Share

Part 82–Tersenyumlah

Penulis: Airi Mitsukuni
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-07 12:23:00

Setelah kepergian Alva, aku semakin tidak suka dengan wanita itu. Dia pasti akan memanfaatkan kepergian Alva untuk lebih gencar lagi mendekati Mas William. Aku yakin itu.

"Mas ambilkan saja makanannya ke sini, ya?" bujuknya seraya menciumi kepalaku. "Enggak apa-apa kalau enggak mau turun. Tapi kamu harus tetap makan."

Kuhela napas pelan, lalu mengangguk.

"Mau dibuatkan jus jeruk kesukaan kamu enggak, hm?"

"Aku mau jus alpukat saja, Mas. Jus kesukaan Alva," jawabku dengan setitik air mata yang kembali menetes.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 83–Masuk Rumah Sakit

    Tiga minggu telah berlalu. Kini, aku sudah lebih baik dan bisa mengendalikan perasaan sedih ini. Meskipun, sesekali masih menangis sendiri tanpa sepengetahuan Mas William ketika aku sangat merindukan Alva dan teringat segala aktivitasnya di rumah ini.Hari ini, aku tengah menyiapkan bekal untuk Alex yang katanya akan pergi tour study satu kelas. Setiap murid harus ditemani orangtua atau wali. Alex meminta Mas William pergi dengannya, tapi saat tahu Indira juga ikut, Mas William menolak dengan alasan pekerjaan.Aku merasa lega dan bersyukur karena Mas William menepati janjinya dengan tidak membiarkan Indira berkeliaran di dekatnya. Meskipun, sebenarnya di kantor mereka masih sering bisa bertemu. Namun, aku percaya Mas William tidak akan mengecewakanku lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 84–Pelukan

    Taksi yang kami tumpangi berhenti tepat di depan rumah sakit. Bergegas aku turun, kemudian berjalan masuk dengan Bi Surti yang memegangi lengan. Menurut yang Mas William infokan di pesan wa, Alex masih menjalani operasi.Sedikit lagi aku tiba, di depan ruang operasi ada pemandangan yang kurang enak di mata apalagi hati. Rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum. Perih. Indira sedang menangis dalam pelukan Mas William.Menyadari kedatanganku, wanita itu seolah semakin sengaja mengeratkan pelukannya. Sementara, Mas William yang memang berada dalam posisi membelakangi itu sama sekali tak sadar aku tengah menyaksikan pertunjukan ini."Bu ...."Aku menengadahkan wajah seraya menghela napas berat. Mengerjapkan mata cepat hingga air mata yang hampir luruh ini akhirnya surut kembali."Yang sabar, Bu. Pasti ada penjelasan dari Bapak. Jangan mau terpengaruh dengan ulah wanita ular itu." Bi Surti mencoba menguatkanku."Iya, Bi."Aku mencoba tersenyum walau hati perih. Melanjutkan langkah kembali denga

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 85–Sindiran

    Alex masih berada dalam ruang pemulihan sebelum nanti dipindahkan ke ruang perawatan. Aku dan Mas William memutuskan untuk ke musala karena belum sempat menunaikan salat isya. Setelahnya, Mas William mengajakku ke kantin yang ada di rumah sakit ini.Kami memesan dua porsi nasi goreng, dua jus jambu dan dua botol air mineral. Kami memang memesan makanan untuk dua orang, tapi yang makan di sini hanya aku. Mas William sendiri sedari tadi malah melamun dengan tangannya yang memainkan sendok di atas piring."Mas ...." Kusentuh punggung tangannya lembut sampai dia tersadar kembali. "Jangan melamun. Dimakan, Mas. Kenapa hanya diaduk-aduk?""Mas

