Share

6. Mencari Silvi

Author: TrianaR
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

Part 6

"Silviii ...! Silviiii ...!" teriak Reno memanggil putrinya. Ia berharap Silvi keluar dari persembunyiannya. Sudah hampir jam 9 malam, Silvi belum juga pulang. Reno sudah berkeliling ke gang-gang di desanya, tapi tak menemukan gadis kecil itu dimanapun.

"Aaaarrrgghh! Kalau Silvi gak ketemu bisa gawat! Devi bisa marah dan menuntutku," gerutu Reno. Ia masih berjalan dalam gelapnya malam, hanya lampu penerang jalan yang menerangi langkahnya.

Para anak kecil sudah tak terlihat bermain di jalan lagi. Sepi.

"Jangan-jangan Silvi diculik, Ren!" ucapan ibunya tadi membuatnya tak berhenti memikirkan Silvi. Segala kemungkinan bisa terjadi.

"Aaarghhh!" teriaknya lagi sembari menendang batu kerikil di hadapannya. "Anak kecil menyusahkan saja!"

Reno masih berjalan sembari matanya mencari keberadaan Silvi. Entah kenapa langkah kaki justru membawanya ke rumah Sinta. Tanpa dinyana, Sinta tengah berbincang dengan seorang pria di teras rumahnya.

"Sin," sapa Reno, ia sedikit cemburu melihat Sinta bersama laki-laki itu dan berpakaian seksi.

"Eh, Mas sini," sahut wanita itu dengan sumringah. Sinta menarik tangan Reno dan langsung menggamitnya.

"Oh ya Mas, kenalin ini calon suamiku, namanya Reno. Dan Mas Reno, ini Mas Akbar, teman SMPku dulu," ucap Sinta.

Kedua pria itu saling berjabat tangan dan tersenyum kaku.

"Sin, kalau gitu aku permisi dulu ya."

"Oke, Mas."

Pria bernama Akbar itu pergi meninggalkan mereka. Reno memandang calon istrinya. Tatapannya seolah menuntut jawaban, siapa sebenarnya pria yang tadi.

"Mas, ayo duduk. Kenapa malam-malam kesini?"

"Kalau gak kesini pasti kamu sedang asyik berduaan dengan pria itu!" sahut Reno ketus, ada gurat cemburu tergambar jelas di wajahnya.

"Cieee yang cemburu!"

"Aku gak cemburu, Sin. Tapi kurang etis, kamu sudah mau menikah denganku tapi masih menerima tamu laki-laki lain."

"Ya ampun Mas, dia kan cuma teman SMP aku. Dia main aja, kami gak ngapa-ngapain lho, karena udah lama gak ketemu. Lagian ini kan rumah orang tuaku, dia juga gak bakal macem-macem lah. Kan ngobrolnya juga di teras. Aku juga dah ngenalin kamu ke dia kan, kalau kamu calon suami aku. Jangan cemberut dong, gak ganteng ih!"

Reno tersenyum kecil sambil menatap wanita di hadapannya. "Cium dulu dong, nanti janji gak bakal cemberut lagi," tukas Reno.

"Ealaaah modus! Dasar ada maunya!" cebik Sinta. Sejeda kemudian, Sinta mengecup pipi Reno, hingga meninggalkan bekas bibir bertanda merah.

"Yang ini belum," ucap Reno seraya menyentuh mulutnya sendiri.

"Gak mau lah. Ada orang, nanti malah ketahuan, malu!" jawab Sinta dengan genit. "Mas, gimana persiapan pernikahan kita? Semuanya sudah beres kan?"

"Hmmm."

"Besok bawa uangnya ya 10 juta, buat belanja dan masak-masak di hari pernikahan kita."

"Pakai uangmu dulu ya, sayang."

"Lho, kok gitu? Masa pihak laki-laki gak ngasih uang buat keluargaku?"

"Hei, jangan bilang gitu, nanti uangnya aku ganti," kilah Reno. Dia makin bingung apa yang harus dia lakukan. Hari pernikahan semakin dekat, bahkan dia tak pegang uang sepeserpun.

