"Aku punya urusan dengan orang-orang yang menamakan dirinya Bajak Laut Bendera Tengkorak! Kalian tak boleh ikut campur, dia bagianku!" orang yang memiliki gelar Pangeran Buangan dari Dasar Lautan tersebut tampak dendam kepada Sagara serta anggota Bajak Laut lainnya. Meskipun alasan sebenarnya adalah Champa akan sangat kuat jika semua yang menginginkan tahta Champa akan membantu mereka."Berapa orang pasukan yang kau bawa ke sini?" ucap orang yang sekarang mengendalikan pasukan tersebut."Kurang lebih seratus orang, sisanya tetap harus waspada menghadapi orang-orang Champa!" Pangeran Buangan menjelaskan keadaan juga sedang dalam kondisi konflik."Maaf, kami terlambat gusti!” Tiba-tiba ada tiga orang yang datang dengan sangat kecapaian. Seperti telah melewati pertempuran sengit, kemudian melarikan diri."Ka
“Kau adalah Istri Bajak Laut Tangan Besi?” keluh Sindu Darma seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi. Ternyata Sindu Darma adalah salah satu Panglima yang membantu Kekaisaran Han Zhou dalam melawan Bajak Laut Tangan Besi selanjutnya. Dia baru menyadari jika pengkhianatan sepuluh tahun yang lalu dan penyerangan lima tahun berikutnya akan menjadi dendam yang lama“Kau memang pandai sekali, sayang terlambat juga,” jawab Zhang Hao alias A Ling alias Istri Bajak Laut Tangan Besi dengan tersenyum sinis, ada aura membunuh dari dirinya.“Kalian juga ada di sini? tanya Sindhu kepada Yukio Rin, Parawita dan Mei Ling.“Aku tidak punya urusan denganmu?”“Tentu saja ada, kami juga ada di kapal waktu itu?” ucap Yuk
"Kenapa kau tak membantu kami?" keluh Bandit Penghisap Darah yang kesal dengan apa yang terjadi. Setengah dari pasukan yang ada di Funan tidak bertarung, memilih untuk diam. Itu adalah ulah dari Randu Pandega yang memiliki julukan Pangeran Buangan dari Dasar Lautan."Aku tak mungkin ikut campur urusan kalian meskipun adalah Sekutu kalian!" ucap Randu Pandega dengan nada santai."Aku tak mungkin melawan saudaraku sendiri!"Bandit Penghisap Darah terkejut baru sadar bahwa Pangeran Buangan adalah kawan dari Sagara, padahal hanya rival dalam mencari harta. Sehingga dia semakin kesal bahwa mereka benar-benar dalam keadaan terjebak di tempat tersebut.Namun Sang Bandit sepertinya harus bertarung satu sama lain melawan Sagara. Kini pertarungan tak dapat dihindarkan
"Tentu saja, tetapi kita harus segera kembali ke kapal. Kita harus menuju ke Selatan, sebelum situasi di sana semakin gawat!"Semua orang mengangguk dengan ucapan Sagara, bahwa mereka akan pergi lagi. Kembali berlayar melanjutkan perjalanan dengan tujuan baru, ke Pulau Selatan, tanah Jawa. Daerah itu adalah tempat dimana Sagara berasal, sebelum kedua orang tuanya memutuskan berlayar ke utara. Namun akan ada beberapa orang yang akan diam di Champa, tidak akan semua kembali. Hanya orang yang memiliki urusan di sana yang akan menyelesaikan urusannya."Jadi kita akan berpisah?" tanya Huang Ling yang berdiri di samping Mei Ling yang disuruh tetap di Champa bersama dengan Arya Warman alias Si Kaki Tunggal. Juga Si Mata Picak yang ternyata adalah ayah Sagara sendiri, sedangkan Zhang Hao adalah ibunya.Sedangkan