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 86–Menguping Diam-diam

    "Mas bisa tidur di luar atau musala, Sayang. Bukan di sini.""Tapi ....""Sudah, Mas. Pulang saja. Kasihan Lusi lagi hamil besar begitu. Nanti aku langsung kabari kalau Alex sudah sadar," ujar Indira dengan seulas senyum ramah, tapi tetap saja aku merasa curiga dan ragu."Ya sudah. Langsung kabari kalau ada perkembangan apa pun soal kondisi Alex. Mama dan Papa baru akan ke sini besok pagi," ujar Mas William seraya beranjak bangun dari sofa."Iya, Mas." Indira mengangguk."Ayo, Sayang!" ajaknya seraya memban

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 87–Permintaan Alex

    Menduakan?"Tapi ini permintaan Alex, Mas. Dari dulu dia sering bilang ingin sekali mama papanya itu bersatu lagi. Apa itu salah?" kata Indira sambil terisak."Ya jelas salah. Aku sudah menikah lagi, Indira. Kamu tahu itu, kan?""Alex ingin keluarga yang utuh, Mas. Dia butuh kasih sayang dari Mama dan papanya.""Kasih sayang? Kurasa Alex selalu mendapatkan itu. Lusi sayang sekali padanya biarpun Alex selaku nakal dan kasar. Lusi sudah anggap dia anaknya sendiri. Kurasa Alex enggak akan kekurangan kasih sayang biarpun kita enggak bersama.""Tapi itu beda, Mas. Lusi hanya mama tiri, sedangkan Alex butuh aku —mama kandungnya.""Sudahlah, In. Berhenti menggunakan Alex sebagai senjatamu. Aku ini sudah punya keluarga baru. Salahmu sendiri dulu yang memilih pergi mencampakkanku," debat Mas William."Bukan alasan! Memang Alex sering bilang begitu, kan? Mas jangan membohongi diri sendiri, deh. Lagipula, aku 'kan sudah minta maaf. Kenapa Mas masih saja bahas dan ungkit masa lalu itu?""Yaa kare

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 88–Merenung

    Aku spontan meremas khimar di dada mendengar Alex menyebut namaku lirih.Permintaan? Mungkinkah Alex akan meminta ...."Kenapa dengan Tante?""Pah ... aku mau Tante ...."Tidak!Aku tidak sanggup mendengarkan lebih banyak lagi. Ini terlalu menyakitkan. Tanpa harus mendengar pun, aku sudah tahu ke mana arah pembicaraan ini. Aku akan semakin hancur lebur jika ternyata jawaban Mas William adalah setuju. Ditambah lagi kondisi Alex dan keluarga yang mendukung, pasti dia tidak akan berkutik dan tidak sanggup menolaknya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 89–Sebuah Keputusan

    Sesampainya di sana, aku basa-basi sebentar dengan Papa Mama. Bersikap tenang dan biasa saja seolah tak pernah mendengar hal menyakitkan tadi. Tak lama kemudian, Papa dan Mama pamit pulang. Sementara, Indira sendiri sedang pergi untuk mengambil pakaian ganti di rumahnya.Mas William pamit menemui dokter. Menyisakan hanya aku dan Alex yang saling menatap canggung. Perlahan, aku mendekat, lalu duduk di kursi samping brankar."Tante senang kamu sudah siuman, Lex," ujarku memecah keheningan.Alex diam dengan tatapan lurus memandang langit-langit ruangan ini."Tante akan selalu berdoa untuk ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 90–Butuh Waktu Sendiri

    Dengan lesu, kaki ini terus melangkah ke dalam rumah. Rasanya ingin sekali bisa memutar ulang waktu supaya aku tak pernah menikahinya. Jika tahu akan serumit dan berakhir dengan diduakan lagi, lebih baik aku menghabiskan sisa hidup seorang diri."Bu." Bi Surti menyambutku di pintu."Tolong buatkan teh hangat, ya, Bi. Antar ke kamar."Bi Surti mengangguk."Ibu sakit? Ibu kelihatan lesu. Apa Bapak enggak antar Ibu ke sini?" tanyanya dengan raut wajah khawatir."Aku enggak apa-apa, Bi. Memang aku yang minta pulang sendiri. Aku tunggu tehnya di kamar, ya.""Iya, Bu."Kuayunkan kaki menaiki tangga sambil berkali-kali menarik napas panjang. Sesak ini tidak bisa hilang. Seperti ada bongkahan batu yang menekan dada.Aku merangkak naik ke kasur, lalu duduk bersandar kepala ranjang seraya mengusap-usap perut."Kamu setuju dengan keputusan Mama ini 'kan, Nak? Kamu ... akan mendukung apa pun yang membuat hati Mama lega dan tenang, kan?"Aku terisak sambil tersenyum ketika merasakan pergerakan di