Wajah Sinta cemberut, karena ia tak berhasil meminta uang pada Reno lagi.

"Mas, tolong diusahakan ada uangnya agar acara pernikahan kita lancar."

"Iya, pasti. Ya sudah aku pulang dulu."

Perasaan Reno makin kacau. Ia teringat kata-kata Devi, mungkin benar solusi satu-satunya adalah menggadaikan sertifikat rumah ibu. Ia akan meminjam 200 juta. 150 juta untuk ikut investasi, 20 juta untuk ibu, 10 juta untuk Sinta dan 20 juta lagi untuk uang pegangannya sendiri.

"Aku harus membujuk ibu, agar menyetujui usulanku ini," gumam Reno.

*

"Bu, ibu! Silvi udah pulang?" teriak Reno. Bu Witi keluar dari rumahnya.

"Belum Ren, kamu gak ketemu sama dia?"

"Enggak, Bu. Aku udah cari kemana-mana tapi gak ada."

"Duh kemana itu bocah! Kalau ada apa-apa dengan Silvi gimana Ren?"

"Devi mau menuntutku, Bu."

"Lah gimana caranya? Dia kan di luar negeri."

Reno mengendikkan bahunya. Galau, bimbang, cemas, semuanya berkecamuk dalam hati.

"Oh iya Bu, Reno mau pinjam sertifikat rumah ibu. Mau digadaikan ke bank."

"Lho buat apa?"

"Buat investasi."

"Inpesti?"

"Investasi, Bu. Nanam modal. Jadi kita nanti investasi 150 juta bakalan balik jadi 450 juta."

"Hah? Serius Ren? Kamu kata siapa?"

"Kata Devi Bu. Tapi lumayan lho Bu, kita menang banyak. Bisa cepat kaya Bu!" ucap Reno dengan girang. Dia sudah terhipnotis dengan kata-kata Devi.

"Beneran? Bukan tipu-tipu kan?"

"Devi sudah menjamin kalau itu bukan penipuan. Soalnya temannya sendiri yang pegang. Kalau ibu setuju besok Reno mau pinjam ke bank, 200 juta."

"Lho, banyak amat, katanya 150 juta."

"Iya dong Bu, 150 juta buat investasi, 10 juta buat biaya pernikahanku dengan Sinta. 10 juta buat ibu buat gantiin emas ibu yang kemarin aku jual. Yang 25 juta buat nebus motor di Bang Andi, lima juta buat peganganku, Bu. Gimana, ibu setuju gak?"

"Setuju sih. Tapi setorannya gimana?"

"Tenang aja, kan ada Devi, Bu. Kalau Devi transfer, aku bakal langsung setorin uang ke Bank."

"Beneran lho ya, ibu gak mau kalau rumah ibu sampai disita oleh bank."

"Iya, tenang aja, Bu. Masalah itu mah beres, bisa diatur."

"Kalau uang inpestinya--"

"Investasi, Bu."

"Iya, maksudnya itu. Kalau uang itu cair, ibu dibagi separuhnya ya."

"Oke, bereeess Bu. Kita bakalan jadi kaya, Bu!"

Keduanya tertawa membayangkan keluarganya akan bertambah kaya dalam sekejap. Hingga melupakan sejenak masalah tentang Silvi.

***

Pagi-pagi sekali Devi, Rita dan Silvi sudah bersiap-siap. Rencananya hari ini mereka akan pergi ke toko grosir serta pusat perbelanjaan, untuk membeli aneka perlengkapan yang ia butuhkan untuk tinggal di ruko.

"Wow speechless, polesan makeup-mu amazing banget Dev, mukaku jadi lebih cantik," puji Rita saat dirinya berkaca di depan cermin.

Devi tersenyum simpul.

"Kamu juga cantik banget Dev, pangling ih," lanjutnya lagi.

"Haha kamu bisa aja."

"Ya udah yuk berangkat."

"Ayo, sayang."

Silvi mengangguk senang. Ketiganya melangkah keluar dari rumah. Sampai di depan pintu, ia bertemu dengan Reyhan yang baru saja datang.

