Share

Bab 16

Auteur: Mutiara Sukma
last update Dernière mise à jour: 2025-01-10 18:44:18

Rani tiba-tiba masuk. "Wah, ada rapat keluarga?" Serunya. Aku memberi kode agar Rani menyalami keluarga Tari. Tapi, perempuan itu justru masuk ke kamar utama dimana itu adalah kamarku dengan Tari. Tanpa kuduga, Tari berjalan cepat lalu menarik rambut Rani ke belakang, hingga perempuan itu menjerit-jerit dan berusaha melepaskan tangan Tari yang mencengkram erat. Aku terpaku. Kaget dengan reaksi Tari.

"Ini rumahku, kamarku, dan ini istanaku. Kau boleh mengambil laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi mantan suamiku itu, tapi jangan pernah menginjakkan kaki disini! Ini milikku juga anak-anak ku!" Tari melepas genggamannya sambil mendorong Rani ke arahku.

Ibu dengan sigap mendekat, aku kira akan membantu Rani, ternyata mau memeluk anak perempuannya yang terba kar emosi. Tangisnya pecah. Tapi tidak dengan Tari.

"Dek, tolong kita bicarakan ini baik-baik tanpa emosi!"

"Gimana ga emosi? Lu membawa perempuan ini kehadapan istri yang sering lu sakiti. Dan meminta dia untuk menerima kalian d
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (4)
goodnovel comment avatar
Ari Lanang
lnjt donk,,,,seru tau ...
goodnovel comment avatar
Ari Lanang
gmn y biar gd iklan nya,,,LG seru" nya,,tau" iklan LG ...
goodnovel comment avatar
imroatul aliyah
bisa" pingsan tau tari sudah jadi orang kaya
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 17

    Mama mengambil kesempatan masuk ke dalam rumah di saat Tari sedang sibuk di wawancara. Aku tak sempat menyimak karena ditarik Mama dan duduk di ruang tamu. Ibu tari yang melihat kami, terdiam. Mungkin malu untuk berteriak takut nanti malah akan memancing kegaduhan.Hampir tiga puluh menit kami menunggu, hingga orang-orang seperti wartawan itu pergi. "Tak tau malu kalian ini! Tak menyangka bisa seapes ini saya punya besan!" Sentak Ibu begitu masuk dan melihat kami duduk dengan santai."Tenang Bu Siti. Justru ibu beruntung punya besan seperti saya. Kalau pun Arsen akhirnya menikah lagi, dia tetap akan bertanggungjawab kok dengan Tari dan anak-anak." Sela Mama."Halah, omong kosong, janji kampanye!" Cibir ibu nya Tari.Bersyukur tak ada Mas Fatan. Mobil putihnya juga tak terlihat diluar. Kemungkinan sedang pergi sama anak-anakku, entah kemana. Karena sedari tadi aku juga tak melihat anak-anak di rumah ini. Tak lama Rani datang dengan menaiki ojek online. Perempuan itu menggeret koper ya

    Dernière mise à jour : 2025-01-13
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 18

    Seharian mereka di kamar. Tak ada tanda-tanda anak-anak berada disana. Beberapa kali aku mengetuk pintu, tapi tak ada sahutan. Hanya Bik asih, pembantu Tari yang bolak-balik di dapur. Dia samanya dengan Tari. Tak buka suara walau sudah dibentak Mama. Apa yang disuruh Mama dianggap angin lalu."Ran, kamu masak gih sana. Mama laper." Ujar Mama pada Rani yang duduk santai di sofa. Rani menatapku.Aku membuang pandangan ke jendela. Enak aja, aku capek habis membereskan kamar yang ditinggalkan Tari tadi. Sekarang, harus masak pula."Masak apa, Ma? Itu kan ada pembantu?" Rengeknya."Kamu ga liat. Mama ga dianggap sama sekali. Jangankan membantu, menjawab mama pun dia tak mau!"Rani membuang napas kasar. Lalu bangkit menuju dapur. Biar dia belajar menjadi istri. Jangan hanya bisa bersantai-santai."Ma, masak apa? Kompornya ga ada. Ini kulkas juga udah dicopot kabelnya, ga ada apa-apa di dalamnya, kosong." Teriak Rani. Mama bangkit dengan kesal. Aku tak peduli, masih sibuk mencari lowongan ke