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-10

Bab terbaru

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 129–Forever and Ever

    Hari yang dinanti akhirnya tiba. Niat awal memang ingin melahirkan secara normal lagi, tapi ternyata tidak memungkinkan. Kali ini, dokter menyarankan agar menjalani operasi caesar demi keselamatanku dan bayinya. Akhir-akhir ini, tekanan darahku sering tidak stabil dan cenderung tinggi. Sampai Mas William dan orangtuanya panik sendiri takut terjadi apa-apa padaku.Aku pun tak bisa keras kepala. Jika memang melahirkan secara caesar adalah jalan terbaik, maka akan kulakukan.Tanggal sudah ditentukan dan kini semua persiapan sudah selesai. Jujur, aku sangat gugup karena ini pertama kalinya akan menjalani operasi. Bahkan kedua tanganku sampai gemetar, tapi Mas William dan orangtuanya selalu ada untuk menguatkan dan menenangkan."Dengar." Mas William menangkup lembut kedua pipiku. "Ada mas di sini. Enggak akan terjadi apa pun padamu atau bayi kita. Ok? Kamu harus rileks. Jangan sampai tensi kamu naik terus. Hm?"Aku mengangguk dan mencoba mengatur pernapasan."Berdoa, ya, Nak." Mama mengusap

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 128–Menjauhlah dari Kami

    Semua file bukti kebohongan Claudia sudah kusiapkan dengan baik. Ini juga berkat bantuan Mas Firman —asisten pribadi Mas William— yang diam-diam bantu menyelidiki. Memang aku sengaja tak memberitahu Mas William soal rencana ini. Saat itu, dia sedang banyak pikiran dan sibuk mengurus bisnis. Sampai-sampai dengan mudahnya memberikan uang tanpa berpikir dulu.Maka dari itu, biarlah kuman kecil seperti Claudia kutangani sendiri. Suami istri memang harus saling bahu membahu termasuk dalam membasmi bibit-bibit penyakit dalam pernikahan."Permisi, Bu."Aku menoleh pada Bi Yatmi yang berdiri di depan pintu yang memang terbuka lebar. Kuletakkan lipstik, lalu berdiri dan berjalan menghampirinya."Ya, Bi.""Tamunya sudah datang, Bu."Aku tersenyum. "Persilakan masuk dan sajikan minum.""Baik, Bu." Bi Yatmi mengangguk paham, lalu kembali ke lantai bawah.Aku berjalan ke kamar Hafsha untuk memanggil Mas William yang sedang bermain bersamanya. Hafsha sempat merengek minta ikut, tapi berhasil kubuju

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 127–Panas?

    Selama makan di restoran, hanya aku dan Mas Williamlah yang berbincang. Claudia bak makhluk tak kasat mata yang tidak diakui kehadirannya. Dia menyantap makan siang dengan wajah masam sambil sesekali melirik pada kami yang duduk di hadapannya."Enak?"Aku mengangguk dan tersenyum. "Coba, deh, Mas."Mas William membuka mulut menerima suapan dariku, lalu tersenyum."Enak, kan?" Aku terkekeh kecil."Iya. Kamu mau coba punya mas enggak?""Mau, dong."Kini giliran aku yang tersenyum menerima suapan darinya beberapa kali. Setelah menghabiskan menu utama, kini aku tengah menikmati es krim strawberry. Sementara, Mas William sedang menikmati minuman sodanya sambil memandangiku."Ada es krim nempel." Mas William mengusap sudut bibirku dengan ibu jari. "Manis," imbuhnya setelah menjilat ibu jari sendiri.Aku tertawa kecil. "Manis, dong, Mas. Namanya juga es krim.""Iya. Semanis yang lagi makan esnya." Mas William mencubit gemas hidungku."Eh? Mau ke mana, Claudia?" tanyaku saat melihatnya beranj

