Setelah mengantar Bapak pulang, Adi mulai lagi. Sepanjang jalan dari rumah Bapak menuju rumah tak berhenti-hentinya Adi bicara. Katanya Ines dan Bapak sok mentang-mentang baru ada mobil. Tidak menghargai Adi lah ini lah itu lah apalagi setelah tau kalau itu mobil Ines.
Ines sampai menahan kantuk mendengar semua keluhan Adi. Yang menghina siapa yang dituduh siapa. Benar-benar playing victim sejati. Ines hanya diam sampai.. " Kalau kamu nga menghargai aku, kita pisah aja. " ancamnya. " Kamu ya, ribut dikit bilang pisah. Nga cocok dikit bilang cerei. Kamu itu laki-laki, ucapan Kamu itu TALAK tau. Aku anggap Kamu bodoh nga paham agama, makanya berusaha maklum. Tapi sekali lagi Kamu bilang gitu aku anggap itu TALAK paham kamu.." bentak Ines.<Namaku Ridho, pekerjaanku pengusaha kontraktor. Walau berapa kali ditipu orang salah satunya teman dekatku sendiri hak ku milyaran tidak dibayar, namun aku terbilang cukup sukses. Bahkan sempat dipercaya merenovasi rumah presiden dan wakil presiden. Tapi hidupku berubah 180 derajat setelah istriku meninggal dan aku menikah dengan janda tetangga dekat rumah bernama Ani. Awalnya Ani mengusulkan kepadaku untuk membantu memperbesar cateringnya. Sebelum kami dekat memang dia biasa membuat kue-kue dan masakan untuk dijual di tokonya dipasar. Aku pun menyanggupinya bahkan membantu pemasarannya. Dari yang awalnya dapur di rumah Ani, kami pun mengontrak rumah khusus untuk dapur, melengkapi peralatan catering bahkan menggaji tukang masak padahal saat itu belum ada pesanan khusus, karena lagi dimabuk cinta aku pun iya-iya saja. Untungnya kami mulai mend
" Dasar anak kurang ajar " Ines shock saat menerima tamparanku. Akupun kaget. Astaga apa yang aku lakukan. Seumur hidupnya baru kali ini aku main tangan. " Astaga, Bapak kok Ines yang ditampar. Harusnya perempuan itu yang Bapak tampar. Nama baikku dirusak, uang kita diambil semua. Masih aja belain dia " kata Ines sambil menangis lalu meninggalkanku sendiri. Tak lama Ines keluar sambil membawa tas ransel, walau marah denganku Ines masih menghampiriku lalu salim, ia izin menginap dirumah temennya. Tanpa banyak tanya aku membiarkannya dia pergi. Aku tak merasa salah memang Ines kurang ajar kepada istri tercintaku. Biar saja dia pergi, bisa apa dia tanpa aku. Tak terasa sudah hampir dua hari, Ines menginap dirumah temannya. Dan dua hari ini hidupku bagai di neraka. Cici menangis trus mencari Ines, diru
" De, udah duduk ... " kata Ines bangun sambil berusaha menenangkan Yudi . Melihat Yudi duduk Inespun mengambil napas sambil berusaha menenangkan diri.. " Kalau gitu jual aja rumah ini Pak, trus mobil juga dijual, Pick up diambil aja toh uang catering kan nga kekita lalu over kredit. Bisa balik DP lumayan buat nambah beli rumah kecil dipinggiran." " Untuk biaya sehari-hari aku masih ada uang nanti kalau kurang jual kalung ku dulu sambil nunggu aku gajian. Aku kerja sekarang, bantuin temenku, masih part time sih tapi nga apa lah buat batu loncatan sambil cari-cari yang lain. Tapi Bapak sama Yudi tetep cari cara gimana bisa ketemu Istri Bapak itu dan minta uang kita. Bisa Pak ? " Belum sempat Aku menjawab, telp berbunyi.