    Dernière mise à jour : 2025-01-14
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 19

    "Lho, mau dibawa kemana perabotan Arsen? Hentikan! Ini bukan punya Tari!" Teriak Mama."Tari, hentikan! Ini barang-barangku! Kamu ga ada hak untuk membawa ini semua!" Aku pun ikut mencegah. Tapi, tak ada yang mempedulikan. Tari, sibuk mengarahkan orang-orang sewaan nya untuk mengangkut barang.Hampir sejam semuanya beres dimasukkan ke dalam truk. Meski Mama berteriak-teriak melarang, percuma mereka bekerja seperti tak punya telinga.Rumah sudah kosong melompong. Sofa, lemari bahkan karpet dilantai saja dibawa Tari. Hanya kasur rusak dikamar utama yang tersisa."Itu kado pernikahan dariku."lirih Tari tanpa menatapku sama sekali."Dek, tolong, mas minta maaf." Aku menarik tangannya. Tapi, perempuan itu menepis kasar."Kamu ga ingat perjanjian kita, Mas? Jika kamu menikah, semua yang pernah kita miliki bersama menjadi milikku dan anak-anak. Bersyukur kamu masih kuijinkan untuk tinggal.""Tapi, aku masih suamimu!" Aku memelas. Gimana aku hidup jika semuanya dibawa oleh Tari."Apa kamu ga

    Dernière mise à jour : 2025-01-15
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 20

    "Kira-kira laku berapa, ya, Ar?" Tanya Mama ketika kami sedang makan."500juta lebih itu, Ma!" Timpal Rani. "Kalau laku segitu, belikan aku kalung ya, Mas!" Lanjutnya."Kok kalung, kalian kan belum punya rumah." Timpal Mama."Kan sementara bisa tinggal disini, nemenin Mama." Jawab Rani sembari tersenyum. Aku melirik ke arah Mama yang tampak tak suka."Kalau sementara, boleh. Tapi, kalau selamanya, ga bisa." Mama menekan ucapannya."Nanti selesai kuliah Monik pasti akan tinggal disini."lanjutnya lagi."Iya, Ma. Tenang aja. Arsen pastikan sebelum Monik selesai pendidikan. Arsen dan Rani sudah memiliki rumah sendiri." "Bagus. Kalian harus mandiri. Kayak dulu sama Tari." Sahut mama. Hal itu membuat Rani mencebikkan bibir. Beruntung Mama tak melihat reaksi Rani.Hampir dua Minggu aku dirumah saja. Pemasukan tak ada. Kami makan dari hasil penjualan perhiasan Mama."Gimana rumah sudah laku, Ar?" Tanya Mama.Aku yang masih kebingungan mencari dokumen rumah itu hanya diam."Arsen!" Sentak Ma

    Dernière mise à jour : 2025-01-16
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 21

    Mendengar perdebatan kami, suara anak-anak yang sedang becanda di dalam terhenti. "Papa ..." Pekik Alif dari jauh, disampingnya Ammar yang menatapku datar."Alif, sini, sayang." Aku melambaikan tangan. Namun, Alif menggeleng-gelengkan kepalanya."Kenapa? Yuk, sama Papa. Kita beli mainan yuk." Bujukku."Ga mau, Papa. Mainan Alif dan Ammar sudah banyak dibelikan teman-teman Mama. Teman-teman Mama baik-baik, Pa. Alif juga dikasih jajanan yang banyak." Ciloteh Alif. "Tuh, anak anda aja udah ga butuh anda, Pak. Pulang aja sana. Sebelum Mas Fatan datang. Saya dengar Mas Fatan alergi banget sama kamu, bawaannya pengen makan orang katanya."" Ledek laki-laki yang bernama Elzio itu."Diam! Kau hanya orang luar!" "Iya, sayangnya orang luar ini akan segera masuk dalam kehidupan mantan istri anda!" jawabnya tegas."Jangan mimpi! Saya tak akan pernah menceraikan Tari. Kami sudah punya tiga anak. Mana mungkin kami berpisah lalu mengorbankan anak-anak."Laki-laki itu tertawa terbahak-bahak. "Anda

