Share

Bab 63

Author: Mutiara Sukma
last update Last Updated: 2025-01-27 22:22:27

"Berantem lagi, Nduk?"

Ibu yang sedang duduk di sofa menatapku yang datang dengan wajah kusut. Ibu memang tidak ikut jalan jalan. Entah kenapa.

Aku menjatuhkan bobot tubuh disamping Ibu.

"Semakin Tari rajin istikharah, semakin sering perdebatan terjadi diantara kami."

"Tidak apa, jangan berhenti. Bukan sholatnya yang membuat hubungan kalian terlihat berantakan. Tapi, memang cara Allah menunjukkan langkah mana yang akan ditempuh."

Ibu meraih tanganku.

"Nduk, tadi Ayahnya Wildan kesini. Dia nitip salam. Sekaligus minta maaf karena sudah ngerepotin kamu."

"Duh? Iya kah Bu? Tari benar-benar tak enak, Wildan tadi tak diajak gara gara Mas Elzio ga berkenan."

"Udah gapapa. Elzio mungkin ingin lebih dekat dengan kamu dan anak-anak."

***

"Saya mau ketemu anak anak saya! Saya papanya!"

Suara ribut-ribut dari luar membuatku bergegas keluar.

"Maaf, Bu. Orangnya ini ngotot minta masuk ke dalam." Pak Rudi terlihat kewalahan memegang mas Arsen yang berontak dan berteriak-teriak seperti orang ga w
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 64

    "Terimakasih, Pak Nadhif. Kalau tidak ada bapak, saya tak tahu apa yang akan dia lakukan pada saya.""Bunda ..."Alir berlari dari dalam sambil menangis. "Tak apa Sayang."Aku mengusap kepala Alif yang masih terisak dalam pelukan"Tadi, Alif menelpon saya, Bu. Jadi, saya buru buru kesini.""Oh, jadi Alif juga menolong bunda?" Aku meraup wajah Alif yang masih basah karena air mata. Anak sulungku itu menganggukkan kepala."Makasih, Sayang." Berkali kali aku mencium pipi Alif. Bukannya risih, Alif malah makin mengencangkan tangis."Bunda, kalau bunda mau menikah lagi. Alif setuju, Bunda. Jangan sampai bunda disakiti papa lagi."Aku meringis. Pak Nadhif hanya tersenyum lalu menunduk.Tak lama Ibu dan Bik Inah pulang dari pasar. Pantas saja, saat Mas Arsen menyerangku, tak ada yang keluar membantu. Dan sepertinya laki-laki itu memata-matai rumahku. Sehingga tau aku hanya sama anak-anak saja dirumah. Sungguh nekat. Padahal, ada Pak Rudi di depan.***Setelah kejadian itu, aku makin khawati

    Last Updated : 2025-01-27
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 65

    "Kamu ....?"Mami Karla menunjuk nunjukku dengan raut tak percaya. Tanganku terangkat begitu saja. Emosi menguasai diri. Ternyata, dia lah yang menerorku, melontarkan kata kata yang selalu merendahkan."Anda tidak punya hak untuk menghina saya. Jika anda tidak mau anak anda menikah dengan saya, tunjukkan power anda sebagai seorang ibu yang berkuasa atas anaknya. Jangan seperti anak kecil, main teror dan pakai drama murahan!"Mata mami Karla melotot lotot menahan amarah. Aku membalas tatapan itu, kemudian berlalu meninggalkan tempat yang sedari awal sudah memberikan kesan tak mengenakkan.Abrar mulai risih dalam gendongan. Aku segera memasukkan ke mobil dan menaruhnya di baby car seat. Dengan cepat aku pun pergi, melajukan mobil tanpa menengok lagi. Sudahlah, aku tak akan pernah menginjakkan kaki lagi di rumah itu. Dan tak akan tergoda bujuk rayu, iming iming pernikahan yang indah. Tak akan. Harapan itu tak akan tercipta selama orang tua dari salah satu pihak memiliki ego yang tinggi.

