Share

4. Pertemuan tak terduga

Penulis: TrianaR
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-28 11:51:09

Part 4

"Apa rencanamu?"

"Aku ingin sewa ruko buat memulai usahaku."

"Wah, bagus dong. Kamu mau usaha apaan, Dev?"

"Pengennya sih salon rias pengantin. Aku memang belum punya perlengkapan yang banyak, tapi aku ingin mencobanya. Selama di luar negeri aku ikut kursus makeup dan ingin kusalurkan ketika pulang. Jadi ilmuku tidak sia-sia. Dan aku juga ingin punya penghasilan sendiri saat di Indonesia, tidak melulu harus pergi jadi TKW."

"Wah, keren banget. Jadi sekarang kamu jago dandan dong. Nanti kalau aku nikah, kamu yang jadi MUA-nya ya!"

"Bereeeeess, siapa takut."

Lalu keduanya tertawa tanpa ada beban. Sekian lama baru bertemu lagi, membuatnya ingin sekali melepas rindu, ngobrol santai dan mengingat masa sekolah yang seru dulu.

"Apa kamu tidak akan menggugat cerai suamimu itu?" tanya Rita dengan nada serius.

"Ya pasti aku akan menggugat cerai. Tapi itu nanti, aku masih belum puas untuk bermain-main dengannya. Aku ingin mengambil hakku kembali."

"Jadi kau akan membuat dia dan keluarganya jatuh miskin seperti sedia kala?" tanya Rita kembali.

Devi terdiam lalu menggela nafasnya dalam-dalam.

"Sekarang aku mau menikmati kehidupanku dulu, masalah itu akan kupikirkan nanti."

"Baiklah, aku akan mendukung semua keputusanmu. Katakan padaku kalau kamu butuh bantuan, Dev."

"Terima kasih, Rita."

Usai perjalanan 3 jam, akhirnya sampai juga di rumah Rita. Rumah bercat biru telor asin dengan desain minimalis, sisi kanan dan kirinya penuh dengan tanaman hias.

"Assalamualaikum," ucap Rita dengan nada setengah berteriak. Gadis berusia 25 tahun itu terus tersenyum ceria. Ya sahabat Devi yang satu ini memanglah belum menikah, dia masih ingin menikmati masa lajangnya. Berbeda nasib dengan Devi, Rita memanglah tergolong anak yang mampu, ia pun mengenyam pendidikan sampai bangku kuliah. Saat ini ia tengah bekerja di tempat usaha kakaknya. Walaupun mereka berbeda strata sosial, tapi Rita tak pernah mempermasalahkan hal itu. Justru dia sangat senang berteman dengan Devi. Sosok Devi tidak seperti yang lain, berteman karena ada maunya. Bersama Devi, Rita bisa menjadi dirinya sendiri. Mereka berteman baik sejak keduanya mengenyam bangku SMP. Dulu biasanya selalu bertiga bersama Sinta, tapi kini sudah tak sejalan.

"Waalaikum salam," sahut suara dari dalam. Pintu perlahan terbuka, sesosok laki-laki usia berkisar 30 tahun muncul dari balik pintu.

"Kak Reyhan, tumben ada di rumah?" tegur Rita. Biasanya sang kakak, meskipun hari weekend dia akan menetap di tempat usahanya, bermalam disana dengan tumpukan pekerjaan.

"Hmmm," jawabnya singkat, sekilas ia memandang wanita di samping adiknya kemudian berlalu begitu saja.

"Ayo masuk, silahkan duduk," ajak Rita sambil menarik tangan Devi.

"Kak, kakak gak mau tau aku sama siapa sekarang?" cegah Rita pada sang kakak. Dia mengejarnya ke dalam.

Reyhan menghentikan langkahnya.

"Dia Devi, Kak. Devi, teman SMP-ku dulu. Kakak masih ingat kan? Dulu kan kakak suka godain Devi," tutur Rita.

