Share

2. Dua

Author: Siti Aisyah
last update Last Updated: 2021-12-29 13:47:48

KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 2

Usai menaruh koper berisi pakaian Mas Rey di luar, aku masuk dan berdiri di belakang pintu. Tubuhku lemas hingga jatuh merosot. Tanpa sadar wajahku sudah basah oleh air mata. Aku menangis, tidak kusangka kata-kata manis yang keluar dari mulut suamiku waktu itu hanya palsu.

"Sayang, apapun yang terjadi aku tidak akan pernah meninggalkanmu," ucap Mas Rey waktu itu.

"Aku tidak pernah mempermasalahkan kamu yang tidak punya anak." Mas Rey mengusap pundakku dengan lembut kemudian tangannya terulur dan mengusap air mataku.

Aku adalah wanita paling beruntung di dunia, punya kekurangan, tetapi dipertemukan dengan lelaki berhati malaikat seperti Mas Rey yang mungkin hanya ada seribu banding satu di dunia ini.

"Bersabarlah, jika Allah berkehendak, kita pasti akan memiliki keturunan." Mas Rey tersenyum untuk menghibur hatiku yang gundah.

"Sekarang kita fokus saja untuk menyembuhkan penyakitmu dulu, setelah itu kita baru program kehamilan," ucap Mas Rey lagi. Aku hanya diam karena terharu. 

"Aku tidak akan pernah membiarkan kamu menangis, Sayang." Senyumannya semakin terlihat manis.

"Bersandarlah di pundakku agar kamu tenang." Lelaki bertubuh tegap itu meraih tubuhku dan aku menjatuhkan kepalaku di pundaknya.

"Tetaplah di sisiku sampai tua nanti." Mas Rey menggusuk punggungku dengan lembut.

"Aku bahagia menjadi istrimu, Mas." Aku berbisik lirih.

"Lebih baik kita mengadopsi anak dan kita akan membesarkannya bersama-sama dengan penuh kasih sayang," ucap Mas Rey mantap.

Kata-kata Mas Rey terngiang di telingaku. Mungkin ia sudah lupa dengan ucapannya waktu itu sehingga dengan mudah berpaling ke wanita lain. Aku memang tegar, tetapi tidak bisa dipungkiri, aku hanya wanita biasa yang memiliki rasa sakit. 

Ponselku di atas meja berdering disertai getar sehingga benda pipih yang canggih itu bergerak. Aku beranjak dari duduk dan mengambil benda itu, nama Mas Rey terpampang di layar, ia melakukan panggilan.

Kuusap air mata dan mencoba mengatur suara agar tidak kelihatan kalau aku baru saja menangis karena Mas Rey melakukan video call.

"Halo, Sayang." Mas Rey menyapa lembut dari seberang sana. Bisa-bisanya ia masih memanggiku sayang setelah berhasil membuatku menangis.

"Iya, ada apa, Mas?" Aku berusaha untuk menjawab sewajar mungkin. 

"Sayang, maaf, ya, Mas nanti pulangnya agak telat karena toko sedang rame," 

"Iya, Mas." 

Hatiku kembali merasa nyeri mendengar ucapan Mas Rey. Tak kusangka ia pandai bersilat lidah. Di depanku bersikap manis, tetapi di belakang berbuat jahat dengan menduakanku.

Aku tahu ia sedang berbohong, tetapi kubiarkan saja. Toh, aku sudah menyiapkan kejutan untuknya.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh saat aku mendengar suara deru mobil milik Mas Rey. Biasanya aku akan berlari untuk membukakan pintu baginya dan menyiapkan senyum terbaikku untuk menyambutnya, tetapi kali ini tidak.

Mas Rey mengetuk pintu berkali-kali dan berteriak memanggilku, bahkan mengetuk jendela. Tidak hanya sampai di situ, ia bahkan berjalan ke arah samping untuk mengetuk jendela kamar.

"Sayang, kamu ada di rumah, kan? Kenapa tidak dibuka pintunya dan tidak menyambutku seperti biasa?" tanya Mas Rey sambil mengetuk jendela kamar. Aku tahu ia kebingungan meskipun aku tidak melihat wajahnya karena terhalang gorden.

"Sayang, itu kenapa ada koper di depan pintu. Itu milik siapa?" Mas Rey kembali mengetuk jendela kamar.

