Beranda / Fantasi / KEMBALINYA PANGERAN MAFIA / BERADAPTASI DENGAN JIWA BARU

Share

BERADAPTASI DENGAN JIWA BARU

Penulis: Hwali
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-21 17:14:26

Aether kembali memperhatikan wajahnya di cermin satu badan setelah mandi dan berhasil mengusir wanita dan kepala pelayan tadi, tersisa pelayan muda yang takut padanya.

Pelayan muda itu menuruti perintah Aether sambil menjawab pertanyaannya dengan gugup.

Wajah dan kehidupan yang berbeda, namun memiliki nama dan tanggal lahir yang sama. Tuhan memang kejam.

Aether kembali memperhatikan wajahnya yang sangat tampan di depan cermin dan berkata di dalam hati. Sayang sekali, wajah tampan ini digunakan untuk melakukan hal yang tidak berguna. Jika aku menjadi dia, aku akan melakukan upaya terbaik untuk menaikkan posisi.

Aether dibantu memakai pakaian, awalnya sangat canggung karena selama ini memakai pakaian sendiri, namun sepertinya pelayan muda itu tidak perhatikan.

Aether kembali mendengar penjelasan pelayan muda tersebut.

"Anda adalah anak sah dari Presiden dan istri. Presiden merupakan menantu dari klan Kailash, dan berhasil mendapatkan kedudukan berkat klan, namun karena pemimpin klan sebelumnya tidak memiliki anak laki-laki- sehingga-"

"Kakek yang waktu itu masih hidup, membawa Ayah." Aether belajar menyebut nama panggilan keluarga pemilik tubuhnya.

"Tu... tuan muda, apakah anda benar-benar hilang ingatan?" Tanya pelayan muda dengan bingung. "Jika, ada sesuatu pada anda... anda bisa bicara ke Presiden."

"Tidak perlu, kepala pelayan pasti sudah melapor sekarang." Aether melirik pelayan muda. "Beritahu aku- semalam apa yang aku lakukan?"

"Anda hanya berpesta dan kencan seperti biasanya."

Aether menatap tubuhnya sekali lagi. Wajah tampan dan tubuh tinggi, saat dirinya masih hidup- tinggi badannya berhenti di angka 165cm, wajahnya juga biasa dan tidak didekati banyak wanita jika mereka tidak tahu identitasnya.

Yah, sejak kecil Aether sudah menyadari kerasnya kehidupan dan harus bertahan hidup, sehingga tidak memperhatikan gizi yang diperlukan.

"Tuan muda, Presiden akan menjadi kesal karena membuatnya menunggu."

"Aku sedari tadi heran, kenapa kamu memanggil aku Tuan muda dan ayahku Presiden? Bukankah pria itu cocok dipanggil Tuan besar?" Aether tidak peduli dengan amarah pria yang disebut ayah itu, dia hanya fokus dengan sebutan pelayan muda dan kepala pelayan terhadap ayahnya.

Bukankah pria yang disebut Presiden itu merupakan pria narsis yang bangga dengan pencapaiannya?

Pelayan muda itu menundukkan kepala. "Saya juga tidak paham, saya hanya diajarkan seperti itu oleh kepala pelayan."

Rupanya tidak semua hal diberitahukan kepada pelayan, khususnya yang masih junior.

Aether tidak terlalu mengenal keluarga Kaliash, dia hanya mengenal karena pernah bertemu dengan Presiden saja.

"Tuan muda, ayo ke ruang makan. Saya bisa dima-" pelayan muda itu terdiam ketika melihat tatapan dingin Aether. "Maafkan saya-"

Aether memiringkan kepalanya, kalau tidak salah pemilik asli tubuh ini masih memiliki ibu. "Di mana Ibuku?"

"Ya?"

"Apakah Ibuku tidak ikut sarapan?" Tanya Aether.

"Selama ini Nyonya besar, tidak pernah ikut sarapan dan hanya makan di kamar."

"Kenapa?"

"Itu-"

"Apakah karena wanita selingkuhan yang dibawa Ayah?"

Pelayan muda tidak menjawab.

Aether harus mencari tahu tentang kematiannya dan kenapa dia bisa berpindah ke tubuh lain. "Aku ingin makan dengan Ibu."