    Last Updated : 2025-01-29
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 66

    "Sampai kapan aku akan merepotkan Mas, Mbak Rahma dan Ibu? Setiap hari Mas harus mengawasi aku dan anak-anak. Sementara mas sendiri kan punya keluarga.""Emang tugas Mas menjaga adik perempuan Mas kok. Ngapain kamu yang pusing. Mbak Rahma mu juga ga keberatan. Dia malah seneng tinggal disini, rame sama anak-anak." Dia tersenyum."Makasih ya, Mas.""Makasih untuk apa? Mas lho yang makasih kamu udah bantuin perekonomian Mas. Mas jadi punya usaha dan sedikit sedikit bisa menabung untuk keperluan nanti. Doakan Mas, biar Mbak mu segera hamil. Mas juga pengen ngendong bayi.""Iya, Mas. InsyaAllah aku do'akan Mas dan Mbak Allah kasih keturunan yang banyak, sehat, sempurna dan menjadi anak-anak yang Sholeh Sholehah.Mas Fatan tersenyum lalu meng-Aaminkan. Kemudian pamit mau menjemput Alif yang pergi mengaji. Walau, kadang was was jika Mas Arsen akan kembali menganggu. Menyesal juga aku tidak melaporkan laki-laki itu ke polisi.Malamnya, kami sedang asik mengobrol diruang tamu. Sembari menemani

    Last Updated : 2025-01-31
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 67

    "Kamu terlalu sabar. Adakan konferensi pers dong. Ini tentang nama baik." Remon mulai memanas-manasi."Iya, Dek. Kalau kamu ga bicara, bagaimana orang bisa tahu kejadian sebenarnya." Mas Fatan juga gregetan. "Tapi, aku tak punya bukti, Mas. Kehadiranku memberikan penjelasan pasti hanya dianggap membela diri. Dan menimbulkan hujatan baru.""Iya juga, sih. Licik juga ya, ibunya si dokter itu. Dia membawamu ke kandangnya dan sepertinya memang sudah direncanakan."Remon manggut-manggut. "Jadi apa rencanamu, Ri?" Tanyanya kemudian."Aku tak punya rencana apa apa. Biarkan kedzaliman menemukan muaranya. Pembalasan dari Allah pasti lebih menyakitkan dibandingkan aku harus menghabiskan energi untuk melakukan hal buruk seperti yang mereka lakukan padaku. Aku yakin Allah tidak tinggal diam melihat aku disakiti.""Tapi, Tari ..."Aku bangkit. Jujur, aku kecewa, sakit hati. Tapi, ibu selalu mengajarkan untuk tidak mengotori tangan kita sendiri karena dosa orang lain."Aku hari ini mau bertemu Pa

    Last Updated : 2025-02-01
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 68

    "Oleh oleh sedikit, Bu.""Makasih banyak, ya Nak." Mata ibu berkaca-kaca melihat isi hadiah yang diberikan Pak Nadhif. Sebuah Al Qur'an lansia jumbo yang begitu indah. Dan sehelai kerudung besar juga satu setel mukena yang sangat mirip dengan punya Ibu. Mukena pemberian ayah sewaktu ibu muda dulu. Yang sampai sekarang masih disimpan ibu. Tapi, bagaimana Pak Nadhif tahu tentang mukena itu? Mukena yang selalu ibu cium ketika ibu merindukan ayah. Ibu menangis sambil memeluk hadiah itu."Terimakasih, Nak. Terimakasih ..." Air mataku juga tak sengaja turun. Kami memang sangat merindukan ayah. Sosok lelaki yang menjadi cinta pertamaku. "Sama-sama, Bu. Kalau begitu saya pamit." Pak Nadhif menoleh ke arahku."Bu tari sepertinya mau pergi?""Eh iya, Pak. Saya ada perlu mau ketemu teman." Aku gelagapan. Dengan cepat menghapus ujung mata yang sempat basah karena melihat Ibu."Mau bareng? Tapi saya pakai motor."Aku terdiam. Pakai motor? Aku melirik jam tangan. Sudah jam delapan. Sementara jam

