Share

115. RUMAH SAKIT JIWA

Author: Senja jingga
last update Last Updated: 2023-11-20 11:01:13

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Rumah Sakit Jiwa (115)

Satu Minggu kemudian...

Karena kesehatan Nura semakin memburuk semenjak ia pergi dari rumah, Akhirnya aku dan Bu Sinta memutuskan untuk membawa Nura ke Rumah Sakit Jiwa agar ia bisa dirawat dengan baik.

Sebenarnya aku dan Bu Sinta awalnya juga merasa berat mesti membawa Nura ke rumah sakit jiwa, Namun selama satu minggu ini, Ia kerap sekali teriak-teriak, bahkan sampai memecahkan banyak barang yang ada dirumah. Sampai ada tetanggaku yang protes karena terganggu mendengar suara teriakan Nura.

Tak hanya itu, ia juga sering ingin kabur. Dan ia juga hampir melukai Bu Sinta dan orang-orang yang ada dirumah ini. Dua hari yang lalu, Ia mence-kik Bu Sinta saat Bu Sinta tengah menggendong Amran. Hampir saja Bu Sinta kehilangan nyawanya dan hampir saja Amran terjatuh dalam dekapan Bu Sinta.

Yang paling aku takutkan, Ia akan melukai bayi kami. Apalagi aku jarang ada dirumah karena mesti kerja.

Kondisi Nura yang seperti ini, M
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   116. LAHIRNYA BAYI KEMBAR

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Lahirnya Bayi Kembar (116)Setelah kedua bayi kembar Rasya dan Via lahir, Kedua bayi yang sudah dibersihkan itu, Kemudian suster biarkan agar bayi itu diberikan ASI dalam dekapan Via---ibunya.Satu bayi itu, Diberikan ASI dulu oleh VIA. Yaitu bayi pertamanya atau yang memiliki tahi lalat di pinggir alis kanannya. Dengan penuh kasih sayang, Via menyu-sui bayinya. Kemudian, tak lama Bayi yang satunya lagi. Bayi yang lahir kedua juga memiliki tahi lalat di dagunya dengan posisi terletak disebelah kiri. Adanya tanda lahir itu membuat Rasya dan Via lebih mudah mengenali kedua bayi kembarnya itu.Bayi keduanya juga diberikan ASI dengan penuh kasih sayang juga. Ini pertama kalinya bagi Via, Memberikan ASI-nya. Hal ini sangat berkesan baginya. Adalah hal yang sangat terasa menyakitkan baginya ketika melahirkan dua buah hatinya itu. Namun, Kini rasa lelah dan rasa sakit itu terasa terbayar dengan indah baginya. Lahirnya kedua bayinya itu adalah h

    Last Updated : 2023-11-20
  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   117. KISAH PILU BU SINTA

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Kisah Pilu Bu Sinta (117)"Bismillah... Semoga saja Nura tidak menyadari jika aku adalah ibunya. Untuk saat ini, Ibu rela tidak kamu anggap sebagai ibu, Nak. Asalkan, Ibu bisa dekat sama kamu." Lirih Bu Sinta dalam hati. Ia pun berjalan hingga akhirnya berdiri dihadapan Nura. Tak ada reaksi sedikitpun dari Nura begitu Bu Sinta ada didepannya, Ia tetap tertawa sendiri, Kadang murung sendiri. Bu Sinta pun berani untuk duduk disebelah Nura, Karena merasa Nura tidak menyadari dirinya. "Alhamdulillah, Akhirnya ibu bisa sedekat ini lagi sama kamu, Nak." ucap Bu Sinta yang melihat pada Nura, Sedangkan Nura tetap berbicara sendiri dengan pandangan ke depan. "Pembohong... Pembohong... Perempuan itu pembohong..." Ucap Nura pilu dengan sakit jiwanya itu. Bu Sinta hanya terdiam getir. "Ra, Sudah beberapa bulan kamu disini... Ibu sangat rindu sekali sama kamu yang dulu. Ibu sangat rindu kita bersama lagi, Nak. Apalagi, Sekarang sudah ada Amran, Kamu

