"Dasar Kak Desi sialan, dia kira dia siapa, toh selama ini Mas Rian yang biayai hidup dia, dia kira aku juga gak punya uang apa," gerutu Sinta selama ia berjalan kaki."Mana aku lupa kalau batre habis dan aku lupa ngecas lagi, huh kesel, gimana aku mau hubungi mas Rian kalau kayak begini coba."Sinta pun berinisiatif menuju konter hape untuk sekedar membeli pulsa dan sekalian numpang buat ngecas.Setelah berjalan hampir sekitar Satu kilometer akhirnya Sinta pun menemukan sebuah konter, lantas ia pun menghampiri konter tersebut untuk membeli pulsa dan juga ngecas ponselnya.Setelah ia berhasil menghidupkan ponselnya, Sinta pun segera menghubungi Rian.Tuuut… terdengar nada sambung dari seberang sana, hingga akhirnya terdengar suara si pemiliknya."Halo, Maaaasss," ucap Sinta sedikit memekik."Iya aku dengar ada apa?" "Mas aku di usir sama istrimu dari rumah.""Hah! Kok bisa!?" "Iya, dia udah tau hubungan gelap kita.""Apa! Bagaimana bisa?""Jadi ada seseorang yang mengunggah video da
"Coba jelaskan apa maksud dari postingan dari akun gosip mengenai video dan foto yang diunggahnya."Degh, sesaat Rian teringat ucapan Sinta tadi, jika dirinya dan Sinta tengah menjadi viral lantaran skandalnya bersama Sinta diunggah ke publik."I, ini tentu saja tidak benar Pak, ini pasti ada yang mau menjatuhkan saya Pak," ucap Rian dengan muka yang pucat, karena Rian sangat tahu resiko dari kasus itu adalah dirinya sudah pasti akan dipecat."Benar atau tidaknya yang jelas dengan adanya kasus ini sudah sangat mencoreng nama baik pns, bukankah kamu tahu jika seorang pns dilarang keras untuk mempunyai Dua istri atau memiliki selingkuhan? Kamu tau kan resikonya akan seperti apa.""I iya Pak saya tau, tapi Pak, saya berani bersumpah jika itu bukan saya Pak.""Baiklah, untuk saat ini saya percaya ucapan anda, tapi mohon maaf dengan berat hati sampai anda bisa membuktikan kalau yang ada di video dan foto itu bukanlah anda maka untuk sementara anda kami rumahkan terlebih dahulu tanpa pesang
"Aku memang sudah menduga jija Sinta yang menggodamu, tapi kenapa kamu ladenin dia Mas, harusnya kamu ngomong dong sama aku, biar aku usir dia dari kemarin-kemarin.""Iya Dek, Mas minta maaf, Mas khilaf, Mas janji selanjutnya gak akan berhubungan lagi sama dia.""Yaudah, untung cinta, kalau enggak udah aku potong itu burung kamu Mas," sungut Desi."Ya jangan dong Dek, nanti kalau gak punya ini kamu gak puas sama Mas dong," ucap Rian sembari memegang anu nya."Bodo, daripada di obral sana sini, dikira aku perempuan hobi pake barang bekas apa.""Jadi beneran nih kamu udah maafin Mas.""Iya!""Tapi kok masih ketus gitu?""Masih kesel.""Kalau lagi kesel gitu kamu tambah cantik tau.""Gombal," ucap Desi sedikit ketus tapi tetap ia tersipu."Enggak Lah, masa sama istri sendiri gombal.""Hemmm.""Eh Dek, tapi…""Tapi apa?" ujar Desi menatap Rian penasaran."Tapi gara-gara kasus itu Mas jadi dirumahkan sama Bos.""Ya terus?""Ya kalau Mas gak kerja gimana mau nafkahin kamu, bantu Mas dong."
