Share

Bab 149

last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-12 13:43:04

Mungkin karena dia pikir, aku tidak memiliki barang bukti apa-apa tentang semua ini. Padahal ia salah besar, sebab aku telah merekam ini semua dengan gadgetku, serta ada CCTV yang merekam keberadaan kami ini. Tadi setelah aku mengetahui, kalau yang datang adalah Mbak Maya dan juga Sindi. Aku langsung menyalakan hp, serta masuk ke aplikasi khusus merekam.

Aku sengaja melakukan semua itu untuk merekam mereka. Barangkali saja, mereka akan berbuat anarkis terhadapku, jadi aku akan memiliki bukti yang akurat dan juga kuat, kalau mereka telah berbuat jahat terhadapku. Ternyata benar saja, mereka malah membongkar semua kejahatan mereka sendiri.

"Apa yang dibilang Maya itu benar, Anisa. Nanti setelah Maya menikahi Papa kamu, lalu giliran aku untuk mengambil suamimu. Aku akan berbuat apapun, supaya Andre menjadi milikku," timpal Sindi.

Ia juga tidak ketinggalan mengatakan niat busuknya tersebut.

"Nah setelah Andre jatuh ke pelukan Sindi, baru aku datang untuk membuatmu menjadi milikku. Aku a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 150

    "Jadi dong, sayang, masa iya nggak. Memangnya kenapa," tanya Mas Andre malah balik bertanya."Ya barangkali saja, besok Mas akan ada miting, atau akan bertemu klien gitu. Kalau memang Mas sibuk, ya nggak usah antar aku. Biar besok, aku ditemani sama Bi Ijah saja," sahutku menjelaskan.Aku memberitahu suamiku, tentang maksud dari ucapanku barusan."Nggak kok, besok Mas akan sengaja menyempatkan diri, Mas mau menemani istri tercinta Mas periksa kehamilan." Mas Andre berkata, membuat aku bahagia."Alhamdulillah, syukurlah kalau Mas perhatian sama aku," sahutku.Setelah itu, kami berdua pun tidur. Aku dan Mas Andre mempersiapkan tenaga buat besok pagi, serta mengistirahatkan tubuh, setelah seharian energi dalam tubuh terkuras.Keesokan harinya aku bersiap-siap untuk pergi ke klinik bersalin. Tempat dimana teman Mas Andre membuka praktek. Semenjak aku hamil, aku selalu periksa kehamilanku kepadanya."Non, hari ini jadwal Non Anisa periksa kehamilan bukan?" Bi Ijah bertanya, saat aku dan Ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-12
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 151

    "Ya sudah ayo, Sayang," sahut Mas Andre.Kami pun, berjalan menghampiri keberadaan Ratna dan Mas Bagas. Sesampainya di tempat mereka berada, aku pun segera menyapa mereka, walau hanya untuk sekedar berbasa-basi saja"Hai, Rat, kamu ternyata ada di sini juga. Kamu mau periksa kehamilan juga ya, sudah berapa bulan sekarang," tanyaku."A-Anisa, kamu kok ada di sini juga?" Ratna bertanya balik. Ia bukannya menjawab pertanyaanku, tetapi Ratna malah balik bertanya kepadaku."Aku ke sini, mau periksa kehamilan. Karena aku sudah ada janji dengan dokternya. Kamu sendiri mau periksa kehamilan juga kan, sudah berapa bulan? Kelihatannya kehamilanku sudah lebih besar dari kehamilanku ya." Akumemberondong pertanyaan kepada Ratna."Iya, Nis, aku juga mau memeriksakan kehamilan. Usia kandunganku sudah memasuki usia delapan bulan," sahut Ratna.Ratna bercerita, kalau dia juga mau periksa kehamilannya. Bahkan kandungannya sudah memasuki usia delapan bulan."Wow ... sudah mau lahirkan ya, jadi kalau be

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-14
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   152