    Last Updated : 2023-11-20
  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   118. BUAH HATI

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Buah HatiPOV RASYASatu Minggu kemudian, Setelah kedua buah hatiku dan Via lahir kedunia. Aku sangat bersyukur, Akhirnya kedua buah hatiku yang aku nanti-nantikan selama ini, Lahir juga ke dunia ini. Sekarang, Via sudah ada dirumah meskipun kondisinya belum begitu pulih. Untungnya aku mendapatkan cuti kerja, sehingga bisa ikut merawatnya dan juga merawat kedua bayiku. Tak hanya aku, Bu Rahma, Pak Padli, Dan bibi juga ikut membantuku. Bu Rahma katanya akan menginap sampai Via sembuh. Sedangkan Pak Padli tidak akan bisa lama, Karena mesti kembali kerja dan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya karena sudah terikat kontrak.Mungkin ada yang ingin tahu apa jenis kelamin kedua bayi kembarku itu. Sekarang aku akan memberitahunya. Kedua bayi kembarku, Kedua-duanya berjenis kelamin perempuan. Iya, Perempuan. Mungkin banyak yang mengira jika kedua bayi kembarku itu terlahir satu perempuan dan satu laki-laki. Awalnya aku pun juga berpikir demikia

    Last Updated : 2023-11-20
  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   119. SATU TAHUN KEMUDIAN

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Satu Tahun Kemudian (119)POV AMARSatu tahun kemudian, dan Amran anakku pun kini sudah berusia satu tahun. Aku juga tahu jika Via dan Rasya juga sudah memiliki anak kembar yang usianya hanya berbeda beberapa bulan dengan Amran. Mungkin sudah jalan takdirku, Untuk tidak bisa bersama Via lagi. Sekarang, Aku libur kerja. Aku berencana untuk membawa Amran menengok ibunya yang masih ada di rumah sakit jiwa. "Bu, Sudah siap ?" tanyaku pada Bu Sinta yang sekarang sudah menggendong Amran. Amran sekarang semakin besar, Ia tumbuh menjadi anak yang lucu dan manis, Memiliki badan yang cukup berisi, Pipi yang chubby dan ia sekarang sudah bisa duduk, Dan kadang menyuapi sendiri meskipun masih berantakan. Dan wajahnya pun, Semakin mirip dengan wajahku ketika aku masih kecil.Amran sekarang memakai topi abu tua, Baju hitam, celana levis abu, dan sepatu tali berwarna hitam. Ia terlihat sangat tampan dan keren sekali. Bu Sinta yang tadi membantu mendandan

    Last Updated : 2023-11-20
  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   120. DUA TAHUN SUDAH

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Dua Tahun Sudah (120)Dua Tahun Sudah, begitu pun dengan usia anakku--- Amran Pratama. Ia sekarang juga sudah berusia dua tahun. Sekarang Amran sudah bisa berjalan dan berbicara, Meskipun bicaranya belum begitu lancar. Ia sekarang suka meniru, Apapun yang ditirunya. Entah meniru perilaku ataupun perkataan. Sehingga rentan sekali diusianya yang sekarang jika ia tidak berada dilingkungan yang baik. Ia sudah bisa memanggilku dengan sebutan 'A-yah'. Iya, Aku dipanggil 'Ayah' olehnya. Rasanya senang sekali, Sekarang aku sudah menjadi seorang ayah. Selama itu juga aku sudah berusaha menjadi ayah yang baik untuknya, Semampuku. Meskipun, Aku tetap menjalankan hubunganku dengan Lidiya. Sudah lama sekali aku menjalani hubungan dengan Lidiya, Tanpa diketahui sama sekali oleh Pak Robby. Sudah sekitar 3 tahun. Mungkin karena Pak Robby selalu sibuk.Cara selingkuhku memang selalu apik. Tidak boleh meninggalkan jejak chat, Atau pernah ketemu dimanapun,