"Oh kak, kebetulan. Aku izin gak masuk kerja lagi. Mau anterin Devi," tukas Rita.

Reyhan hanya menaikkan satu alisnya.

"Eh kebetulan, sini pinjem kunci mobilnya dulu, Kak!" Riska menyambar kunci mobil di tangan Reyhan lalu berlari kecil menuju mobil.

"Dasar ya, usil! Awas aja, gaji kamu kakak potong!" ancam Reyhan.

"Biarin!" sahut Rita. "Devi, Silvi, ayo sini masuk, kita naik mobil!" lanjut Rita, ia langsung masuk ke dalam mobil di belakang kemudi.

Devi tersenyum melihat kehangatan kakak beradik itu.

"Mari Mas, saya permisi dulu," ucap Devi sembari menggandeng tangan putrinya.

"Iya," sahut Reyhan singkat.

*

Rita mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Di dalam mobil, Silvi bernyanyi-nyanyi riang.

"Ibu, Tante, Silvi hari ini senang banget soalnya diajak jalan-jalan."

"Iya, sayang."

Sesampainya di pusat perbelanjaan, ketiganya langsung masuk ke dalam, mereka melihat-lihat barang yang tampak begitu banyak berjejer di rak.

"Rita, titip Silvi ya sebentar, aku mau lihat-lihat dulu kesana," ucap Devi.

"Bereeeeess," sahut Rita sambil tersenyum. "Silvi sama Tante dulu ya, sambil tungguin ibu belanja.

Sementara, wanita itu masuk berjalan berlenggak-lenggok. Bibir merah merona dan kaca mata hitam serta dress mini yang begitu seksi membalut tubuhnya. Ia berjalan pelan sambil memilih barang yang akan di belinya. Matanya terbelalak kaget saat melihat Silvi tengah berdiri dengan seorang wanita. Ia berjalan menghampiriny, siapa gerangan wanita itu, kenapa dia bisa bersama dengan anak dari calon suaminya.

"Silvi!" panggil wanita itu sambil menepuk pundaknya. Keduanya menoleh. Silvi tampak gemetar saat melihat wanita itu. "Rita?" pekiknya lagi usai melihat wanita yang berdiri bersama Silvi ternyata mantan sahabatnya sendiri.

"Sinta?"

"Rita, Silvi kenapa bisa ada sama kamu? Aku harus hubungi Mas Reno kalau ternyata anaknya ada sama kamu!"

.

.

.

.

Jeng jeng jeng .... Kira-kira mereka bakalan ketemu sama Devi gak ya? Pantengin terus ya, dan jangan lupa di subscribe. Terima kasih

Kaugnay na kabanata

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   7. Kena Kau, Mas!

    Part 7"Rita, Silvi kenapa bisa ada sama kamu? Aku harus hubungi Mas Reno kalau ternyata anaknya ada sama kamu!" ketus Sinta. Wanita itu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi calon suaminya. Sementara Rita dan Silvi saling berpandangan. Jantung Rita berdebar-debar, takut kalau nanti Devi dan Sinta bertemu. Bisa gawat kalau rencana Devi tak bisa berjalan. Dengan mulus."Halo, Mas." Sinta tampak berbicara di telepon, ia berjalan menjauh dari keduanya. "Silvi, jangan bilang kalau kamu kesini sama ibumu juga ya, sayang. Kamu gak usah ngomong apa-apa sama mereka, biar Tante yang jelasin. Kamu mengerti kan?" bisik Rita di telinga Silvi.Gadis kecil itu mengangguk. Rita segera mengeluarkan handphone-nya agar Devi membaca dan lekas bersembunyi.[Dev, kamu sembunyi dulu biar aman. Ada Sinta disini. Masalah Silvi biar aku yang beresin]Sudah sepuluh menit, tapi pesan WhatsAppnya belum dibaca. Devi tengah sibuk memilih barang belanjaannya.[Ok] balas Devi. Ia tak menyangka dalam situasi sepe