    "Begini, Nisa. Sebenarnya, aku malu untuk membicarakan ini sama kamu. Cuma, aku tidak ada pilihan lain." Ratna berkata, sambil memainkan jarinya. Seakan segan sekali untuk berkata."Kamu sebenarnya mau bicara apa, Ratna? Kamu tidak perlu sungkan, ayo bicaralah," pintaku."Begini, Nis, apa boleh aku meminta bantuan sama kamu?" Ratna bertanya kepadaku.Ia seperti sedang kesulitan, tapi entah kesulitan apa yang menimpanya. "Bantuan apa, Ratna?" tanyaku balik."Nis, aku kan sedang hamil. Aku lagi butuh biaya banyak, buat persiapan persalinan nanti. Sedangkan semenjak keluar dari kantor Papamu, kami berdua tidak ada pekerjaan sama sekali. Kami, tidak diterima di perusahaan mana pun," ungkap Ratna"Iya, terus?""Aku mau minta sama kamu, berikan Mas Bagas pekerjaan. Mau di tempatkan di manapun, atau bagian apa pun nggak apa, yang penting ada pekerjaan dan dapat uang, buat menyambung hidup kami." Ratna, memberitahuku maksud dan tujuannya meminta tolong.Rupanya Ratna meminta tolong kepadak

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-14
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 153

    "Iya, Mas, aku merasa kasihan sama dia. Apalagi, saat dia bilang membutuhkan biaya buat bersalin. Aku merasakan diriku, jika ada di posisi bagaimana? Aku nggak bisa ngebayangin bakal seperti apa jadinya," ungkapku.Aku memberitahukan alasan, kenapa aku mau membantu Ratna. Padahal Ratna sudah berbuat jahat kepadaku."Memang pada dasarnya, istriku ini seorang wanita yang baik hati. Hatinya selalu gampang tersentuh, jika melihat orang lain susah. Walaupun orang tersebut, telah berbuat jahat padanya." Mas Andre malah memujiku."Jangan memujiku, Mas, nanti aku malah jadi terbang lho," ujarku, tersipu."Bagaimana, Mas? Apa kamu bisa membantu Ratna?" Aku bertanya kepada Mas Andre, tentang keputusannya tersebut.Aku berharap, jika Mas Andre bisa membantu Ratna. Memberikan pekerjaan, buat Mas Bagas suaminya. "Iya, Sayang, Mas bisa membantu kok. Tapi semua ini Mas lakukan demi kamu, Sayang. Kebetulan juga di kantor Mas sedangada lowongan kerja, tetapi cuma jadi karyawan biasa. Apa Bagasnya ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-14
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 154

    "Baik, Non," sahutnya.Setelah itu, aku memanggil Mas Andre. Sedangkan, Bi Ijah memanggil Pak Edi. Setelah semuanya kumpul, kami makan bersama. Pak Edi dan Bi Ijah pun, makan di meja yang sama denganku. Karena aku yang memaksa mereka, supaya makan bareng. Sebulan pun telah berlalu, kini telah sampai ke tanggal yang ditentukan Papa untuk acara pernikahan Papa dan Mbak Maya. Lebih tepatnya, akan memberi pelajaran untuk Mbak Maya beserta ganknya. Persiapan untuk acara tersebut, telah dipersiapkan secara matang dan juga rahasia. Hanya orang-orang yang ditunjuk saja, yang mengetahui rencana kami ini. Rumah Papa juga sudah di dekor, walaupun secara sederhana. Semua ini dilakukan, supaya Mbak Maya and the gank tidak merasa curiga, kalau mereka semua sedang di jebak."Bagaimana, Pah, apa semuanya telah selesai?" Aku bertanya kepada Papa, yang sudah bersiap memakai tuxedo warna hitam, serta dilengkapi dengan kopiah hitam juga."Iya, Nis, alhamdulillah sudah selesai. Semuanya ini kareba berk