    Last Updated : 2023-11-20
  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   121. KEMBALI LAGI

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - KENBALI LAGI (121)"NURA!!!!" Teriakan seseorang membuat Nura dengan cepat menoleh kearahnya. Yang teriak adalah Bu Sinta.Bu Sinta sangat terharu bisa melihat putrinya sekarang sudah sembuh kembali. Amar pun ikut bahagia dan juga terharu, Ia tersenyum melihat Nura.Sedangkan Nura disana terdiam mematung melihat orang-orang yang ia sayangi, Ada dihadapan dirinya.Setelah berteriak, Dengan cepat Bu Sinta langsung menghampiri Nura. "Anakku.." lirih Bu Sinta, Yang kemudian langsung memeluk putrinya itu. Ia menangis begitu deras dalam pelukannya. "Hihiii.. akhir-nya.. akhirnya kamu sembuh, Nak." Meskipun Nura belum bisa memaafkannya, Namun ia juga meneteskan air mata karena ia juga merindukan keluarga-nya. Ia pun memilih untuk berdiam diri, tanpa melarang Bu Sinta untuk memeluk dirinya. Hati kecilnya masih merasa sayang pada ibunya itu. Pelukan Bu Sinta begitu erat karena saking rindunya, tangannya pun juga terus mengelus rambut Nura dengan

    Last Updated : 2023-11-22
  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   122. ANCAMAN DI RESTAURANT

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Ancaman di Restoran (122)"Mas, Kenapa ? Minum dulu ?" Ucap Nura, yang lalu menyodorkan air minum. Amar meraihnya, Kemudian meneguknya masih sembari memegangi ponsel.[Kenapa, Mas ? Kamu kaget karena aku tahu ?] Amar memilih untuk tetap diam.[Sekarang, Aku gak mau tau, Secepatnya kamu harus temui aku. Aku di dekat taman yang ada di restaurant ini! Kalau enggak, Keluarga kamu dalam bahaya!] Kini Amar menelan ludahnya. Ia cukup syock dengan kalimat terakhir Lidiya yang mengancam dirinya. "Oke, Saya akan segera kesana!" Balas Amar, Berpura-pura seolah menerima panggilan dari Pak Robby---Direkturnya. Ia pun menutup panggilannya lebih dulu. Ia kembali menghampiri Nura."Eu, Sayang, Maaf ya, Aku gak bisa temenin kamu dan Amran makan malam. Tadi direktur aku telpon, Katanya aku harus segera kesana, Sekarang. Katanya benar-benar ada hal penting!" ucap Amar beralasan. "Harus banget sekarang, Mas ? Ini hari pertama kita bisa bersama lagi loh, Mas

    Last Updated : 2023-12-02
  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   123. PUTUS!

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Putus! (122)"Malam ini, Nura sangat kecewa karena di malam yang seharusnya menjadi malam penuh cinta dengan Amar setelah dirinya sembuh, Amar malah tidak ada untuk menemaninya. Ia sangat resah sekali."Mas, Kok kamu belum pulang sih ? Seharusnya kamu temenin aku sekarang ini. Apa kamu gak kangen sama aku ?" lirihnya.***Setelah menidurkan Amran, Nura masih tak kunjung bisa tidur. Ia sekarang masih berdiri di dekat tirai, melihat keluar kaca, berharap Amar segera pulang. Kemudian, Nura melihat pada jam dinding yang menunjukkan sudah pukul 10 malam."Apa iya Mas Amar masih mengurus urusan kerja sampai jam sepuluh malam begini ? ...Atau jangan-jangan terjadi sesuatu sama dia." Kini ia mulai resah dan juga aneh. "Gak tau kenapa aku merasa sikap kamu berubah, Mas. Kamu gak manjain aku lagi kayak dulu. Apa iya kamu ada main dengan wanita lain ? Tapi siapa wanita yang udah berani menggoda kamu ?!" Ia pun membuka pintu kaca kamarnya untuk bisa