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   8. The power of make up

    Part 8Devi dan Rita tengah bersiap-siap, ia memakai kemeja formal. Tangan Devi sudah sibuk menari-nari diatas wajah Rita."Sempurna!" ucap Rita saat melihat hasil riasan sahabatnya itu. "Aku benar-benar seperti orang yang berbeda, amazing tanganmu itu, Dev! Dah macam MUA terkenal aja!""Hahaha bisa aja kamu.""Aku bakal promosi ke orang-orang kalau hasil riasanmu itu, oke banget," ucap Rita lagi sembari mengarahkan handphonenya untuk foto selfie. Kali ini dia menyamarkan penampilannya dengan berhijab."Ternyata aku cantik juga ya pakai jilbab.""Kamu memang cantik, Rita. Hatimu juga baik. Terima kasih karena kamu sudah membantuku.""Tentu saja, kita kan teman."Devi pun tengah melukis wajahnya sendiri, hingga membuat penampilannya berbeda. Ia sengaja menambahkan tanda lahir di bawah matanya sebelah kiri. Hijab pashmina berwarna pink membalut rambutnya, kemeja pink dan blazer warna hitam serta celana bahan warna hitam. Tak lupa sepatu pantofel warna hitam juga. Penampilannya saat ini

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   9. Dendam Masa Lalu

    Part 9"Lebih baik kucel jadi pembantu, Pak. Dari pada kinclong tapi jadi benalu." "Tunggu-tunggu, kenapa suaramu mirip Devi ya?" tukas Reno. Lelaki itu berjalan mendekat. Ia melihat perempuan itu dari atas ke bawah."Benar, kamu ini mirip Devi. Postur tubuhmu, suaramu, atau jangan-jangan--""Maaf, Pak. Tolong jangan seperti ini, sikap anda membuat saya tidak nyaman," sahut Devi alias Aura sembari mundur beberapa langkah.Jantungnya berdegup kencang, takut jikalau dirinya ketahuan. Ia sudah menyusun rencana ini dengan matang, dirinya gak mau gagal lagi dan terperdaya oleh lelaki tak berhati ini. Rita pun ikut bingung bagaimana caranya agar Devi tak terpojok. "Maaf Pak, kami permisi dulu ya, pekerjaan kami masih banyak. Harus berkeliling menemui para calon investor yang lain," tukas Rita sembari menarik tangan Devi. Keduanya langsung berlalu masuk ke dalam mobil milik Reyhan.Reno hanya menatapnya tanpa berkedip, ia merasa wanita-wanita tadi seperti tak asing lagi baginya. Tapi siapa

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   10. Gangguan Saat Malam Pertama

    Part 10"Eh anu Mas, ini---""Ini sudah zaman modern, kenapa paket kemenyan segala?" tanya Reno lagi."Biar aku jelaskan, Mas. Win, tolong bunganya taruh belakang saja ya.""Baik, Mbak."Reno masih ingin mendengar jawaban dari Sinta. "Mas, bunga-bunga itu buat ritualku mandi. Biar tubuhku wangi, jadi saat malam pengantin nanti kamu gak bakalan kecewa," sahut Sinta sembari memainkan netranya genit. Ia membenarkan krah kemeja Reno yang baik-baik saja.Reno tersenyum."Kalau kemenyan, aku gak tau persis mas, itu disuruh sesepuh disini, katanya sih biar gak ada yang ganggu kita saat pernikahan nanti.""Walah, kirain buat apaan. Zaman udah modern begini masih ada begituan.""Ya kita kan gak mungkin ngilangin adat begitu aja."Reno mengangguk, kemudian mencium pipi Sinta. "Ya sudah Sin, aku pulang dulu ya.""Iya, Masku sayang--"Reno pergi meninggalkan rumah Sinta. Wanita itu bisa bernafas lega, hampir saja topengnya terbongkar, beruntung ia bisa memberikan alibi yang pas untuk calon suamin

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   11. Shock!

