“Kalian bisa meluangkan waktu sebentar untuk mengunjungi Nona Nami? Dia Mellifluous yang jadi korban.”Permintaan Samudra seharusnya diiyakan dengan mudah. Akan tetapi, bagi Ari, Arson, dan Umang, ketiganya harus meminta pendapat Junot dulu. Memang mereka tidak menanyakannya secara langsung. Namun hal itu sudah bisa ditebak saat Ari, Arson, dan Umang seolah menunggu keputusan Junot. “Kami turut berduka cita atas apa yang menimpanya. Akan tetapi, rasanya berlebihan jika nonamu itu mendapatkan perlakuan spesial.”“Perlakuan spesial seperti apa yang kamu maksud, Jun?” Reaksi Junot memercik tedensi dalam intonasi Samudra. “Kita harus membatasi hubungan penggemar dengan kita, Kak. Kita nggak bisa memperlakukan spesial hanya salah satu penggemar kita. Kakak nggak bisa melanjutkan kebaikan kakak terlalu sering seperti ini.”Samudra mendengus pelan. Ia kira Junot mengerti dengan niatnya selama ini.“Jun, aku ingin memastikan kalau Nona Nami baik-baik saja sampai ia keluar dari rumah sakit.
“Mas Dirga?”Senyum Nami yang tadinya mengembang melihat kedatangan Samudra, reflek melenyapkan senyum bukan karena Nami tak senang. Nami tercengang saja, lebih tepatnya tak menyangka jika Samudra datang membawa keempat sahabat satu grup musiknya. “Hai, Nona Nami. Kami di sini atas permintaan Mas Dirga.” Junot menyapa Nami untuk pertama kali dan sedikit menimbulkan percikan tawa pada Ari, Arson, dan Umang saat Junot mempertegas panggilan MAS DIRGA. Jelas sekali Junot juga berniat menggoda Samudra.“Halo, Nonanya Mas Dirga. Saya Arson.” “Hai, Nona. Saya Ari.”“Hai, Kak Nona Nami. Saya Gala.”Nami mengulum tawa saat Samudra menegur mereka agar tidak bercanda.“Hai, kalian semua. Duh, dadakan dan nggak nyangka kalian datang! Maaf kalau saya tadi masih rada-rada nggak percaya kalau kalian ada di hadapan saya.”Mode fangirlingan Nami muncul. Ingin rasanya meminta foto dan tanda tangan. Namun ia harus meredam itu semua, karena takutnya itu tidak sopan dan tidak menghargai privasi para ang
Nami sudah tidak kaget lagi melihat Samudra berada di ruang tamunya seraya meminum teh celup murah yang dijual per kotak kecil di minimarket dekat rumah. “Agensi menolak usulan kami tentang publikasi hubungan. Mereka lebih suka rumor tak berdasar beredar. Jika diuntungkan, maka dibiarkan tak terkonfirmasi. Jika itu merugikan, baru mereka mengonfirmasi.”Nami baru saja duduk membawakan sepiring buah-buahan yang tentu saja itu adalah buah yang masih tersisa dari oleh-oleh anggota Squirrel Crush yang lain. Tenang saja, buahnya masih bagus. Makanya Nami tidak ragu untuk menyajikan secukupnya pada Samudra. “Apa itu alasan banyak rumor Mas Dirga selama ini terkesan diabaikan sama agensi?”“Ya.” Samudra menyesap teh hangat yang disajikan Nami. Nami merasakan kepuasan tersendiri setelah mendengar jawaban penuh kepastian Samudra tentang rumor-rumor kencan yang lumayan kerap menghampiri. Nami dongkol membaca teori-teori cocoklogi yang menjabarkan betapa realnya Samudra dengan si A, si B, s
"Aku pesan satu set. Kirim langsung ke alamat ibuku."Samudra adalah pelanggan istimewa. Ia memiliki kesempatan untuk dilayani secara langsung oleh pemilik toko perhiasannya, yaitu Davin yang tetap meladeni Samudra secara profesional. Meski tatapan Nami menghujamnya sejak tadi.Nami menawarkan tatapan tak bersahabat. Segala air muka yang ditampilkan, tiada yang ramah bagi Davin."Hari ini juga langsung dikirim."Selesai dengan transaksi jual beli, Samudra tidak langsung membawa pulang Nami. "Apa nona butuh bicara dengan Davin?""Nggak."Davin tidak nyaman sebenarnya setelah tak bersua lama dengan Nami, malah bertemu secara tak sengaja di toko miliknya sendiri. "Udah selesai urusannya, Mas?" tanya Nami."Ya.""Bisa kita pergi sekarang?""Tentu." Samudra berpamitan pada Davin setelahnya.Nami tidak lagi memperhatikan Davin. Sepanjang jalan menuju keluar toko, Nami menahan diri untuk tidak menggemeretakkan gigi. Hembus napas lega yang tergolong nyaring setibanya di mobil, menimbulkan