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 155

    "Oh, jadi kamu mau menikah sama aku, hanya karena ingin menguasai hartaku, ya Maya? Setelah semuanya kamu miliki, aku akan ditendang dari kehidupanmu. Enak sekali mimpimu itu, kamu nggak perlu cape kerja, tapi ingin hidup enak. Mimpi kamu Maya," ujar Papa dengan dada emosiPadahal dari awal Papa sudah tahu, tentang niat Mbak Maya tersebut. Namun, ternyata Papa tetap saja terpancing emosinya, apalagi orang yang berniat jahat tersebut bernada^^ di depan mata."Itu nggak bener, Mas. Semua ini hanya fitnah, dari orang yang ingin merusak rencana pernikahan kita. Aku beneran sayang sama kamu dan juga anakmu Nisa, Mas. Aku ingin menjadi istri dan ibu sambung yang baik untuk kalian. Kamu jangan terpengaruh, oleh vidio editan serta murahan model begini, dong Mas! Aku sungguh sayang sama kamu dan juga Nisa," ucap Mbak Maya sambil tergugu. Sungguh pandai Mbak Maya ini, akting yang ia perankan juga luar biasa memukau."Sudahlah, Maya, kamu nggak usah mengelak lagi! Sudah jelas-jelas terbukti, k

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 156

    "Ya, jelaslah aku tau, Mbak. Karena, aku sendiri yang merekam Vidio ini." Aku oun berterus terang kepada Mbak Maya, sebab ku tidak takut dengan ancamannya."Oh ... jadi kamu yang telah merekamnya, Anisa? Kok kamu tega banget sih, padahal niatku baik ingin merawat Papamu dan menjadi ibu sambung buat kamu." Mbak Maya berkelit, ia tetap tidak mau mengakui kesalahannya.Mbak Maya, tetap tidak merasa bersalah, walaupun sudah ada bukti yang jelas nyata. "Sudahlah, Mbak, nggak perlu mengelak lagi! Sebab emua bukti juga sudah jelas dan itu murni, bukan rekayasa ataupun editan, seperti yang Mbak Maya bilang tadi." "Kalau memang benar, kami yang melakukannya, terus kamu mau apa Anisa? Kamu mau memenjarakan kami, silakan, kalau itu maumu, kami tidak takut. Kami akan meminta bantuan pengacara kami, buat mengurus kasus ini." Sindi berkata dengan sangat jumawa."Ok, kalau begitu. Ayo, Pah, kita bawa saja mereka ke kantor polisi. Toh kita sudah mengantongi bukti yang kongkrit. Ayo kita bawa mereka

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 157

    "Baik, Anisa, kami menyetujuinya," ucap mereka bertiga serempak."Bagus ... kalau begitu, silakan kalian tandatangani surat perjanjian, yang dibawa oleh Pak Danu!" Mas Andre memerintahkan mereka bertiga untuk menandatangani surat perjanjian.Setelah mendengar perintah dari Mas Andre, mereka bertiga pun menandatangani surat, yang disodorkan oleh Pak Danu. Bahkan mereka tandatangan tanpa membacanya terlebih dulu."Oke, kalian bertiga sekarang telah menandatangani surat perjanjian ini. Jadi jika kalian melanggar, maka kalian harus menerima akibatnya," ujar Papa.Ia menegaskan kepada mereka bertiga, tentang konsekuensinya jika melanggar surat perjanjian tersebut."Iya, Mas, kami sudah paham kok." Mbak Maya berkata, mewakili kedua temannya."Kalau begitu, kalian bertiga segera tinggalkan rumah Papaku! Tetapi biarkan Gio bersama kami," perintahku."Iya, Anisa, kami akan pergi. Tetapi maafkanlah semua kesalahan kami. Aku takut, jika umurku tidak akan lama lagi. Aku titipkan Gio kepada kalian