"Ehem, itu kan udah masa lalu," tukasnya lagi. Sesekali ia mencuri pandang ke arah Devi. Penampilannya sekarang sudah jauh berbeda dari pada dulu. Pertemuan terakhirnya itu ketika melihat Devi dan Reno menikah.

"Kak, tunggu dulu. Devi baru pulang dari Taiwan. Dia mau nginap disini," ucap Rita lagi.

"Nginap? Dia kan sudah bersuami. Kenapa tak pulang ke rumahnya saja?"

"Tapi Kak, Devi sedang ada masalah dengan rumah tangganya."

"Lari dari masalah itu namanya pengecut. Kenapa tidak selesaikan masalah itu baik-baik? Dan kamu Rita, baiknya gak usah ikut campur urusan rumah tangga orang lain," sahut kakaknya.

Mendengar percakapan kakak beradik itu, Devi bangkit dan menghampiri mereka.

"Rita, sebaiknya aku pulang saja," ucap Devi lagi.

"Eeeh, tidak. Kita kan baru sampai, kamu tetap disini dulu. Jangan dengerin omongan kakakku ini." Rita jadi tak enak hati dengan ucapan Reyhan. Sosok pria yang dulu suka usil dan jahil kini menjadi dingin dan kaku. "Kamu sih kak, ngomongnya pedes banget!" lanjut Rita

"Kakak kamu benar kok. Aku pulang ya, biar aku cari kontrakan saja."

"Jangan Dev, kamu kan masih capek. Please ..." Rita merajuk.

Reyhan berlalu mengambil tas dan baju gantinya, kemudian pergi lagi.

"Kakak mau pergi?" tanya Rita saat melihat Reyhan membawa tas ransel.

"Ya. Kasihan temanmu, hari ini sudah sore. Besok saja kalau mau cari kontrakan."

Mendengar jawaban kakaknya, Rita tersenyum. Ia tahu, kakaknya adalah orang baik, dia pasti tak tega mendengar kondisi Devi.

"Dev, kamu bisa nginap disini."

"Apa gak repotin kamu, sampai kakakmu harus pergi dari sini?"

"Sudah biarkan saja. Lagian dia juga jarang menginap di rumah kok. Biasanya dia nginap di toko."

"Terima kasih banyak, Rita. Berkat semangat dan dukunganmu aku jadi punya kekuatan."

"Harus dong, jangan mau kalah sama pengkhianat."

***

Reno bolak-balik di halaman rumahnya sembari memegang ponsel. Sejak tadi pagi, ia tak bisa menghubungi Devi. Ia hanya ingin bertanya tentang keadaannya sekarang.

"Pak, aku minta uang lima ribu buat jajan!" pinta Silvi.

"Apa? Jajan? Enggak ada, uangnya habis!" sahut Reno setengah membentak.

"Huhuhu, katanya tiap bulan ibu selalu kirim uang, tapi aku minta uang lima ribu aja gak boleh." Silvi menangis sesenggukan.

"Silvi, harusnya kamu tuh makan, bukan jajan terus."

"Aku bosen pak, makan lauknya cuma tempe aja sama kecap. Nenek gak pernah masak yang enak. Bapak sama nenek boleh makan bakso atau mie ayam. Kenapa aku gak boleh? Aku cuma mau jajan aja, bapak marah-marah. Hiks hiks," sahut Silvi. Ia mulai kritis dengan keadaan.

"Silvi! Jangan bikin bapak tambah pusing! Nih ibumu dari pagi gak bisa dihubungi!"

Silvi menatap bapaknya dengan tajam. "Bapak, Jahat!!" Usai berteriak, gadis kecil itu berlari tak tentu arah menjauh dari rumah.

"Silvi, kamu mau kemana? Silvi! Awas aja kalau kamu pulang, bapak akan menghukummu!!" teriak Reno lagi. Tapi bocah kecil berumur enam tahunan itu, sudah menghilang dari pandangannya.

