Home / Romansa / KELAMBU MERAH JAMBU / The Autumn Dinner

Share

The Autumn Dinner

Author: Humairah Samudera
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Untuk menyambut musim gugur kali ini---musim gugur ke dua kami di Netherlands---aku memutuskan untuk mengadakan weekend dinner bersama para tetangga. Jadi, hari ini aku sibuk menulis undangan dan menyebarkannya dari rumah ke rumah. Well, meskipun ini jaman internet---bisa saja membuat E-Inviting Card yang bisa sampai hanya dalam hitungan detik--tapi menurutku kurang sopan. Ya ampuuun!  Kami kan tetangga, nggak sampai berjalan sejauh ratusan meter untuk mencapai rumah mereka. Ya, yaaahhh, kecuali rumah Elize, sih. Itu pun hanya sekitar dua ratus meter. 

So, this is the inviting card that I wrote happily lovely! 

Dear ………………

We lovely to invite yo

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Love Love Love

    Nggak hanya para tetangga, aku juga mengundang keluarga besar DE SUPER ICE CREAM untuk datang ke acara weekend dinner. Tentu saja, Emma and Friends dengan senang hati menerima undanganku. Bahkan, Tosca bersedia menyumbangkan tenaga untuk menjadi chef. Hehehehe. Bukan hanya itu, dengan senang hati, Emma akan membawakan kami es krim yang super duper yummy. Es krim andalan di kedai es krimnya. Es krim varian apakah itu? Cokelat almond, strawberry dan pisang. Kalau di daftar menu sih, tulisannya menjadi seperti ini: CASBANANA. Uwaaauuu nggak sih, kalau begitu? Jujur, aku tersanjung kuadrat.OK!Sepulang dari DE SUPER ICE CREAM untuk mengantarkan kartu undangan itu tadi, aku sekalian pergi berbelanja di kopermolen. Kenzy minta dibuatkan kacang

  • KELAMBU MERAH JAMBU    The Romantic Marriage Anniversary

    Kenzy nakal!Coba bayangkan, sempat-sempatnya dia menyentuhkan love kiss ke pipi kananku, sewaktu aku membantunya berjalan menuruni anak tangga. Ah, semoga Om Dirga nggak melihatnya. Bukan apa-apa. Malu, kan? Hehehehe. Ya, yaaahhh, bisa jadi malah senang sih, karena akhirnya keponakannya ini bisa hidup rukun, damai dan bahagia. Yeaaahhh, meskipun sedang dalam ujian berat dari Tuhan, sih. Ummm, nggak ada yang nggak mungkin kan, bagi Tuhan? Kalau Dia kehendaki Kenzy sembuh dalam sekejap mata, niscaya itulah yang akan terjadi. Satu yang pasti, Tuhan nggak akan membebankan apapun pada kami, kecuali kami sanggup memikulnya. Iya, kan?"Iiihhh, Kenzy!" aku berbisik lirih dalam rangka protes, "Malu tahu, ada Om Dirga?" bisikku l

  • KELAMBU MERAH JAMBU    A Mysterious Husband

    "Breech, ooohhh, my God … Aaaakkk … Breech!" Tante Bethanny menjerit-jerit tertahan di sela-sela kontraksi yang mendorongnya untuk mengejan tapi aku nggak tahu artinya apa sehingga berlari ke luar kamar, memanggil Om Dirga.Nora tidur di stroller jadi Om Dirga bisa segera mengikuti aku, "Ada apa, Anyelir? Auuuhhh, Nora rewel sekali!""Tante Bethanny, ummm, breech …?" sahutku dengan kepanikan yang semakin memuncak, "Breech, apa itu, Om?"Tanpa berkata-kata, Om Dirga berlari ke kamar, napasnya terdengar memburu yang kuterjemahkan dengan panik kuadrat. Meskipun begitu, aku menyempatkan diri melambai-lambaikan tangan pada Kenzy dan men

  • KELAMBU MERAH JAMBU    The Most Important Life's Note

    Amazing tralala!Kenzy rewel sekali hari ini. Hampir saja aku menyerah, sungguh. Rasanya seperti menjaga seorang bayi. Ah! Bahkan, mungkin berlipat-lipat payahnya dari pada itu. Kalau bayi, yang penting kenyang susu dan popoknya kering dan bersih, sudah beres. Dia akan tertidur lelap dengan sendirinya. Ya, yaaahhh, seenggaknya begitulah pengalamanku selama beberapa kali menjaga Nora. Naaahhh, kebetulan Nora type anak yang asyik diajak bermain. Tahan lama lah, nggak mudah bosan atau bagaimana. Dulu, waktu baru berumur satu setengah tahun saja, sudah asyik diajak bermain. Hehe. Apalagi sekarang? Wuaaahhhh, diajak bermain leggo atau balok saja sudah bahagia tiada tara.By the way mungkin karena sakit, ya?Menurutku Kenzy jadi childish. Tahu, kan? Kekanakan. Ng