    Last Updated : 2025-02-01
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 69

    Pak Raka menyibak kerumunan wartawan itu dengan tegas."Maaf ... maaf, permisi ...Mbak Tari ada urusan dengan saya. Tolong kasih jalan, ya."Laki-laki berkacamata itu menarik tanganku agar mengikuti langkahnya. "Ijin wawancara sebentar dong, Pak. Biar clear masalahnya." "Maaf ya, hari ini Tari ada pekerjaan. Lain kali, Oke!""Sebentar saja, Pak. Ini masalahnya rame sekali di media sosial. Minta waktu sedikit saja, Pak. Apa benar Mbak Tari ini pelakor yang temperamental."Astaghfirullah ... "Bentar, Pak. Ijinkan saya bicara sebentar dengan mereka. Saya harus meluruskan. Saya bukan pelakor." Aku melepas pegangan tangan Pak Raka. Dengan dada yang masih berdenyut kencang aku memejamkan mata sejenak lalu mulai menyapa wartawan wartawan itu.Semua pertanyaan dari mereka ku jawab dengan lugas. Menceritakan apa yang terjadi kemarin dan perjanjian aneh yang dibuat oleh Bu Karla. Tentang hubungan Elzio dan dokter Viola itu aku sama sekali tak paham bagaimana. Karena dokter itu ada setelah ak

    Last Updated : 2025-02-02
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 70

    "Mau pulang?" Aku yang sedang memijit mijit keyboard ponsel mau memesan taksi online mengangkat kepala. "Lho? Pak Nadhif?"Laki-laki itu tersenyum."Saya juga baru selesai ketemu klien, tadi niatnya mau langsung pulang. Kebetulan ketemu Bu Tari disini.""Hah? Serius Pak? Kok bisa kebetulan.""Yah, mungkin jodoh, Bu." Mataku membola."Hahah becanda, Bu. Hanya kebetulan. Klien saya juga di kantor ini." Ralat nya. Tapi masih menyisakan senyum, yang membuat hatiku tiba tiba berdebar aneh.Aku menghela napas lega. Kami serentak tertawa kecil. Ternyata ayahnya Wildan ini bisa juga mencairkan suasana. ***"Dek, mas bangga sama kamu. Jawaban kamu pada paparazi itu keren banget. Kelas!""Ah, biasa aja, Mas. Aku hanya bicara fakta." Timpalku."Iya, ibu pun seneng denger nya. Semoga setelah ini tak ada lagi berita miring tentang kamu ya, Nduk.""Iya, Bu. Aamiin semoga, Bu."Sore ini kami sedang duduk santai di depan. Ngeteh dan mengawasi anak-anak yang sedang lesehan di teras sambil mewarnai.

    Last Updated : 2025-02-02
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 71

    "janda? yang gatel? Ini saya kasih tau mana yang gantel itu, ya! Niiih ... Ini ... Rasakan nih. Makan tuh janda gatel." Ibu dengan beringas mengacak acak rambut Mami Karla dengan kedua tangannya. Mahkota yang pasti ditata di salon dengan bayaran mahal, seketika berubah seperti rambut emak emak yang habis diseruduk kerbau. Berantakan.Perempuan muda yang mirip dokter Viola yang tempo hari bertemu denganku itu berteriak-teriak. "Heh! beraninya keroyokan! Dasar kampungan. Ga tau malu. Lepas!" Pekiknya. Ibu tak menghiraukan. Tangannya tetap lincah mengeksekusi mami Karla yang terlihat memprihatinkan."Makan nih, janda. Anakmu yang gatal, nyamperin anakku terus, sekarang nuduh anakku yang gatal!" Ibu tak menghiraukan ocehan Dokter Viola, maupun lolongan mami yang memprihatinkan."Ampun, dasar kampungan! Lepas! Violaa ... Bantuin Mami, Vi!" Pekiknya.Mendengar Maminya berteriak memanggil, Viola seperti punya kekuatan untuk melepaskan diri. Pak Rudi jadi kewalahan.Aku ngefreeze, terpak