Aku tidak peduli dan memilih mengambil headset untuk menyumpal telinga agar tidak mendengar suaranya lagi.

Entah jam berapa aku tertelap. Aku terbangun saat mendengar suara azan bersahut-sahutan dari masjid setempat. Gegas aku bangun untuk mengambil wudhu dan melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslimah.

"Mas Rey." Aku terkejut saat mendapati ia tidur di depan pintu.

"Dek Ulfa. Akhirnya kamu membukakan pintu juga. Kenapa tadi malam kamu tidak membuka pintu untukku?" Mas Rey meraih tanganku, tetapi dengan cepat aku menepisnya.

"Aku kira kamu sudah tahu jawabannya apa sehingga aku membiarkan kamu tidur di luar seperti ini." Aku membelakanginya dan tanganku bersedekap.

Mas Rey bengong, entah memang tidak tahu atau hanya pura-pura tidak mengerti.

"Jadi kamu tahu aku pulang dan kamu memang sengaja tidak membukakan pintu untukku? Salahku apa?" Mas Rey menahanku saat aku ingin masuk dan menutup pintu.

"Ini salahmu, Mas?" Aku menunjukkan foto dirinya yang tengah tersenyum di pelaminan dengan seorang wanita.

"Ini siapa?" Mas Rey terperangah.

"Kamu lupa dengan wajah sendiri, Mas? Sudah jelas kalau ini kamu." Aku mendekatkan foto itu ke wajahnya agar ia lebih jelas.

"Kamu dapat foto itu dari mana? Itu pasti editan. Zaman sekarang teknologi sudah canggih untuk mengedit foto agar terlihat asli." Mas Rey tetap tidak mau mengakui kesalahannya.

"Ibu bukan editan, Mas. Ini asli." Aku kesal karena Mas Rey masih mencoba untuk mengelak. Tahu begini aku langsung melabraknya kemarin sehingga tidak perlu ada drama seperti ini.

Kata orang, penyesalan itu selalu ada di belakang dan kini aku telah membuktikannya. Ya, aku menyesal kenapa kemarin tidak langsung melabrak saja.

"Kamu belum jawab pertanyaanku, Sayang. Kamu dapat foto itu dari mana? Jangan-jangan ada orang yang sengaja ingin menghancurkan rumah tangga kita yang harmonis dengan mengirimkan foto ini padamu. Dek, kamu harus tahu, kita ini memang pasangan yang membuat iri banyak orang karena kita pasangan yang serasi. Kamu cantik dan aku tampan. Tidak heran jika ada orang yang tidak bertanggung jawab mengirimkan foto palsu itu. Kira-kira siapa pelakunya? Aku merasa selama ini tidak pernah punya musuh? Apa jangan-jangan mantan pacar kamu?" Mas Rey mencerocos.

"Foto ini bukan dari siapa-siapa. Aku kemarin datang ke pernikahanmu ini dan aku sendiri yang mengambil gambarnya," ucapku dengan nada tinggi.

Aku berusaha terlihat tegar dan bersikap setenang mungkin meskipun dada ini bergemuruh hebat.

"Apa? Kemarin kamu datang ke pesta pernikahanku? Maksudku ke pesta orang ini? Dengan siapa kamu ke sana? Kemarin aku di toko dan tidak pergi ke mana pun," ucap Mas Rey gugup.

"Sekali berbohong akan terus berbohong, Mas," ucapku sinis.

Dadaku bergemuruh saat mengucapkan kalimat itu. Baru kali ini aku bersikap sinis pada lelaki yang sangat kucintai ini.

"Apa maksudmu?" tanya Mas Rey lirih.

Mas Rey tidak meninggikan suaranya, ia terlihat lunglai.

"Bukankah kemarin kamu izin tidak ke toko karena menjenguk ibu yang sakit dan kamu juga bilang mau menginap, tetapi sekarang kamu bilang di toko seharian. Mana yang benar?" tanyaku.

Emosiku mulai naik ke ubun-ubun mendengar jawaban Mas Rey yang berubah-ubah. Beginilah reaksi orang yang bersalah, plin-plan.

"Iya, maksudku sepulang dari toko langsung ke rumah Ibu dan hendak menginap, tatapi Ibu tidak mengizinkan karena Ibu kasihan sama kamu jika ditinggal sendiri." Mas Rey menggaruk kepalanya yang mungkin memang gatal.

