MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Kehadiran Bu Sinta (111)Setelah itu aku pulang ke rumah, dan... Aku melihat ada Bu Sinta tengah berdiri di sebelah gerbang rumahku. Ia pasti rindu pada Nura dan juga cucunya hingga sampai ia datang kesini.Aku segera turun dari mobil dan aku lihat Bu Sinta juga tengah melihat padaku."Bu, Ibu kesini ? Kenapa enggak langsung masuk aja ? Apa bibi tidak ada di rumah ?" tanyaku. Raut wajah wanita yang rambutnya digelung dan mengenakan rok panjang ini terlihat begitu resah."Nak Amar, Eu... Ibu tidak mau Nura tahu jika ibu datang kesini. Ibu takut Nura marah, Nak." jawabnya, Aku hanya terdiam."Amar... Ibu sangat rindu sekali pada Nura. Ibu sangat khawatir dengan keadaannya. Sekarang keadaan Nura bagaimana ? Apa dia sudah baikan ? Sejak tadi ibu menunggu Nura agar terlihat keluar rumah. Tapi... Ibu tidak melihatnya juga. Apa Nura sedang tidak ada di rumah ?" tanya Bu Sinta. Ia belum tahu jika Nura mengalami depresi dan hanya terdiam di kamar sa
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - MENCARI NURAPOV AMARHari ini hari libur, harusnya menjadi hari untukku agar menghabiskan banyak waktu dengan keluarga dan juga bisa menghabiskan waktu untuk me time untuk sekedar menenangkan diri dari pekerjaan-pekerjaan yang selama ini selalu membuat aku kelelahan. Namun tak pernah aku sangka, Lidiya datang kerumahku secara tiba-tiba di pagi hari ini. Ia tidak bilang padaku jika dia akan datang kesini. "Lidiya, Kenapa kamu datang kesini ?" tanyaku panik setelah membuka pintu rumah dan melihat dirinya yang tengah mengenakan dress pendek berwarna hitam, tengah berdiri di depan pintu. "Mas Amar, Kok kamu kayak gak senang gitu aku datang kesini ? Kamu gak usah kaget kayak gitu juga, kan kamu sendiri yang bilang kalo Nura istri kamu itu keadaan jiwanya lagi gak sehat, dan gak sadar dengan keadaan sekitarnya. Jadi, harusnya dia juga gak akan sadar dong kalo liat aku berduaan sama kamu." Jawabnya tanpa terlihat rasa takut."Oh, Atau kamu taku
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Keadaan Nura (113)Sedangkan Nura, Di malam hari ini, ia menggigil kedinginan di bawah jembatan berkumpul bersama para pengemis yang ada disana. Ia masih mengenakan setelan baju tidur yang dipakainya dari sejak kemarin. Asisten rumah tangga yang biasa merawatnya, tidak mampu menggantikan pakaiannya karena Nura kembali kumat sakit jiwanya. Rambut panjangnya berantakan bagaikan benang kusut. Kini bajunya juga mulai dilumpuri kotoran tanah karena dia duduk dimana saja.Kakinya pun lebam karena tidak memakai sandal saat ia keluar dari rumah Amar dan berjalan cukup jauh. Telapak kakinya yang awalnya mulus itu, kini sedikit lebam kemerahan terkena bebatuan.Nura sekarang terkena sakit jiwa. Ia selalu harus minum obat agar ia bisa kembali normal atau sadar, namun jika efek obatnya sudah menghilang, Sakitnya kembali lagi. Ia jadi sering mengamuk.Nura berdiri, dalam pikirannya dia hanya memikirkan kejadian ketika dirinya mengetahui semua rahasia i