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 126–Kerikil Kecil

    "Kamu meragukanku?" Mas William menatapku dengan dahi berkerut. Aku tersenyum, lalu mendekat padanya yang berdiri di dekat meja rias. "Aku percaya padamu, Mas. Sangat percaya," kataku sembari membantu membukakan kancing kemeja. "Terus, kenapa malah menyetujui permintaan Claudia? Kamu sungguh ingin mas menikahinya?" Tersirat ada kekecewaan dari sorot matanya yang membidikku. Kutangkup kedua pipinya lembut seraya menatap lekat. "Apa aku terlihat tipe wanita yang rela berbagi, hm? Mas William menyentak napas kasar, lalu menyentuh satu tanganku di pipinya. "Mas takut kamu terhasut ucapan Claudia, Sayang. Mas enggak mau kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya." Aku tersenyum. "Itu enggak akan terjadi. Enggak akan kubiarkan batu kerikil menghancurkan pernikahan kita." "Terus untuk apa kamu minta dia datang lusa nanti?" "Mas percaya padaku?" Dia mengangguk. "Kalau begitu, ikuti saja semua arahan dan perintahku tadi. Cukup ikuti sandiwara yang sudah kubuat ini. Ok, Suamiku?" Mas

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 125–Sebuah Rencana

    "Temani Hafsha dulu, ya. Mama mau temui tamunya," pintaku pada Alex yang dijawabnya dengan anggukan.Aku berjalan keluar kamar Hafsha bersama Bi Yatmi untuk menemui tamu yang datang. Seorang wanita yang memakai kemeja putih dipadukan blazer abu tengah duduk di ruang keluarga. Dia menoleh dan terlihat mengubah posisi duduk saat menyadari kehadiranku."Tolong buatkan minum, ya, Bi.""Baik, Bu." Bi Yatmi mengangguk dan pergi ke dapur.Wanita ini tersenyum canggung dan hendak berdiri, tapi aku kembali mempersilakannya duduk. Namanya Claudia —sekretaris Mas William yang sudah dipecat."Silakan diminum," ucapku padanya ketika Bi Yatmi menyajikan minuman di meja."Terima kasih." Dia meneguk minumannya sedikit.Dari gelagat yang terlihat gelisah saja, aku sudah tahu maksud kedatangan dia apa. Bahkan, aku sudah bersiap dengan apa yang akan dikatakannya sekarang."Pak Williamnya ada?" Dia mulai membuka percakapan."Enggak usah basa-basi. Kamu pasti sudah tahu suamiku itu sibuk. Kamu datang ke s

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 124–Peresmian

    "Hati-hati!" ucapku setelah Alex mencium punggung tanganku dan Mas William.Alex mengangguk, lalu naik ke mobil. Sesekali dia memang diantar sopir, tapi tak jarang juga diantar Mas William."Jangan lupa kabarin mama atau Papa kalau ada sesuatu, ya," pesanku sebelum mobilnya melaju keluar halaman.Alex mengangkat satu jempol dan melambaikan tangan pada Hafsha yang tersenyum ceria pada kakaknya."Mas enggak ke kantor?" tanyaku saat kami tengah berjalan masuk lagi."Enggak. Kan, hari ini ada peresmian usaha baru, Sayang. Restoran. Lupa, ya?""Oh, iya. Maaf, Mas. Lupa.""Dasar." Dia tersenyum seraya mencubit gemas pipiku yang lebih berisi ini."Jam berapa Mas berangkat?""Jam sepuluh. Nanti kamu dan Hafsha ikut, ya?" ujarnya setelah kami duduk di sofa ruang keluarga."Boleh?""Ya jelas boleh, dong, Sayang. Malah kamu wajib hadir." Mas William merangkul dan mengusap-usap lenganku."Aku boleh ikut juga, Pah?" tanya Hafsha yang duduk di pangkuannya."Uhm– boleh ikut enggak, ya?" Mas William