    Last Updated : 2023-12-02

Latest chapter

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   136. END

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - ENDDua hari kemudian, Pak Bram di operasi jantung. Rasya sendiri yang memilih untuk mengoperasi ayahnya itu sebagai bakti pada ayahnya. Operasi berjalan dengan lancar. Jantung Bu Sinta sudah berhasil dicangkokkan pada tubuh Pak Bram. ***Dua bulan kemudianSudah sekitar dua bulan lamanya, Amar tidak berani keluar rumah. Ia trauma dipenuhi penyesalan atas kepergian keluarganya gara-gara dirinya. Dan ia juga malu dengan keadaan wajahnya yang sekarang. Bi Darmi yang merupakan asisten rumahnya, membantu Amar untuk bisa kembali seperti sebelumnya. Keadaan psikisnya cukup terganggu. Usaha restorannya juga tidak dijalankan. Ia memilih menutup usaha barunya itu. Setiap kali ia melihat restoran tersebut, Ia selalu teringat pada semua kesalahannya yang sudah menyebabkan semua keluarganya meninggal dan juga teringat pada wajahnya yang sekarang menjadi tidak setampan dulu lagi. Ia teringat pada kejadian saat Lidiya menyemburkan air keras itu pada w

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   135. KEADAAN AMAR

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Keadaan AmarSatu Minggu kemudian...Sekarang, Amar membuka matanya setelah melewati masa kritis yang cukup lama. Di ranjang pasien, Tatapannya melihat ke atas, mengingat dimana ia sekarang, dan apa yang sudah terjadi padanya. "Aku, di rumah sakit ?" tanyanya sendiri, Setelah melihat ruangan tersebut. Tak lama ia tersadar pada semua kejadian sebelumnya. Perasaannya mendadak pedih. Ia menghela nafasnya. Rasanya semua yang terjadi padanya begitu berat untuk ia terima."Huh... Aku baru sadar, Aku kehilangan Keluargaku, dan yang terakhir, aku bertemu Lidiya, dan...." Ia teringat apa yang dilakukan Lidiya pada wajahnya. Mendadak ia membangunkan tubuhnya hingga posisi duduk dengan panik. Amar langsung memegangi wajahnya yang masih dienuhi per-ban itu dengan kedua tangannya. "Wajah aku ?! Lidiya menyemburkan air keras pada wajahku! Apa wajahku baik-baik saja ?! Batinnya gelisah." Ia mencari keberadaan dokter. "Dok!!! Dokter!!! Dokter!!!" Teriak

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   134. HANCUR!

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Hancur!"Ternyata dia disini!" Batinnya geram.***"Ternyata aku gak perlu susah payah untuk menyerahkan kamu ke polisi!" ucap Amar. Lidiya membalikkan badannya, Melihat pada seorang lelaki yang sudah membuatnya tergila-gila jatuh cinta juga sudah membuat dirinya hancur sehancurnya. Ia tersenyum sinis dengan kedatangan Amar. "Akhirnya kamu datang juga, Mas." Lidiya mengucapkannya dengan santai. Berbeda dengan Amar yang sudah dipenuhi amarah."Kamu benar-benar perempuan tidak waras! Kamu sudah membunuh semua keluarga aku!" Pekik Amar dengan tatapan ta-jam tanpa basa-basi."Benar-benar gi-la! kamu, Lidiya" Lagi-lagi Lidiya hanya tersenyum sinis dengan santainya. Ia senang melihat Amar begitu marah atas perbuatannya. "Aku memang gi-la, Mas. Aku menjadi gi-la seperti ini karena kamu. Apa yang aku lakukan, Semua itu karena kamu sendiri, Mas. Kamu sendiri yang menyebabkan semua ini terjadi. Bukankah aku sudah pernah bilang sama kamu, Aku akan m