"Aku yang seharusnya bertanya, kenapa ada di sini. Apa kalian yang menculik diriku ke sini?" tanya Sagara malah menuduh lawannya yang salah."Kami tidak pernah keluar dari tempat ini, jadi kau yang menyusup ke tempat ini!" seru pimpinan perguruan yang tiba-tiba ikut bicara."Prajurit bawa dia ke penjara, kita harus memastikan dia berniat jahat atau tidak!""Laksanakan, Tuan!" setelah bicara langsung bersiap menggunakan senjata yang digunakan untuk berlatih di tempat tersebut. Membuat Sagara harus siap jika harus menghadapi lawannya yang cukup banyak.Benar saja orang bersenjata golok, tombak dan kapak yang secara bersamaan menyerang Sagara. Membuat laki-laki itu tampak kesal bukan main, situasi serba tidak menguntungkan memang, dia seperti masuk ke sara
Itu adalah ucapan terakhir yang dia dengar ketika sebelumnya berbicara dengan ayahnya sendiri ketika berpisah dari Kapal Bajak Laut Bendera Tengkorak. Namun kini dia kembali sendiri seperti menjadi tawanan Ratu Bajak Laut, dalam keadaan mengambang di tengah lautan.BYARRR!Sagara Byakta terbawa tenggelam ke air laut utara yang airnya sangat dalam, hingga dia hanyut terbawa aru. Dia berusaha bertahan, namun tenaganya sudah habis. Dia tak tahu lagi apa yang akan terjadi selanjutnya. Hanya keajaiban yang menyelamatkannya, dewa menakdirkan Si Tangan Tengkorak selamat.***Ketika hujan sudah mereda, sebuah kelompok dengan lima anggota sedang beristirahat di dekat sebuah pelabuhan yang sedang sepi. Kelompok tersebut sedang dalam perjalanan dari kaki timur menuju ke sebua
Arga Manik dan tiga pemuda itu akhirnya berhasil menurunkan tubuh pemuda dari bawah pohon kelapa dan membawanya ke tepian, setelah bertahan dari derasnya air laut yang sedang tidak bersahabat. Mereka hampir gagal karena beberapa kali terpeleset dan tersandung bebatuan karang yang tidak tampak dalam air laut."Hanya manusia hebat yang masih bertahan dengan luka seperti ini," ucap Arga Manik melihat luka pemuda yang sangat parah, seperti tenggelam sudah beberapa hari.Memang ada banyak luka bacokan dan tusukan di beberapa bagian tubuhnya. Darah yang keluar dari dari luka juga banyak, sehingga kulit si pemuda tampak pucat."Apa bisa membuat pemuda ini bisa siuman?" tanya Tuan Putri. Gadis cantik jelita itu khawatir dengan keselamatan si pemuda yang memiliki wajah mirip seseorang bagi wanita tersebut.
Perempuan itu tak lain adalah Ratu Bajak Laut, yang entah kenapa perempuan itu ada di tempat tersebut sebagai seorang Putri Kerajaan. Padahal semua tahu bahwa perempuan itu tewas di tangan Panglima Jiang Yi pada sebuah pertarungan. Perempuan itu menyadari bahwa dia adalah Sagara, begitu juga sebaliknya. Satu yang pasti perempuan itu adalah wujud asli dari Ratu Bajak Laut dalam wujud manusia biasa.“Dara Murti, panggil saja aku demikian!” ucap Ratu Bajak Laut yang pada akhirnya tak ingin Sagara menjelaskan tentang dirinya yang sebenarnya.Dara Murti ternyata seorang Putri dari Kerajaan Negeri Perak yang cukup terkenal di sebelah barat Pulau Jawa. Kebetulan dia menyamar untuk mengawasi seseorang, kebetulan sudah menemukan jawabannya.Dara Murti berpisah dengan rombongan yang menuju ke arah Kota Raja Negeri