" Sombong dan kurang ajar kamu sekarang. Pergi kamu dari rumah saya.. " " Iya aku pergi ... " ujar Ines disela-sela tangisnya. " "Tapi kembalikan dulu perhiasanku." isak Ines sambil beranjak untuk masuk kekamarnya. .... Cukup lama aku termenung tak sadar sudah hampir setengah bungkus rokok aku hisap. Memang kalau banyak pikiran rokok lah pelarianku. Ada rasa sesal mengingat kejadian tadi, ingin rasanya menghampirin Ines dan meminta maaf tapi gengsi. Kring Kring Bunda Calling
" Kamu mau keluar rumah karena mau kerja atau karena laki-laki ??" ujarku saat Ines berpamitan, sudah siap pergi dengan travel bag nya. " Astaga Bapak. Ines pergi karena nga tahan lihat keluarga Ines hancur didepan mata. Bapak lagi mabuk nga bisa dikasih tau. Sekarang Ines pergi pak.." " Baik kalau kamu pergi dari rumah karena kamu memang mau kerja, Bapak doain urusan kamu dimudahkan TAPI kalau kamu pergi dari rumah karena laki-laki,, Bapak sumpahin hidup kamu belangsak. " ujarku kesal karena tak menyangka Ines benar-benar pergi. " Ya Allah pak, Bapak itu orang tua harusnya yang keluar dari mulut Bapak ucapan yang baik-baik, doa yg baik-baik tapi OK kita buktikan saja nanti. " " Ini kartu atm Bapak, pesan Ines inget adik-adik Pak, jangan sampai harta hab
Sejak hari itu Bapak sangat terpukul. Sudah berapa kali bolak-balik kerumah Ani tidak ada hasil. Untung saja petakan sudah dibayar tiga bulan dimuka, dan sebelum Ani hilang sempat mengisi kulkas dan sembako. ATM Bapak yang dibawa Ani langsung diurus hilang ke BANK, masih ada sisa 5 juta direkening. Andai saja Bapak cepat mengurus mungkin tidak begini kejadiannya. Penyesalan memang selalu dibelakang, kalau didepan namanya pendaftaran. ******* Hampir setengah tahun sejak kejadian itu saat Ines berkunjung kerumah Mbah. Ines bertemu dengan Om Tono. Dari Om Tono, Ines tau keadaan Bapak dan adik-adiknya sekarang. " Kapan lalu Om diajak Bapak mu kekontrakan kalian, pas kita datang Lily
" Astaga, kok Bapak begitu. Mba kemarin sampai bela-belain jual perhiasaan mba buat bayar kontrakan, kamu masuk SMA dan Cici masuk SD. Kok Cici malah belum didaftarin sekolah ?? " " Belum mbaa, masa aku bohong. Maka itu biar aku sama Cici ikut tinggal sama mba ?" " Boleh ya mba ?? " Melihat Ines diam, Lily cemberut. Bukan tidak mau adik-adiknya ikut tapi posisinya saat ini Ines masih part time, gajinya hanya cukup untuk dia makan dan ngekos. Ngekos pun dia patungan berdua temennya. Tapi karena Ines irit, masih adalahlah kalau cuma buat beli sembako Bapaknya. Gimana mau bawa adik-adiknya tinggal bareng dia. " Mas Yudi gimana de, uda berapa kali mba kekontrakan nga pernah ketemu, katanya kerja. " Ines bermaksud merundingkan hal ini dengan Yudi siapa tau
" Kamu Menghindar dari saya Nes ??? ..." Ines kaget mendengar pertanyaan Adi yang Langsung to the point , jujur Ines tidak nyaman dekat-dekat dengan Adi walau bukan penjahat kelamin seperti Vincent, tapi siapa yang tau, secara jabatan Adi lebih tinggi dibanding Vincent. Vincent yang cuma kepala divisi Bilyard n Bowling aja sering tebar pesona. " Nga kok Pak, memang perut saya lagi kurang enak. " untung saja Ibu Warteg menyela memberitahukan pesanan Ines telah selesai. " Jadi berapa semuanya bu ? " Ines membuka dompet mengambil uang seratus ribuannya dan memberikan ke si-Ibu. " Udah biar saya aja bu, sekalian sama saya nanti. " kata Adi menahan tangan Ines. Ines langsung buru-buru menarik tangannya yang ditahan oleh Adi. " Udah nga usah Pak, nanti n