    Part 11"De-devi?" "Iya, ini aku. Kenapa? Kaget ya?""Kok kamu ada disini, Dev? Kapan kamu pulang dari Taiwan? Bukannya semalam kamu telepon dan--" Ucapan Reno mengambang di udara saat melihat mimik wajah Devi. Ia terkesima, lama tak bertemu istrinya itu bertambah cantik. Wajahnya putih bersih dan begitu terawat. Sayangnya kini penampilannya berbeda, ada hijab pashmina yang membalut rambutnya. Bila dipandang sekilas, ia tak nampak seperti Devi yang dulu. Kali ini istrinya itu tampil begitu sempurna. Naluri kelelakiannya seketika muncul. Ia hendak memeluk Devi, tapi Devi menghindar."Jangan peluk aku!" seru Devi."Tapi, kenapa? Aku kan suamimu, Dev. Kita sudah lama gak ketemu. Masa kamu gak kangen?""Kangen?""Ya. Aku aja rindu sekali padamu, Dev.""Oh ya?"Reno mengangguk. Sementara Devi tersenyum masam, ia berjalan mengitari Reno. Tubuh Reno begitu tegang, apalagi dia belum mandi dan masih bertelanjang dada, hanya celana sebatas lutut yang membalut tubuhnya. Ekor matanya yang berge

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   12. Jangan Anarkis, Dev!

    Part 12"Memangnya mau kau bawa kemana, Dev? Kita bisa bicarakan ini baik-baik, Sayang.""Sayang? Hahaha, telingaku sampai gatal saat kamu memanggilku sayang!" Devi justru menimpali dengan nada mengejek. Sementara wajah Sinta sudah merah padam, baru saja semalam dia mereguk manisnya cinta bersama Mas Reno, tapi kini suaminya justru memanggil sayang pada wanita lain. Sinta yang awalnya hanya ingin bermain-main dengan Reno, tapi dia justru jatuh hati padanya."Dev, tolong jangan lakukan ini. Kita bisa bicarakan ini baik-baik, Dev. Tolonglah Dev, kita bisa hidup damai bertiga di rumah ini.""Hidup damai bertiga di rumah ini? Serius kamu ngomy gitu, Mas? Kamu suruh aku tinggal seatap dengan wanita itu? Gak level lah yaw! Aku ini bukan perebut suami orang, aku juga bukan benalu. Tidak seperti kalian-kalian ini! Aku yang sibuk bekerja membanting tulang, justru kalian yang menikmati hasilnya! Ckckck!""Cukup bicaramu, Devi!" teriak Bu Witi."Emang gitu kenyataannya kan, Bu? Kenapa gak terima

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   13. Silakan Ambil Saja Suamiku!

    Part 13 "Bukankah ini tak adil bagiku dan juga bagimu, Dev?" Ini rumah kita! Kita bisa tinggal sama-sama di rumah kita! Kita bisa bicarakan ini baik-baik, Dev! Tolong hentikan ini, Dev. Jangan lakukan ini, aku mohon."Devi bergeming, ia tetap teguh pada pendiriannya. Tak sekalipun terlintas rasa kasihan padanya atau membatalkan pembongkaran rumah ini. Tidak. Amarah dan benci sudah menguasai hatinya. Baginya, dia sudah dikhianati, hatinya sudah hancur. Kalau dia tak bisa memiliki haknya sendiri, maka Reno pun tak bisa memilikinya. Kalau dia hancur, maka suaminya pun harus ikut hancur. Bara api dendam di hati Devi sudah terlanjur menyala dan tak bisa dipadamkan lagi."Kita bisa hidup damai bertiga, Dev. Aku janji akan bersikap adil pada kalian. Tolonglah jangan keras seperti batu. Kita perbaiki ini sama-sama ya, Dev. Jangan hancurkan rumah ini, Dev. Rumah ini tak ada hubungannya dengan masalah kita," lanjut Reno berusaha merayu Devi."Tidak!" sahut Devi singkat, padat dan jelas.Reno m

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   14. Istrimu Bukan Pajangan