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-16

Bab terbaru

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 163. TAMAT

    "Iya, Nis, aku belum kebeli kasur bayinya. Soalnya, kamu tau sendiri keadaan ekonomiku sekarang ini. Mas Bagas saja bekerjanya baru sebulan, itupun karena dibantu oleh suamimu. Makanya, aku belum ada uang buat membeli perlengkapan anakku. Pakaiannya saja, kebanyakan dari kado teman-teman, serta saudaraku." Ratna panjang lebar menceritakan, tentang keadaannya."Ya sudah, insya Allah nanti aku belikan, buat anakmu ya! Kalau saja aku tau kamu belum punya kasur bayi, tadi pasti aku belikan sekalian." Aku berjanji akan membelikan kasur bayi, buat anaknya Ratna."Terima kasih, ya Nis, kamu memang terbaik. Menyesal, aku telah menyia-nyiakanmu, bahkan telah mengkhianatimu." Ratna menyesali, tentang apa yang telah dia lakukan dulu kepadaku."Iya sama sama, Ratna. Ya sudah, Ratna, maaf ya aku nggak bisa lama-lama, soalnya ini sudah malam. Ini aku bawain kado buat anakmu, semoga kamu suka. Aku permisi ya, assalamualaikum," ucapku pamit.Kami pun pamit, kepada Bu Ani dan juga Ratna. Setelah itu

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   162

    "Baik, Non. Terima kasih," ucap Bi Ijah."Baiklah, kami pergi cari kado dulu ya. Kalian tunggu di sini, kalau memang tidak mau ikut," pamitku.Aku pamit, serta meminta mereka untuk menungguku. Setelah itu, aku dan Mas Andre pun pergi dari hadapan asisten serta keponakanku. Kami pergi dari resto, yang ada di swalayan ini. Aku dan Mas Bagas, pergi menuju tempat perlengkapan bayi. Aku pun memilih salah satu yang sekiranya cocok untuk aku jadikan kado untuk anaknya Ratna dan Mas Bagas. Setelah menemukan apa yang sesuai, aku segera membayarnya. Aku juga meminta untuk sekalian dibungkusnya dengan kertas kado. Setelah kado untuk anak Ratna selesai di bungkus, kami berdua pun kembali ke tempat Gio dan juga para asistenku berada. Ternyata mereka telah selesai makan dan sedang menunggu kedatangan kami."Tante, Om, kalian sudah sekesai mencari kadonya?" tanya Gio."Sudah, Gio. Bagaimana? Apa kalian juga sudah selesai makannya," tanyaku."Sudah, Tan. Gio, sudah kekenyangan ini," sahut Gio.Gio

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 161

    "Waw, ini kamarnya lebih bagus, dari kamar Gio yang kemarin, Om. Terima kasih, ya Om Andre, Tante Anisa, kalian berdua memang is the best." Gio begitu senang, saat melihat kamar baru untuknya."Syukurlah, kalau Gio menyukai kamarnya," ucapku."Iya, Tante, Gio seneng banget," sahutnya.Setelah itu, aku membantu Gio membereskan pakaiannya. Aku memasukan baju Gio ke lemari pakaian, yang ada di kamar itu. Sedangkan, Mas Andre membantu membereskan perabotan dari rumah lamanya, yang akan disimpan di rumah ini. Sedangkan, sebagian perabotannya akan disimpan di apartemen. Seusai membereskan pakaian Gio, aku mengajak Gio makan, kebetulan aku telah memesan makanan. Karena aku kasihan, jika harus menyuruh Bi Ijah dan Bi Asih, buat memasak. Sepertinya mereka juga kecapean, setelah membantu pindahan tadi. Jadi biar kali ini aku memesan masakan dari rumah makan padang untuk makan kami semua."Gio, ayo kita makan dulu," ajakku."Iya, Tan," sahut Gio."Mas, ayo kita makan dulu," ajakku, saat melewa