" Loh kowe kok ngono Nduk. Koyo bela Adi, kelakuannya yo gitu. " sela Mak. " Bukan gitu Mak, kan aku cuma memastikan. " ucap Wati tidak enak hati. " Sebenarnya Adi itu menantu saya .. " .. kata Bapak dengan nada malu. " Apaa, masa Pak ? " terlihat Wati dan Mak kaget lalu saling pandang. Bapak yang paham kalau kata-kata saja tidak cukup memberikan Handphonenya, disana ada foto keluarga Bapak. " Itu foto saya dan Adi. Ini Ines istri Adi dan kedua anak kembarnya. Yang dua itu adik-adik Ines. Istri saya mamanya Ines sudah tidak ada. " kata Bapak menjelaskan.
" Kenalkan bu ini Ines anak saya ... " kata Bapak keibu-ibu warung dekat PGC. " Oallaah ini toh pak sing jenenge Ines. Ayu tenan. Memang cah edan Adi itu .. " ( Oallaah ini yang bernama Ines. Cantik bener. Memang Gila Adi itu ). Ines memandang heran ke Bapak dan si ibu. Belum habis herannya ibu itu pun berkata lagi. " Wong ayu ne koyok ngene, kok di selingkuhi, trus wedhok an ne model le ora nggenah pisan, Ooh, jan wong lanang edan mung golek bolong an ( Orang cantik begini kok diselingkuhi, selingkuhan
" Peluk-pelukan mana pak, Bapak jangan fitnah. Saya tahu dari dulu Bapak ngga suka sama saya tapi bukan begini caranya. " ucap Adi emosi lalu bangun dari duduknya. " Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri. Kamu peluk-pelukan sama perempuan didepan PGC. " kata Bapak tak tahan lagi menghadapi Adi. " Hmm, Maaf pak tapi Bapak sudah tua. Mungkin Bapak salah lihat. " ujar Adi semakin kurang ajar. Ines yang mendengar situasi semakin tidak kondusif keluar kamar. " Pak, ayo katanya mau jemput Cici sambil ambil barang yang ketinggalan. Ngga penting juga ngebahas beginian sama orang yang ngga tahu diri. " sindir Ines acuh. " Sust udah siap belu
" Maaf ini buku nikah Bapak dapat dari mana ya ? " Ines dan Bapak yang ditanya hanya bisa saling memandang. " Memang kenapa pak ? tanya Bapak lagi. " Ini buku nikah asli pak, tapi tidak terdaftar disini lagipula nama penghulu yang menikahkan bukan penghulu yang menjabat pada tahun dikeluarkannya buku nikah ini . " kata petugas KUA menjelaskan. " Tapi penghulu tsb pernah menjabat pak. " tanya Bapak. " Pernah pak, penghulu ini memang pernah menjabat tapi pada tahun buku ini dikeluarkan pak penghulu ini sudah pensiun. " jawab petugas. " Oh begitu. Kalau boleh bisa pak saya minta surat keterangan dari KUA sini yang menyatakan informasi Bapak tadi. " ucap Bapak. " Baik