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Satria (114)Akhirnya orang-orang disana melepaskan Nura, dan membiarkan Nura diurus oleh lelaki ber jas hitam tersebut.Lelaki itu adalah Satria. Meskipun keadaan Nura sekarang begitu kurus dan kumal, ia masih bisa mengingat pada Nura yang ia ketahui, Nura adalah istri baru dari mantan suami Via atau, baginya Nura adalah wanita yang telah menjadi penyebab hancurnya pernikahan Via dengan Amar. Ia juga tahu jika Nura adalah sahabatnya Via, karena ia pernah mencari tahu soal Via dan ia menemukan banyak foto kebersamaan Via bersama Nura saat Via masih SMA hingga Via bekerja menjadi sekretaris Amar. Tak hanya itu, Ia juga masih ingat jika Nura adalah seorang wanita yang pernah melamar pekerjaan padanya disaat Via juga tengah bekerja dengannya, namun ia tidak menerimanya karena melihat sikap Nura yang tidak baik dan juga mengetahui jika ia bersikap buruk pada wanita yang ia cintai, yaitu Via."Kamu jangan takut. Saya tidak akan berbuat ja-hat
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Rumah Sakit Jiwa (115)Satu Minggu kemudian...Karena kesehatan Nura semakin memburuk semenjak ia pergi dari rumah, Akhirnya aku dan Bu Sinta memutuskan untuk membawa Nura ke Rumah Sakit Jiwa agar ia bisa dirawat dengan baik. Sebenarnya aku dan Bu Sinta awalnya juga merasa berat mesti membawa Nura ke rumah sakit jiwa, Namun selama satu minggu ini, Ia kerap sekali teriak-teriak, bahkan sampai memecahkan banyak barang yang ada dirumah. Sampai ada tetanggaku yang protes karena terganggu mendengar suara teriakan Nura. Tak hanya itu, ia juga sering ingin kabur. Dan ia juga hampir melukai Bu Sinta dan orang-orang yang ada dirumah ini. Dua hari yang lalu, Ia mence-kik Bu Sinta saat Bu Sinta tengah menggendong Amran. Hampir saja Bu Sinta kehilangan nyawanya dan hampir saja Amran terjatuh dalam dekapan Bu Sinta.Yang paling aku takutkan, Ia akan melukai bayi kami. Apalagi aku jarang ada dirumah karena mesti kerja. Kondisi Nura yang seperti ini, M
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Lahirnya Bayi Kembar (116)Setelah kedua bayi kembar Rasya dan Via lahir, Kedua bayi yang sudah dibersihkan itu, Kemudian suster biarkan agar bayi itu diberikan ASI dalam dekapan Via---ibunya.Satu bayi itu, Diberikan ASI dulu oleh VIA. Yaitu bayi pertamanya atau yang memiliki tahi lalat di pinggir alis kanannya. Dengan penuh kasih sayang, Via menyu-sui bayinya. Kemudian, tak lama Bayi yang satunya lagi. Bayi yang lahir kedua juga memiliki tahi lalat di dagunya dengan posisi terletak disebelah kiri. Adanya tanda lahir itu membuat Rasya dan Via lebih mudah mengenali kedua bayi kembarnya itu.Bayi keduanya juga diberikan ASI dengan penuh kasih sayang juga. Ini pertama kalinya bagi Via, Memberikan ASI-nya. Hal ini sangat berkesan baginya. Adalah hal yang sangat terasa menyakitkan baginya ketika melahirkan dua buah hatinya itu. Namun, Kini rasa lelah dan rasa sakit itu terasa terbayar dengan indah baginya. Lahirnya kedua bayinya itu adalah h
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Kisah Pilu Bu Sinta (117)"Bismillah... Semoga saja Nura tidak menyadari jika aku adalah ibunya. Untuk saat ini, Ibu rela tidak kamu anggap sebagai ibu, Nak. Asalkan, Ibu bisa dekat sama kamu." Lirih Bu Sinta dalam hati. Ia pun berjalan hingga akhirnya berdiri dihadapan Nura. Tak ada reaksi sedikitpun dari Nura begitu Bu Sinta ada didepannya, Ia tetap tertawa sendiri, Kadang murung sendiri. Bu Sinta pun berani untuk duduk disebelah Nura, Karena merasa Nura tidak menyadari dirinya. "Alhamdulillah, Akhirnya ibu bisa sedekat ini lagi sama kamu, Nak." ucap Bu Sinta yang melihat pada Nura, Sedangkan Nura tetap berbicara sendiri dengan pandangan ke depan. "Pembohong... Pembohong... Perempuan itu pembohong..." Ucap Nura pilu dengan sakit jiwanya itu. Bu Sinta hanya terdiam getir. "Ra, Sudah beberapa bulan kamu disini... Ibu sangat rindu sekali sama kamu yang dulu. Ibu sangat rindu kita bersama lagi, Nak. Apalagi, Sekarang sudah ada Amran, Kamu