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   133. POV LIDIYA

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - POV LidiyaSetelah beberapa menit kemudian, Nura mulai sekarat. "A... A.. " lirihnya kesakitan. Semua orang yang ada disana panik. Amar segera menggenggam telapak tangannya dan menatapnya lirih."Ma-af, Mas... A-ku ha-rus per-gi.." Amar tak berkata apapun. Ia hanya menangis mesti siap kehilangan Nura, setelah ia kehilangan anaknya. "Ikuti aku, Ra..." ucap Via. Ia mendekati Nura dan menurunkan kepalanya untuk membisikan kalimat syahadat ke telinga Nura. "Asyhadu a La ilaha ilallah.... " Ucap Via. Dengan susah payah Nura berusaha mengikuti."Asyh-- ha.. du a... La- i-lah-ha-i-la-lah...." Ucap Nura."Wa.. asyha du an... na.. Muhammadar.... Rasulullah....." Ucap Via lagi. Nura kembali berusaha mengikuti. "Wa.. asyh.. ha..du..an..na..Mu-ha-mad-dar... Ra-su-lu-lah... Huh....." Ucapnya hingga kemudian hembusan nafasnya berakhir. Nura sudah tiada. Air mata pun mengalir dari pelupuk mata Via dan Bu Sinta, juga Amar. Sedangkan, Rasya dan Diana ha

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   132. MAAF

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Maaf (132)"Ya Allah, Tolong jangan ma-tikan aku dulu sebelum aku meminta maaf pada Via dan ibu. Aku ingin menuntaskan dulu semuanya...." lirihku dalam hati dengan sungguh. Selama ini, Aku sangat jarang sekali berdoa apalagi shalat. Aku benar-benar sombong dan telah tertipu oleh segala ujian dunia hingga aku menjadi manusia yang begitu ja-hat.***Nura juga teringat pada Amran. "Amran... Dimana dia ?" Batinnya. Hingga kemudian ia baru tersadar ada suara seorang lelaki yang menangis sesenggukan dan terdengar begitu terpuruk. Hii..hii..hii... Tangis tersebut adalah tangisan Amar yang masih meratapi Amran yang sudah tiada. Amran dirawat di ruangan IGD di sebelah Nura. Mereka hanya terhalang oleh sebuah tirai hijau. Mendengar tangisan Amar, Nura dalam keadaan sangat lemah itu, menjadi cemas. "Apa yang terjadi dengan Amran ?" batinnya lagi. "Ma-s!" Nura pun berusaha memanggil Amar. Namun Amar tak dapat mendengarnya karena suara tangisnya se

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   131. Detik-Detik Terakhir

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Detik Terakhir[Halo.... Sayang. Aku Lidiya. Sekarang aku ada dirumah kamu. Dalam hitungan menit, kemungkinan kamu akan kehilangan semua keluarga kamu] Jawab seseorang yang ada ditelpon yang langsung diakhiri begitu saja dari sana. Suara wanita yang tidak. asing itu, seketika membuat Amar terkejut. Ia panik. "Lidiya ?! Keluargaku!" ucapnya syock.***Amar segera berdiri, kemudian mengambil kunci mobilnya. "Mereka dalam bahaya!" Ucapnya, sembari melangkahkan kaki keluar pintu ruangannya. Ia segera menuju mobilnya, dengan cepat langsung masuk kedalam mobil, dan tak lama kemudian ia segera melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup cepat. Ia panik, pikirannya kacau takut terjadi apa-apa pada keluarganya. Di sisi lain, Nura masih meringis kesakitan. Pikirannya kalut, apalagi begitu mendengar suara pecah Alasaka yang semakin membuatnya panik, takut terjadi hal buruk juga pada ibunya dan Amran. "Apa jangan-jangan ka-mu masukan ra-cun ke ma