"Tuan muda, tidak bisa begitu. Nyonya besar akan marah jika anda tidak ikut sarapan dengan Presiden."

Tapi, hal pertama yang harus Aether lakukan adalah mendekati ibu pemilik tubuh ini.

"Aku tidak peduli. Sampaikan kepada Ibu, jika dia tidak muncul di ruang makan, aku akan melakukan hal yang sama. Ah, satu lagi. Jangan sampai kepala pelayan dan Ayah tahu tentang ini."

"Ta- tapi saya tidak bisa berbohong."

"Kamu tidak perlu berbohong, yang perlu dilakukan hanya menutup mulut kecil itu." Aether menatap dingin pelayan muda yang sudah gemetar ketakutan itu. "Jika aku tahu, kamu terlalu lebar membuka mulut- aku tidak akan menahan amarahku lagi."

"Ba- baik!"

Aether memperhatikan sekeliling kamar lalu melihat sebuah kotak di atas meja nakas, dia berjalan mendekati meja itu dan melihat isi kotak. Mendadak, dia mendapatkan ide untuk menjilat ibu kandung pemilik tubuh ini.

***

Julia yang sedang membaca buku dan minum kopi di balkon kamarnya, mengerutkan kening ketika mendengar laporan dari pelayan pribadi. "Apa?"

"Tuan muda ingin sarapan dengan anda, di meja makan. Jika anda tidak datang, beliau tidak akan makan di sana."

"Apa yang dilakukan anak itu? Bukankah selama ini, dia tidak membutuhkan Ibu kandungnya?"

"Itu-"

"Apakah dia disuruh Ayahnya?" Tanya Julia dengan tatapan curiga.

Pelayan pribadi Julia, Juni. Membungkukkan badan dan berbisik di telinga Julia. "Tuan muda tidak mengizinkan siapa pun tahu mengenai hal ini, dia menyuruh seorang pelayan muda datang dengan membawa kotak kosong."

Setiap hadiah yang datang, selalu dibuka dan dicek oleh Juni. Sehingga dia tahu isi kotak yang dibawa oleh pelayan muda Aether.

Julia mengangkat salah satu alis. "Kotak kosong, ya- siapa yang memberikan ide buruk ke putraku?"

Juni tidak menjawab dan hanya menegakkan tubuhnya.

Julia memperhatikan langit yang cerah lalu memutuskan tutup buku dan bangkit dari kursi. "Di mana anak itu? Aku tidak mungkin diam saja mendengar rengekannya, dia harus mendapatkan hukuman dariku."

***

Di ruang makan, Presiden, istri siri dan putra serta putri kesayangan mereka berdua, menunggu dengan gelisah- kedatangan Aether, di waktu bersamaan Aether bangun dan mempersiapkan diri setelah mengusir kepala pelayan dan kekasih satu malam.

"Kemana perginya Aether?" Tanya Presiden dengan kesal bercampur cemas, biar bagaimanapun dia darah dagingnya. "Biasanya di pagi hari dia mau datang, meskipun harus menyeret tubuhnya yang sakit."

Kepala pelayan yang baru tiba di ruang makan, segera berbisik di telinga Presiden.

Presiden terkejut lalu menoleh. "Benarkah? Kamu tidak bohon? Dia mulai kehilangan akal sehatnya?"

"Saya yakin sekali, Tuan muda tidak mengenali saya- bahkan sedari pagi marah dan menghukum pelayan yang membangunkannya." Kepala pelayan menjelaskan kepada Presiden.

Istri siri Presiden yang duduk di samping suaminya, bisa mendengar percakapan mereka berdua, dan langsung berkomentar. "Itu sudah biasa, dia memang memiliki kelakuan buruk yang tidak bisa diperbaiki. Hanya saja, kenapa dia sampai tidak mengenali kepala pelayan?"

Presiden mengerutkan kening. "Tidak perlu membuat asumsi yang tidak berguna, Aether pasti lupa karena terlalu sering banyak minum minuman keras."

Kedua anak presiden dan selingkuhannya tidak berani bersuara atau mengeluarkan komentar untuk sementara.

"Minum minuman keras terlalu banyak tidak baik untuk perkembangan otak manusia. Kenapa tidak dihentikan saja?" Tanya istri siri presiden sambil tersenyum lebar. "Dia pasti kewalahan dan sudah tidak sanggup lagi mengatasinya."