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Buah HatiPOV RASYASatu Minggu kemudian, Setelah kedua buah hatiku dan Via lahir kedunia. Aku sangat bersyukur, Akhirnya kedua buah hatiku yang aku nanti-nantikan selama ini, Lahir juga ke dunia ini. Sekarang, Via sudah ada dirumah meskipun kondisinya belum begitu pulih. Untungnya aku mendapatkan cuti kerja, sehingga bisa ikut merawatnya dan juga merawat kedua bayiku. Tak hanya aku, Bu Rahma, Pak Padli, Dan bibi juga ikut membantuku. Bu Rahma katanya akan menginap sampai Via sembuh. Sedangkan Pak Padli tidak akan bisa lama, Karena mesti kembali kerja dan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya karena sudah terikat kontrak.Mungkin ada yang ingin tahu apa jenis kelamin kedua bayi kembarku itu. Sekarang aku akan memberitahunya. Kedua bayi kembarku, Kedua-duanya berjenis kelamin perempuan. Iya, Perempuan. Mungkin banyak yang mengira jika kedua bayi kembarku itu terlahir satu perempuan dan satu laki-laki. Awalnya aku pun juga berpikir demikia
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - ENDDua hari kemudian, Pak Bram di operasi jantung. Rasya sendiri yang memilih untuk mengoperasi ayahnya itu sebagai bakti pada ayahnya. Operasi berjalan dengan lancar. Jantung Bu Sinta sudah berhasil dicangkokkan pada tubuh Pak Bram. ***Dua bulan kemudianSudah sekitar dua bulan lamanya, Amar tidak berani keluar rumah. Ia trauma dipenuhi penyesalan atas kepergian keluarganya gara-gara dirinya. Dan ia juga malu dengan keadaan wajahnya yang sekarang. Bi Darmi yang merupakan asisten rumahnya, membantu Amar untuk bisa kembali seperti sebelumnya. Keadaan psikisnya cukup terganggu. Usaha restorannya juga tidak dijalankan. Ia memilih menutup usaha barunya itu. Setiap kali ia melihat restoran tersebut, Ia selalu teringat pada semua kesalahannya yang sudah menyebabkan semua keluarganya meninggal dan juga teringat pada wajahnya yang sekarang menjadi tidak setampan dulu lagi. Ia teringat pada kejadian saat Lidiya menyemburkan air keras itu pada w
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Keadaan AmarSatu Minggu kemudian...Sekarang, Amar membuka matanya setelah melewati masa kritis yang cukup lama. Di ranjang pasien, Tatapannya melihat ke atas, mengingat dimana ia sekarang, dan apa yang sudah terjadi padanya. "Aku, di rumah sakit ?" tanyanya sendiri, Setelah melihat ruangan tersebut. Tak lama ia tersadar pada semua kejadian sebelumnya. Perasaannya mendadak pedih. Ia menghela nafasnya. Rasanya semua yang terjadi padanya begitu berat untuk ia terima."Huh... Aku baru sadar, Aku kehilangan Keluargaku, dan yang terakhir, aku bertemu Lidiya, dan...." Ia teringat apa yang dilakukan Lidiya pada wajahnya. Mendadak ia membangunkan tubuhnya hingga posisi duduk dengan panik. Amar langsung memegangi wajahnya yang masih dienuhi per-ban itu dengan kedua tangannya. "Wajah aku ?! Lidiya menyemburkan air keras pada wajahku! Apa wajahku baik-baik saja ?! Batinnya gelisah." Ia mencari keberadaan dokter. "Dok!!! Dokter!!! Dokter!!!" Teriak