Kening si pemuda sudah berkeringat, dia seperti diinterogasi oleh seorang hakim ketika dituduh maling ayam.Adipati Mandalagiri mengangguk-angguk kepala sambil mengelus jenggot yang tak ada. Terus berpikir apa yang sebenarnya terjadi pemuda di depannya."Kau harus bersyukur diberi kemampuan itu," ucap Adipati Mandalagiri sambil mangut-mangut.Sagara hanya bisa mengangguk, walau sebenarnya sudah tahu apa yang dibicarakan lelaki di depannya. Datuk Rambut Merah sudah menjelaskan semuanya kepadanya."Baiklah. Ayo dimakan, pasti kamu lapar," ucap Adipati Mandalagiri memutuskan untuk tidak bertanya lagi.Keduanya kemudian makan malam bersama sambil saling bercerita apa yang sebenarnya terjadi di Negeri
Sosok pertama yang menyerang Sagara terjatuh ketika kepalanya terkena pukul sarung Pedang milik Samurai dari Selatan yang belum diketahui namanya itu. Sosok serba hitam tersebut malah tak sadar diri akibat pukulan yang sangat telak.Melihat hal tersebut, sosok serba hitam yang bicara menjadi gugup. Jika kawannya ketahuan, maka dia akan dicurigai. Sehingga dia mencari cara untuk bisa membawa kawannya meloloskan diri dari Mandalagiri."Teknik Pedang Bulan? Jurus itu sudah puluhan tahun menghilang," ucap Adipati Mandalagiri mengenal jurus yang diperagakan oleh Sagara."Ada hubungan apa dia dengan Bajak Laut yang hilang puluhan tahun lalu dari Tanah Jawa itu?"Sementara itu pertarungan terus terjadi, sosok serba hitam malah kepayahan. Namun dia terpaksa men
BRUKK!Namun sebelum nyawa Adipati Mandalagiri akan melayang akibat serangan lawannya. Ada seseorang yang menolongnya dengan menggebuk sosok serba hitam menggunakan sarung pedang.Melihat siapa yang ada di depannya, sosok serba hitam itu terkejut."Kenapa dia ada disini? Bukankah seharusnya dia...?" tanya sosok tersebut dalam hatinya. Namun tak menyelesaikan ucapannya karena lawannya keburu menerima serangan. Padahal serangan tersebut hanya memakai warangka pedang yang dipegang secara menyilang dengan dua tangan.Pertarungan aneh terjadi ketika sosok serba hitam menyerang lawannya. Hal itu terjadi karena lawannya hanya menggunakan warangka pedang tanpa olah kanuragan.Namun yang lebih aneh lagi,
Betul saja apa yang dilihat oleh Sagara sebelumnya. Ada orang berpakaian serba hitam lengkap dengan topeng kayu yang dicat hitam. Persis seperti orang sebelumnya yang mencegat Sagara dan Putri Dara Murti dalam perjalanan pulang.Namun kini tampak aneh, mereka menyerang sore hari. Serta hanya dua orang saja yang datang ke Kediaman Adipati yang tidak memiliki orang dengan kedigdayaan tinggi itu.Sagara kemudian segera menuju ke pusat Kadipaten Mandalagiri untuk menyimpan kudanya. Beruntung meskipun sudah sore namun ada jasa penitipan kuda yang masih buka, sehingga dapat bergerak dengan mudah.Tujuan Sagara adalah kediaman Adipati Mandalagiri, dia yakin bahwa lelaki tua itu yang diincar. Namun ketika dia sampai di kediaman Adipati Mandalagiri, justru dicegat oleh prajurit kadipaten yang bertugas berja