"Apa? Saya jadi simpanan bandot tua kayak kamu? Ogah!" sentak Sinta."Yaudah kalau gak mau ya gak masalah, sana pergi, saya jamin gak akan ada yang mau memberimu tempat tinggal biarpun kamu bayar, karena video kamu itu sudah viral, silahkan pikirkan baik-baik tawaran saya Sebelum saya berubah pikiran, atau silahkan angkat kaki dari sini."Cukup lama Sinta berpikir hingga Pak Wito jengah menunggunya."Gimana? Lama amat mikirnya, yaudah kalau tidak mau, sana pergi, saya masih banyak urusan""Eh, iya iya Pak, saya mau," akhirnya Sinta menuruti keinginan Pak Wito, itu dikarenakan ia terpaksa, karena pasti tidak ada yang mau menampungnya lantaran dirinya sudah viral menjadi pelakor.Hari-hari Sinta berikutnya sudah dipastikan akan suram karena ia sudah terlalu jauh melangkah menuju lembah hitam, jika kemarin Riana yang terjatuh ke dunia gelap itu kini justru keadaan berbalik, kini Sinta lah yang harus menjalani profesi itu, sebagai pemuas laki-laki hidung belang."Begitu dong, daritadi kek
"Maaf Bu, maaf Pak sebelumnya saya ingin menyampaikan apa yang saya pikirkan, apa ini tidak terlalu cepat? Saya baru saja seminggu selesai masa iddah, dan lagi saya ini seorang janda, sedangkan anak kalian adalah lajang, dan sudah mapan, tentu dengan itu Mas Azka bisa mencari wanita yang lebih layak untuk disandingkan dengan Mas Azka, apalah saya ini yang hanya seorang janda dan sebatang kara, saya berbicara begini bukan berarti saya menolak, wanita mana yang tidak tertarik dengan Mas Azka, sudah mapan, tampan dan baik hati, tapi saya hanya merasa tidak pantas untuk menjadi pendamping hidup Mas Azka, saya takut mengecewakan kalian semua, terlebih lagi mantan suami saya dulu berkhianat lantaran katanya saya ini perempuan mandul, bahkan selalu itu yang mantan mertua saya katakan pada saya.""Nak Lila, baik saya, suami saya maupun anak saya tidak pernah memandang itu semua, bagi saya dan suami saya selaku orang tua hanya bisa mendukung apa yang sudah menjadi pilihan anak jika itu suatu h
Siapa lagi Dua insan itu kalau bukan Sinta dan Pak Wito, hubungan mereka sudah berjalan Satu bulan, dan selama itu hubungan mereka aman-aman saja, Sinta yang awalnya hanya terpaksa melayani bandot tua itu, semakin kesini dirinya semakin terbiasa dengan hadirnya Pak Wito.Di umurnya yang sudah senja tenaga Pak Wito tidak kalah dengan yang masih muda, ia masih energik, masih sangat kuat, bahkan hampir tiap hari Pak Wito meminta untuk dilayani oleh Sinta, dan bagi Sinta itu tidak masalah asalkan uang mengalir deras ke rekeningnya, ya… semenjak Sinta berhubungan dengan Pak Wito, hubungan Sinta dengan Rian berangsur menjauh, terlebih lagi uang Pak Wito jauh lebih banyak daripada uang yang Rian miliki.Tapi bagi Pak Wito Sinta hanyalah boneka barunya, sudah lama Pak Wito menahan gejolak hasrat yang masih bersemayam di tubuhnya, semenjak istrinya mengalami menopause dini, hubungan Pak Wito dengan istrinya semakin renggang, tidak ada lagi kehangatan bahkan hanya sekedar canda tawa ataupun obr
"Ma, ini tidak seperti yang Mama kira, " ucap Pak Wito dengan tergagap setelah ia memakai bajunya. "Tidak seperti yang Mama kira apa Pa? Penjelasan apa? Penjelasan kalau tubuh wanita jalang itu sangat nikmat?""Bukan begitu Ma, Sinya hanya sebagai pelampiasan saja, Mama tau kan kalau Mama itu sudah lama menopause, sementara kebutuhan Papa yang satu itu harus disalurkan Ma. ""Jadi maksudnya Papa hanya menyewa jalang ini? ""Iya Ma, Papa membayarnya, Papa sudah tidak tahan dengan hasrat Papa yang menumpuk, Sinta hanya pelampiasan Papa saja Ma, mana mungkin Sinta menggantikan Mama dihati Papa. "Ada yang perih menjalar di hati Sinta, meskipun Sinta tau sedar awal dirinya hanya dibutuhkan untuk sekedar melepaskan nafsu bagi Pak Wito saja, tapi Sinta tetaplah manusia dan seorang wanita yang memiliki perasaan, hingga tiba-tiba saja terlintas dalam benaknya untuk betul-betul menghancurkan rumah tangga selingkuhannya itu, Sinta berpikir jika dirinya hancur maka orang yang menyakitinya pun h
"Bukan aku yang menggoda Ayah kalian, tapi dia sendiri yang menginginkanku, Ayahmu tergila-gila padaku, apakah aku salah?" ucap Sinta sinis sembari memegangi pipinya yang terasa perih. "Kalau kau tidak melayaninya tentu saja hal menjijikkan itu tidak akan terjadi, karena kau itu murahan makanya dengan sangat mudah kau melebarkan selangkangan mu pada Papaku! " sentak Intan Adik Widi. "Dan lagi bukankah kau perempuan yang viral karena kasus skandal dengan seorang PNS itu? Apa kau juga berhasil menghancurkan rumah tangga mereka? Sungguh sangat nista perbuatanmu!""Tenang Widi, tenang Intan, Kakak punya solusinya untuk membuat perempuan jalan ini jera," ucap Kevin anak sulung Pak Wito. Sementara itu istri Pak Wito sedari tadi hanya mengamati mereka sembari duduk di sofa, ia biarkan anak-anaknya melampiaskan kemarahan mereka pada jalang itu, sedangkan Pak Wito hanya diam dan menunduk karena malu belangnya diketahui oleh anak-anaknya, karena selama ini Pak Wito dikenal sebagai family man.