"Terus saja berbohong, Mas. Aku tidak akan percaya dengan ucapanmu itu. Mulai detik ini aku mau minta kita pisah dan karena rumah beserta semua aset sudah menjadi atas namaku, maka aku mau kamu yang pergi dari sini," ucapku tegas.

Hatiku memang sakit, tetapi aku tidak mau terlihat lemah di mata lelaki yang pernah kucintai ini.

"Apa?" Mata Mas Rey melotot.

Related chapters

  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   3. Tiga

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 3 "Apa maksudmu bilang mau pisah sama aku? Katakan apa salahku?" Mas Rey berlutut di kakiku. Hampir saja aku meneteskan air mata melihat lelaki yang selama ini kucintai dan kubanggakan tega berbuat seperti itu. "Ya Allah, Mas, masih saja bilang apa salahmu? Sudah jelas kamu mengkhianatiku dengan menikah diam-diam masih saja mempertanyakan di mana salahmu. Astagfirullah." Aku mengurut dada perlahan. Kupandangi Mas Rey yang masih bersimpuh di kakiku dengan air mata yang terus membasahi pipinya. Tangan yang hendak terulur untuk menyekanya, kuurungkan lagi. "Itu bukan aku, Sayang. Mungkin saja hanya wajahnya yang mirip." Mas Rey tetap bersikukuh tidak mau mengakui foto yang ada di ponselku. "Ya Allah, Mas. Tidak ada orang yang benar-benar mirip seratus persen. Orang kembar saja masih ada perbedaaannya. Apa lagi jelas-jelas ini nama kamu." Aku menunjuk foto sebuah karangan bunga yang bertuliskan Re

    Last Updated : 2021-12-29
  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   4. Empat

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 4 "Aku tidak percaya kalau kamu hamil, Dek. Sudahlah jangan terlalu berharap berlebihan agar tidak kecewa. Lebih baik kamu menerima Anisa sebagai madu dan berharap agar ia segera punya anak dan kamu bisa menjadi ibunya juga." Mas Rey kembali meraih tanganku. "Tidak, Mas. Aku tetap mau minta pisah dari kamu meskipun aku harus membesarkan anak ini seorang diri." "Ulfa hentikan khayalanmu yang terlalu tinggi itu. Aku khawatir kamu kenapa-napa jika terus berharap bisa hamil padahal tidak. Seandainya kemarin aku izin dulu sama kamu sebelum menikahi Anisa pasti tidak akan seperti ini kejadiannya." Mas Rey menunduk. "Aku tidak peduli kamu mau percaya atau tidak dengan kehamilanku ini. Yang pasti aku akan tetap minta pisah," ucapku tegas. "Kamu yakin mau pisah sama aku? Memangnya ada yang masih dengan wanita mand*l sepertimu?" tanya Mas Rey. Kata-kata itu seperti busur panah menghujam jantungku, menyakitkan.&

    Last Updated : 2021-12-29
  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   5. Lima

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 5 "Silahkan Mama pergi dari sini bersama anak dan menantu baru ini. Aku ikhlas, Ma," ucapku sambil menahan air mata. "Wanita licik kamu, Ul. Bisa-bisanya kamu membuang suamimu sendiri setelah mendapatkan hartanya," ucap mama. Muka mama merah padam. Tangannya menunjuk mukaku, tetapi dengan cepat aku menurunkannya. "Mas Rey sendiri yang sudah memberinya tanpa kuminta. Namanya juga diberi, pasti kuterima. Rezeki nomplok tidak boleh ditolak," ucapku dengan tangan bersedekap. "Maksudnya kita tidak bisa tinggal di rumah mewah ini?" tanya wanita yang katanya akan dijadikan maduku itu kebingungan. Aku memutar bola mata melihat wanita yang ingin menjadi maduku itu. Cantik-cantik, kok, mau dimadu. "Iya, tetapi tidak masalah, Sayang. Kalian berdua bisa tinggal di rumah Mama untuk sementara waktu." Mama merangkul pundak menantu barunya itu. Aku mencelos. Sungguh pemandangan yang menyesakkan dada

    Last Updated : 2021-12-29
  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   6. Enam