Presiden menggeleng. "Tidak, tidak perlu dibatasi, dia pasti akan melakukan hal nekat dan melakukan sembunyi-sembunyi. Jika dia minum secara terang-terangan, aku bisa mengatasinya jika dia membuat masalah."

Tidak ada yang berani membantah keputusan sang presiden.

Bab terkait

  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   PRESIDEN TERKEJUT

    Pintu ruang makan dibuka, semua orang yang duduk di meja sontak menoleh, termasuk kepala pelayan yang berdiri di belakang kursi Presiden. Julia masuk dengan santai dan menyipitkan kedua mata ketika melihat letak duduk istri siri suaminya. "Aku heran, ini rumahku- dan tidak ada tempat duduk untuk aku?" Meja makan panjang dan kursi makan banyak, ada tempat untuk orang lain namun Julia hanya memikirkan posisinya sebagai istri sah. "Kenapa kamu sarapan di sini? Bukankah biasanya kamu di kamar?" Julia menaikkan salah satu alis dan hendak mengatakan sesuatu, Aether masuk ke dalam ruang makan setelah mendapat laporan dari pelayan muda dan tertawa melihat wanita cantik yang dia kenal melalui majalah. Istri sah presiden yang tidak terlalu suka dengan publikasi. "Ibu-" Julia menoleh lalu terpana melihat Aether, tubuhnya membeku sesaat dan bertanya. "Aether?" "Ada apa, bu?" tanya Aether dengan sopan. "Tidak mau sarapan di sini?" Julia menggeleng lalu memperhatikan putranya dari atas sam

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   THE REBEL PRINCE

    Aether si anak presiden, disebut sebagai The Rebel Prince atau Pangeran Bermasalah karena selalu membuat ulah akibat dimanjakan presiden. Tidak ada yang berani mengkritik tindakan presiden yang seluruh pekerjaannya dianggap sempurna. Namun, para pendukung presiden justru mengalihkan kebencian kepada Aether dan memuji Alvin yang merupakan anak haram presiden. Sementara Aether si anak yatim piatu dan besar di masyarakat pecundang di kota belakang, disebut sebagai Pangeran Mafia. Entah kenapa dia disebut seperti itu, dan sejak kapan.Kelihatannya memang lebih mahal dan bagus sebutan pangeran bermasalah daripada pangeran mafia. Batin Aether.Julia memperhatikan Aether yang makan bubur dengan lahap. "Apakah kamu menyukai buburnya?""Ya?""Kamu tidak suka dengan bubur kan? Katanya makanan bubur itu aneh dan tidak bisa dimakan, kamu lebih suka makan daging mahal." Julia menatap cemas Aether. "Apakah ada masalah dengan pencernaan kamu?"Sepertinya Aether harus pintar mencari alasan jika ditan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   JEBAKAN

    Presiden menjadi bingung. Ini kali pertamanya Aether bersikap seperti itu, biasanya anak sulung hanya marah dan bersikap impulsif, melakukan hal yang tidak berguna. Tapi sekarang kenapa malah- "Jadi, Ayah lebih suka membela kepala pelayan yang tidak tahu malu?" Tanya Aether sambil melihat jam tangannya. "Ah, sudah jam segini. Aku harus pergi. Ibu." Julia menoleh dan menatap putranya dengan tersenyum. "Ada apa Putraku? Ngomong-ngomong, dari tadi Ibu melihat kamu memakai kaos tangan, apakah ada luka di tanganmu?" Aether menyeringai. "Tidak ada, hanya keisengan." Setelah menjawab pertanyaan Julia, dia mengeluarkan kartu kredit dari dalam dompetnya. Sebelum keluar kamar, dia sudah meneliti uang, debit card dan juga kredit card yang diberikan sang ayah. Pemilik tubuh sebelumnya pasti terlalu bodoh untuk membedakan debit dan kredit card. Dari perkataan pelayan, pemilik tubuh sebelumnya hanya asal memilih kartu di dompet, dan hanya beberapa kartu kredit saja yang terlihat sering dipakai.