"Kamu kenapa sih marah-marah terus? Kuping ibu sampe panas dengernya!" tegur ibu yang datang sembari membawa bungkusan kresek bening.

"Hah! Ini semua gara-gara gak ada motor, jadi aku gak bisa kemana-mana, Bu! Aku gak bisa ketemu sama Sinta. Terus itu ibu beli apaan lagi?"

"Salahmu sendiri motor dijual. Ini? Ini ibu beli bakso."

"Pantas aja tadi Silvi bilang begitu."

"Terus kemana itu bocah?"

"Lari kesana. Gak tahulah paling main sama temannya."

Bu Witi berlalu masuk ke dalam seolah tak peduli dengan sang cucu.

"Hah! Gak anak gak istri gak ibu sama aja! Tak bisa diajak bicara serius, tidak seperti Sinta yang mau mendengarkan keluh kesahku," gumam Reno. Lelaki itu mengacak-acak rambutnya, kesal. Tinggal 5 hari lagi pernikahannya dengan Sinta, tapi tak ada satupun barang yang ia siapkan. Tak ada karena memang tak punya uang. Uang yang ada ditangan hanya cukup untuk makan sehari-hari bulan ini.

***

Gadis kecil itu menangis tersedu-sedu di pinggir jalan, di dekat toko buku. Ia terduduk sembari memeluk lututnya. Perasaannya sangatlah sedih. Setiap hari dimarahi oleh bapak atau nenek. Jauh dalam lubuk hatinya ia merindukan sosok ibunya, dia ingin sekali bertemu dengannya.

Devi dan Rita tengah berjalan hendak ke toko buku, tempat Reyhan berada usai mencari ruko kosong yang disewakan. Tak sengaja mereka bertemu dengan gadis kecil yang terduduk di teras.

"Siapa ya anak itu? Sudah petang begini kenapa belum pulang?" tanya Devi.

"Mungkin anaknya pelanggan kakakku," jawab Rita. Mereka saling berpandangan sejenak.

Suara tangisannya makin terdengar jelas. "Huhuhu, aku kangen ibu," isaknya.

"Nak, kamu siapa?" tanya Devi sembari memegang pundaknya. Gadis kecil itu mendongak, netranya tampak sembab, wajahnya basah oleh air mata.

"Sayaaang?"

Bab terkait

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   5. Melepas Rindu

    Part 5"Sayang?" pekik Devi, netranya berkaca-kaca, bertemu dengan putri kecilnya tak terduga seperti ini. Sudah lama ia tak melihatnya langsung, sesekali hanya melihatnya lewat foto. Reno, sang suami jarang sekali mau mengangkat panggilan videonya."Tante siapa?" tanya gadis kecil itu lugu. Sekian lama tak bertemu membuatnya kebingungan. Apalagi sekarang, Devi memutuskan untuk memakai jilbab."Ini ibu, Nak. Ini ibu," sahut Devi, tanpa kompromi lagi air matanya jatuh membasahi pipi."Ibu?" tanyanya sembari memperhatikan wajah Devi dengan seksama.Devi mengangguk dan langsung memeluk tubuh kecil itu ke dalam dekapannya. "Ibuuuu, aku kangen ibu ..." sahut Silvi, gadis kecil itu membalas pelukan ibunya dengan erat seakan tak mau lepas. Keduanya hanyut dalam rasa rindu yang begitu membuncah, mereka tumpahkan dalam tangis haru."Sayang, kamu kenapa ada disini?" tanya Devi sembari membelai rambut putrinya. "Ini kan jauh dari rumah. Kamu sama siapa? Sama bapak?" tanya Devi lagi.Silvi mengg

