Share

Bab 99

Penulis: Mutiara Sukma
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-20 13:48:48

"Mas minta maaf, Dik. Mas lelah."

Aku diam saja. Wildan akhirnya mau tinggal sementara di rumah perempuan itu demi tak melihat aku dan ayahnya bertengkar.

"Bicaralah, Sayang. Mas akui Mas salah. Tapi, kali ini Mas mohon. Berikan kesempatan untuk Erna dekat dengan anaknya."

Aku membalikkan badan. Menatap laki-laki yang telah menjadi suamiku itu duduk di pinggir ranjang.

"Terserah. Aku bukan Ibunya. Apapun yang kamu putuskan pada Wildan itu hak kamu. Aku tidak mau ikut campur."

"Dik, plis jangan seperti ini."

Aku kembali membelakangi Mas Nadhif. Aku tak suka laki-laki yang mudah dikuasai perasaannya oleh orang lain. Biar saja dia mikir sendiri. Baik buruk nya dia juga yang merasakan. Yang penting kelima anakku tetap dalam kendaliku. Walau, terkesan egois. Sebab, sakit sekali hatiku mendengar ucapan Mas Nadhif tadi.

***

Keesokan harinya, perempuan itu datang. Kali ini penampilannya sangat berbeda. Muka pucat tanpa irisan. Baju nya pun hanya piyama longgar yang menutupi tubuh kurusnya. D
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 100

    "Keterlaluan mana membiarkan kamu pergi dengan perempuan yang jelas jelas ada hubungan dengan kamu di masa lalu? Maaf ya, Mas. Kalau kamu mau mesra mesraan dengan dia, mau so sweet, sweet an. Monggo! Silahkan. Sekalian kamu jangan pernah balik lagi ke rumah ini!"Mas Nadhif tertegun mendengar ucapanku yang berani. Aku sudah muak dengan drama laki-laki tak tau diri. Lebih baik memutus hubungan dari sekarang dari pada terulang lagi kejadian seperti dulu. Kebodohan yang nyatanya membuat hatiku membeku Tanpa menunggu jawaban darinya aku pergi begitu saja. ***Sudah dua hari Wildan pergi. Dua hari pula hubunganku dengan Mas Nadhif terasa dingin. Aku tak peduli. Aku menyibukkan diri dengan anak anak. Dan mulai menulis novel baru.Wildan sendiri dengan intensif mengirimkan aku pesan. Aku sengaja memberinya ponsel tanpa sepengetahuan Mas Nadhif. "Dik, mau sampai kapan kita seperti yang ini?" Mas Nadhif menghampiriku yang tengah mengetik di ruang kerja."Terserah.""Mas minta, Maaf." Lirihn

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 101

    "Mas kemarin nengokin Wildan kan? Gimana keadaannya?" Aku langsung mencecar Mas Nadhif dengan pertanyaan."Mas tak tau, Dik." Jawabnya pelan."Tak tau gimana? Kan kamu kemarin ke rumah Mbak Erna!" Suaraku sedikit meninggi. Agak gemas dengan jawaban dari suamiku itu.Mas Nadhif tampak salah tingkah. Sebelah tangannya menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Sesekali dia menatapku lalu kembali menunduk. Ibu pun menunggu jawaban dari menantunya itu dengan wajah penuh rasa penasaran."Kemarin Mas hanya ketemu Erna di kafe. Wildan ga ikut." Jawabannya membuat darahku kembali mendidih."Astaghfirullah, Mas! Mungkin memang udah takdirku kali ya, dapat suami yang ga amanah. Kalau masih tersakiti begini, buat apa aku menikah!" Suaraku bergetar hebat. Dada ini terasa sesak."Nduk ... Sabar ... Orang terdekat juga bisa menjadi ujian untuk kita. Jangan bicara seperti itu. Semua yang terjadi merupakan takdir yang harus kita jalani.""Tari capek, Bu. Mending jadi janda kalau punya suami hanya mena