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   MEMECAT PARA PELAYAN

    Tidak lama muncul suara rekaman video terakhir, Aether tertawa. "Oh, ternyata yang tadi direkam." Julia bersandar di kursi dengan angkuh. "Oh- apakah Aether bisa melihat postingan media sosial tentang pangeran bermasalah?" Aether menuruti perintah ibunya. "Okey dokey." Alvin bangkit dan hendak meraih handphone di tangan Aether. Aether melepas tangan ayahnya lalu menendang perut Alvin dengan keras, setelahnya berjalan santai ke Julia. "Sepertinya Ibu yang paling paham soal media sosial. Bolehkah bantu aku?" Julia yang hendak mengambil handphone di tangan Aether, tersenyum ketika putranya tiba-tiba menarik handphone. "Dasar anak nakal!" Aether tersenyum lalu memberikan saran. "Aku sarankan memakai sarung tangan, karena handphone ini menjadi barang bukti sekarang." Presiden berteriak marah. "AETHER!" Julia menghela napas. "Ibu tidak membawa sarung tangan, jika kamu bicara lebih awal- mungkin bisa Ibu persiapkan terlebih dahulu." Aether masih menunjukkan senyumnya. "Tidak perlu kh

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   KOTA BELAKANG

    Aether menuruni tangga dengan santai. Hari ini dia bisa tidur nyenyak dan bangun dengan nyaman setelah mendapat perlakuan khusus dari para pelayan baru. langkah kakinya terhenti di tengah tangga ketika mendengar jeritan histeris Aida. "JANGAN BAWA PELAYANKU PERGI!" Alvin berusaha memegang adiknya, supaya tidak menyusul si pelayan sementara Danti hanya berdiri kebingungan, tidak bisa berbuat sesuatu. Aether berjalan melewati kekacauan itu. Aida menatap marah Aether. "KAKAK PUAS SEKARANG? SUDAH MENYAKITI AKU, SEKARANG MENGUSIR PELAYANKU KELUAR DARI RUMAH! AKU TIDAK AKAN MEMAAFKAN KAKAK!" Aether berjalan santai dan melambaikan tangan, tanpa menoleh ke belakang. Aida menjerit putus asa, sementara Alvin hanya menatap punggung Aether yang menjauh. "Kita mau ke mana?" "Tuan muda!" Aether menoleh lalu melihat seorang pria tua berjalan terburu-buru menghampirinya. "Oh-" "Tuan muda, saya dari tadi memanggil anda." "Ada apa?" "Ini." Aether menaikkan salah satu alis, menerima sebuah a

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   GRUP BALIN

    Wisata alam di kota belakang sangat indah, karena merupakan pulau dan pantainya bisa dinikmati sebagai liburan, hanya saja ada beberapa tempat yang sangat indah membutuhkan uang banyak untuk keamanan, sementara wisata murah hanya bisa dinikmati oleh masyarakat setempat karena banyak warga luar yang malas dengan perlakuan tidak menyenangkan. Kebanyakan yang berlibur adalah orang-orang kaya yang membawa keluarga atau selingkuhannya untuk berlibur. "Kamu tahu dari mana?" "Kami harus cepat mendapatkan informasi demi majikan, kami tidak ingin kehilangan majikan." "Apakah kamu tidak merasa direndahkan karena hal itu?" "Hal itu?" "Majikan dan tuan." "Kenapa Tuan muda bertanya? Bukankah Tuan muda yang su-" pelayan muda itu langsung menutup mulut dengan kedua tangan lalu bersujud di dekat kaki Aether. "Saya minta maaf karena sudah mengatakan hal yang tidak berguna." "Lama-lama, aku tidak suka dengan kelakuan kamu." Aether tidak suka dengan pelayan muda yang selalu merendahkan dirinya u

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   PENAWARAN AETHER

    Dimas mengangkat pistol ke arah Aether dengan tangan kiri sementara tangan kanan diangkat supaya para anggota menahan diri untuk tidak asal tembak, sekarang kelompok mereka sedang disudutkan oleh sekelompok gangster lain, kelompok Balin yang jaya, hampir runtuh karena kehilangan ketua yang dituduh melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Indonesia. Tentu saja, sekarang para kelompok lain berani, karena pemerintah Indonesia juga turun tangan menyerang Balin. Dimas menyipitkan kedua mata dan berusaha mengingat identitas pria yang berdiri di hadapannya. Anggota lain terkejut ketika mengenali Aether. "Bukankah dia anak presiden yang dikenal sebagai pangeran bermasalah?" Dimas juga terkejut. "Kenapa?" Aether tidak lagi tersenyum bodoh atau melakukan kegiatan bodoh lainnya, dia berjalan santai dan mendekati Dimas, tanpa takut meskipun pistol diarahkan ke dirinya. "Ya, saya anak Presiden." Aether belum mau mengungkapkan identitas asli jiwa di dalam tubuhnya, tidak mungkin dia mengatak