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   6. Mencari Silvi

    Part 6"Silviii ...! Silviiii ...!" teriak Reno memanggil putrinya. Ia berharap Silvi keluar dari persembunyiannya. Sudah hampir jam 9 malam, Silvi belum juga pulang. Reno sudah berkeliling ke gang-gang di desanya, tapi tak menemukan gadis kecil itu dimanapun."Aaaarrrgghh! Kalau Silvi gak ketemu bisa gawat! Devi bisa marah dan menuntutku," gerutu Reno. Ia masih berjalan dalam gelapnya malam, hanya lampu penerang jalan yang menerangi langkahnya.Para anak kecil sudah tak terlihat bermain di jalan lagi. Sepi. "Jangan-jangan Silvi diculik, Ren!" ucapan ibunya tadi membuatnya tak berhenti memikirkan Silvi. Segala kemungkinan bisa terjadi. "Aaarghhh!" teriaknya lagi sembari menendang batu kerikil di hadapannya. "Anak kecil menyusahkan saja!" Reno masih berjalan sembari matanya mencari keberadaan Silvi. Entah kenapa langkah kaki justru membawanya ke rumah Sinta. Tanpa dinyana, Sinta tengah berbincang dengan seorang pria di teras rumahnya. "Sin," sapa Reno, ia sedikit cemburu melihat Si

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   7. Kena Kau, Mas!

    Part 7"Rita, Silvi kenapa bisa ada sama kamu? Aku harus hubungi Mas Reno kalau ternyata anaknya ada sama kamu!" ketus Sinta. Wanita itu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi calon suaminya. Sementara Rita dan Silvi saling berpandangan. Jantung Rita berdebar-debar, takut kalau nanti Devi dan Sinta bertemu. Bisa gawat kalau rencana Devi tak bisa berjalan. Dengan mulus."Halo, Mas." Sinta tampak berbicara di telepon, ia berjalan menjauh dari keduanya. "Silvi, jangan bilang kalau kamu kesini sama ibumu juga ya, sayang. Kamu gak usah ngomong apa-apa sama mereka, biar Tante yang jelasin. Kamu mengerti kan?" bisik Rita di telinga Silvi.Gadis kecil itu mengangguk. Rita segera mengeluarkan handphone-nya agar Devi membaca dan lekas bersembunyi.[Dev, kamu sembunyi dulu biar aman. Ada Sinta disini. Masalah Silvi biar aku yang beresin]Sudah sepuluh menit, tapi pesan WhatsAppnya belum dibaca. Devi tengah sibuk memilih barang belanjaannya.[Ok] balas Devi. Ia tak menyangka dalam situasi sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   8. The power of make up

    Part 8Devi dan Rita tengah bersiap-siap, ia memakai kemeja formal. Tangan Devi sudah sibuk menari-nari diatas wajah Rita."Sempurna!" ucap Rita saat melihat hasil riasan sahabatnya itu. "Aku benar-benar seperti orang yang berbeda, amazing tanganmu itu, Dev! Dah macam MUA terkenal aja!""Hahaha bisa aja kamu.""Aku bakal promosi ke orang-orang kalau hasil riasanmu itu, oke banget," ucap Rita lagi sembari mengarahkan handphonenya untuk foto selfie. Kali ini dia menyamarkan penampilannya dengan berhijab."Ternyata aku cantik juga ya pakai jilbab.""Kamu memang cantik, Rita. Hatimu juga baik. Terima kasih karena kamu sudah membantuku.""Tentu saja, kita kan teman."Devi pun tengah melukis wajahnya sendiri, hingga membuat penampilannya berbeda. Ia sengaja menambahkan tanda lahir di bawah matanya sebelah kiri. Hijab pashmina berwarna pink membalut rambutnya, kemeja pink dan blazer warna hitam serta celana bahan warna hitam. Tak lupa sepatu pantofel warna hitam juga. Penampilannya saat ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   9. Dendam Masa Lalu