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Are You Allright Kenzy

    Oh, God!Kenzy nggak mau dirawat di rumah sakit, meskipun kondisinya sudah semakin parah. Masih sadar tapi semakin lemah, hanya bisa berbaring di tempat tidur. Padahal mulutku sudah sampai berbusa-busa dalam rangka membujuknya supaya mau di rawat tapi tetap saja nggak mau. Bukan hanya aku yang mulutnya berbusa-busa tapi juga Om Dirga, Tante Bethanny dan Miss D juga tapi pendiriannya sudah benar-benar teguh. Alasannya? Dengan penuh ketabahan sekaligus harapan, membisikkan ini padaku, "Kalaupun aku harus pergi menghadap Allah, biarlah itu terjadi di rumah. Bukan di rumah sakit. Anyaaa Anyeliiirrr, aku nggak mau jauh-jauh dari kamu. Aku, maunya, kamu selalu temani aku!"Auuuhhh, bola mataku sudah tergenang air hangat, nyaris tumpah namun kutahan agar tidak menetes ketika mengatakan ini padanya, "Nggak Kenzy, nggak. Aku nggak

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Fighting for Kenzy

    Nilai ujian sekolah bahasaku sudah keluar. Baru saja aku melihat pengumumannya di alamat email dan rasanya benar-benar speechless. Stunning. Well, it is like a dream. Masa sih, aku yang masih grotal-gratul bicaranya bisa mendapatkan nilai A? Tanpa tanda plus ya, tapi aku benar-benar bangga. I am so proud of my self, of course. That is my hard work's results. Apalagi kan kemarin ini banyak sekali liburnya. Bahkan, kalaupun bisa mengikuti kelas, selalu dalam kondisi ambyar konsentrasi. Sungguh. Aaahhh, you know lah, terlalu banyak hal yang terjadi dalam hidup ini![Ooohhh, thanks God! I am very happy to know about it, Mr. Abraham. Really, I feel ummm I don't believe that I can get A for my Conversation Examination and I don't believe that you wrote A too for my Grammar Examination. O'ooo, is it a dream? Please, don't say yes …!]

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Kiriman Marcella

    Ugh!Kalau nggak ingat masih ada Papa di dunia ini, juga Mama yang sudah tenang di alam sana, aku pasti sudah bangkit berdiri dan memukuli Marcella sampai babak belur. Untuk apa coba dia datang ke rumah kami? Alasan penting dan mendasar seperti apa yang membuatnya nekat seperti ini, ha? Apa nggak tahu, kalau dia sudah salah tempat? Salah besar!Kenzy semakin kritis, sekarang dirawat intensif di rumah sakit. Nggak mungkin dia bisa bersenang-senang dengannya. Itu satu. Nomor dua, Kenzy sudah berubah, nggak seperti dulu lagi. Nggak mungkin dia mau menyentuh tubuh Marcella lagi atau siapapun wanita di dunia ini selain aku, karena sudah berjanji. Ya, yaaahhh, Kenzy sudah berjanji atas Nama Tuhan kalau dia nggak akan pernah menyentuh ataupun disentuh oleh siapapun lagi, kecuali aku. Ratunya. His Queen. 

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Sayembara dan Bencana

    Om Dirga membawa kami melaju menuju Leiden Zieken Huis, melewati jalan-jalan yang terlihat sepi. Kosong menurutku, andai kami nggak melintas. Mungkin karena masih terlalu pagi, jadi orang-orang masih menikmati sarapan mereka bersama keluarga. Begitu, atau justru mereka sudah berangkat bekerja tadi, pagi-pagi sekali. Oooh, nggak, mungkin mereka sedang berlibur ke luar kota dan hanya tersisa kami di sini. Om Dirga sekeluarga dan kami. Keluarga kecil Kenzy Van Snoek. Percayalah, kata-kataku ini nggak akurat jadi tolong, jangan didengar. Abaikan saja!"Om," panggilku lirih nyaris tak terdengar, setelah menimbang-nimbang beberapa menit lamanya, "May I ask you some questions?" tanyaku sambil membenarkan posisi duduk, "It is about Kenzy dan Me!"Sumpah!Aku juga nggak tahu, b

Latest chapter

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Nyaaa Anyeliiirrr!