    Dernière mise à jour : 2025-01-16
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 22

    "Kenapa, Ma?" Suara tangis Mama makin kencang."Mama rasanya ga kuat kalau Rani tinggal disini. Kamu lihat di kamar dan ruang tamu. Istri kamu udah seperti ratu disini. Mama capek. Mama mau kamu segera bawa istri kamu dari sini. Mama lebih baik tinggal sendiri seperti dulu, Ar." Isak Mama. Aku menghela napas panjang. Rani sudah berkali kali aku mengatakan jika dia harus membantu Mama jika mau tinggal disini."Maafkan Rani, ya, Ma. Arsen akan mengingatkan dia lagi." Mama masih terisak. Aku meninggalkan beliau dan masuk ke dalam. Benar saja ruang tamu berantakan. Kulit kuaci bertebaran di atas lantai. tapi, tak ada Rani. Aku berjalan cepat ke kamar. Mataku membola. Piring kotor dan gelas bekas minumnya tergeletak di lantai begitu saja. Pakaian kotor juga di tumpuk di pojokan. Dan orangnya tidur telentang dengan mulut terbuka hingga mengeluarkan suara yang sedikit menganggu. "Ya ampun Rani!" Aku menggoyangkan tubuh perempuan yang hanya memakai kaos pendek dan ketat hingga menampakkan

    Dernière mise à jour : 2025-01-17
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 23

    Keesokan harinya. Pagi pagi aku sudah rapi. Beberapa lamaran yang kukirim lewat email di internet mendapatkan feedback. Aku dipanggil untuk interview. "Semoga lancar ya, Ar," ujar Mama tulus."Aamiin, tolong bantu do'a ya, Ma." Sahutku lalu mencium tangan Mama takzim."Pasti, Nak." Mama mengantarkan hingga sampai ke motor. Terlihat sekali jika Mama sangat berharap aku segera bekerja. Sudah sebulan ini Mama terpaksa menjual perhiasan-perhiasannya untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Ditambah kiriman untuk Monik yang tak boleh tidak.Jalanan ibukota masih tak terlalu padat. Aku sampai di alamat yang disebut oleh pihak perusahaan itu sebelum waktunya. Sembari menunggu, aku duduk di warung kecil yang berada di seberang jalan gedung itu.Memesan segelas teh hangat untuk menghangatkan tubuhku dan menghilang grogi. Perusahaan itu terdiri dari lima lantai. Dari warung dengan jelas aku dapat melihat lalu lalang karyawan yang mulai berdatangan. Setelah menghabiskan minuman, aku segera menuju

    Dernière mise à jour : 2025-01-18
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 24

    Rani diam saja. "Kalau kamu mau menemui Mba Tari lalu minta dipinjemin modal aku pasti akan senang. Aku ingin jualan lagi, Mas."Mendengar rengekan Rani akhirnya aku mencoba mendatangi Tari. Kali ini sepakat datang ke restoran milik Tari. Melihat menu menu yang tampak lezat. Kami pun sepakat memesan makanan. Nanti tinggal panggil Tari biar dapat gratis.Toh, tari juga masih istriku."Enak banget, Mas. Pantes rame terus. Iklannya juga keren keren." Seru Rani dengan makanan penuh di mulut.Aku hanya mengangguk -angguk tak begitu peduli. Makanan di depanku lebih istimewa dari pada ocehan Rani yang tak berkualitas.Usai makan, pelayanan memberikan bill yang harus dibayar. Mataku membola melihat nominal yang harus dibayar. Hampir tiga juta. Padahal hanya makan siang dengan menu andalan dan makanan ringan sebagai hidangan penutup.Tapi, senyumku kembali merona."Saya suaminya Bu Tari, pemilik restoran ini." Aku mengucapkan dengan penuh percaya diri.Pelayan itu saling pandang. Dua perempuan i