    Part 9"Lebih baik kucel jadi pembantu, Pak. Dari pada kinclong tapi jadi benalu." "Tunggu-tunggu, kenapa suaramu mirip Devi ya?" tukas Reno. Lelaki itu berjalan mendekat. Ia melihat perempuan itu dari atas ke bawah."Benar, kamu ini mirip Devi. Postur tubuhmu, suaramu, atau jangan-jangan--""Maaf, Pak. Tolong jangan seperti ini, sikap anda membuat saya tidak nyaman," sahut Devi alias Aura sembari mundur beberapa langkah.Jantungnya berdegup kencang, takut jikalau dirinya ketahuan. Ia sudah menyusun rencana ini dengan matang, dirinya gak mau gagal lagi dan terperdaya oleh lelaki tak berhati ini. Rita pun ikut bingung bagaimana caranya agar Devi tak terpojok. "Maaf Pak, kami permisi dulu ya, pekerjaan kami masih banyak. Harus berkeliling menemui para calon investor yang lain," tukas Rita sembari menarik tangan Devi. Keduanya langsung berlalu masuk ke dalam mobil milik Reyhan.Reno hanya menatapnya tanpa berkedip, ia merasa wanita-wanita tadi seperti tak asing lagi baginya. Tapi siapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   10. Gangguan Saat Malam Pertama

    Part 10"Eh anu Mas, ini---""Ini sudah zaman modern, kenapa paket kemenyan segala?" tanya Reno lagi."Biar aku jelaskan, Mas. Win, tolong bunganya taruh belakang saja ya.""Baik, Mbak."Reno masih ingin mendengar jawaban dari Sinta. "Mas, bunga-bunga itu buat ritualku mandi. Biar tubuhku wangi, jadi saat malam pengantin nanti kamu gak bakalan kecewa," sahut Sinta sembari memainkan netranya genit. Ia membenarkan krah kemeja Reno yang baik-baik saja.Reno tersenyum."Kalau kemenyan, aku gak tau persis mas, itu disuruh sesepuh disini, katanya sih biar gak ada yang ganggu kita saat pernikahan nanti.""Walah, kirain buat apaan. Zaman udah modern begini masih ada begituan.""Ya kita kan gak mungkin ngilangin adat begitu aja."Reno mengangguk, kemudian mencium pipi Sinta. "Ya sudah Sin, aku pulang dulu ya.""Iya, Masku sayang--"Reno pergi meninggalkan rumah Sinta. Wanita itu bisa bernafas lega, hampir saja topengnya terbongkar, beruntung ia bisa memberikan alibi yang pas untuk calon suamin

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   11. Shock!

    Part 11"De-devi?" "Iya, ini aku. Kenapa? Kaget ya?""Kok kamu ada disini, Dev? Kapan kamu pulang dari Taiwan? Bukannya semalam kamu telepon dan--" Ucapan Reno mengambang di udara saat melihat mimik wajah Devi. Ia terkesima, lama tak bertemu istrinya itu bertambah cantik. Wajahnya putih bersih dan begitu terawat. Sayangnya kini penampilannya berbeda, ada hijab pashmina yang membalut rambutnya. Bila dipandang sekilas, ia tak nampak seperti Devi yang dulu. Kali ini istrinya itu tampil begitu sempurna. Naluri kelelakiannya seketika muncul. Ia hendak memeluk Devi, tapi Devi menghindar."Jangan peluk aku!" seru Devi."Tapi, kenapa? Aku kan suamimu, Dev. Kita sudah lama gak ketemu. Masa kamu gak kangen?""Kangen?""Ya. Aku aja rindu sekali padamu, Dev.""Oh ya?"Reno mengangguk. Sementara Devi tersenyum masam, ia berjalan mengitari Reno. Tubuh Reno begitu tegang, apalagi dia belum mandi dan masih bertelanjang dada, hanya celana sebatas lutut yang membalut tubuhnya. Ekor matanya yang berge

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   12. Jangan Anarkis, Dev!