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 160

    "Iya, Den," sahut Bi Asih serta Bi Ijah serempak."Bibi, sini," ajakku.Mereka berdua pun menghampiriku, sedangkan Bi Asih datang menghimpiriku, sambil menarik kopernya."Non, banyak betul orang yang mengangkut barangnya ya." Bi Ijah berkomentar, tentang pengangkut barang."Iya, Bi, Mas Andre bilang, supaya barangnya cepet selesai diangkutnya. Kalau barangnya sudah selesai diangkut, rumahnya mau sekalian dibersihkan, serta dirapikan sama mereka. Soalnya lusa Mas Wira dan keluarganya akan datang untuk menempatinya." Aku menjelaskan kepada Bi Ijah, alasan Mas Andre sampai meminta banyak orang untuk mengangkut barangnya tersebut."Oh, jadi begitu, ya Non," sahut Bi Ijah.Ia baru mengerti, dengan apa yang aku sampaikan."Iya, Bi, seperti itu," sahutku."Pasti rumah ini di kontraknya mahal ya, Non? Soalnya rumahnya saja semewah dan sebesar ini," tanya Bi Asih.Ia menanyakan soal harga sewa rumah orang tua Mas Andre tersebut."Lumayanlah, Bi, buat tabungannya Gio. Mas Wira, mengontak rumah

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 159

    "Iya, Om, Gio ikut sama Om Andre saja. Biarkan rumah ini, di tempatin sama Om Wira," sahut Gio, ia menyetujui ajakan Mas Andre.Rumah peninggalan orang tua Mas Andre ini, sudah ada yang mengontrak. Rumah ini di kontrak oleh Mas Wira, ia merupakan rekan kerja Mas Andre. Sedangkan Gio akan di bawa oleh kami, ke Rumah tempat tinggal kami. Karena selain Gio sebatangkara, Gio juga sekarang merupakan anak angkatku."Den, kalau rumah ini, sudah ada yang mengontrak, terus Den Gio dibawa Den Andre, berarti Bibi sekarang sudah tidak dibutuhkan lagi, ya Den. Berarti Bibi harus pulang kampung," ucap Bi Asih."Bi Asih, Bibi tidak perlu khawatir. Biarpun rumah ini sudah ada yang ngontrak, serta Gio dibawa ke rumahku. Bibi tetap boleh bekerja denganku kok, Bibi Asih nanti bisa membantu pekerjaan Bi Ijah di rumahku. Apalagi nanti Anisa mau lahiran, pasti Bi Ijah kerepotan, kalau bekerja sendiri. Jadi Bi Asih bisa bekerja di rumahku bersama dengan Bi ijah, Bibi mau kan bekerja denganku? Biar nanti k

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 158

    "Gio sayang, kamu yang sabar ya. Kamu harus ikhlas, dengan apapun yang terjadi. Gio jangan sedih, masih ada Om dan Tante, yang akan merawat serta menyayangi Gio." Mas Andre menenangkan Gio, serta memeluknya erat."Ya sudah, lebih baik sekarang kita pergi ke tempat kejadian, atau langsung ke rumah sakit." Papa memberi saran, supaya kami segera melihat keadaan Mbak Maya."Kita langsung ke rumah sakit saja, Pah. Tadi, polisinya bilang, mereka sudah langsung di bawa ke rumah sakit umum empat lima." Mas Andre memberitahu, rumah sakit tempat Mbak Maya berada. Kami semua pergi, menuju rumah sakit umum empat lima untuk mengurus jenazahnya Mbak Maya. Sepanjang perjalanan, Gio terus menangis. Aku pun sudah mencoba menbujuknya, tetapi tetap saja ya menangis. Sesampainya ke rumah sakit, kami menuju tempat resepsionis rumah sakit. Kami, menanyakan keberadaan Mbak Maya, yang korban kecelakaan tadi. Setelah, mendapatkan informasi, kami segera menuju ruangan, yang di tunjuk oleh resepsionis tadi.