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 6Anisa terus memohon agar aku mau mengizinkannya tinggal di rumah ini, tetapi keputusanku sudah bulat tidak anak pernah mengizinkannya, sekarang, besok, dan selamanya."Ayolah, Ul. Biarkan Anisa tinggal di sini. Kamu bisa tinggal di atas dan Anisa di bawah," rengek mama mertua."Enggak bisa, Ma." Aku berkata dengan tangan bersedekap. Bagiku, sekali tidak tetap tidak."Ya udahlah, kalau memang Ulfa tidak mau mengizinkan Anisa untuk tinggal di sini sebagai madu, aku saja yang tinggal di sini bersamanya. Bagaimanapun juga aku ini masih suami sah karena aku belum mengucapkan talak dan tidak akan pernah mengucapkannya," ucap Mas Rey percaya diri."Maksudnya apa? Kamu bilang mau tinggal di sini bersama perempuan jelek ini dan menyuruhku pergi bersama Mama?" tanya Anisa dengan nada tinggi dan menunjuk mukaku.Belum apa-apa saja dia sudah berani menunjuk mukaku dan sok cantik begini. Jelas

    Last Updated : 2022-01-26
  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   7. Tujuh

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 7PoV Rey"Apa?" Aku menoleh saat Ulfa memanggilku kembali. Aku pikir ia berubah pikiran, ternyata ia hanya mau meminta mobil yang biasa kukendarai.Tepuk jidat, memang bukan hanya rumah dan toko yang sudah balik nama atas nama dia, bahkan mobil juga. Kalau sudah begini, aku tidak bisa berkutik lagi.Aku merogoh kunci mobil di celana. Ulfa benar, mobil yang selama ini kukendarai ini juga atas namanya.Aku dulu memang sangat mencintai wanita di depanku ini. Bahkan aku rela melakukan apa saja asalkan dia bahagia, termasuk memberikan semua aset yang kumiliki.Aku pikir kami akan bisa hidup bahagia selamanya. Karena itulah aku tidak berpikir ulang saat semua aset menjadi atas namanya.Ulfa tidak pernah memintaku untuk memberikan semua aset, tetapi ini atas inisiatifku sendiri. Semua ini kulakukan sebagai penghargaan karena ia rela meninggalkan keluarga yang menyayanginya demi aku.Awalnya, hubungan

    Last Updated : 2022-01-26
  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   8. Delapan

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 8Suatu hari Ulfa jatuh sakit dan harus di rawat di rumah sakit. Untuk bisa menemaninya aku harus kucing-kucingan dengan ibunya. Saat ibunya tidak ada di sampingnya, Ulfa segera mengirim pesan padaku agar segera datang ke rumah sakit dan segera pulang saat ibunya datang.Ulfa dirawat selama satu minggu sehingga aku hafal kapan ibunya datang membesuk. Biasanya ia menjenguk Ulfa hanya di siang hari, itu pun hanya sebentar karena ayah Ulfa sakit sehingga tidak bisa ditinggal sendiri.Aku benar-benar memanfaatkan kesempatan ini, tiap pagi aku datang ke rumah sakit dan akan datang pada sore hari untuk menemaninya dan pulang lagi saat ibunya membesuk.Bukan hanya aku yang rajin membesuk Ulfa di rumah sakit. Mama dan semua anggota keluargaku juga tidak mau ketinggalan untuk menjenguk calon agggota keluarga kami.Tepat di hari ke lima Ulfa di rumah sakit dan diam-diam aku selalu menemaninya, entah kenapa hari itu ibunya da

    Last Updated : 2022-01-28
  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   9. Sembilan

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 9"Jadi, Ibu sudah merestui kami?" Mata Ulfa berbinar kala mendengar restu yang kami nantikan itu kami dapatkan juga."Iya, tetapi terpaksa. Ibu sudah capek berusaha memisahkan kalian yang ternyata seperti batu karang yang tak tergoyahkan. Dengar, ya, Ibu memang sudah merestui, tetapi tidak ikhlas lahir batin.""Kenapa begitu, Bu?""Ya, memang begitu. Intinya Ibu sudah merestui kalian, tetapi Ibu tidak akan bisa mendo'akan kalian akan bahagia dan pernikahanmu langgeng," ucap Bu Salma dengan bibir bergetar dan air mata berderai."Tidak masalah, Bu. Kami akan tetap menikah karena kami yakin akan hidup bahagia." Ulfa menggenggam erat tanganku."Kenapa kamu begitu yakin akan bahagia hidup bersamanya?""Kami kenal sudah lama dan saling mencintai. Kami sudah paham karakter masing-masing sehingga tidak ada alasan untuk tidak bahagia dan tidak langgeng seperti yang Ibu katakan."