    Part 12"Memangnya mau kau bawa kemana, Dev? Kita bisa bicarakan ini baik-baik, Sayang.""Sayang? Hahaha, telingaku sampai gatal saat kamu memanggilku sayang!" Devi justru menimpali dengan nada mengejek. Sementara wajah Sinta sudah merah padam, baru saja semalam dia mereguk manisnya cinta bersama Mas Reno, tapi kini suaminya justru memanggil sayang pada wanita lain. Sinta yang awalnya hanya ingin bermain-main dengan Reno, tapi dia justru jatuh hati padanya."Dev, tolong jangan lakukan ini. Kita bisa bicarakan ini baik-baik, Dev. Tolonglah Dev, kita bisa hidup damai bertiga di rumah ini.""Hidup damai bertiga di rumah ini? Serius kamu ngomy gitu, Mas? Kamu suruh aku tinggal seatap dengan wanita itu? Gak level lah yaw! Aku ini bukan perebut suami orang, aku juga bukan benalu. Tidak seperti kalian-kalian ini! Aku yang sibuk bekerja membanting tulang, justru kalian yang menikmati hasilnya! Ckckck!""Cukup bicaramu, Devi!" teriak Bu Witi."Emang gitu kenyataannya kan, Bu? Kenapa gak terima

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16

Bab terbaru

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   54. END

    Satu tahun kemudian .... Devi bangun lebih awal. Ia bersiap membuatkan sarapan dan susu untuk keponakannya yang masih berusia 4 bulan lebih. Bayi mungil perempuan yang diberi nama Mentari oleh Rita itu beberapa hari terakhir dititipkan dan tinggal bersamanya, karena Rita harus melakukan perjalanan dinas ke luar kota selama beberapa hari. Sebagai single parent dan mengalami ujian yang berat, Rita bekerja keras dengan menjadi wanita karir untuk dia dan juga putrinya. Devi dan Reyhan tak merasa keberatan mengasuh bayi lucu yang sedang aktif-aktifnya itu. Kebersamaan mereka justru lebih berwarna dengan kehadiran Mentari. Hari-hari biasanya pun, ketika Rita kerja, Mentari diasuh oleh baby sitter, tapi hampir setiap hari Devi datang menemui Mentari. Hanya saja pagi ini, Devi merasa ada yang berbeda dengan tubuhnya. Ada rasa mual yang tak biasa dan lelah yang sangat. Devi mencoba mengabaikannya, tetapi intuisi seorang wanita seringkali lebih tajam daripada yang lain. "Hueeek ... hueee

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   53. Pedih & Sesal

    Reno duduk di kursi plastik biru di ruang tunggu Rumah Sakit Umum, meremas-remas ujung bajunya. Suara mesin ventilator dan dengung alat-alat medis mengiringi kegelisahannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, tapi dia masih setia menemani ibunya yang tengah terbaring di ruang ICU. Di sampingnya, seorang dokter tengah memeriksa laporan medis. Sementara itu, perawat terus mondar-mandir membawa alat dan obat-obatan.“Ibu masih bisa sembuh, kan, Dok?” tanya Reno pelan, suaranya serak menahan kekhawatiran.Dokter menatap Reno dengan tatapan penuh empati. “Kami akan berusaha sebaik mungkin, Pak. Tetapi, kita harus bersiap untuk segala kemungkinan.”Reno hanya mengangguk. Kata-kata dokter itu bagai angin lalu, tidak terlalu ia cerna dengan baik. Pikirannya melayang-layang. "Maafkan aku, Ibu. Sungguh aku anak yang tidak berguna karena tak bisa melindungimu, Bu. Kenapa harus ibu yang menanggung semua ini," bisiknya sambil menggenggam tangan ibunya. Butiran bening sudah menitik di pipinya