    Dernière mise à jour : 2025-01-19

Latest chapter

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 136

    “Setidaknya beri aku waktu lebih lama untuk bicara dengannya,” pintaku pelan.Mas Nadhif menghela napas. “Baik. Tapi kalau dalam seminggu tidak ada perubahan, kita harus mempertimbangkan langkah lain.”Aku mengangguk, tapi hatiku tidak tenang. Bagaimana jika Alisa malah semakin menjauh? Dan bagaimana jika Rio belum benar-benar pergi dari hidupnya?***Keesokan harinya, setelah semua orang pergi, Saat aku berpikir keras, tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku melihat nomor tak dikenal di layar. Dengan ragu, aku mengangkatnya.“Halo?”Suara seorang perempuan terdengar di seberang sana. “Bu Tari, saya harus bicara dengan Anda. Ini soal Rio dan Alisa.”Jantungku berdegup kencang. “Siapa ini?”“Saya Fina. Saya mantan pacar Rio. Dan saya punya sesuatu yang harus Ibu lihat.”Aku tercekat. Mantan pacar Rio? Apa lagi ini?“Apa yang ingin kamu bicarakan?” tanyaku waspada.“Saya nggak bisa bicara lewat telepon. Kita harus bertemu.”Aku ragu sejenak, tapi ada sesuatu di nada suara Fina yang membuatku y

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 135

    "Saya minta baik-baik, Rio. Tolong tinggalkan anak saya. Kejarlah hidupmu. Tanpa membawa serta putriku. Dia masih mau sekolah. Tak ada waktu untuk pacaran!" Ucapku tegas. Kali ini aku mulai muak.Aku melihat ekspresi Alisa berubah, antara marah dan panik. Dia menggenggam tangan Rio erat, seakan meminta perlindungan.Dari kejauhan dia pemuda datang mendekat. Aku dapat memastikan itu Ammar dah Abrar. Setelah dekat kedua anakku itu berdiri disampingku dengan wajah menatap tajam ke ada Rio."Lu pergi baik-baik atau gw paksa!" Sentak Ammar.“Kak, kalian nggak perlu ikut campur!” seru Alisa, matanya berkaca-kaca.Rio tersenyum tipis, seakan menikmati situasi ini. “Wah, keluarga yang overprotektif, ya?”Aku menatapnya tajam. “Bukan overprotektif, Rio. Kami hanya peduli dengan Alisa. Kami tahu apa yang terbaik untuknya.”Ammar menyilangkan tangannya di dada. “Kami sudah menyelidikimu, Rio. Teman-temanku tahu banyak soal jejak kelammu. Dan aku yakin, Alisa nggak akan percaya begitu saja kalau

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 134

    Alisa masih diam. Aku menatap Aleeya yang juga tampak cemas.“Aleeya, boleh Bunda bicara berdua dengan Alisa?” pintaku.Aleeya mengangguk menutup bukunya dan segera keluar, lalu menutup pintu pelan-pelan.Aku kembali menatap Alisa. “Nak, kamu tahu kan Bunda sayang sama kamu?”Alisa masih tidak menoleh.Aku menarik napas panjang. “Bunda dengar kamu masih dekat dengan Rio.”Saat itu juga Alisa langsung bangkit dan menatapku tajam. “Bunda udah nyuruh siapa buat nyari tahu urusan Alisa?” suaranya bergetar, entah marah atau takut.“Bunda hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja.”Alisa mendengus. “Bunda nggak suka sama Rio, kan? Karena dia nggak sekaya harapan bunda kan? Karena dia nggak punya masa depan?”Aku terhenyak. “Bukan begitu, Nak. Bunda hanya ingin yang terbaik buat kamu.”“Rio itu baik! Bunda aja yang nggak mau kenal dia,” katanya dengan suara yang lebih tinggi.Aku mengusap wajahku, berusaha menahan emosiku. “Alisa, kamu masih terlalu muda. Rio bukan orang yang baik, Nak. Dia