    Last Updated : 2025-02-04

Latest chapter

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 138

    Tari menghela napas panjang. "Aku tahu, Mas. Tapi Alisa nggak mau dengar. Setiap kali kita mencoba memberitahu, dia malah makin memberontak."Ammar yang sejak tadi berdiri di dekat tangga akhirnya ikut bicara. "Aku dan Alif sudah menyelidiki lebih lanjut, Mas. Rio punya koneksi dengan beberapa orang yang mencurigakan. Teman-temanku bahkan bilang dia pernah terlibat dalam kasus yang lebih besar, tapi berhasil lolos."Nadhif mengepalkan tangannya. "Aku akan bicara dengan seseorang yang bisa menyelesaikan masalah ini. Kalau perlu, aku akan menggunakan koneksiku di kepolisian.""Mas… apakah harus sejauh itu?" Tari menatap suaminya dengan khawatir."Kalau menyangkut keselamatan anak kita, aku nggak akan ragu, Tari." Wajah Nadhif mengeras. "Aku nggak mau melihat Alisa menjadi korban berikutnya."---Sementara itu, di dalam kamar, Alisa duduk di sudut tempat tidurnya dengan ponsel di tangan. Matanya merah akibat menangis. Di layar, ada pesan dari Rio.Aku nggak akan biarkan mereka memisahkan

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 137

    "Maksud Bunda, kamu belum disentuh oleh baj1n94n itu kan!" Tanya Alif tegas. Tari tertunduk. Betapa remuk hatinya jika hal itu benar terjadi.Alisa tertawa keras. Tapi, air mata nya mengalir deras."Kakak kira aku wanita murahan?" Jeritnya. Mendengar hal itu justru semua yang ada disana menghela napas lega. Tentu saja itu yang utama bagi mereka. Jika Alisa sudah dirusak oleh Rio, tak ada jalan lain selain membawa hal ini ke ranah hukum."Syukur lah. itu yang terpenting. Kamu masih kecil, Dek. Jangan sampai ada yang merusakmu dengan alasan cinta.""Aku juga tau, Kak. Memang Rio beberapa kali mengajakku untuk bertemu di hotel. Tapi, aku tak mau. Aku juga tau kalau nanti pertemuan itu pasti akan mengarah ke hubungan terlarang."Tari menghampiri Alisa lalu memeluknya."Berjanjilah untuk selalu berpikir seperti ini, Nak. Kehormatanmu diatas segala galanya. Jangan korbankan hanya karena nafsu sesaat." Suara Tari bergetar menahan haru.Alisa yang kini terisak dalam pelukan ibunya tak mampu

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 136

    “Setidaknya beri aku waktu lebih lama untuk bicara dengannya,” pintaku pelan.Mas Nadhif menghela napas. “Baik. Tapi kalau dalam seminggu tidak ada perubahan, kita harus mempertimbangkan langkah lain.”Aku mengangguk, tapi hatiku tidak tenang. Bagaimana jika Alisa malah semakin menjauh? Dan bagaimana jika Rio belum benar-benar pergi dari hidupnya?***Keesokan harinya, setelah semua orang pergi, Saat aku berpikir keras, tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku melihat nomor tak dikenal di layar. Dengan ragu, aku mengangkatnya.“Halo?”Suara seorang perempuan terdengar di seberang sana. “Bu Tari, saya harus bicara dengan Anda. Ini soal Rio dan Alisa.”Jantungku berdegup kencang. “Siapa ini?”“Saya Fina. Saya mantan pacar Rio. Dan saya punya sesuatu yang harus Ibu lihat.”Aku tercekat. Mantan pacar Rio? Apa lagi ini?“Apa yang ingin kamu bicarakan?” tanyaku waspada.“Saya nggak bisa bicara lewat telepon. Kita harus bertemu.”Aku ragu sejenak, tapi ada sesuatu di nada suara Fina yang membuatku y

