari fitnah dan omongan tetangga. Dan malam seninnya pak Cipto langsung kembali lagi ke Surabaya, jika biasanya ia hanya akan pulang sendiri sambil membawa bayangan bu Mutia di benaknya, minggu lalu pak Cipto sudah berhasil membawa mantan isrtrinya itu kembali ke rumah besar mereka. Dan Lili begitu bahagia dengan pernikahan kembali kedua orang tuanya. Namun saat kedua orang tuanya pamit untuk pulang, Lili malah
Perut Kumala yang membola indah, membuatnya nampak semakin cantik dan berisi. Badan berisi itu semakin seksi saja di mata suaminya. Entah dengan kehamilan keduanya ini, bila di kehamilan pertamanya dulu, ia sempat berjauhan dengan Dirham, karna kesalahan fatal yang dibuat suaminya, namun di kehamilan kedua ini, keduanya seakan enggan berjauhan, sejak masalah dengan Lili kemarin itu selesai, ditambah Davian yang sekarang banyak tinggal dengan mbak Kirana, membuat Kumala jadi ikut-ikutan nempel mulu sama suaminya, jika lelakinya itu sedang di rumah.Dirham juga jadi susah mengendalikan diri sekarang. Perasaan cinta dan bahagia yang semakin membuncah dengan penerimaan Kumala padanya, malah membuatnya menjadi takut, sebab gairah yang sering minta di salurkan pada tubuh istrinya yang sedang hamil besar. Jengkelnya Dirham karna Kumala tak berusaha menolak keinginannya. Pria ini takut terjadi apa-apa dengan kandungan istrinya, sebab tuntunan birahinya kadang bergejolak dan kadang sedikit nak
Angin musim timur sudah mulai bertiup, membawa hujan semakin menjauh. Musim penghujan rupanya segera berakhir, meski sesekali masih turun membasahi bumi. Proyek perumahan yang Dirham kerjakan dan timnya, tinggal finishing saja. Alhamdulillah, meski dulu Lili sempat mengacaukan pengiriman bahan bangunan proyek itu namun pengerjaannya sudah hampir selesai, bahkan sebelum waktunya.Beberapa pemilik rumah nampak datang silih berganti, tentu untuk mengecekan kesiapan bangunan mereka, sudah bisa di tinggali atau belum.Dirham masih akan sesekali datang melihat proyek perumahan ini, sebab diriya juga sedang disibukkan dengan proyek pengaspalan jalan yang menghubungkan dua kabupaten. Proyek yang cukup besar feenya, dan tanggung jawab yang besar juga tentunya.Rezeki anak perempuannya ini, karna Dirham menduga setelah proyek perumahan kemarin selesai, mungkin pak Ronald memintanya akan stand by di kantor saja, namun nyatanya ia diminta lagi untuk turun tangan mengurus proyek baru ini. tentu bo
Memang sakitlah rasanya bila dikhianati oleh pasangan. Kumala sendiri pernah merasakannya, namun dia memilih pergi dalam diam, menahan sakit hatinya kala itu. Tak bisa dibayangkan bila dulu juga ia mengamuk dan menghajar Fiona.Ah, alam bekerja begitu adilnya. Dulu juga Kumala rasanya ingin menghajar perempuan itu, namun rasa malunya lebih tinggi. Dan hari ini, di hadapan suaminya dan dihadapan banyak orang, Fiona di pukuli dan dipermalukan oleh istri dari pria selingkuhannya. Rasa sakit hati Kumala pada perempuan itu sudah terbalas lewat tangan istri pak Adam.Sejenak Fiona menatap Kumala yang juga memandang datar kearahnya. Namun sedetik kemudian perempuan itu kembali tertunduk malu dan menahan sakit. Kali ini anak perempuan pak Adam yang menghajarnya habis-habisan, sebelum dua orang security datang melerai mereka dan mengamankan Fiona dari amuakn istri dan anak pak Adam.Mungkin sakit yang Fiona rasa bisa hilang dalam beberapa hari, namun malunya karna dihajar oleh istri dari kekas
Ada rasa canggung yang menyeruak. Begitu jelas antara Shella dan Arzan. Semakin canggung sebab di ruangan ini Shella harus bertemu dengan mantan ibu mertuanya. Dulu Shella selalu tak mengannggap Arzan dan ibunya. Kurang menghargai dan menghormati.Andai ingin menuruti sakit hati yang dulu, mungkin mantan mertuanya ini tak menyambutnya dengan hangat.“Shella,” mama Atifa yang duluan maju, menyambut mantan menantunya dan mengangguk ramah pada Anton. laki-laki yang menjadi suami Shella sekarang.“Ma,” Shella mendekat, menjabat dan mencium tangan amma Atifa dengan takzim. “Aku minta maaf, Ma. Aku banyak slaah sama mama.”“Sudah, sudah. Jangan diingat lagi.” Mama Atifa menepuk pelan, pundak Shella lalu menyambut pelukan perempuan yang rambutnya tak lagi diwarnai.Sementara Arzan ikut mendekati Anton dan menyambut dengan baik. Tentu setelah ia memberi kode pada Yasmin yang masih terbaring.Hal memalukan pernah terjadi diantara mereka. Bagaimana dulu awal keduanya bertemu saat Arzan memergok