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 133

    Setelah kejadian itu Alisa mogok sekolah. Aku tidak mau memaksakan. Toh, itu juga lebih baik baginya sehingga dia tidak bisa bertemu lagi dengan lelaki berandal itu.Hari ini Mas Nadhif juga pulang. Aku dari pagi sibuk menyiapkan hidangan spesial untuknya dan Wildan. Diantara anak kami, hanya Wildan yang tidak mau kuliah. Dia memilih mengikuti jejak ayahnya sebagai produser."Bunda masak apa lagi? Biar aku bantu." Ammar yang libur kuliah menghampiriku. Tangannya mulai mengaduk-aduk spatula di atas penggorengan."Ga usah, udah mau selesai kok." Tolakku lembut."Bun, Alisa kenapa, Bunda sudah tau?" Tanyanya tiba-tiba.Aku menggeleng tapi mataku menatap Ammar untuk mencari jawaban."Kenapa dengannya? Anak itu menutup diri dari bunda. Entah apa salah Bunda, Bunda juga tidak tahu." Ammar menepuk pelan pundakku."Bunda tidak salah apa-apa, Bun. Bunda perempuan hebat yang Ammar miliki. Selamanya akan seperti itu. Bunda tidak boleh menyalahkan diri sendiri, apa yang terjadi pada Alisa sudah

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 132

    "Mas, Alisa sudah mengkhianati kepercayaan kita, Mas. Dan yang lebih menyakitkan lagi, dia hampir saja mencelakai Aleeya. Gimana kalau teman laki-laki nya itu bukan orang baik baik?" Aku mencurahkan isi hatiku pada Mas Nadhif lewat sambungan telepon."Iya, Mas juga ga percaya Alisa bisa senekat itu. Nanti Mas pulang, Alisa akan mas marahi, ya."aku menggeleng cepat. Walau ku tahu Mas Nadhif tidak bisa melihatnya."Jangan, Mas. Aku tidak meminta kamu memarahinya. Aku hanya meluahkan isi hatiku aja kok." Mas Nadhif tertawa kecil."Eh iya gimana Wildan? Apa dia bisa mengikuti arahan Mas dengan baik?" Aku mengalihkan pembicaraan."Alhamdulillah, Wildan juga cepat nangkap ilmu yang Mas ajarkan. Jadi, ga perlu khawatir. Kalau nanti Mas meninggal sudah ada Wildan yang akan mengurus jenazah Mas.""Huss, Mas! Ngomong apa sih!" Mas Nadhif tertawa lagi. Jujur aku tak bisa lagi mencari keburukan Mas Nadhif sejak kejadian waktu itu."Ya gapapa, kok. Kan memang sudah kepastian akan hal itu. Semua ya

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 131

    "Bunda kok ada di sini?" Wajah Aleeya pucat pasi. Pasti dia tidak menyangka aku akan ada di sini."Bunda yanga seharusnya nanya, kamu kenapa kesini? Dan laki-laki ini siapa?"Aku menunjuk laki-laki itu dengan dagu. "Maaf, Tante. Saya kesini ...""Saya tidak minta penjelasan dari kamu!" Cetusku membuat dia terdiam."Bunda, aku kesini karena disuruh Alisa. Aku sendiri tidak tahu untuk apa. Karena kata Alisa kalau aku tidak datang dia akan sangat marah pada ku, Bun.""Alisa?" Tanyaku heran. Aleeya mengangguk kuat. Aku menelisik wajah itu dengan seksama. Memang tidak ku dapati kebohongan. Tapi, aku masih tak habis pikir. Kenapa Alisa melakukan ini kepada saudara kembarnya. "Kamu kenal Alisa?" Ini pertanyaanku tertuju kepada laki-laki gondrong di sebelahku ini. Dia menunduk seakan enggan untuk menjawab pertanyaanku. "Kenal kan?"Dia mengangkat kembali kepalanya. Kini mata kami beradu."Saya bingung, Bu. Ini Alisa apa Aleeya?"Aku menghela napas panjang."Mas, saya ini Aleeya. Tadi Alis