    Last Updated : 2022-01-28
  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   10. Sepuluh

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 10"Iya, Bu, pasti akan saya makan. Terima kasih, ya?" Aku tersenyum malu."Sama-sama.""Ul, Ibu pulang dulu. Kasihan bapak di rumah sendirian." Ibu mencium anak perempuannya itu."Iya, Bu." Ulfa mencium tangan ibunya."As, titip kakakmu, ya?""Siap, Budhe," jawab gadis berambut panjang itu sambil mengangkat tangan di wajah seperti orang yang sedang hormat pada upacara bendera, kemudian ia mencium tangan Bu Salma, pun denganku."Mas, dimakan dulu makanannya!" pinta Ulfa sambil menyodorkan bungkusan nasi padaku."Iya." Aku menerima dan segera menbuka makanan yang dibelikan calon mertuaku itu.Aku terpaku saat membuka nasi bungkus itu. Isinya hanya nasi putih. Benar-benar hanya nasi putih tanpa lauk secuilpun. Bukankah nasi yang dimakan Astry dan Bu Salma ada lauknya? Kenapa yang diberikan padaku berbeda?Aku pikir Bu Salma sudah berubah dan benar-benar

    Last Updated : 2022-02-02

Latest chapter

  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   111. Bab 111 ( Ending)

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 111Aku melongo saat melihat Anisa yang baru saja selesai di make over oleh pegawai salon. Cantik, itulah kata yang tepat untuknya. Iya, kecantikan wajah inilah yang dulu membuatku klepek-klepek meski di rumah sudah punya Ulfa. Usai membayar tagihan di kasir, aku segera mengajak Anisa makan di sebuah resto ternama di kota ini. Calon mama meetuaku sudah memberiku uang yang cukup untuk ini. Tidak ada alasan lagi bagiku untuk menunda pernikahan kami apalagi Anisa sekarang sudah mulai membaik. Ia terlihat lebih ceria dan tidak pernah melamun lagi. "Terima kasih, ya, Rey, akhirnya Anisa bisa kembali seperti dulu lagi." Mama menepuk pundakku usai akad nikah. Kulirik Anisa yang masih memakai baju putih khas pengantin. "Iya, aku janji akan menjaga Anisa dengan sepenuh hati dan tidak akan menyia-nyiakannya lagi. Aku sadar, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Dulu, aku selalu berpikir kalau Ulfa adalah jodohku, tetapi ternyata bukan.""Selamat, ya, Mas. Semog

  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   110. Bab 110

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 110PoV ReyhanAku mengikuti Bu Susi pulang ke rumahnya bersama Anisa. Ini untuk ke sekian kalinya aku datang ke rumah Anisa. Yang pertama saat melamar dan yang kedua saat menikah. Setelah itu aku tidak pernah datang ke sini lagi karena setelah menikah Anisa ikut tinggal denganku. "Maafkan Mama, ya, Nis. Mama janji tidak akan paksa kamu lagi. Aku tahu kamu sangat mencintai Reyhan meski ia bukan orang kaya. Sekarang Mama akan merestui kalian dan ingin akad pernikahan kalian dipercepat saja." Bu Susi mengusap pundak Anisa dan memeluknya."Sekarang kamu mandi dan ganti baju kalau perlu Mama akan mengajak kamu ke salon. Kamu tidak keberatan, kan, Rey, kalau mengantar Anisa ke salon hari ini," tanya Bu Susi. Mengantar Anisa ke salon? Aku hanya bisa menggaruk kepala yang tidak gatal. Bagaimana aku bisa ke sana sedang uang sana aku tidak punya. "Kamu tidak usah khawatir, ini kunci mobil dan ini uang untuk bayar salon sekalian kalau kalian mau jalan-jalan." Wanita tu