"Justru karena aku bagian dari mereka, sehingga paham apa yang direncanakan. Terutama tentang tertua Istana, sepertinya dia yang punya rencana menyingkirkanmu, Randu Pandega!"."Bukankah semua ini dari Sepasang Iblis Tongkat Emas?" tanya Sagara lagi yang heran dengan ucapan Ratu Bajak Laut."Betul tentang itu, tetapi dia terlibat dengan pimpinan di Istana Negeri Perak," ucap Randu Pandega lagi, seperti mendukung ucapan Sang Ratu."Apa tujuannya berbuat seperti itu?""Menguasai dunia kedigdayaan, yang pertama adalah Negeri Perak," ucap Randu Pandega lagi."Jika begitu, berarti dia ingin merebut kekuasaan Negeri Perak juga?" tanya Sagara."Bukankah diri
"Sekarang giliran dirimu, Randu Pandega!" seru Datuk Rambut Merah. "Meskipun ini luka luar, tetapi akan kucoba menyembuhkannya," ucap guru Dara Murti."Terima kasih sebelumnya, Datuk!""Tidak usah sungkan, itu sudah kewajibanku untuk menolong orang yang sakit," tambah Datuk Rambut Merah.Pada akhirnya Sagara dan Randu Pandega sudah merasa mendingan. Kini mereka hanya butuh istirahat serta perlu meminum ramuan untuk mempercepat penyembuhan.Ketika sudah selesai, Sagara punya pertanyaan kepada Datuk Rambut Merah."Apa Datuk paham dengan Pedang milik Samurai dari Selatan ini?" tanya Sagara sambil menjelaskan kenapa senjata itu ada di tangannya."Tentu sa
Tuan Putri itu akhirnya mengambil beberapa harta, lalu memasukkan ke dalam kain hitam. Setelah itu membiarkan harta sisa yang jumlahnya masih sangat banyak."Ini kamu ambil saja, untukmu secukupnya. Sedangkan sisanya kau bagikan ke rakyat kecil yang ada di Negeri Perak ini," ucap Tuan Putri Dara Murti. Meskipun punya niat baik dia tak punya niatan untuk mengembalikan harta ke Negeri Perak.Perempuan itu paham jika rakyat Negeri Perak memang sedang kesulitan sehingga membutuhkan uluran tangan. Hal itu terjadi akibat ulah para pejabat mereka yang terkenal tamak. Pajak yang dari masyarakat kadang tidak sampai ke pusat dengan tarif yang cukup mahal."Terima kasih, saya berjanji tidak akan merampok lagi," ucap pimpinan begal tersebut."Itu terserah kau, namu
Setelah itu para begal terkejut dengan kedatangan dua orang pemuda yang kini berada di belakang si gadis. Keduanya tampak tersenyum kepada gadis yang akan ditolongnya tersebut."Kalian? Kenapa bisa ke sini?" ucap gadis berpakaian hijau corak tersebut. "Sagara, dari mana saja?" tanya gadis itu lagi yang jelas adalah orang yang dikenalnya."Simpan saja pertanyaan itu Tuan Putri, nanti kami Jawab," ucap pemuda yang tak lain Sagara yang sedang berada di samping kanan sang gadis yang ternyata adakah Tuan Putri Dara Murti."Lebih baik kita cepat selesaikan pertarungan, lalu kita pergi dari sini!" seru pemuda satunya yang tak lain Randu Pandega, dia berada di samping kiri Tuan Putri.Lalu menatap lawan dengan posisi waspada. Ketiganya saling membelakangi
“Tentu saja, aku berjanji,” ucap Randu Pandega. “Lagi pula kita bisa bekerja mengungkap tabir di Negeri Perak, kan?”Mendengar hal itu, Sagara kemudian menatap Randu Pandega ternyata tersenyum kepadanya. Tak ada salahnya jika dilakukan bersama, apalagi mereka adalah sahabat sedari kecil. Meskipun Sagara selalu menjadi korban ejekan dari Randu Pandega karena menjadi anak yang sangat lemah.“Sepakat?” tanya Sagara.“Sepakat!”Keduanya lalu bersalaman, pertanda mereka sudah baikkan. Keduanya memang saling segan sehingga timbul prasangka yang tidak baik. Kini semua sudah beres ketika keduanya berani jujur.“Aduh, aku melupakan sesuatu?” keluh Sagara yan