"Oh iya, Ibu sampai lupa soal itu, karena kebetulan orangtua Rian juga sudah gak ada jadi harusnya memang Desi yang dapat.""Nah alasan kenapa gak dari kemarin-kemarin mereka berikan ini sama kalian, karena mereka mengira Kak Desi juga ikut meninggal dalam musibah kebakaran itu, sementara mereka taunya kalau orangtua Rian pun sudah tidak ada.""Lalu bagaimana bisa kamu tahu dan yakin jika dana itu akan diberikan pada kami sebagai wakil dari Kak Desi? ""Sebelumnya aku memang ke kantor Mas Rian, dan memperbincangkan masalah ini, dan alhamdulilahnya ternyata mereka juga mencari keluarga dari Mas Rian, yah jadi mereka minta aku sampaikan ke kalian masalah ini, jadi besok kalian bisa ke kantor mas Rian untuk mengurus masalah ini. ""Tapi Lila, surat nikah, kartu keluarga dan dokumen lainnya kan ikut terbakar di rumah Kak Desi. ""Kalian tenang saja. Kan mereka pasti menyimpan datanya
Sinta dan Bu Widya saling tatap mendengar ucapan Lila."Kalau Ibu tidak keliling bagaimana kami mau makan Lila, penghasilan kami hanya dari berkeliling itu.""Ibu tenang saja, kami sudah menyiapkan warung untuk Ibu dan juga Sinta berjualan, letak warungnya di ruko depan sana, di sana lebih strategis tempatnya, jadi kalian bisa berjualan sekalian tinggal disana, nanti kalian tambah saja di menu jualan kalian, seperti gorengan, berbagai macam es, dan menu sarapan lainnya, dan kurasa pasti laku karena ruko yang ku pilih tempatnya selain strategis juga ramai. " jelas Lila."Ya Allah Lila, terimakasih banyak, Ibu dan Sinta sangat berhutang budi pada kalian, sekali lagi terimakasih. " Riana, Lila, Sinta dan juga Bu Widya pun saling berpelukan."Assalamualaikum, " ucap Lila memberikan salam saat berada di muka pintu warung mantan mertuanya.Sudah Tiga bulan, Bu Widya d
"Iya boleh, silahkan.""Ibu ayo bangun, ngobrolnya didalam saja, gak enak juga diliat tetangga. "Dan benar saja, sudah ada beberapa tetangga yang melihat Bu Widya bersimpuh di kaki Lila dengan tatapan heran.Lila, Azka, Riana, Bu Widya dan juga Sinta akhirnya masuk kedalam rumah mungil itu."Maaf sebelumnya kenalkan ini Mas Azka, dia suamiku, kami baru saja menikah Tiga bulan yang lalu, dan tentunya kalian pasti heran kami bisa tau tempat tinggal kalian dan kedatangan kami yang secara tiba-tiba."Sinta dan Bu Widya masih terdiam, menyimak apa yang diucapkan oleh Lila."Sebetulnya sudah lama aku ingin menemui kalian, tapi sayang aku baru tau kalian disini setelah aku mencari-cari info tentang kalian, dan aku turut prihatin atas apa yang terjadi pada Kak Desi dan juga Rian. "Sinta dan Bu Widya saling bertatapan, ya, mere
"Bukankah itu sudah tugas kita pada sesamanya untuk saling memaafkan, Tuhan saja maha pemaaf, lalu apalah hak ku yang hanya seorang hambanya untuk tidak memaafkan kesalahan mereka, o iya Mas, boleh aku minta sesuatu padamu? ""Boleh dong sayang, katakan saja apa yang kamu inginkan. ""Tolong cari tahu tentang keadaan keluarga mantan suamiku, soalnya aku punya firasat yang tidak mengenakkan, bisa gak Mas? ""Bisa dong, apa sih yang gak buat kamu. ""Makasih ya Mas. ""Iya sama-sama sayang, secepatnya aku akan kasih kamu kabar. Sekarang kita turun yuk gak enak sudah di tunggu Mama sama Papa dibawah. ""Yaudah yuk Mas. "Lila dan Azka pun beranjak dari tempatnya dan menuju dimana Mama dan Papa mereka berada.****Dua bulan berlalu setelah Lila meminta tolong pada suaminya untuk mencari tahu keb
Setelah berhasil lepas, beberapa orang langsung menyergap Desi dan mengikatnya, Desi meronta meminta untuk dilepaskan.Cacian dan makian tak henti-hentinya ia lontarkan terutama pada Lila, dendam dan benci yang teramat dalam membuat Desi kehilangan setengah dari kewarasannya.Setelah petugas datang akhirnya Desi pum di bawa untuk diamankan."Kamu gak papa sayang? ""Alhamdulilah enggak Mas, aku gak pernah nyangka jika Kak Desi kehidupannya akan menjadi seperti ini, setelah resmi bercerai dari adiknya aku sama sekali gak pernah berhubungan dengan mereka," ucap Lila dengan wajah sendu meskipun Desi dan keluarganya pernah menyakitinya tapi betapa Lila tidak tega jika harus melihat kondisi mantan iparnya menjadi seperti itu."Ya Sudah mungkin itu karma atas perbuatan jahat mereka padamu, mending sekarang kita pulang, Mama dan Papa sudah menunggu kita dirumah."