    De Swiiing!Entah bagaimana awalnya, aku nggak terlalu ingat, rasa-rasanya ada sesuatu yang aneh di ruang perawatan ini tapi nggak tahu, apa. Om Dirga masih berdiri sambil menyedekapkan tangan di bawah kaki Kenzy, sama seperti posisinya semula. Miss D sudah selesai melepaskan sonde dan sekarang Doctor, dibantu Nurse mulai melepaskan jarum infus yang tertancap di punggung tangan sebelah kanan. Mereka melakukan transfusi darah dari sana. Sampai di sini aku memandang ke segala arah, mengingat keanehan yang sempat kurasakan tadi.Nothing is weird but I feel that!Kembali, aku memandangi wajah Kenzy yang kadang-kadang tertutup tangan Doctor atau Nurse karena pekerjaan mereka melepas ventilator belum selesai. Wajah yang kalau dalam keadaan sehat terlihat tampan dengan

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Good Bye, Kenzy!

    Di antara bayang-bayang Kenzy yang mengulum senyum manis dan segenggam kebahagiaan, aku menguatkan diri untuk tanda tangan. Meskipun air mata tak kunjung berhenti dan keringat dingin semakin deras mengalir, aku berusaha untuk menguatkan diri. Kuat, tegar untuk Kenzy. Demi suami tercinta sepanjang masa. Miss D dan Doctor menunggu dengan sabar di seberang meja. Tenang, Miss D mengusap-usap punggung tanganku, senyumnya terlihat tipis tapi tulus. Sementara Doctor duduk bersedekap tangan dengan raut wajah setegang robot lowbat.Sungguh, sampai detik ini, aku masih merasa jahat!Jahat, karena harus melalukan semua ini, meskipun itu demi kebaikan Kenzy. Cukup, cukup satu musim dia menjalani masa komanya. Nanti, besok jangan lagi. Aku sudah nggak sanggup lagi melihatnya seperti ini. Oooh, ooohhh, my God! Baru satu kali itu aku me

  • KELAMBU MERAH JAMBU    The Final Decision

    "Kamu …?" aku mendelik menatapnya, "Ngapain kamu ke sini, keluar!"Betapa terkejutnya aku, saat Kenzy dengan tenang dan santainya masuk ke kamarku. Padahal, sebelum ijab qabul tadi sudah berjanji kalau nggak akan pernah menginjakkan kakinya di sini. Wuaaahhh, sepertinya dia meremehkan ya, kan?"Kenzy, keluar!" dengan amarah yang semakin membesar, aku menunjuk ke arah pintu, "Keluar, Kenzy!"Tap, tap, tap!Terdengar langkah kaki Papa menuju ke sini, membuat kami sama-sama terkejut. Mungkin Kenzy pun bingung harus bagaimana, jadi dia mendekat padaku, sedekat-dekatnya. Tentu saja, itu masih belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan saat Papa sudah benar-benar muncul di depan pintu, Kenzy me

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Waiting For Kenzy's Smile

    Miss D terperangah, menatapku dengan karakter kucing yang dilanda konflik besar, antara harus mencuri ikan di atas meja atau menahan lapar sampai diberi makan oleh majikannya. Tapi aku tak peduli lagi, tentu saja. Apa yang harus kupedulikan? Itu, ventilator, sonde, jarum infus yang melekat di tubuh Kenzy sudah tak berguna lagi kan? Sudah nggak ada fungsinya lagi, kan? Untuk apa dilanjutkan? Hanya menambah kedalaman luka saja!"Please, do that now, Miss D?" aiu meratap-ratap, memohon dengan segala perasaan yang merasuki diri, "For Kenzy, For me …!"Dalam detik-detik yang berdetak begitu cepat, seolah-oleh roda mobil yang melaju cepat ke sebuah tempat di lereng bukit, kami saling berpandangan dengan mulut ternganga. Aku, napasku memburu, selayaknya seorang prajurit yang berhadapan dengan seseorang yang sangat penting untuk

  • KELAMBU MERAH JAMBU    In Peace and Love

    Papa meraih pergelangan tanganku, menahannya dengan sedikit tekanan yang menyakitkan, tentu saja. Hal yang belum pernah Papa lakukan selama aku menjadi anak pungutnya. Well, aku yakin, seluruh dunia juga tahu, selembut dan semanis apa Papa memperlakukan aku selama ini. Ah, lebih lembut dari butiran salju. Lebih manis dari es krim susu vanilla. Jadi, kalau sampai Papa melakukan itu, berarti ada sesuatu yang bersifat penting dan genting.What is that?I don't know!Yeaaahhh, only he knows, of course!"Anyelir!" Papa memanggil dengan suara bergetar yang aku nggak tahu kenapa, nggak ingin tahu juga, "Kamu, nggak mau ikut nganterin Papa ke bandara, besok pagi?"Finallly H