    Part 14"Iya. Aku hutang di bank dengan menggadaikan sertifikat rumah ibu.""Apaaa?""Maka dari itu aku tak mungkin menceraikan Devi. Dia sumber uangku, Sinta.""Berapa, Mas?" "Dua ratus juta. Dengan bunga delapan persen.""Hah? Sebanyak itu? Untuk apa aja, Mas?""Untuk pernikahan kita kemarin dan juga investasi.""Memangnya kamu gak punya tabungan?""Tabunganku habis Sinta, makanya hutang di bank."Sinta tampak shock. Ia tak percaya, kalau ternyata lelaki yang ia nikahi punya banyak hutang bukannya tabungan."Terus itu investasi, investasi apaan? Berapa?""Seratus lima puluh juta, nanti akan kembali jadi tiga kali lipat dari modal awal.""Banyak amat, Mas. Apa kamu yakin? Itu bukan tipu-tipu atau investasi bodong?""Gak mungkin tipu-tipu lah, orang Devi yang merekomendasikan itu semua.""Apa kamu sudah pastikan sendiri Mas, kantornya dimana?""Belum sih, tapi aku percaya, mereka itu temannya Devi.""Teman?""Ya, teman SMP-nya.""Siapa namanya, Mas? Kalau teman SMP seharusnya aku j

Pinakabagong kabanata

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   54. END

    Satu tahun kemudian .... Devi bangun lebih awal. Ia bersiap membuatkan sarapan dan susu untuk keponakannya yang masih berusia 4 bulan lebih. Bayi mungil perempuan yang diberi nama Mentari oleh Rita itu beberapa hari terakhir dititipkan dan tinggal bersamanya, karena Rita harus melakukan perjalanan dinas ke luar kota selama beberapa hari. Sebagai single parent dan mengalami ujian yang berat, Rita bekerja keras dengan menjadi wanita karir untuk dia dan juga putrinya. Devi dan Reyhan tak merasa keberatan mengasuh bayi lucu yang sedang aktif-aktifnya itu. Kebersamaan mereka justru lebih berwarna dengan kehadiran Mentari. Hari-hari biasanya pun, ketika Rita kerja, Mentari diasuh oleh baby sitter, tapi hampir setiap hari Devi datang menemui Mentari. Hanya saja pagi ini, Devi merasa ada yang berbeda dengan tubuhnya. Ada rasa mual yang tak biasa dan lelah yang sangat. Devi mencoba mengabaikannya, tetapi intuisi seorang wanita seringkali lebih tajam daripada yang lain. "Hueeek ... hueee

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   53. Pedih & Sesal

    Reno duduk di kursi plastik biru di ruang tunggu Rumah Sakit Umum, meremas-remas ujung bajunya. Suara mesin ventilator dan dengung alat-alat medis mengiringi kegelisahannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, tapi dia masih setia menemani ibunya yang tengah terbaring di ruang ICU. Di sampingnya, seorang dokter tengah memeriksa laporan medis. Sementara itu, perawat terus mondar-mandir membawa alat dan obat-obatan.“Ibu masih bisa sembuh, kan, Dok?” tanya Reno pelan, suaranya serak menahan kekhawatiran.Dokter menatap Reno dengan tatapan penuh empati. “Kami akan berusaha sebaik mungkin, Pak. Tetapi, kita harus bersiap untuk segala kemungkinan.”Reno hanya mengangguk. Kata-kata dokter itu bagai angin lalu, tidak terlalu ia cerna dengan baik. Pikirannya melayang-layang. "Maafkan aku, Ibu. Sungguh aku anak yang tidak berguna karena tak bisa melindungimu, Bu. Kenapa harus ibu yang menanggung semua ini," bisiknya sambil menggenggam tangan ibunya. Butiran bening sudah menitik di pipinya