" Pak .. ? " Ines bangun lalu salim dengan Bapak. " Kamu tahu kalau Adi sudah berapa hari ini tidak pulang? " Ines menghela napas panjang, saat tiba-tiba Bapak mengonfirmasi hal ini. " Aku duduk dulu ya, minum dulu. Capek aku pak baru pulang dari Manado dipesawat hampir 3.5 jam. Belum perjalanan kesini macet. " Ines melihat Bapak duduk lalu menyalahkan rokok dan mulai menghisapnya. "Mbaaak bikinin Ibu sama GP kopi dunk .. " panggil Ines. Lalu duduk diteras yang merangkap ruang tamu. Karena rumah Ines type 36 makanya biar luas, teras Ines renovasi dialih fungsikan menjadi ruang tamu. Ruang tamu untuk ruang keluarga. Tak lupa Ines menambahkan pohon palem dipot agar tetap ada nuansa hijau
"Perbuatan halal yang sangat dibenci Allah adalah thalaq (cerai)" ****** ["Sus, Twins lagi apa ? "] tanya Ines sesaat dirinya masuk kamar hotel malam itu. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam waktu Manado, yang artinya pukul 8 dirumah Ines. [" Udah bobo bu, tadi habis rebutan bantal. "] jawab Suster Emy. [" Kalau Bapak udah makan ? oya masak apa mba Yuli hari ini ? " ] [" Tadi mba Yuli masak sop, ikan goreng sama bikin sambal bu. Kalau Bapak Hmm... " ] Suster Emy terdengar ragu menjawab. [" Bapak kenapa sust ? Kenapa hayoo cerita sama saya mba ? "] desak Ines lembut.
Harta gono-gini adalah harta yang diperoleh suami istri selama perkawinan. Harta ini juga dikenal sebagai harta bersama. Tapi apabila istri yang mencari nafkah, haruskan seperti itu ?? ****** " Bapak kumpulin kalian disini karena ada yang mau Bapak jelaskan. Bapak tidak mau karena ketidak tahuan kalian akhirnya bikin kalian ribut. Terutama kalau Bapak sudah tidak ada. " ucap Bapak saat Ines, Lily dan Cici berkumpul dikontrakan Bapak. Sudah hampir satu tahun sejak Ines pindah kerumah mba Neli, kontrakan yang tadinya ditempati keluarga Ines serta Bapak dan adik-adik Ines akan segera habis masa kontraknya. Kemarin Bapak dan adik-adik tidak ikut pindah kerumah Neli karena sekolah Cici lebih dekat, lagipu
Paginya Adi bangun dengan kepala pusing, dilihatnya Ines yang sudah rapi. Melihat Adi bangun, Ines langsung memberinya segelas air. " Maaf mas, tapi aku mau kita pisah. " Kata Ines lugas setelah Adi selesai minum. " Belum apa-apa kamu sudah mabuk tidak sesuai janji. Lagipula aku tidak terima kamu perlakukan aku seperti kemarin, ini memang pengalaman pertamaku bercinta tapi denganmu seperti pemerkosaan. Apalagi kata-kata mu yang bilang aku tidak perawan karena aku tidak keluar darah, sakit hati aku. Coba deh kamu tanya sama yang lebih paham biar kamu ngerti. " " Oleh karena itu talak aku mas, toh kita nikah sendiri, keluarga kamu dan aku tidak ada yang tahu, anggap saja ini semua kebodohanku. Aku mau pergi, kita pisah. " ucap Ines lugas. " Apaan sih Yank, aku baru bangun langsung kamu ngomel panjang l
Sesaat Rima keluar Adi masuk kamar. Adi yang melihat Ines memakai baju tidur sexy tak bisa menahan gairah. " Akhirnya .. " Adi membuka jas dan mengantungnya. Lalu membuka air minum kemasan dan obat kemudian memberikannya ke Ines. " Minum Yank, sekalian obatnya. Biar kamu ngga terlalu sakit " ucap Adi saat melihat Ines bingung penasaran. Selagi Ines minum obat, Adi mulai membuka dasi, kemeja lalu diikuti celana panjang dan terakhir kaos dalam menyisakan celana dalam yang sudah mengelembung. Pria itu mendekati Ines yang gugup karena dipandang lekat. Adi seperti macan memantau buruannya. " Akhirnya kamu jadi milikku seutuhnya. " uc