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   52. Kecelakaan

    Di sebuah rumah kecil, ibunda Reno duduk di kursi roda di ruang tamu yang redup. Wajahnya pucat, matanya berkaca-kaca, dan tangannya gemetar. Selembar surat terbuka di pangkuannya, dan isinya membuatnya tak percaya pada apa yang baru saja dia baca."Bagaimana mungkin?" gumamnya, suaranya hampir tidak terdengar di antara keheningan ruangan. Dia mengenang saat-saat indah bersama putrinya, Ristha, yang selalu menjadi anak kebanggaannya.Kenangan masa lalu membawanya pada waktu-waktu ketika Ristha masih kecil, ketika dia memeluknya erat-erat setiap kali dia pulang dari sekolah. Dia selalu bercerita tentang impian masa depannya, tentang bagaimana dia ingin menjadi seseorang yang sukses, memberi kebahagiaan pada ibunya.Namun, kini, semua itu terasa seperti mimpi buruk. Surat di pangkuannya memberitahu bahwa Ristha telah ditangkap karena kasus penipuan. Ibu merasa seolah-olah dunianya runtuh seketika.Pikirannya berkecamuk dengan pertanyaan yang tak terjawab. Apakah dia tidak mendidik Rist

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   51. Cukup Sampai Disini

    Sore harinya, setelah pemeriksaan lengkap, akhirnya, Rita diperbolehkan pulang oleh dokter dan beristirahat di rumah. Reyhan datang menjemputnya. "Bagaimana kalau pulang ke rumah kami saja?" usul lelaki itu.Rita menggeleng pelan. "Aku ingin istirahat di rumah saja.""Bener kamu gak apa-apa ketemu laki-laki sialan itu?""Aku gak apa-apa, Mas."Reyhan menghela napas. "Ya sudah, kalau itu keinginanmu, tapi kamu harus istirahat yang cukup ya. Jangan diporsir, kamu kan masih dalam tahap pemulihan."Rita mengangguk pasrah.Mobil keluar dari lingkungan rumah sakit, dan pulang menuju rumah. Satu jam lebih waktu yang ditempuh untuk bisa sampai di rumah. Sepanjang jalan, Rita terdiam. Sesekali hanya melihat pemandangan dari jendela mobil. Semangat Rita segera terhenti ketika dia memasuki rumahnya yang sunyi. Suasana yang biasanya hangat dan penuh cinta sekarang terasa dingin dan hampa. ***

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   50. Digrebek Polisi

    "Apa kalian yakin orangnya ada di dalam?""Iya, kami yakin, Pak. Dia gak mugkin kabur lewat belakang, Gak ada akses, pasti sekarang lagi sembunyi."Berkali-kali mereka mencoba bernegoisasi, tapi ternyata tak ada tanggapan apapun dari dalam.***Sementara itu ...Mendengar keributan di luar, Ristha terbangun. Ia mengerjapkan matanya pelan. "Ada apaan sih, ribut banget di luar, ganggu orang tidur aja!" gerutunya lirih. Ya, akibat stress sepanjang malam, dia bahkan telat bangun tidur. Wajahnya agak pucat dan matanya penuh kegelisahan. Entah kenapa, baru saja Ristha bangun dari tidurnya, namun ketegangan merasuk ke dalam setiap selnya. Dia tahu, mulai hari ini adalah hari yang takkan terlupakan baginya. Jordan pergi tanpa mau memberinya kabar lagi. Dan juga masalah lain ya ...."Heeeii buka pintunya dasar penipuuuu!!" teriak seseorang dari luar membuat Ristha berjingkat. Jantungnya berdegup lebih kencang.Ia bangki

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   49. Sesal & Frustasi

    Jordan mencoba memegang tangan Rita, tapi Rita menariknya kembali. Dia merasa seperti dunianya hancur berkeping-keping. Selama ini, dia telah memberikan segalanya untuk rumah tangganya, namun sekarang semuanya terasa sia-sia."Mohon Maafkan aku, Rita. Aku tahu aku tidak bisa menghapus kesalahan yang sudah kulakukan, tapi aku ingin memperbaikinya. Aku akan melakukan apa pun untuk memperbaiki hubungan kita," ucap Jordan."Aku ingin bertaubat, Rita. tolong berikan kesempatan untukku. Kau mau kan maafin aku? Aku janji akan mengakhiri semuanya."Rita masih terdiam, sungguh, dia memang terlanjur shock dengan apa yang terjadi dalam hidupnya saat ini. Dia merasa terjebak dalam keputusasaan, tidak tahu harus bagaimana lagi melanjutkan hidupnya. Di saat dia menemukan jodoh di usia yang cukup matang, tapi kenapa jodoh yang dikirimkan padanya justru orang seperti Jordan, orang yang punya hubungan spesial dengan gadis muda sebelumnya. "Maafkan aku,