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-02
  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   PENAWARAN AETHER II

    Aether menatap tidak percaya Dimas. "Kamu yakin pemerintah tidak mengembalikan tubuh ketua kalian? Kenapa?" "Kami tidak tahu alasannya." Geleng Dimas sementara anggota lainnya menunjukkan wajah sedih. "Mereka tiba-tiba datang mencuri dokumen dan menuduh kelompok kita telah berupaya memberontak dan bekerja sama dengan negara lain." Aether mengepalkan kedua tangannya dengan marah lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Kalian mau diam saja ketika mendapat perlakuan tidak adil?" "Lawan kami penguasa." "Kami bisa berbuat apa?" "Anda hanya anak orang kaya yang masih menerima uang dari orang tua." "Bagaimana bisa kami mempertaruhkan nyawa untuk anda?" "Jangan ganggu kami." Aether tidak menyalahkan sikap mereka, mengambil kartu nama di balik saku jaket dan menyerahkannya ke Dimas. "Ini." Dimas membaca kartu nama kekanakan dan terlihat mewah, berwarna emas. "Apakah ini bisa dijual? Saya yakin ada unsur emas di kartu nama ini." Aether memasang tampang kecut ketika Dimas melontarkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10

Bab terbaru

  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   KEPUTUSAN JULIA

    Julia hidup dalam kemewahan dan memiliki status tinggi yang sangat diinginkan banyak orang, sayang sekali dia memiliki anak macam Aether yang sama sekali tidak berguna. Kadang kala Alvin iri dengan kehidupan Aether yang memiliki ibu kandung macam Julia, bukan menjadi anak dari hasil perselingkuhan lalu hidup dalam belas kasihan orang lain sehingga dirinya harus mati-matian menaikkan nilai diri sendiri di mata publik. Sementara sang ayah, Baron tahu dengan baik perasaan Alvin, dia sendiri yang melihat bagaimana perjuangan sang anak untuk bisa dilihat masyarakat Indonesia dan tidak dicap sebagai anak haram. Dulu dirinya mengharapkan Aether, namun seiring pertumbuhan anak itu, tidak mungkin bisa berharap lagi. "Alvin, tolong mengalahlah, jika tidak ingin menjilat Julia," kata Baron, nada suaranya mengharapkan permohonan dan simpati kepada Alvin. "Hanya kamu, anak yang aku harapkan." Alvin menatap kecewa Baron. "Mau mengalah sampai kapan?" tanyanya. Baron menghela napas dalam-dalam, m

  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   MELAWAN PERUNDUNGAN

    "Aku tidak tertarik pada politik, tapi aku juga bukan tipe orang yang suka bermain pahlawan. Aku hanya ingin melakukan hal yang disukai dan hidup santai," jawab Aether.Dimas masih tidak paham dengan penjelasan Aether. "Maaf, saya tidak begitu paham dengan penjelasan Anda. Mungkin bisa diperjelas?""Intinya, aku hanya ingin hidup nyaman. Aku tidak ingin tinggal di negara yang penuh dengan sampah dan orang tidak berguna, duduk di tempat itu. Jika mereka bisa membunuh atasan kamu yang berharga, mereka pasti bisa membunuh orang-orang yang tidak dianggap berguna bagi mereka," ucap Aether sambil bersandar di sofa kamarnya. Ah, rasanya sangat menyenangkan menikmati kemewahan sekarang. Berbeda dengan kehidupannya yang dulu, harus susah payah bisa duduk di sofa semahal ini, bahkan bisa dibilang hampir kehilangan nyawa.Bagi orang miskin, memiliki sofa empuk dan terlihat mahal, sangat tidak berguna, hanya menghabiskan uang. Tapi mereka tidak tahu, bagaimana nyamannya tempat duduk itu setelah m