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Hancur!"Ternyata dia disini!" Batinnya geram.***"Ternyata aku gak perlu susah payah untuk menyerahkan kamu ke polisi!" ucap Amar. Lidiya membalikkan badannya, Melihat pada seorang lelaki yang sudah membuatnya tergila-gila jatuh cinta juga sudah membuat dirinya hancur sehancurnya. Ia tersenyum sinis dengan kedatangan Amar. "Akhirnya kamu datang juga, Mas." Lidiya mengucapkannya dengan santai. Berbeda dengan Amar yang sudah dipenuhi amarah."Kamu benar-benar perempuan tidak waras! Kamu sudah membunuh semua keluarga aku!" Pekik Amar dengan tatapan ta-jam tanpa basa-basi."Benar-benar gi-la! kamu, Lidiya" Lagi-lagi Lidiya hanya tersenyum sinis dengan santainya. Ia senang melihat Amar begitu marah atas perbuatannya. "Aku memang gi-la, Mas. Aku menjadi gi-la seperti ini karena kamu. Apa yang aku lakukan, Semua itu karena kamu sendiri, Mas. Kamu sendiri yang menyebabkan semua ini terjadi. Bukankah aku sudah pernah bilang sama kamu, Aku akan m
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - POV LidiyaSetelah beberapa menit kemudian, Nura mulai sekarat. "A... A.. " lirihnya kesakitan. Semua orang yang ada disana panik. Amar segera menggenggam telapak tangannya dan menatapnya lirih."Ma-af, Mas... A-ku ha-rus per-gi.." Amar tak berkata apapun. Ia hanya menangis mesti siap kehilangan Nura, setelah ia kehilangan anaknya. "Ikuti aku, Ra..." ucap Via. Ia mendekati Nura dan menurunkan kepalanya untuk membisikan kalimat syahadat ke telinga Nura. "Asyhadu a La ilaha ilallah.... " Ucap Via. Dengan susah payah Nura berusaha mengikuti."Asyh-- ha.. du a... La- i-lah-ha-i-la-lah...." Ucap Nura."Wa.. asyha du an... na.. Muhammadar.... Rasulullah....." Ucap Via lagi. Nura kembali berusaha mengikuti. "Wa.. asyh.. ha..du..an..na..Mu-ha-mad-dar... Ra-su-lu-lah... Huh....." Ucapnya hingga kemudian hembusan nafasnya berakhir. Nura sudah tiada. Air mata pun mengalir dari pelupuk mata Via dan Bu Sinta, juga Amar. Sedangkan, Rasya dan Diana ha
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Maaf (132)"Ya Allah, Tolong jangan ma-tikan aku dulu sebelum aku meminta maaf pada Via dan ibu. Aku ingin menuntaskan dulu semuanya...." lirihku dalam hati dengan sungguh. Selama ini, Aku sangat jarang sekali berdoa apalagi shalat. Aku benar-benar sombong dan telah tertipu oleh segala ujian dunia hingga aku menjadi manusia yang begitu ja-hat.***Nura juga teringat pada Amran. "Amran... Dimana dia ?" Batinnya. Hingga kemudian ia baru tersadar ada suara seorang lelaki yang menangis sesenggukan dan terdengar begitu terpuruk. Hii..hii..hii... Tangis tersebut adalah tangisan Amar yang masih meratapi Amran yang sudah tiada. Amran dirawat di ruangan IGD di sebelah Nura. Mereka hanya terhalang oleh sebuah tirai hijau. Mendengar tangisan Amar, Nura dalam keadaan sangat lemah itu, menjadi cemas. "Apa yang terjadi dengan Amran ?" batinnya lagi. "Ma-s!" Nura pun berusaha memanggil Amar. Namun Amar tak dapat mendengarnya karena suara tangisnya se
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Detik Terakhir[Halo.... Sayang. Aku Lidiya. Sekarang aku ada dirumah kamu. Dalam hitungan menit, kemungkinan kamu akan kehilangan semua keluarga kamu] Jawab seseorang yang ada ditelpon yang langsung diakhiri begitu saja dari sana. Suara wanita yang tidak. asing itu, seketika membuat Amar terkejut. Ia panik. "Lidiya ?! Keluargaku!" ucapnya syock.***Amar segera berdiri, kemudian mengambil kunci mobilnya. "Mereka dalam bahaya!" Ucapnya, sembari melangkahkan kaki keluar pintu ruangannya. Ia segera menuju mobilnya, dengan cepat langsung masuk kedalam mobil, dan tak lama kemudian ia segera melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup cepat. Ia panik, pikirannya kacau takut terjadi apa-apa pada keluarganya. Di sisi lain, Nura masih meringis kesakitan. Pikirannya kalut, apalagi begitu mendengar suara pecah Alasaka yang semakin membuatnya panik, takut terjadi hal buruk juga pada ibunya dan Amran. "Apa jangan-jangan ka-mu masukan ra-cun ke ma