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 135

    "Saya minta baik-baik, Rio. Tolong tinggalkan anak saya. Kejarlah hidupmu. Tanpa membawa serta putriku. Dia masih mau sekolah. Tak ada waktu untuk pacaran!" Ucapku tegas. Kali ini aku mulai muak.Aku melihat ekspresi Alisa berubah, antara marah dan panik. Dia menggenggam tangan Rio erat, seakan meminta perlindungan.Dari kejauhan dia pemuda datang mendekat. Aku dapat memastikan itu Ammar dah Abrar. Setelah dekat kedua anakku itu berdiri disampingku dengan wajah menatap tajam ke ada Rio."Lu pergi baik-baik atau gw paksa!" Sentak Ammar.“Kak, kalian nggak perlu ikut campur!” seru Alisa, matanya berkaca-kaca.Rio tersenyum tipis, seakan menikmati situasi ini. “Wah, keluarga yang overprotektif, ya?”Aku menatapnya tajam. “Bukan overprotektif, Rio. Kami hanya peduli dengan Alisa. Kami tahu apa yang terbaik untuknya.”Ammar menyilangkan tangannya di dada. “Kami sudah menyelidikimu, Rio. Teman-temanku tahu banyak soal jejak kelammu. Dan aku yakin, Alisa nggak akan percaya begitu saja kalau

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 134

    Alisa masih diam. Aku menatap Aleeya yang juga tampak cemas.“Aleeya, boleh Bunda bicara berdua dengan Alisa?” pintaku.Aleeya mengangguk menutup bukunya dan segera keluar, lalu menutup pintu pelan-pelan.Aku kembali menatap Alisa. “Nak, kamu tahu kan Bunda sayang sama kamu?”Alisa masih tidak menoleh.Aku menarik napas panjang. “Bunda dengar kamu masih dekat dengan Rio.”Saat itu juga Alisa langsung bangkit dan menatapku tajam. “Bunda udah nyuruh siapa buat nyari tahu urusan Alisa?” suaranya bergetar, entah marah atau takut.“Bunda hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja.”Alisa mendengus. “Bunda nggak suka sama Rio, kan? Karena dia nggak sekaya harapan bunda kan? Karena dia nggak punya masa depan?”Aku terhenyak. “Bukan begitu, Nak. Bunda hanya ingin yang terbaik buat kamu.”“Rio itu baik! Bunda aja yang nggak mau kenal dia,” katanya dengan suara yang lebih tinggi.Aku mengusap wajahku, berusaha menahan emosiku. “Alisa, kamu masih terlalu muda. Rio bukan orang yang baik, Nak. Dia

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 133

    Setelah kejadian itu Alisa mogok sekolah. Aku tidak mau memaksakan. Toh, itu juga lebih baik baginya sehingga dia tidak bisa bertemu lagi dengan lelaki berandal itu.Hari ini Mas Nadhif juga pulang. Aku dari pagi sibuk menyiapkan hidangan spesial untuknya dan Wildan. Diantara anak kami, hanya Wildan yang tidak mau kuliah. Dia memilih mengikuti jejak ayahnya sebagai produser."Bunda masak apa lagi? Biar aku bantu." Ammar yang libur kuliah menghampiriku. Tangannya mulai mengaduk-aduk spatula di atas penggorengan."Ga usah, udah mau selesai kok." Tolakku lembut."Bun, Alisa kenapa, Bunda sudah tau?" Tanyanya tiba-tiba.Aku menggeleng tapi mataku menatap Ammar untuk mencari jawaban."Kenapa dengannya? Anak itu menutup diri dari bunda. Entah apa salah Bunda, Bunda juga tidak tahu." Ammar menepuk pelan pundakku."Bunda tidak salah apa-apa, Bun. Bunda perempuan hebat yang Ammar miliki. Selamanya akan seperti itu. Bunda tidak boleh menyalahkan diri sendiri, apa yang terjadi pada Alisa sudah