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 102

    Aku pun segera menyiapkan diri. Bersyukur asip masih banyak di kulkas. Sehingga aku tidak usah khawatir meninggalkan Alisha dan Aleeya."Ibu ikut." "Bu, biar Tari dan Mas Nadhif aja. Ibu tolong jagain anak-anak dirumah ya, Bu. Khawatir Bik Mira kewalahan jika mereka menangis.""Nanti kalau terjadi apa-apa dengan kamu gimana, Nduk?""InsyaAllah gapapa, Bu. Tari masih ingat jurus taekwondo yang dulu pernah tari pelajari kok.""Kamu habis melahirkan, Nduk. Luka di perutmu masih belum sepenuhnya sembuh. Ibu sungguh sangat khawatir, Nduk. Bagaimana kalau kita melaporkan ke polisi.""Ga usah dulu, Bu. Kita belum ada alasan untuk melaporkan kepada polisi. Wildan dibawa oleh ibu kandungnya. Polisi tidak akan menindak laporan kita."Ibu terdiam. Tapi, wajahnya masih saja menyimpan rasa cemas."Ibu do'akan saja, ya. InsyaAllah gapapaa." Tuturku."Iya, Bu. Nadhif akan menjaga Tari. Jika ada apa apa Nadhif akan menelpon polisi."Ibu tertunduk. Hingga akhirnya beliau menganggukkan kepalanya."Hat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 103

    Seminggu kemudian berita mencengangkan datang dari orang yang pernah hampir menjadi bagian dari hidupku. Dokter Elzio, laki-laki itu ditangkap karena menyalahi kode etik. Memberikan keterangan palsu untuk pasien berdasarkan request. Bukan berdasarkan diagnosis. Untung Mas Nadhif tidak menghapus foto yang dikirim Erna waktu itu. Semua gambar itu menjadi acuan petugas untuk menyelidiki kasus penculikan Wildan."Berarti Erna tak sakit, Pak?" Tanya Mas NadhifPak polisi yang menangani kasus kami, mengangguk cepat."Surat keterangan itu palsu. Dibuat untuk kepentingan tertentu."Mas Nadhif hempas. Dia pasti tidak menyangka sama sekali jika perempuan itu tega membohonginya. Setelah menghabiskan uangnya yang diberikan cuma-cuma, sekarang anaknya menjadi korban. Entah bagaimana nasib Wildan saat ini. Mas Nadhif seperti orang linglung. Syok berat. Sehingga dia meminta istirahat di mobil menunggu semuanya selesai.Sebelum pulang aku meminta ijin untuk bertemu dokter Elzio yang sudah ditahan. Pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 104

    Mas Nadhif menangis. Apalagi setelah hampir dua Minggu Wildan tak ada kabar. Polisi masih terus menyelidiki keberadaan anak sambungku itu. Kami hampir tiap hari bolak-balik ke kantor polisi menanyakan perkembangan kasusnya. Di setiap sujud aku juga selalu menyebut nama Wildan agar segera kembali dalam keadaan selamat dan tak kurang suatu apapun. Namun, kami masih diminta sabar. Belum ada titik terang."Dik, gimana jika Erna menjual anak kita?""Insya Allah nggak, Mas. Gak mungkin Mbak Erna setega itu terhadap darah dagingnya.""Tapi, dia tak punya hati meninggalkan Wildan saat dia masih bayi. Apa itu tanda dia punya perasaan?"Aku terdiam. Aku sendiri jangankan meninggalkan anak selamanya. Hanya berpisah beberapa saat saja aku sudah khawatir minta ampun."Dia itu bukan perempuan, Dik. Hatinya mati."Aku menghela napas panjang. Mau diapakan lagi. Berpendapat apapun tentang Erna tidak akan mengubah situasi. Yang ada nambah penyakit karena menahan cemas.Mobil sampai dihalaman rumah. An