  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   MENGAMBIL TEMPAT

    Julia sangat mengenal anaknya dengan baik, Aether memang puas melihat reaksi para pembencinya, bahkan politikus oposisi dan pembenci ayahnya, turut berkomentar.Aether membalik halaman di ipad dan minum teh, duduk berhadapan dengan Baron. "Menurut Ayah, pembelaan yang dilakukan bangsawan Inggris, terlihat berguna atau semakin merendahkan aku?"Baron tidak peduli dengan masalah Aether, selama ini selalu dibiarkan saja. Namun, ketika mengingat putranya melakukan hal luar biasa, dan bisa saja memperburuk namanya, dia tidak bisa tinggal diam. "Kenapa tidak bisa belajar dari Adik kamu? Dia sudah bekerja keras melakukan yang terbaik dan menunjukkan prestasinya."Aether tertawa lalu meletakkan ipad di samping tempat duduknya. "Kenapa aku harus menjadi dia? Aku anak sah, dia hanya anak haram.""AETHER!" bentak Baron."Apa? Aku disalahkan lagi?""Kamu membuat ulah dengan bunuh orang di depan umum!""Aku terpaksa melakukannya," jawab Aether dengan santai. "Jika aku tidak membunuhnya, dia akan m

  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   PRO-KONTRA

    Video Aether membunuh penculik hewan dengan cepat menjadi viral di media sosial. Beberapa orang memuji Aether atas tindakannya, sementara yang lain mengutuk karena main hakim sendiri.Politisi dan pendukung presiden dengan cepat ikut-ikutan. Beberapa politisi menggunakan Aether sebagai contoh mengapa mereka keras terhadap kejahatan, sementara yang lain menggunakannya untuk menyerang lawan mereka.Video-video Aether juga memicu perdebatan tentang hak-hak hewan. Beberapa orang berpendapat bahwa Aether adalah pahlawan untuk melindungi hewan, sementara yang lain berpendapat bahwa dia adalah seorang main hakim sendiri yang melanggar hukum.Perdebatan tentang Aether kemungkinan akan berlanjut untuk beberapa waktu. Namun, satu hal yang pasti, Aether telah menjadi simbol harapan bagi banyak orang yang peduli terhadap kesejahteraan hewan.Dimas yang mengawasi media sosial, membaca komentar satu persatu. Ketika Aether sudah duduk santai di kamarnya, setelah kekacauan itu- Helena menjadi trauma

  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   KESEJAHTERAAN HEWAN

    "Danti datang ke rumah saya tanpa izin, dia juga membawa teman-temannya untuk mengejek Aether. Saya punya bukti CCTV yang di mana Danti sengaja memasukan temannya ke ruang tengah. Padahal aturan di rumah adalah tamu datang hanya sebatas di ruang tamu, bukan ruang tengah. Jika begini, siapa yang memulai duluan?" Selena dan Asher yang melihat rekaman itu, langsung menutup handphone dan tidak ingin melihatnya lagi. Julia yang memiliki harga diri tinggi dan tidak pernah menceritakan aibnya- sekarang malah mengatakan kepada semua orang tentang kondisi rumah tangga. Hari ini mereka berdua memiliki janji untuk bertemu dengan Aether dan Julia di restoran cepat saji, sementara anak-anak bermain di taman samping restoran, dijaga ketat oleh pengawal dari keluarga Kailash. Tidak lama Aether dan Julia masuk ke restoran cepat saji. Selena dan Asher yang hendak menyambut sahabat, terkejut begitu melihat pipi Julia yang kemerahan dan tidak disembunyikan oleh make up sama sekali, membuat mereka ber

  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   ANCAMAN AETHER

    Baron yang sudah melihat rekaman itu setelah ditunjukkan oleh kedua anaknya, spontan pergi ke kamar Julia dan masuk tanpa mengetuk pintu. "Apa yang sudah kamu katakan di depan publik?"Julia minum teh dengan santai sambil menonton televisi. "Bisakah kamu mengetuk pintu terlebih dahulu? Kenapa kamu jadi melupakan sopan santun setelah bergaul dengan Danti?""Jangan bawa-bawa nama Danti, dia tidak tahu apa pun!" Julia meletakkan cangkir teh ke tatakan dengan kasar, lalu menegakkan tubuhnya. "Tidak tahu? Dia tidak tahu apa pun?"Baron berdiri di tempatnya, berusaha menjaga jarak sekaligus mengawasi istrinya jika berusaha melawan. "Danti tidak tahu apa pun, jangan pernah melibatkan dia disetiap pertengkaran kita.""Kamu selalu membela anak-anak dan selingkuhan, tapi kamu tidak bisa membela Aether dan aku. Apakah kami sudah bukan bagian dari keluarga kamu?" tanya Julia."Bukan seperti itu, aku hanya mengharapkan kamu dan Danti-""Apakah kamu tahu kalau kamu nyaris tidak bisa menjadi Presid