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 132

    "Mas, Alisa sudah mengkhianati kepercayaan kita, Mas. Dan yang lebih menyakitkan lagi, dia hampir saja mencelakai Aleeya. Gimana kalau teman laki-laki nya itu bukan orang baik baik?" Aku mencurahkan isi hatiku pada Mas Nadhif lewat sambungan telepon."Iya, Mas juga ga percaya Alisa bisa senekat itu. Nanti Mas pulang, Alisa akan mas marahi, ya."aku menggeleng cepat. Walau ku tahu Mas Nadhif tidak bisa melihatnya."Jangan, Mas. Aku tidak meminta kamu memarahinya. Aku hanya meluahkan isi hatiku aja kok." Mas Nadhif tertawa kecil."Eh iya gimana Wildan? Apa dia bisa mengikuti arahan Mas dengan baik?" Aku mengalihkan pembicaraan."Alhamdulillah, Wildan juga cepat nangkap ilmu yang Mas ajarkan. Jadi, ga perlu khawatir. Kalau nanti Mas meninggal sudah ada Wildan yang akan mengurus jenazah Mas.""Huss, Mas! Ngomong apa sih!" Mas Nadhif tertawa lagi. Jujur aku tak bisa lagi mencari keburukan Mas Nadhif sejak kejadian waktu itu."Ya gapapa, kok. Kan memang sudah kepastian akan hal itu. Semua ya

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 131

    "Bunda kok ada di sini?" Wajah Aleeya pucat pasi. Pasti dia tidak menyangka aku akan ada di sini."Bunda yanga seharusnya nanya, kamu kenapa kesini? Dan laki-laki ini siapa?"Aku menunjuk laki-laki itu dengan dagu. "Maaf, Tante. Saya kesini ...""Saya tidak minta penjelasan dari kamu!" Cetusku membuat dia terdiam."Bunda, aku kesini karena disuruh Alisa. Aku sendiri tidak tahu untuk apa. Karena kata Alisa kalau aku tidak datang dia akan sangat marah pada ku, Bun.""Alisa?" Tanyaku heran. Aleeya mengangguk kuat. Aku menelisik wajah itu dengan seksama. Memang tidak ku dapati kebohongan. Tapi, aku masih tak habis pikir. Kenapa Alisa melakukan ini kepada saudara kembarnya. "Kamu kenal Alisa?" Ini pertanyaanku tertuju kepada laki-laki gondrong di sebelahku ini. Dia menunduk seakan enggan untuk menjawab pertanyaanku. "Kenal kan?"Dia mengangkat kembali kepalanya. Kini mata kami beradu."Saya bingung, Bu. Ini Alisa apa Aleeya?"Aku menghela napas panjang."Mas, saya ini Aleeya. Tadi Alis

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 130

    "Prinsip bunda masih sama. Tak ada pacaran sebelum pernikahan.""Tapi aku tak pacaran, Bun!" Pekiknya."Bunda percaya kok. Sekarang bawa sini hp nya. Bunda akan simpan sampai besok pagi. Biar malam ini kamu istirahat." Ujarku lembut.Dengan berat hati Alisa mengeluarkan ponsel dari bawah selimutnya dan menyerahkan padaku."Tenang, bunda gak akan melanggar kesepakatan kita." Mendengar itu Alisa tersenyum. Dia memelukku erat. Aku merasa ini pelukan rasa bersalah yang kini bersarang dalam hatinya karena menyembunyikan sesuatu yang tidak aku suka.Setelah memastikan Alisa tidur aku kembali ke kamar. Menaruh ponsel Alisa di atas meja. Hatiku terasa gundah. Antara ingin melihat pesan yang ada disana, atau amanah dengan perjanjian kami. Aku duduk di pinggir ranjang. Mata tetap terarah ke ponsel biru muda itu. Hingga tak lama ada pesan masuk dari kontak yang dinamai "Alex" yang terlihat di bar notifikasi.[Jangan lupa besok kita ketemuan di taman kota, ya. Aku jemput kamu jam 9.]Aku menaha

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status