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   52. Kecelakaan

    Di sebuah rumah kecil, ibunda Reno duduk di kursi roda di ruang tamu yang redup. Wajahnya pucat, matanya berkaca-kaca, dan tangannya gemetar. Selembar surat terbuka di pangkuannya, dan isinya membuatnya tak percaya pada apa yang baru saja dia baca."Bagaimana mungkin?" gumamnya, suaranya hampir tidak terdengar di antara keheningan ruangan. Dia mengenang saat-saat indah bersama putrinya, Ristha, yang selalu menjadi anak kebanggaannya.Kenangan masa lalu membawanya pada waktu-waktu ketika Ristha masih kecil, ketika dia memeluknya erat-erat setiap kali dia pulang dari sekolah. Dia selalu bercerita tentang impian masa depannya, tentang bagaimana dia ingin menjadi seseorang yang sukses, memberi kebahagiaan pada ibunya.Namun, kini, semua itu terasa seperti mimpi buruk. Surat di pangkuannya memberitahu bahwa Ristha telah ditangkap karena kasus penipuan. Ibu merasa seolah-olah dunianya runtuh seketika.Pikirannya berkecamuk dengan pertanyaan yang tak terjawab. Apakah dia tidak mendidik Rist

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   51. Cukup Sampai Disini

    Sore harinya, setelah pemeriksaan lengkap, akhirnya, Rita diperbolehkan pulang oleh dokter dan beristirahat di rumah. Reyhan datang menjemputnya. "Bagaimana kalau pulang ke rumah kami saja?" usul lelaki itu.Rita menggeleng pelan. "Aku ingin istirahat di rumah saja.""Bener kamu gak apa-apa ketemu laki-laki sialan itu?""Aku gak apa-apa, Mas."Reyhan menghela napas. "Ya sudah, kalau itu keinginanmu, tapi kamu harus istirahat yang cukup ya. Jangan diporsir, kamu kan masih dalam tahap pemulihan."Rita mengangguk pasrah.Mobil keluar dari lingkungan rumah sakit, dan pulang menuju rumah. Satu jam lebih waktu yang ditempuh untuk bisa sampai di rumah. Sepanjang jalan, Rita terdiam. Sesekali hanya melihat pemandangan dari jendela mobil. Semangat Rita segera terhenti ketika dia memasuki rumahnya yang sunyi. Suasana yang biasanya hangat dan penuh cinta sekarang terasa dingin dan hampa. ***

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   50. Digrebek Polisi

    "Apa kalian yakin orangnya ada di dalam?""Iya, kami yakin, Pak. Dia gak mugkin kabur lewat belakang, Gak ada akses, pasti sekarang lagi sembunyi."Berkali-kali mereka mencoba bernegoisasi, tapi ternyata tak ada tanggapan apapun dari dalam.***Sementara itu ...Mendengar keributan di luar, Ristha terbangun. Ia mengerjapkan matanya pelan. "Ada apaan sih, ribut banget di luar, ganggu orang tidur aja!" gerutunya lirih. Ya, akibat stress sepanjang malam, dia bahkan telat bangun tidur. Wajahnya agak pucat dan matanya penuh kegelisahan. Entah kenapa, baru saja Ristha bangun dari tidurnya, namun ketegangan merasuk ke dalam setiap selnya. Dia tahu, mulai hari ini adalah hari yang takkan terlupakan baginya. Jordan pergi tanpa mau memberinya kabar lagi. Dan juga masalah lain ya ...."Heeeii buka pintunya dasar penipuuuu!!" teriak seseorang dari luar membuat Ristha berjingkat. Jantungnya berdegup lebih kencang.Ia bangki

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   49. Sesal & Frustasi

    Jordan mencoba memegang tangan Rita, tapi Rita menariknya kembali. Dia merasa seperti dunianya hancur berkeping-keping. Selama ini, dia telah memberikan segalanya untuk rumah tangganya, namun sekarang semuanya terasa sia-sia."Mohon Maafkan aku, Rita. Aku tahu aku tidak bisa menghapus kesalahan yang sudah kulakukan, tapi aku ingin memperbaikinya. Aku akan melakukan apa pun untuk memperbaiki hubungan kita," ucap Jordan."Aku ingin bertaubat, Rita. tolong berikan kesempatan untukku. Kau mau kan maafin aku? Aku janji akan mengakhiri semuanya."Rita masih terdiam, sungguh, dia memang terlanjur shock dengan apa yang terjadi dalam hidupnya saat ini. Dia merasa terjebak dalam keputusasaan, tidak tahu harus bagaimana lagi melanjutkan hidupnya. Di saat dia menemukan jodoh di usia yang cukup matang, tapi kenapa jodoh yang dikirimkan padanya justru orang seperti Jordan, orang yang punya hubungan spesial dengan gadis muda sebelumnya. "Maafkan aku,