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 105

    Mobil melaju dengan kencang. Mas Fatan tak mau semua yang kami siapkan berakhir sia sia. Dia juga telah menyiapkan segala sesuatunya bersama rekan rekannya. Kami berpacu dengan waktu. Perempuan itu memberikan waktu selama dua hari. Sebelum waktunya berakhir, Wildan sudah harus kembali ke tangan kami.Mas Danu, Mas Bayu, Mas Rizieq, mereka jago beladiri. Tak lupa Mbak Vita ahli IT, sepanjang perjalanan dia memantau posisi Erna lewat sinyal ponsel yang kemarin dia gunakan menghubungiku. Dia pasti sudah merencanakan ini jauh jauh hari. Terbukti dengan keberadaan mereka yang jauh dari ibu kota."Dek, nanti biar kami yang menyelesaikan masalah ini. Kamu tunggu di mobil. Ini urusan laki-laki." Tegas Mas Fatan."Aku mau ikut, Mas. Wildan juga tanggung jawabku.""Kamu baru habis operasi, Dek. Kalau dia menyerang bagian perutmu itu akan sangat fatal." Benar juga. Tapi, aku belum puas jika belum menghadiahkan satu hantaman pada Erna. Perempuan licik yang bersembunyi dibalik kata sakit. "Tak a

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 106

    Kini aku aku sampai di teras rumah tanpa halangan. Mengintip dari jendela, tapi memang tak ada apa-apa. Terlihat riskan jika aku masuk lewat pintu depan. Akhirnya aku mencoba lewat pintu belakang. Dari arah sana lah terdengar suara suara orang tertawa. Tak hanya satu tapi banyak. Laki-laki dan perempuan.Dengan sangat hati hati aku mengintip dari balik tembok. Mataku membola sempurna. Sungguh biad@p. Mas Fatan dan teman temannya sudah terikat dan dijejerkan di lantai. Ketiga laki-laki itu terlihat mengenaskan. Badannya basah, sepertinya baru saja di guyur air oleh salah satu dari mereka."Mau nyelamatin anak? Mimpi kalian. Apa yang sudah ditangan kami tak akan kami kembalikan." Si gendut tertawa lebar.Dadaku bergemuruh. Tak mungkin aku melawan 10 orang laki-laki dengan tubuh besar itu sendiri. Aku harus apa ya, Allah. Hati hati aku mundur perlahan. Aku harus mencari bantuan.Tepat melewati satu jendela yang sedikit terbuka aku berhenti."Makan! Kamu mau mati, ha!" Setelah itu terden

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 107

    Baru saja mbak Vita mengutak-atik ponselnya dalam gelap malam ada yang mengetuk kaca mobil kami. Aku dan Mbak Vita sontak membelalakan mata. Untung pintu mobil sudah kukunci."Mba Tari ... Apa jangan jangan anak buah penjahat itu?"Aku masih berusaha mengenali orang orang yang berada diluar dari siluet cahaya yang mengenai tumbuhnya."Dik ... Dik ... Buka pintunya, Sayang."Suara Mas Nadhif terdengar dari luar. Aku dan Mbak Vita saling pandang. Tentu saja kami berdua mendengarkan suara yang sama. "Mas Nadhif?" Lirihku."Jangan, Mbak. Kali aja penjahat itu yang menyamar menjadi Mas Nadhif."Mbak Vita menahan tanganku yang hendak membuka pintu mobil yang memang terkunci dari dalam."Enggak Mbak. Aku yakin itu Mas Nadhif. Aku hafal kok suaranya dan panggilannya untukku."Bergegas aku membuka pintu dan ternyata benar Mas Nadhif berdiri dengan wajah cemas. Aku menghambur kepelukannya. Tak menyangka laki-laki yang kutinggalkan dalam keadaan lemah itu kini berdiri di hadapanku. "Maaf kan,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24