Baru Yasmin akan mencandai Arzan lagi namun mbak Mia sudah masuk membawa sekantong obat dengan wajah berkerut nampak marah. Membuat Yasmin dan Arzan menjadi heran.Dan keheranan keduanya berubah menjadi rasa terkejut saat dari belakang muncul mama Atifa dan juga Rita bersama suaminya. Anak om Aryo yang menikah kemarin.“Yas, ini Rita yang kemarin nikah. Yasmin mau lahiran Rit, jadi nggak bisa datang kemarin.” Mama Atifa yang memulai pembicaraan karna ia juga paham bila menantunya belum terlalu mengenal istri dari putranya. Kemudian Yasmin mengangguk ramah pada Rita dan suaminya.Nampak sesekali Rita mencuri pandang pada mbak Mia yang tak menggubris kedatangannya sejak tadi. Mbak Mia malah sibuk merapikan lemari yang digunakan Arzan untuk menaruh makanan, air minum dan obat-obatan.Kamar kelas satu yang dipilih Arzan untuk perawatan melahirkan Yasmin cukup lengkap. Ada lemari pakaian, kulkas mini, dan juga lemarin makanan, juga sudah disediakan dispenser air minum yang bisa panas dan d
“Kamu jahat banget, Mas. kamu sudah tipu aku.” Raung Shella di ruang tamu rumah sederhana itu. kepergian Anton yang tanpa kabar hampir sebulan, buat Shella dalam masalah dan dilema. Dan hari ini Anton sudah kembali tanpa memberi kabar juga pada istrinya.Shella terisak, menahan sakit. bukan hanya sakit namun juga merasa malu. Sebab dulu ia tega berzina di belakang Arzan. Ia lebih memilih kembali pada Anton, pria yang dulu menghamilinya tanpa tanggung jawab, dan hingga mereka menikah, Anton juga tak memberi nafkah yang layak pada Shella.Anton membuang pandang, tak tega melihat wajah istri sirinya yang bersimbah air mata. Kepulangannya kemarin adalah untuk mengunjungi istri sahnya di luar pulau secara diam-diam. Namun sungguh kejutan luar biasa yang Anton dapatkan. Apa yang dulu ia lakukan bersama Shella di depan Arzan. Seperti itu pula yang istrinya bersama pria lain tepat di depan mata Anton. Rumah mereka yang agak sepi dari penduduk, buat istrinya bebas memasukkan laki-laki kedalam
“Mbak Yasmin, nggak ada masalah ya, rahimnya bersih, sel telurnya juga bagus, mungkin dari waktu saja, harus lebih rajin lagi bikinnya nih, biar ceoat ada dedek bayi juga. Tapi saran saya, mbak Yasmin boleh datang lagi nanti sama suami kesini, untuk kita periksa kesehatan suaminya juga.” Tutur dokter Dini dengan ramah pada kedua wanita yang sama-sama mengarapkan keturunan dihadapannya ini.“Insya Allah dokter, berikutnya saya ajak suami kesini.” ucap Yasmin, sedikit rasa lega di hatinya, sebab ia tak ada masalah sama sekali, tinggal memeriksa kesehatan Arzan nanti, bagaimanapun hasilnya nanti, mereka aka terus mengusahan pengobatan.“Untuk mbak Nurlita, tetap rajin diminum obatnya, jangan lupa kurangi karbohidrat dan makanan instan, tadi ukuran kistanya sudah semakin mengecil.” terang dokter Dini lagi, sambil menuliskan resep obat untuk keduanya.__"Enggak usah pulang aja sekalian, Mas!" Yasmin melempar jaket hitam milik Arzan kearah pria yang setengah mati dirinduinya itu. Namun
Shella gelisah dan bingung sendiri, Anton yang dua minggu lalu pamit padanya akan ke luar kota selama tiga hari, nyatanya sudah dua minggu ini, pria yang menikahinya secara siri itu belum juga pulang, bahkan tak ada kabar sama sekali. Bukan hanya kabar yang tak ada, namun juga uang bulanan yang Antin berikan sudah hampir habis, tersisa seratus ribu saja, sementara lusa Shella harus membayar cicilan pada koperasi simpan pinjam. Shella nekat meminjam uang pada renteiner yang berkedok koperasi itu, sebab keinginannya untuk membeli baju dan makanan yang enak-enak, tak dapat ia bendung. Sementara uang yang Anton berikan sangat terbatas. Bila dulu saat menjadi istri Arzan, semua akan Shella dapatkan dengan mudah, sebab jatah bulanan dari Arzan untuknya lebih dari cukup. Lelaki yang bertanggungjawab dalam hidupnya, meski tak adAduh bagaimana ini, besok pagi pasti penagih dari koperasi itu datang lagi. Ingin rasanya menemui mantan suaminya untuk minta tolong, namun mengingat aib yang menjadi