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Luka di Atas Luka

    Hanya bisa bernapas dan memandang ke arah mama Sophia dengan mata yang semakin memburam oleh air mata. Aku merasa benar-benar terjepit sekarang. Terjepit di antara dua bilah pedang yang berkilau tajam plus haus darah. Oooh, ooohhh, my God! Kenzy masih koma, bahkan harapan hidupnya semakin menipis. Bisa dikatakan habis, malah. Sudah begitu, seolah-olah itu belum cukup untuk meluluh lantakkan seluruh hati dan perasaan yang terkandung di dalamnya, Papa menyingkap tabir rahasia tentang hidupku yang sesungguhnya.Jahat. Jahat. Jahat.Apa, apa yang bisa kuharapkan sekarang?Apa masih ada harapan?Papa menjadikan aku Musim Semi, Little Princess dan Anyelir Nuansa Asmara hanya untuk dijadikan pengisi kotak hadiah

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Anak Pungut Yang Malang

    Papa kembali ke rumah sakit, setelah tiga hari beristirahat di rumah. Om Dirga hanya menjenguk Kenzy sebentar lalu kembali ke kantor, karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Jadi, aku memanfaatkan kesempatan berdua kami untuk berbicara. Sebisa mungkin, dari hati ke hati dan tanpa lonjakan emosi. Selain sadar kalau ini rumah sakit, kami juga nggak pernah bertengkar selama ini. Belum pernah. Nggak lucu kan, kalau dalam kondisi Kenzy yang masih koma, kami justru bertengkar?"Papa," aku memanggil setelah selesai mengepang rambut ala Elsa dan mengikatnya dengan karet gelang, "Ada yang perlu Anyelir tanyakan Pa, boleh?"Aku memindai kebohongan di bola mata Papa. Kebohongan yang nggak kuharapkan sama sekali, sebenarnya. Emmmhhh, pasti Papa lupa kalau dia bahkan selalu mengancamku dengan rotan untuk setiap kebohong

  • KELAMBU MERAH JAMBU    What Will Be Will Be

    Leiden, 28 September 2018Dear Angel,Begitu banyak yang terjadi dan yang paling besar adalah Kenzy yang masih koma. Bukan hanya itu. Bahkan, secara medis, harapan hidup Kenzy hanya tinggal lima sampai sepuluh persen lagi. Jadi, kalau dokter yang menangani melepaskan semua alat penunjang kehidupannya, kemungkinan besar---Miss D mengatakan tanpa kemungkinan yang berarti pasti---Kenzy akan meninggal dunia. Well, tentu saja, aku nggak mengizinkan siapapun dokter ahli kanker di dunia ini untuk melakukannya! Kamu tahu kan Angel, apa maksudku? Hidup dan mati manusia, mutlak berada di tangan Tuhan. Iya kan, Angel?OK!Kalaupun Kenzy harus meninggal Angel, jangan karena kami melepaskan jarum infus atau ventilatorn

  • KELAMBU MERAH JAMBU    Harapan Hidup Kenzy

    Papa pulang ke Sleedorn Tuin sore ini, diantarkan Om Dirga. Jadi fixed, malam ini aku sendirian menjaga Kenzy di rumah sakit, karena Om Dirga harus menemani Papa. Itulah mengapa, sedari tadi sibuk menyiapkan segala hal untuk lebih intensif mengaktifkan kesadaran Kenzy. Pening, rasanya. Pening kuadrat. Tahukah kalian? Begitu banyak ide dan rencana menjejali ruang pemikiran yang terasa kian menyempit. Ruwet dan rumit. Tapi aku memilih untuk mendahulukan album foto Kenzy dan Kinanti, tentu saja. Ya, yaaahhh, meskipun kadang-kadang rasa cemburu membakar pinggiran hati tapi apa boleh buat? Dalam situasi sepenting dan segenting ini, aku nggak mungkin egois dan emosional, bukan? Toh, kalau Kenzy sadar, aku juga yang bahagia. Bukan Kinanti. Iya, kan?Sooo, this is it!Seperti biasa, aku menggenggam telapak tangan kiri Kenzy dan mengaja

DMCA.com Protection Status