"Gak tau sayang mungkin saja ada perbaikan jalan, coba biar Mas aku cek dulu ke depan sana. ""Aku ikut Mas, ""Kamu disini aja, nanti capek lho, ke depan sana jauh. ""Gak papa, aku malas nunggu sendirian di mobil.""Yasudah ayo, tapi mobilnya aku parkirin dulu di depan situ ya," ucap Azka sembari menunjuk halaman luas di depannya."Iya tapi izin dulu sama pemiliknya. ""Oke. "Setelah Azka dan Lil memarkirkan mobil mereka, keduanya pun berjalan untuk melihat apa penyebab kemacetan sore itu."Kalian semua bren*sek, gak ada yang bisa merebut hati suamiku selain aku! Cuma aku yang bisa memiliki nya cuma aku, hahahahaha! "Samar-samar Lila dan Azka mendengar suara caci maki keributan di depan sana."Ada apa sih Mas? ""Gak tau, coba kita ta
"Bu, Sinta mohon jangan larang Sinta, Sinta mau berbakti sama Ibu walaupun gak seberapa, ya Bu jangan larang Sinta. ""Ya Sudah terserah kamu saja, tapi Ibu gak mau kamu terlalu capek. ""Iya Ibu tenang saja, insyaallah aku gak akan kenapa-napa. " lalu Sinta dan Bu Widya pun saling berpelukan.*****"Orang gila, orang gila, orang gila, " suara sorak anak-anak mengiringi langkah kaki Desi yang terseok."Aku bukan orang gila! Pergi kalian! " hardik Desi menatap murka pada segerombolan anak-anak itu."Orang gilanya ngamuk woi, kabuuurrrrr!" seru segerombolan anak-anak itu melarikan diri.Empat bulan setelah kejadian kebakaran itu Desi harus merelakan sebelah kakinya diamputasi, karena kaki Desi yang tertimpa bara dari kayu rangka atap rumah Desi tidak bisa diselamatkan lagi. Ditambah lagi Desi harus kehi
Sinta dan Bu Widya memang sebenarnya terpaksa berbelanja di warung Bu Sanah, karena hanya warung Bu Sanah yang mau menjual eceran pada mereka, sedangkan warung lain jika membeli beras minimal Satu kilo tidak boleh kurang sedangkan uang Bu Widya dari hasil berjualan nasi pecel dan gorengan tidak mencukupinya.Setelah menerima uang dari Bu Widya. Sinta pun berlalu dan menuju warung Bu Sanah untuk membeli beras dan seperempat telur."Bu beli beras sekilo sama telur seperempat, " ucap Sinta saat dirinya sampai di warung Bu sanah."Tumben beli banyak Sin, biasanya juga beras setengah kilo sama telur sebiji doang, " ujar Bu Sanah dengan bibir tersungging sinis."Iya Bu, alhamdulillah Ibu saya jualannya hari ini sedang laris jadi bisa bawa pulang uang yang lumayan. ""Makanya Sin, jadi perempuan itu kudu cekatan, kudu mandiri kudi bisa kerja, jangan ngandelin ora
"Bagaimana saksi, sah? " tanya penghulu pada para saksi."Sah. ""Sah. ""Sah. ""Sah. ""Alhamdulilah, " ucap semua para tamu undangan.Setelahnya Lila pum mencium takzim tangan Azka yang kini sudah menjadi suaminya.Ya, hari ini adalah hari pernikahan antara Azka dan juga Lila, Azka merasa sangat beruntung bisa mendapatkan wanita mandiri, kuat, cantik dan sederhana seperti Lila, tidak seperti kebanyakan para wanita yang sebelum-sebelumnya yang mengejarnya.