Sebenarnya bukan cuma mama Atifa yang mengharapkan Yasmin segera hamil, namun mbak Mia dan mbak Nurlita juga demikian. Kedua kakak ipar Yasmin ini memiliki masalah pada kesburan mereka. Sebab itu mereka mengharap Yasmin yang hamil, dan mereka yang akan merawat anak-anak Yasmin.“Pokoknya kamu hamil dan melahirkan saja, mbak dan abang kamu yang akan ngurus.” Seloroh mbak Nurlita saat bercengkrama dengan Yasmin sore itu di rumah peninggalan orang tua Yasmin, sebelum di kontrakkan. Ya setelah berdiskusi dengan bang Sofyan dan mbak Nurlita, Yasmin memutuskan untuk menyewakan rumah peninggalan orang tua mereka, sebab Arzan juga langsung memboyong Yasmin ke rumahnya setelah di renovasi. Meski tak mewah, namun Yasmin merasa betah tinggal di rumah suaminya.Beberapa kali Arzan membawa Yasmin mengunjungi kantornya, penampilan Yasmin yang tinggi langsing dengan dress panjang, buat karyawan Arzan yang perempuan meminta untuk berfoto bersama Yasmin.“Ibu cantik banget.” Celetuk salah satu karyaw
Semakin hari Nurlita semakin jengah dengan kelakuan Sofyan yang doyan main judi. Sementara keuangan perusahaan suaminya sedang tak sehat. Nurlita sendiri dulunya adalah karyawan di perusahaan itu, posisinya sebagai staf acounting, sebelum dekat dengan Sofyan kemudian menikah. Sebenarnya Nurlita sudah resign sejak menikah dengan Sofyan, namun tetap membantu suaminya memantau keuangan perusahaan. Nurlita pun tak tahu mengapa Sofyan melarang Yasmin bekerja di perusahaan orang tua mereka, padahal adik iparnya itu sarjana administrasi kalau tak salah.Waktu menunjukkan pukul sebelas malam, namun batang hidung suaminya belum juga nampak, buat Nurlita ingin marah saja dan berprasangka yang tidak-tidak.Sementara Sofyan masih terpekur di depan meja kerjanya, kemana ia harus mencari pinjaman lima ratus juta, selain untuk membayar utangnya di meja judi, juga untuk ia gunakan sebagai suntikan modal usahanya yang hampir bangkrut. Bulan depan ada tender minyak sawit yang baru, dia berusaha betul m
“Maaf, Mbak kami duluan.” Yasmin yang mengambil alih ketegangan kecil di antara mantan ipar ini. Ia tarik lengan suaminya dengan pelan, agar kemarahan yang mulai keluar di wajah pria berhidung bangir itu, tidak berlanjut. “Ayo, Mas kita bayar baru pulang, aku sudah capek.” Bujuk Yasmin pelan, sebab tak ingin mereka jadi tontanan pengunjung yang lain.“Iya, Sayang.” Arzan berikan tatapan tajam dan amarah pada Leli yang masih berdiri seperti orang kebingungan di tempatnya. Lalu Arzan manut dengan mengikuti langkah kaki istrinya menuju kasir untuk membayar belanjaan mereka.Sebenarnya yang Leli tadi lakukan itu adalah, ia ingin menunjukka perasaannya pada Arzan, bukan setelah berpisah dengan kakaknya saja, perasaan suka itu timbul di hati gadis ini. Saat masih menjadi iparnya dulu pun, Leli sudah ada rasa pada Arzan, ditambah dengan perselingkuhan Shella yang leli tahu, semakin berharaplah dia bila Arzan suatu saat akan memilih dirinya sebagai pengganti kakaknya. Bahkan dulu leli sebena
Rasa bahagia meliputi perasaan kedua pengantin baru ini. Jemari Yasmin dan Arzan terlihat saling erta menggennggam. Masih ada waktu satu hari untuk Arzan libur dari pekerjaannya untuk berbulan madu bersama istrinya.Namun bulan madu mereka tak melulu dihabiskan dengan kegiatan seks yang membara di kamar Yasmin. Kemarin sore sehabis kegiatan panas yang mereka lakukan di subuh hari, Arzan mengajak Yasmin mengunjungi rumah mama Atifa. Mertua Yasmin itu menyambut anak dan menantunya dengan rasa bahagia dan syukur luar biasa, sebab putranya mendapatkan seorang perawan yang terjaga etika dan adabnya. Meski dulu Yasmin pernah berpacaran dengan proia lain, namun itu hanyalah masa lalu, mma Atifa dengan kebijaksanaannya menerima dan menyayangi Yasmin dengan tulus.Sebenarnya gadis inilah yang dulu mama Atifa Inginkan menjadi menantu beliau. Namun Arzan dan Yasmin belum ada jodoh waktu itu. Beginilah jalan jodoh mereka, berliku dan saling menanti bertahun-tahun, bertemu orang lain dulu. Baru t