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 157

    "Baik, Anisa, kami menyetujuinya," ucap mereka bertiga serempak."Bagus ... kalau begitu, silakan kalian tandatangani surat perjanjian, yang dibawa oleh Pak Danu!" Mas Andre memerintahkan mereka bertiga untuk menandatangani surat perjanjian.Setelah mendengar perintah dari Mas Andre, mereka bertiga pun menandatangani surat, yang disodorkan oleh Pak Danu. Bahkan mereka tandatangan tanpa membacanya terlebih dulu."Oke, kalian bertiga sekarang telah menandatangani surat perjanjian ini. Jadi jika kalian melanggar, maka kalian harus menerima akibatnya," ujar Papa.Ia menegaskan kepada mereka bertiga, tentang konsekuensinya jika melanggar surat perjanjian tersebut."Iya, Mas, kami sudah paham kok." Mbak Maya berkata, mewakili kedua temannya."Kalau begitu, kalian bertiga segera tinggalkan rumah Papaku! Tetapi biarkan Gio bersama kami," perintahku."Iya, Anisa, kami akan pergi. Tetapi maafkanlah semua kesalahan kami. Aku takut, jika umurku tidak akan lama lagi. Aku titipkan Gio kepada kalian

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 156

    "Ya, jelaslah aku tau, Mbak. Karena, aku sendiri yang merekam Vidio ini." Aku oun berterus terang kepada Mbak Maya, sebab ku tidak takut dengan ancamannya."Oh ... jadi kamu yang telah merekamnya, Anisa? Kok kamu tega banget sih, padahal niatku baik ingin merawat Papamu dan menjadi ibu sambung buat kamu." Mbak Maya berkelit, ia tetap tidak mau mengakui kesalahannya.Mbak Maya, tetap tidak merasa bersalah, walaupun sudah ada bukti yang jelas nyata. "Sudahlah, Mbak, nggak perlu mengelak lagi! Sebab emua bukti juga sudah jelas dan itu murni, bukan rekayasa ataupun editan, seperti yang Mbak Maya bilang tadi." "Kalau memang benar, kami yang melakukannya, terus kamu mau apa Anisa? Kamu mau memenjarakan kami, silakan, kalau itu maumu, kami tidak takut. Kami akan meminta bantuan pengacara kami, buat mengurus kasus ini." Sindi berkata dengan sangat jumawa."Ok, kalau begitu. Ayo, Pah, kita bawa saja mereka ke kantor polisi. Toh kita sudah mengantongi bukti yang kongkrit. Ayo kita bawa mereka

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 155

    "Oh, jadi kamu mau menikah sama aku, hanya karena ingin menguasai hartaku, ya Maya? Setelah semuanya kamu miliki, aku akan ditendang dari kehidupanmu. Enak sekali mimpimu itu, kamu nggak perlu cape kerja, tapi ingin hidup enak. Mimpi kamu Maya," ujar Papa dengan dada emosiPadahal dari awal Papa sudah tahu, tentang niat Mbak Maya tersebut. Namun, ternyata Papa tetap saja terpancing emosinya, apalagi orang yang berniat jahat tersebut bernada^^ di depan mata."Itu nggak bener, Mas. Semua ini hanya fitnah, dari orang yang ingin merusak rencana pernikahan kita. Aku beneran sayang sama kamu dan juga anakmu Nisa, Mas. Aku ingin menjadi istri dan ibu sambung yang baik untuk kalian. Kamu jangan terpengaruh, oleh vidio editan serta murahan model begini, dong Mas! Aku sungguh sayang sama kamu dan juga Nisa," ucap Mbak Maya sambil tergugu. Sungguh pandai Mbak Maya ini, akting yang ia perankan juga luar biasa memukau."Sudahlah, Maya, kamu nggak usah mengelak lagi! Sudah jelas-jelas terbukti, k

DMCA.com Protection Status