  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   KEMARAHAN JULIA

    "Kita membahas masa lalu dulu ya- di keluarga Kailash memang ada tradisi salah satu generasi harus masuk ke dunia politik dan menjadi pejabat. Hal ini bukan dikarenakan kita buta akan kekuasaan, melainkan karena perjanjian nenek moyang yang harus dipegang secara teguh."Kami menjadi kaya raya atas izin leluhur di Indonesia, namun sayangnya di generasi saya- tidak ada yang bisa terjun di dunia politik karena memiliki idealis masing-masing, baik itu kerabat jauh maupun kerabat dekat. Saya- yang notabene harus menjadi pewaris, mulai disorot oleh keluarga, tentu saja saya tidak menginginkannya."Buat apa terjun ke dunia politik? Tidak ada gunanya sama sekali, melayani masyarakat yang tidak bisa diatur itu membuang waktu."Aether yang menonton rekaman itu di ipad, tersenyum- Julia secara terang-terangan berani menyindir di depan publik. Biasanya para pejabat publik dan istrinya berusaha menjilat rakyat untuk mendapatkan suara. Yah, memang merupakan hal yang wajar untuk melakukan hal itu, n

  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   JULIA MUNCUL DI PUBLIK

    Komentar di twitty tidak terlalu parah, tapi yang lebih parah adalah di media sosial pacebok, Dimas benar-benar panen akun. Tidak perlu repot-repot mencari apakah akun itu palsu atau tidak, karena mudah sekali orang-orang bodoh berkomentar jelek dengan menggunakan akun asli bahkan mendoakannya dengan hal buruk sekalipun.Dimas tertawa di dalam hati, ketika melihat komentar-komentar sok agamis yang menilai keburukan Aether, ketika melihat asal kota mereka dan juga foto-foto, tidak ada yang berasal dari kota belakang. Benar, kota belakang terlalu miskin untuk membeli paket internet. Saat iseng mencari sejarah komentar salah satu pemilik akun, dia semakin tertawa. Orang yang menghina dan menggunakan akun asli, juga menghina kota belakang."Apa yang kamu tertawakan?" tanya pelayan muda."Ada orang yang menghina Tuan muda dan mendoakannya jelek, tapi dia juga menghina orang-orang di kota belakang."Pelayan muda yang terkejut, spontan duduk di samping Dimas. "Mana yang berkomentar jelek?"D

  • KEMBALINYA PANGERAN MAFIA   ANAK EMAS PRESIDEN

    Aether yang dibangunkan dengan mood buruk, membaca satu persatu komentar para netizen yang mengkritiknya dengan berbagai macam makian dan doa yang tidak relevan. "Aku ingin bertanya kepada kalian berdua."Pelayan muda dan Dimas berdiri diam di belakang Aether yang sudah duduk di sofa santai kamarnya. "Jadi, apakah aku sudah merugikan para netizen ini di masa lalu?"Pelayan muda menjawab dengan percaya diri. "Tidak, anda tidak pernah mengganggu mereka, tapi mereka memang suka menghina anda di media sosial. Itu sebabnya anda jarang membuka media sosial, anda juga suka menghina mereka tapi tidak menuliskannya di media sosial, karena takut berpengaruh terhadap citra Presiden.""Begitu ya, ternyata dulu di masa lalu dia anak penurut.""Ya?"Aether menyerahkan IPAD ke Dimas. "Kamu paling ahli tentang ini bukan? SS semua yang menghina aku, bahkan menyumpahi aku. Sekalian saja aku menjadi orang jahat, bukan?"Dimas tidak setuju. "Bagaimana jika mereka balik menuntut anda karena telah membungk

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status