  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   109. Bab 109

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 109"Anisa mana, Mbak?" tanya Bu Susi-wanita paruh baya yang pernah menjadi besanku itu. Ia tersenyum ramah, aku pikir ia akan marah-marah dan membawa paksa pulang Anisa dari rumah ini, kalau perlu diseret seperti waktu itu yang sudah membuat Anisa keguguran. Aku melotot mendengar cara ia memanggilku. "Mbak? Sejak kapan aku punya adik sepertimu? Sejak kapan ibuku juga melahirkanmu? Aku tidak pernah merasa punya adik seorang adik perempuan sepertimu. Mau apa kamu ke sini?" tanyaku tanpa mempersilahkan masuk. "Siapa, Ma?" seru Reyhan setelah mendengar teriakanku. "Bu Susi? Silahkan masuk, Bu," kata Reyhan. "Reyhan. Maafkan Mama, Nak," kata Bu Susi dengan mata berkaca-kaca. "Mama baru saja dari rumah Ulfa untuk mencari Anisa dan dia bilang kalau kamu mengajaknya pulang. Setelah Mama pikir, Ulfa benar, kalah hanya kamu yang bisa mengembalikan Anisa seperti sedia kala. Mama mohon, Rey, nikahilah Anisa." Bu Susi memegang tangan Reyhan. Reyhan tersenyum. "Aku sep

  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   108. Bab 108

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 108Perutku keroncongan seolah cacing-cacing di dalam sana sedang berdemo minta diisi. Usai cuci tangan pakai sabun dengan benar, aku menuju ke meja makan meski sebenarnya malas juga harus makan satu meja dengan Bella-wanita yang sudah menipu kami mentah-mentah. Kuambil nasi plus satu potong ayam berwarna cokelat lalu memasukkan ke dalam mulut. Enak, rasanya benar-benar enak, asin dan manisnya pas, serta bumbunya meresap sempurna. Aku yang awalnya tidak berselera makan, mendadak makan dengan lahap. Bahkan nasi satu piring penuh dan satu potong besar ayam sudah habis hanya dalam hitungan menit. "Enak, Ma?" tanya Reyhan yang duduk di dekatku. Ia hendak mengambil nasi. "Enak, Rey. Rasanya benar-benar pas di lidah. Baru kali ini ibu makan ayam seenak ini. Ini beli di mana? Warung langganan kita? Biasanya kalau nggak keasinan, ya, kurang asin, tetapi kali ini pas. Mungkin kokinya sudah ganti kali, ya?" ucapku. Kujilat tangan bekas makan ayam karena sayang jika la

  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   107. Bab 107

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 107PoV MamaKututup telingaku rapat-rapat saat Gibran mengetuk pintu dan memintaku agar mau merestui hubungan Reyhan yang ingin menikah lagi dengan Anisa. Ya Tuhan, apa salah dan dosaku ini? Kenapa anak-anakku menjadi kehilangan kewarasannya seperti ini? Gibran akan menikah dengan Bella yang pekerjaannya hanya seorang asisten rumah tangga dan tidak punya rumah karena selama ini ia hanya mengontrak. Apa yang dapat dibanggakan darinya coba? Belum hilang rasa kecewaku pada Gibran, sekarang Reyhan malah membawa kabar yang lebih mengejutkan. Ia akan menikahi lagi si Anisa yang kini sudah tidak waras itu. Dulu, hidupku begitu sempurna saat Reyhan masih menjadi suaminya Ulfa karena mereka punya toko sehingga aku bebas melakukan atau meminta apa saja yang aku mau.Ulfa, maafkan Mama, Nak. Seandainya waktu bisa diputar ulang, tentu aku tidak akan pernah meminta Reyhan untuk menikahi Anisa yang dapat membuat kamu harus kehilangan semuanya. Ah, penyesalan memang selal

  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   106. Bab 106

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 106"Apa? Kamu tetap ingin menikahi Anisa lagi dan tidak mau dengar omongan Mama? Kayak nggak ada perempuan lain saja." Ibu melengos dan terlihat tidak suka dengan keputusanku. "Apa pun yang Mama katakan, tidak akan mengubah keputusanku untuk menikahi Anisa untuk yang kedua kalinya," ucapku. Mama mengerucutkan bibir dan menggeleng. "Dan sampai kapan pun Mama tidak akan metestui hubungan kamu dengan wanita ini, Rey. Lebih baik jomlo seumur hidup dengan menyandang status duda daripada harus kembali padanya. Otak kamu ada di mana, Rey? Apakah sudah hilang atau masih ada tetapi sudah tidak berfungsi sebagai mana mestinya?" Mama berkata sambil menunjuk mukaku lebih tepatnya kening. "Ada apa ini? Kenapa Mama dan Mas Rey ribut?" Tiba-tiba Gibran datang bersama Bella. "Eh, ada tamu juga? Siapa dia, Mas? Calon penggantinya Mbak Ulfa dan Mbak Anisa?" Gibran mendekati Anisa yang masih saja duduk santai di kursi. Ia seolah tidak peduli dengan orang lain. Ibu semakin cem