“Mas Dirga beneran difoto pake baju begitu?”Ingin Nami mengalihkan pandangan pada billboard yang terpampang di depan jalan besar itu. Akan tetapi, otak dan indera penglihatannya seolah terpaku saja pada pesona foto Samudra yang ternyata telah menjadi trending topic hari itu. “I-ya.” Samudra tersipu melihat potret dirinya sendiri yang dipamerkan di tempat sebesar itu. Itu adalah perdana seorang Samudra berfoto dengan menampilkan sebagian tubuhnya. “Oh, bukan editan, ya?” Nami tersenyum kecil. Nami murni kaget, karena tak menyangka saja jika Samudra bisa melakukan pemotretan dengan pose dan penampilan demikian. Biasanya yang begitu adalah empat anggota Squirrel Crush yang lain. “Itu adalah pemotretan untuk produk Euphoria Fashionista musim ini.”“Musim ini artinya produk underwear, kan?” Soalnya Nami juga berteman dengan pemilik Euphoria. “Ya.” Itu pun Samudra sempat melakukan meeting yang melelahkan, karena konsep awal pemotretan itu adalah meminta Samudra hanya difoto dengan me
"Beneran dijemput, Nam!"Lagi-lagi Leony yang kelewat excited saat melihat mobil Samudra berhenti di halaman rumahnya. Penampilan Samudra saat menjemput Nami juga berbeda dari tampilan Samudra yang biasanya.Samudra mengenakan setelan serba hitam dengan tatanan rambut klimis. Jam tangan mewah melingkar di pergelangan tangannya. Sepasang sepatu mengkilap terpasang di kaki. "Hai," sapa Samudra yang melihat Nami dan Leony di teras. "Mas Dirga kalau sibuk, harusnya nggak perlu repot jemput saya.""Tidak sibuk. Saya baru saja menyelesaikan jadwal. Memang belum sempat berganti pakaian."Samudra tahu bila Nami berpikir dirinya sibuk, karena pakaian yang ia kenakan. Samudra langsung ke rumah Leony tanpa sempat berganti. Pakaian yang Samudra kenakan juga pakaian dari sponsor."Sekarang sudah pukul setengah lima lewat. Saya usahakan tiba tepat waktu.""Oke, Mas. Kita berangkat sekarang. Makasih banget udah dijemput."Nami berpamitan pada Leony. Ketika Nami dan Samudra berjalan menuju mobil, L
"Mama nggak masalah tidur di sini? Suaminya mama gimana?"Nami belum terbiasa menyematkan sebutan papa pada suami mamanya. Untung saja mamanya tidak mempermasalahkan hal tersebut. "Nggak, lah. Papa kamu malah enak bisa tidur sendirian. Bebas. Mama malam ini sengaja mau tidur sama kamu. Udah lama kita nggak tidur bersama."Nami tidak tahu apa yang membuat mamanya berubah drastis. Namun selama itu baik, Nami akan menerima mamanya dengan tangan terbuka.Malam itu tidak akan terlupakan oleh Nami. Ia dan mamanya banyak bertukar cerita. Tentu saja Nami tetap merahasiakan Samudra demi privasi sang artis. Nami juga tidak menceritakan tentang pelecehan yang ia terima.Mereka bersenda gurau sampai ketiduran. Dua jam setelah tertidur, Nami terbangun karena ingin buang air kecil. Usai buang air kecil, Nami menerima denting notifikasi dari ponselnya. Wajah Nami tersetting untuk tersenyum lebih lebar saat membaca nama penerima.("Nona Nami, anda sudah tidur?")("Bagaimana kondisi nona?")Haruskah
"Nami punya pacar?""Nggak ada, Ma."Mamanya Nami pasti sempat curiga saat putrinya tiba-tiba kelojotan dengan wajah memerah bak kepiting rebus setelah membaca pesan seseorang."Masa? Pipi kamu merona soalnya."Nami pernah mendengar jika seorang ibu bisa merasakan apa yang dirasakan anak-anaknya, meski anak-anaknya tidak mengatakan apa-apa.Mungkinkah mamanya Nami juga bisa merasakan hati Nami yang berbunga?"Nggak, kok, Ma. Kami cuma ... teman."Nami menjabarkan hubungannya dengan Samudra adalah teman. Itu sangat jelas untuk membatasi diri agar tidak serakah."Teman yang seperti apa bikin kamu merona? Dia laki-laki, kan?""Iya, Ma."Mamanya Nami menghela napas lega,"Syukurlah. Maaf, mama sebelumnya sempat curiga kamu doyan sesama bunga telang. Abisnya kamu kayak nggak ada ngenalin pacar ke mama.""Bunga telang?"Mamanya Nami membisikkan sesuatu ke telinga Nami. Nami terkikik setelah mendengar penjelasan tentang bunga telang yang menggambarkan mahkota kesucian perempuan. "Nggak, lah,