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   48. Shock

    Rita dan Devi ternganga mendengar pengakuan Ristha. Mereka benar-benar tak percaya."Meskipun hati aku sakit, ditinggal nikah sama pangeranku, tapi aku rela diduakan. Aku gak mau putus dari Mas Jordan, karena-----""Kalian benar-benar tak punya hati!" pekik Rita sambil tergugu. "Yang gak punya hati itu, Mbak! Mbak lah yang merebut Mas Jordan dariku! Kami berhubungan sejak lama, sebelum Mas Jordan kenal dengan Mbak Rita!" teriak Ristha tak mau kalah."RISTHA, DIAMLAH!" Jordan berteriak seketika membuat nyali Ristha menciut. Matanya mendadak berkaca-kaca."Mas, aku mengatakan hal yang sebenarnya. Kita, kita--""Aku tahu, kamu memang datang lebih dulu. Tapi istriku sekarang adalah Rita. Terlebih sekarang, sudah ada buah cintaku dengannya. Dia sedang hamil."Ristha shock mendengar penuturan Jordan, ia bahkan tak pernah menyangka kalau hal ini terjadi. "Apa? Mbak Rita hamil?""Ya, dan aku gak mungkin menin

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   47. Debat panjang

    [Maksudnya gimana, Mas][Nanti kau temani dia datang ke lokasiku saat ini][Kamu di mana, Mas?][Akan kukirim alamatnya menyusul. Aku akan telpon Rita dulu][Ya, baiklah.]Benar saja, usai bertukar pesan dengan sang istri. Reyhan langsung menelepon ke nomor adiknya.Dering ponsel membuat Rita terhenyak. Ia tersenyum tipis melihat nama yang tertera di ponsel."Hallo Mas Reyhan, ada apa? Tenang saja, kakak ipar aman di sini!" seru Rita menggodanya membuat Devi tersenyum."Iya, aku tahu," jawab Reyhan singkat."Terus?""Dek, kamu bisa gak datang ke sini? Minta Mbak Devimu buat nemenin.""Kemana, Mas? Emang ada masalah apa?""Datang saja ya, Dek. Aku gak bisa menjelaskannya di telepon.""Ya, baiklah.""Aku akan share lokasinya ya di WA.""Baik, Mas.""Ya udah nanti hati-hati di jalan.''Panggilan itupun terputus. "Mbak, apa mb

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   46. Tak Ada Ampun

    Seketika wajahnya shock dan menegang saat tau di hadapannya adalah .... "Ma, Mas Reyhan? Mas Reyhan kenapa bisa ada di sini?""Kenapa? Kaget ya?"Reyhan tersenyum sinis melihat kegugupan di wajah adik iparnya itu. Apalagi saat melihat ada seorang perempuan di balik selimut. Tanpa basa-basi Reyhan langsung memukul lelaki itu.Buuughht!! Suara pukulan Reyhan membuat Ristha menjerit."Dasar laki-laki brengs*k! jadi ini yang kau lakukan di belakang adikku hah?!""Mas, biarkan aku menjelaskannya dulu!""Jelaskan jelaskan apa, brengs*k! Semua yang kulihat sudah jelas!! Kau tega melakukan ini pada adikku!!"Buuughhtt!! Bugghhtt!! Pukulan-pukulan itu ia layangkan kembali di perut Jordan membuat lelaki itu terhuyung.Jordan berusaha bangkit, sedangkan Ristha yang ada di balik selimut segera membalut tubuhnya dengan selimut itu dan memungut bajunya yang tadi sempat dilepas, lalu berlari ke kamar mandi dan mengun

DMCA.com Protection Status