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 123

    Setelah hampir enam bulan mengalami gejala stroke ringan, sekarang aku sudah sembuh total dan bisa beraktivitas dengan normal lagi. Hanya saja, dokter menyarankan untuk tetap menjaga pola hidup agar gejala stroke tak kembali menyerang. Termasuk mencegah terjadinya tensi yang tinggi baik itu oleh pola makan maupun pikiran.Selama aku sakit, Mas William benar-benar seperti malaikat tak bersayap. Dia selalu ada di sisiku. Menjadi kaki dan tangan yang belum bisa berfungsi normal. Dia selalu membantuku dengan menyuguhkan senyum manisnya. Bahkan, dia tidak pernah pergi ke kantor. Semua urusan pekerjaan diserahkan pada asisten pribadi kecuali memang harus menghadiri meeting penting.Tak terasa, sekarang kami sudah menjalani pernikahan lagi selama setahun setengah lebih lamanya. Tak ada masalah yang berarti. Saling terbuka dan jujur membuat kami tak pernah salah paham lagi.Hubunganku dengan Indira pun lebih baik. Dia juga bisa lebih menghargaiku dan menjaga sikap. Dia hanya akan datang sesek

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   122–Home Sweet Home

    Mataku terbuka perlahan ketika merasakan usapan lembut di pipi. Mas William tersenyum dengan Hafsha yang tertidur di pangkuannya."Sudah sampai, Mas?"Mas William mengangguk. "Ayo turun."Mama dan Papa mendekat ke mobil kami. Mengambil alih menggendong Hafsha karena Mas William harus membantuku turun."Enggak mau, Mas. Enggak usah digendong," tolakku saat hendak dibopongnya."Kenapa?""Aku mau jalan saja. Kan, dokter juga menyarankan kalau aku harus sering latihan.""Iya memang. Tapi ini sudah larut malam. Kamu capek.""Aku masih kuat, Mas."Mas William menghela napas pelan, lalu merangkulku."Ya sudah ayo. Tapi pelan-pelan." Mas William mulai memapahku menyusul Mama Papa yang sudah masuk lebih dulu."Permisi, Pak." Pak Agung–salah satu sopir pribadi keluarganya menghampiri kami yang sudah sampai di pintu. "Barang-barangnya mau disimpan di mana?""Oh, letakkan di ruang keluarga dulu saja. Biar besok saya yang rapikan.""Baik, Pak." Pak Agung mengangguk, lalu kembali ke mobil."Mamaa!"

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   121–Lembaran Baru

    Selama bukan melakukan kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan atau tidak menafkahi dengan sengaja, cobalah untuk bertahan. Masalah kecil masih bisa dibicarakan dan dicari solusinya sama-sama.Hubungan yang rusak tak melulu harus diganti baru. Diperbaiki bukan diakhiri, dibicarakan bukan ditinggalkan. Itulah dewasa.Pernikahan merupakan ibadah terpanjang dalam hidup. Butuh kesabaran dan kerjasama pasangan. Mempertahankan pernikahan itu tak bisa dilakukan seorang diri. Pria dan wanita disatukan dalam ikatan janji suci bukan untuk saling menuntut kesempurnaan, melainkan untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan.Janganlah menuntut pasangan untuk sempurna tanpa celah, tapi sempurnakanlah diri kita untuk menutupi kekurangannya. Aku pun menyesal sudah berpisah dari Mas William.Namun, saat itu aku tidak berdaya karena Mas Williamlah yang memegang kendali sebagai suami. Kami berdua sadar telah sama-sama salah dan berdosa. Ego dan kemarahan sesaat telah membuat pernikahan kami han

DMCA.com Protection Status