Bab terbaru

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 12

    “Karena aku juga bingung, Nay... Aku takut salah langkah. Aku takut makin nyakitin kamu atau Wildan.”“Tapi kamu suamiku, Mas. Seharusnya aku yang kamu pilih untuk dilindungi, walau aku tau Wildan juga adikmu. Tapi, kan kamu tahu betul jika aku tak bersalah.”Aku menelan ludah. Nayla benar. Dan rasanya, baru kali ini aku benar-benar merasa seperti suami yang gagal.“Maaf.”“Kalau maaf bisa nyembuhin semuanya, nggak akan ada rumah tangga yang retak, Mas,” katanya lirih.Lalu dia bangkit. Aku meraih tangannya."Nay, maafkan aku..aku berjanji ini tak akan terulang lagi. Aku akan selalu melindungi kamu apapun yang terjadi." Nayla menatapku dengan tatapan ragu. Ya Allah, sungguh istriku sendiri sudah kehilangan kepercayaan padaku. Apa yang harus aku lakukan?---Malamnya, aku duduk sendirian di ruang tamu. Merenung. Ponselku kembali bergetar.Nomor tak dikenal. Lagi."Kau pikir sudah tenang sekarang? Ulang tahun Gio tinggal dua minggu. Pastikan kau hadir. Karena malam itu... akan jadi mal

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 11

    Pagi itu, aku bangun lebih awal dari biasanya. Sinar matahari menyelinap dari sela tirai, tapi tidak mampu menghangatkan udara dingin yang menggantung di rumah ini.Koper-koper sudah tertata di depan pintu. Aku dan Nayla memutuskan pindah sementara ke rumah lama kami—saran Bunda, demi menenangkan semuanya. Tapi rasa bersalah tetap menempel di dadaku, seperti luka yang belum mengering.Nayla diam saja sejak semalam. Wajahnya pucat, matanya bengkak. Tapi dia tidak menangis lagi. Dia hanya... kosong. Dan itu lebih menyakitkan.“Udah siap?” tanyaku pelan.Nayla mengangguk.Aku menggenggam tangannya. Dia tidak menggenggam balik.Saat kami keluar dari kamar, semua orang sudah berkumpul di ruang tengah. Bunda, Abrar, Ammar, Alisa, dan Aleeya. Wildan berdiri di depan jendela, membelakangi kami.“Maaf, semua,” ucapku lirih. “Aku dan Nayla akan pergi sementara. Bukan karena ingin kabur, tapi karena kami butuh ruang.”Bunda mengangguk, lalu memeluk Nayla erat-erat.“Jaga dirimu ya, Nak. Jangan p

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 10

    Pesan masuk dari nomor tak dikenal.“Kamu pikir pengakuan anak akan menyelesaikan semua? Aku belum selesai. Lihat saja apa yang akan terjadi di ulang tahun Gio bulan depan.”Aku terdiam.Ulang tahun?Berarti... ancaman ini belum berakhir.Bukan hanya tentang Naira.Bukan hanya tentang Wildan.Ada seseorang lain... yang masih ingin melihat keluarga kami hancur.***Siap banget! Kita lanjutkan dengan drama rumah tangga yang makin panas, penuh emosi, dan bikin pembaca gregetan. Kali ini, hubungan antar anggota keluarga makin diuji... terutama antara Tari, Nayla, dan Wildan—sementara masa lalu terus menghantui dan benih-benih luka baru mulai tumbuh. Yuk, lanjut ke Bab 7 yang makin dramatis!---Sudah lima hari sejak kedatangan Naira dan Gio, tapi bayangannya masih menempel di dinding-dinding rumah ini. Bahkan aroma bajunya terasa tertinggal di sofa, seperti ia belum benar-benar pergi.Wildan berubah. Ia jadi lebih pendiam. Lebih sering termenung sendirian di balkon kamar atas. Tak ada lag