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Dendam LidiyaLidiya membawa makanan-makanan sup daging sapi yang sudah berisi racun itu ke meja makan. Sedangkan, mangkuk berisi makanan untuk dirinya dan Alaska, sengaja masih ia simpan di dapur agar tidak tertukar dengan makanan-makanan yang sudah dicampur dengan racun. Dengan ramah, ia menaruh satu persatu mangkuk berisi sup sapi itu ke depan Bu Sinta dan Nura. Untuk Amran, Amran makan berdua dengan Bu Sinta, sehingga di satu mangkuk-an, karena Amran mesti disuapi. Aroma lezat dari sup itu membuat siapapun yang menci-umnya, langsung merasa lapar. Hingga tak ada sedikitpun rasa curiga dari Bu Sinta dan Nura pada Lidiya."Aduh, Nak Lidiya. Ibu jadi gak enak gini, sampai disiapkan segala. Makasih ya." ucap Bu Sinta dengan ramah. Lidiya membalasnya dengan berpura-pura tersenyum. "Iya, Bu. Gak papa. Malahan saya seneng banget bisa kumpul sama kalian semua. Saya udah berasa sama keluarga kalo sama kalian. Tahu sendiri, Mas Robby 'kan sibuk
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Botol Racun"Nura, Kamu masih marah sama ibu ? Sudah lama kamu diamkan ibu terus... Ibu tidak tau harus bagaimana lagi untuk bisa mendapatkan maaf kamu, Ra..." ucap Bu Sinta disaat Nura tengah duduk memainkan ponselnya berselancar di sosmed. Sedangkan Amran sudah tidur, setelah ditidurkan oleh Bu Sinta sejak beberapa menit yang lalu. Dan Amar masih berada di restaurant untuk mengecek usaha barunya itu. Itu sebabnya, Sekarang di rumah hanya ada Bu Sinta dan Nura. Dan bagi Bu Sinta, Ini waktu yang tepat untuk ia berbicara serius dengan Nura. Mendengar itu, Nura langsung meletakkan ponselnya ke meja. Suasana hatinya mendadak kesal. Kemudian ia menoleh dengan sengit menatap ibunya itu. "Apa dengan kata ma-af, Ibu bisa membuat aku tidak menjadi anak dari seorang perempuan yang pernah menjadi wanita malam ?!" Bu Sinta hanya terdiam pilu. Sedangkan Nura langsung berdiri. Perasaannya mendadak penuh amarah juga sedih."Apa ibu tau, Hati aku sakit,
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Mengobati (128)Rasya mendorong Pak Bram yang sekarang tengah ada dikursi roda, usai diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Ia melangkah masuk, Sedangkan Via yang menggendong Adiba, dan Pak Padli yang menggendong Aqila, juga Bu Nazwa, berjalan dibelakang mereka. Hari ini adalah hari penuh bahagia bagi mereka, Karena Rasya dan Pak Bram bisa memiliki hubungan yang baik kembali. "Ayah, Nanti ayah tidur dikamar bawah ya, biar lebih mudah kalo mau ke dapur. Nanti bibi juga akan bantu ayah. Rasya juga akan terus periksa keadaan ayah." Pak Bram mengangguk diiringi senyum.***Hingga kemudian, Pak Bram dan yang lainnya berbincang diruang tengah. Rasya meminta ayahnya itu untuk istirahat, Namun Pak Bram ingin berkumpul dulu dengan keluarganya. "Mas, Aku mau masak dulu, ya ?" ucap Via pada Rasya yang tengah duduk di sampingnya."Oh, Iya. Adiba biar aku yang gendong." Rasya mengambil alih Adiba dari pangkuan Via. "Adiba, Sama ayah dulu ya." Adiba