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   48. Shock

    Rita dan Devi ternganga mendengar pengakuan Ristha. Mereka benar-benar tak percaya."Meskipun hati aku sakit, ditinggal nikah sama pangeranku, tapi aku rela diduakan. Aku gak mau putus dari Mas Jordan, karena-----""Kalian benar-benar tak punya hati!" pekik Rita sambil tergugu. "Yang gak punya hati itu, Mbak! Mbak lah yang merebut Mas Jordan dariku! Kami berhubungan sejak lama, sebelum Mas Jordan kenal dengan Mbak Rita!" teriak Ristha tak mau kalah."RISTHA, DIAMLAH!" Jordan berteriak seketika membuat nyali Ristha menciut. Matanya mendadak berkaca-kaca."Mas, aku mengatakan hal yang sebenarnya. Kita, kita--""Aku tahu, kamu memang datang lebih dulu. Tapi istriku sekarang adalah Rita. Terlebih sekarang, sudah ada buah cintaku dengannya. Dia sedang hamil."Ristha shock mendengar penuturan Jordan, ia bahkan tak pernah menyangka kalau hal ini terjadi. "Apa? Mbak Rita hamil?""Ya, dan aku gak mungkin menin

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   47. Debat panjang

    [Maksudnya gimana, Mas][Nanti kau temani dia datang ke lokasiku saat ini][Kamu di mana, Mas?][Akan kukirim alamatnya menyusul. Aku akan telpon Rita dulu][Ya, baiklah.]Benar saja, usai bertukar pesan dengan sang istri. Reyhan langsung menelepon ke nomor adiknya.Dering ponsel membuat Rita terhenyak. Ia tersenyum tipis melihat nama yang tertera di ponsel."Hallo Mas Reyhan, ada apa? Tenang saja, kakak ipar aman di sini!" seru Rita menggodanya membuat Devi tersenyum."Iya, aku tahu," jawab Reyhan singkat."Terus?""Dek, kamu bisa gak datang ke sini? Minta Mbak Devimu buat nemenin.""Kemana, Mas? Emang ada masalah apa?""Datang saja ya, Dek. Aku gak bisa menjelaskannya di telepon.""Ya, baiklah.""Aku akan share lokasinya ya di WA.""Baik, Mas.""Ya udah nanti hati-hati di jalan.''Panggilan itupun terputus. "Mbak, apa mb

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   46. Tak Ada Ampun

    Seketika wajahnya shock dan menegang saat tau di hadapannya adalah .... "Ma, Mas Reyhan? Mas Reyhan kenapa bisa ada di sini?""Kenapa? Kaget ya?"Reyhan tersenyum sinis melihat kegugupan di wajah adik iparnya itu. Apalagi saat melihat ada seorang perempuan di balik selimut. Tanpa basa-basi Reyhan langsung memukul lelaki itu.Buuughht!! Suara pukulan Reyhan membuat Ristha menjerit."Dasar laki-laki brengs*k! jadi ini yang kau lakukan di belakang adikku hah?!""Mas, biarkan aku menjelaskannya dulu!""Jelaskan jelaskan apa, brengs*k! Semua yang kulihat sudah jelas!! Kau tega melakukan ini pada adikku!!"Buuughhtt!! Bugghhtt!! Pukulan-pukulan itu ia layangkan kembali di perut Jordan membuat lelaki itu terhuyung.Jordan berusaha bangkit, sedangkan Ristha yang ada di balik selimut segera membalut tubuhnya dengan selimut itu dan memungut bajunya yang tadi sempat dilepas, lalu berlari ke kamar mandi dan mengun

DMCA.com Protection Status