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 9

    Satu minggu setelah malam pengakuan itu, rumah kami seperti ladang ranjau.Setiap langkah, setiap tatapan, setiap bisikan... bisa meledakkan luka.Wildan jarang bicara. Nayla hampir tak pernah keluar kamar.Dan aku... aku berusaha tetap jadi “kepala keluarga” yang utuh. Tapi sebenarnya aku sendiri limbung.Sampai suatu sore, ketika hujan deras mengguyur dan suara petir saling sahut, bel rumah berbunyi.Bunda yang membukakan pintu.Dan di sanalah dia.Seorang perempuan muda berdiri di ambang pintu, dengan wajah pucat, mata lelah, dan tubuh yang tampak menggigil. Di sampingnya, berdiri seorang bocah kecil—sekitar empat tahun—berpayung biru, memeluk kaki ibunya dengan erat.“Naira...” bisik Bunda, nyaris tidak percaya.Aku berlari ke depan. Wildan yang sedang duduk di tangga langsung berdiri terpaku.Naira mengangkat wajah. Matanya menatap kami satu-satu.Lalu berkata dengan tenang, “Aku nggak datang buat minta maaf atau minta diampuni. Aku cuma mau satu hal: anakku diakui.”Semua membek

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 8

    “Aku nggak bisa tidur semalaman,” katanya lagi, duduk di sebelahku, berbalut cardigan panjang. “Aku tahu aku salah. Tapi aku... aku cuma pengen kita semua hidup tenang.”Aku menatapnya. “Tenang dengan menyimpan rahasia sebesar itu, Nay? Kamu tahu kan Wildan itu adikku.”“Aku tahu.” Suaranya nyaris seperti bisikan. “Dan justru itu yang bikin aku bingung, Mas. Kalau aku jujur dari awal kamu pasti marah. Kamu pasti hancur.”Aku tertawa kecil—pahit. “Dan sekarang aku nggak hancur?”Dia menunduk.Aku ingin marah. Tapi aku juga tahu, Nayla nggak sepenuhnya salah.Semua ini... rumit.***Siangnya, rumah mulai ramai. Ammar pulang dari Bandung. Abrar juga akhirnya turun dari kamarnya, setelah sekian lama mengurung diri. Nayla sudah menyiapkan makan siang bersama.Tapi suasananya... dingin.Alisa dan Aleeya duduk di pojok ruang makan, tak bicara banyak. Mereka hanya saling pandang setiap kali nama “Wildan” atau “Naira” disebut.“Mbak,” kata Ammar akhirnya memecah sunyi, “aku nemu sesuatu di Twi

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 7

    Malam itu, aku menatap Nayla dengan perasaan campur aduk.Aku mencintainya, tentu. Tapi... apa mungkin aku sebenarnya nggak benar-benar mengenalnya?Aku mengamati wajahnya yang tertidur di sebelahku. Damai. Tenang.Tapi kata-kata Wildan masih terngiang-ngiang di kepalaku:“Nama belakang pengirim surat itu sama dengan nama keluarga Nayla.”Aku tahu, Nayla anak tunggal. Tapi... dia pernah bilang punya sepupu-sepupu dari pihak ayahnya yang tinggal di luar kota. Salah satunya, katanya, sempat dekat banget pas kecil... tapi sekarang udah lost contact.Entah kenapa, perutku terasa mual mendadak.---Keesokan harinya, aku sengaja mengambil cuti dari kantor. Tujuanku jelas: aku harus cari tahu.Aku mulai dengan menyelidiki keluarga besar Nayla—sesuatu yang seharusnya kulakukan sebelum menikahinya.Dari hasil penelusuran online dan tanya-tanya ke kerabat yang datang waktu lamaran, aku mendapat satu nama mencurigakan:Kania Hanafiah.Nama ini juga yang muncul di sudut kecil amplop surat yang di