  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   105. Bab 105

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 105"Benarkah ini Anisa? Kenapa jadi seperti ini?" Mama membelai kedua pipi wanita berwajah sayu itu. Lalu mama mundur beberapa langkah dan menurunkan tangannya dari pipi Anisa dan berbalik. "Terus kenapa kau membawanya ke sini, Rey? Bukanlah tadi kamu bilang mau ke rumah Ulfa? Kenapa malah dia yang kamu bawa pulang?"Aku berjalan menuju jendela dan menatap keluar. "Aku tadi memang ke rumah Ulfa dan ternyata Ulfa memintaku datang karena ingin meminta bantuanku untuk membawa pergi Anisa dari sana." "Jadi, Anisa ini juga dari rumah Ulfa?" tanya mama dengan nada tinggi. "Iya, Ma. Anisa datang dan ingin membawa pergi anak kami," ucapku. Aku berbalik dan berjalan ke meja lalu mengambil minuman dan menenggaknya. "Apa kamu bilang? Dia mau ganggu cucu Mama? Tetapi bayi itu nggak apa-apa, kan?" tanya mama panik. Aku menggeleng. "Cucu Mama baik-baik saja, tetapi Ulfa takut jika Anisa datang ke sana kapan saja ia mau. Makanya ia memintaku untuk menikahinya lagi.""Apa

  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   104. Bab 104

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 104Anisa diam saja berada dalam boncengan motorku. Tubuhnya terasa sangat ringan saking kurusnya. Aku bahkan tidak merasa ada perbedaan ada orang di belakangku atu tidak. Sepanjang perjalanan, kami lebih banyak diam. Aku memintanya untuk memeluk pinggangku dengan erat karena takut ia jatuh tanpa kusadari. Punggungku terasa hangat karena ia menempelkan kepalanya di sana dan entah kenapa aku membiarkan saja itu terjadi. Kuturunkan ia di jalan dan membiarkan ia begitu saja, tetapi saat melihat betapa memprihatinkan dia dengan tubuh kurus dan mata sayu membuatku tidak tega. Nuraniku tersentuh apalagi saat ia menatapku penuh harap untuk tidak meninggalkannya sendirian. Setelah kupikir-pikir, Ulfa benar, bagaimana pun juga wanita di belakangku ini pernah mengisi relung hatiku meski hanya sebentar. Iya, sebagai lelaki, aku masih punya perasaan. "Kita pulang ke rumahku saja, ya?" ucapku lembut. Entah kenapa, aku merasa masygul melihat dia yang sekarang. Iya, sejak

  • KEJUTAN UNTUK SUAMIKU   103. Bab 103

    KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 103"Mama lihat sendiri, kan? Kalau bukan aku yang ingin ke sana, tetapi Ulfa sendiri nyang sudah memintaku, bahkan ia sepertinya sudah tidak sabar ingin bertemu dengan mantan suaminya yang tampan ini." Aku mengusap kerah bajuku sambil tersenyum simpul. Ulfa, Ulfa, membayangkan bertemu denganmu saja sudah membuatku senang. Kau memang candu bagiku. Mama hanya memutar bila mata. "Mama yakin, Ulfa memintamu datang karena ada sesuatu." Aku tersenyum, "pasti ada sesuatu lah, Ma. Kalau enggak ada buat apa pakai telfon segala? Sampai dua kali lagi. Sudah, ya, Ma. Aku berangkat dulu dan tunggu kabar baik dariku." Aku maju dan meraih tangan mama lalu menciumnya bolak-balik lalu beralih mencium pipinya kanan kiri. Beginilah perilaku orang yang sedang jatuh cinta meski hanya dengan mantan. Aku berangkat tanpa bisa mama cegah. Untunglah motor Gibran ada di rumah sehingga aku bisa pinjam. Sepanjang perjalanan, senyuman Ulfa terus terbayang di pelupuk mata. Tidak sabar r

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status