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 130

    "Prinsip bunda masih sama. Tak ada pacaran sebelum pernikahan.""Tapi aku tak pacaran, Bun!" Pekiknya."Bunda percaya kok. Sekarang bawa sini hp nya. Bunda akan simpan sampai besok pagi. Biar malam ini kamu istirahat." Ujarku lembut.Dengan berat hati Alisa mengeluarkan ponsel dari bawah selimutnya dan menyerahkan padaku."Tenang, bunda gak akan melanggar kesepakatan kita." Mendengar itu Alisa tersenyum. Dia memelukku erat. Aku merasa ini pelukan rasa bersalah yang kini bersarang dalam hatinya karena menyembunyikan sesuatu yang tidak aku suka.Setelah memastikan Alisa tidur aku kembali ke kamar. Menaruh ponsel Alisa di atas meja. Hatiku terasa gundah. Antara ingin melihat pesan yang ada disana, atau amanah dengan perjanjian kami. Aku duduk di pinggir ranjang. Mata tetap terarah ke ponsel biru muda itu. Hingga tak lama ada pesan masuk dari kontak yang dinamai "Alex" yang terlihat di bar notifikasi.[Jangan lupa besok kita ketemuan di taman kota, ya. Aku jemput kamu jam 9.]Aku menaha

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 129

    Tak terasa sudah 10 tahun kami bersama. Usia tak lagi muda. Tapi, diri harus tetap berkarya. Aku masih menulis, meski tak seperti dulu lagi. Hanya semampuku saja. Beda dengan Mas Nadhif. Dia jarang ada dirumah karena harus keluar kota membersamai rumah produksi yang dia pegang."Nda, Ayah kenapa jarang pulang, ya?" Aleyaa menatapku sendu. Di usia nya yang kesepuluh dia mulai merasakan kurangnya perhatian dari ayahnya sendiri. Aku mengusap kepala gadisku itu lembut."Sayang, Ayah jarang pulang untuk kita. Demi memenuhi kebutuhan kita. Aleyaa jangan lupa selalu doakan Ayah. Agar rejekinya lancar, diberikan kesehatan dan dimudahkan semua urusannya." Aleyaa menunduk diam."Alisa mana, Sayang?" Aku menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka lebar."Alisa main hp, Nda." Aku langsung menatap mata Aleyaa. Karena seingatku kedua anak gadis yang beranjak remaja ini aku batasi megang ponsel jika dirumah."Aleyaa udah ingetin, Bun. Tapi, Alisa malah marah."Aleyaa menatapku. Ada sesuatu yang sedan

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 128

    "Ibu mau pakai baju seperti ini?"Ibu makin mengencangkan tawa. Mas Nadhif sampai terdiam melihat tawa ibunya yang begitu lepas. Baru kali ini aku melihat Ibu sebahagia ini. Mungkin karena penyakitnya yang tiba-tiba menghilang tanpa bekas. Luka di kaki Ibu yang sempat basah dan menjalar juga seketika mengering, Masyallah.Ibu pun sampai dengan mas Fathan. Mbak Rajma kali ini tidak bisa ikut. Karena bayinya lagi kurang sehat. Obrolan ibuku dengan ibu Mas Nadhif terasa begitu hangat. Apa saja mereka omongin. Lalu tertawa bersama. Masakan Ibu mertuaku itu juga sangat lezat. Bik Inah dan Bik Mira kami ajak makan dalam satu hidangan. Benar benar kekeluargaan.Jam sudah menunjukkan angka sebelas. Mas Nadhif dan Mas Fathan siap-siap hendak berangkat salat Jumat. Sedangkan kami para perempuan juga bersiap-siap untuk sholat Dzuhur di rumah. Sayang anak-anak sedang sekolah jadi tidak bisa merasakan kebersamaan ini seutuhnya.Aku yang paling muda ditunjuk menjadi Imam. Meski canggung aku tetap

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status