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 6

    “Mas,” Nayla keluar membawa jaketku. “Dingin.”Aku menyambut jaket itu dan menatap istriku. “Kamu yakin dia nyebut nama Naira?”Nayla mengangguk pelan. “Aku enggak salah dengar. Dia nangis, Mas. Dan wajahnya penuh rasa bersalah.”Aku terdiam, mencoba mencerna. Wildan bukan tipe cowok sentimentil yang gampang nangis, apalagi sampai ngomong sendiri tengah malam. Itu bukan Wildan yang aku kenal.---Hari itu berlalu seperti biasa. Tapi ada satu hal yang terus menarik perhatianku: Wildan.Dia lebih pendiam dari biasanya. Setiap ditanya tentang aktivitasnya selama di Jogja, dia hanya menjawab pendek-pendek. Bahkan saat ditanya soal syuting, dia cuma bilang, “Lagi vakum.”Sampai akhirnya, saat malam mulai turun dan rumah mulai sepi, aku nekat mengetuk pintu kamarnya.Tok tok.“Dan, bisa ngobrol sebentar?”Suara di dalam kamar terdengar berat. “Masuk aja.”Aku membuka pintu perlahan. Wildan duduk di pojok kasur, hoodie masih dipakai meski udara cukup panas.“Ada apa, Kak?” tanyanya pelan.Ak

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 5

    Aku menatap langit. “Dia paling ngerti gimana dulu Bunda jatuh dan bangkit. Aku tahu, dia pasti punya alasan kenapa ga datang.”Nayla mengangguk. “Tapi tetap aja rasanya aneh kalau dia ga muncul di hari spesialmu.”“Bukan cuma hari spesialku. Tapi hari Bunda juga. Aku cuma takut, jangan-jangan dia... ngerasa bukan bagian dari keluarga ini lagi.”Aku belum selesai bicara saat ponselku berdering. Sebuah nomor tak dikenal muncul di layar. Aku nyalakan loudspeaker tanpa pikir panjang.“Hallo?” ucapku.“Kak Alif, ini... gue.”Suaranya berat. Terdengar seperti baru saja habis berlari atau menangis?“Wildan?”“Hm,” sahutnya pelan.Aku langsung berdiri dari kursi. Nayla ikut menegakkan duduknya.“Lu di mana, bro? Kita semua nungguin. Bahkan Bunda sering nanyain lu.”“Gue di Jogja,” katanya pelan.“Jogja? Serius? Ada apa?”Wildan diam lama. Napasnya terdengar lewat sambungan telepon. Lalu akhirnya, ia berkata, “Gue kabur dari lokasi syuting. Gue pulang ke rumah yang dulu. Rumah waktu nyokap gu

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    SEASON 3 BAB 4

    “Alhamdulillah, Tante. Justru saya bersyukur bisa tinggal dekat keluarga suami. Rumah ini hangat. Dan ibu mertua saya, Masya Allah... luar biasa baik dan perhatian.”Ibu yang sedang menyajikan es teh di meja, hanya tersenyum sopan, menimpali, “Namanya juga rumah keluarga, Bu Rosi. Kadang ramai, kadang ribut, tapi tetap saling jaga. Insya Allah, saya tidak akan ikut campur urusan rumah tangga mereka.”Aku bangga melihat Nayla bisa bersikap dewasa. Tapi suasana sedikit canggung setelah itu. Alisa dan Aleeya buru-buru mengganti topik dengan menawarkan permainan kartu di teras. Suasana kembali cair, tapi aku masih memikirkan tentang Damar dan tatapan aneh Abrar pagi tadi.Malamnya, setelah semua tamu pulang, aku menemui Abrar yang duduk di loteng sambil main gitar.“Bar... kamu kenal Damar?” tanyaku pelan.Abrar tak menjawab. Tapi petikan gitarnya berhenti. Ia menunduk, lalu berkata lirih.“Dulu... waktu aku kelas satu SMA, dia kakak kelasku. Sering nge-bully.”Aku terdiam. Tak menyangka.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status