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   130. DENDAM LIDIYA

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Dendam LidiyaLidiya membawa makanan-makanan sup daging sapi yang sudah berisi racun itu ke meja makan. Sedangkan, mangkuk berisi makanan untuk dirinya dan Alaska, sengaja masih ia simpan di dapur agar tidak tertukar dengan makanan-makanan yang sudah dicampur dengan racun. Dengan ramah, ia menaruh satu persatu mangkuk berisi sup sapi itu ke depan Bu Sinta dan Nura. Untuk Amran, Amran makan berdua dengan Bu Sinta, sehingga di satu mangkuk-an, karena Amran mesti disuapi. Aroma lezat dari sup itu membuat siapapun yang menci-umnya, langsung merasa lapar. Hingga tak ada sedikitpun rasa curiga dari Bu Sinta dan Nura pada Lidiya."Aduh, Nak Lidiya. Ibu jadi gak enak gini, sampai disiapkan segala. Makasih ya." ucap Bu Sinta dengan ramah. Lidiya membalasnya dengan berpura-pura tersenyum. "Iya, Bu. Gak papa. Malahan saya seneng banget bisa kumpul sama kalian semua. Saya udah berasa sama keluarga kalo sama kalian. Tahu sendiri, Mas Robby 'kan sibuk

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   129. BOTOL RACUN

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Botol Racun"Nura, Kamu masih marah sama ibu ? Sudah lama kamu diamkan ibu terus... Ibu tidak tau harus bagaimana lagi untuk bisa mendapatkan maaf kamu, Ra..." ucap Bu Sinta disaat Nura tengah duduk memainkan ponselnya berselancar di sosmed. Sedangkan Amran sudah tidur, setelah ditidurkan oleh Bu Sinta sejak beberapa menit yang lalu. Dan Amar masih berada di restaurant untuk mengecek usaha barunya itu. Itu sebabnya, Sekarang di rumah hanya ada Bu Sinta dan Nura. Dan bagi Bu Sinta, Ini waktu yang tepat untuk ia berbicara serius dengan Nura. Mendengar itu, Nura langsung meletakkan ponselnya ke meja. Suasana hatinya mendadak kesal. Kemudian ia menoleh dengan sengit menatap ibunya itu. "Apa dengan kata ma-af, Ibu bisa membuat aku tidak menjadi anak dari seorang perempuan yang pernah menjadi wanita malam ?!" Bu Sinta hanya terdiam pilu. Sedangkan Nura langsung berdiri. Perasaannya mendadak penuh amarah juga sedih."Apa ibu tau, Hati aku sakit,

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   128. MENGOBATI

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Mengobati (128)Rasya mendorong Pak Bram yang sekarang tengah ada dikursi roda, usai diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Ia melangkah masuk, Sedangkan Via yang menggendong Adiba, dan Pak Padli yang menggendong Aqila, juga Bu Nazwa, berjalan dibelakang mereka. Hari ini adalah hari penuh bahagia bagi mereka, Karena Rasya dan Pak Bram bisa memiliki hubungan yang baik kembali. "Ayah, Nanti ayah tidur dikamar bawah ya, biar lebih mudah kalo mau ke dapur. Nanti bibi juga akan bantu ayah. Rasya juga akan terus periksa keadaan ayah." Pak Bram mengangguk diiringi senyum.***Hingga kemudian, Pak Bram dan yang lainnya berbincang diruang tengah. Rasya meminta ayahnya itu untuk istirahat, Namun Pak Bram ingin berkumpul dulu dengan keluarganya. "Mas, Aku mau masak dulu, ya ?" ucap Via pada Rasya yang tengah duduk di sampingnya."Oh, Iya. Adiba biar aku yang gendong." Rasya mengambil alih Adiba dari pangkuan Via. "Adiba, Sama ayah dulu ya." Adiba

DMCA.com Protection Status