"Apa? Saya jadi simpanan bandot tua kayak kamu? Ogah!" sentak Sinta."Yaudah kalau gak mau ya gak masalah, sana pergi, saya jamin gak akan ada yang mau memberimu tempat tinggal biarpun kamu bayar, karena video kamu itu sudah viral, silahkan pikirkan baik-baik tawaran saya Sebelum saya berubah pikiran, atau silahkan angkat kaki dari sini."Cukup lama Sinta berpikir hingga Pak Wito jengah menunggunya."Gimana? Lama amat mikirnya, yaudah kalau tidak mau, sana pergi, saya masih banyak urusan""Eh, iya iya Pak, saya mau," akhirnya Sinta menuruti keinginan Pak Wito, itu dikarenakan ia terpaksa, karena pasti tidak ada yang mau menampungnya lantaran dirinya sudah viral menjadi pelakor.Hari-hari Sinta berikutnya sudah dipastikan akan suram karena ia sudah terlalu jauh melangkah menuju lembah hitam, jika kemarin Riana yang terjatuh ke dunia gelap itu kini justru keadaan berbalik, kini Sinta lah yang harus menjalani profesi itu, sebagai pemuas laki-laki hidung belang."Begitu dong, daritadi kek
"Maaf Bu, maaf Pak sebelumnya saya ingin menyampaikan apa yang saya pikirkan, apa ini tidak terlalu cepat? Saya baru saja seminggu selesai masa iddah, dan lagi saya ini seorang janda, sedangkan anak kalian adalah lajang, dan sudah mapan, tentu dengan itu Mas Azka bisa mencari wanita yang lebih layak untuk disandingkan dengan Mas Azka, apalah saya ini yang hanya seorang janda dan sebatang kara, saya berbicara begini bukan berarti saya menolak, wanita mana yang tidak tertarik dengan Mas Azka, sudah mapan, tampan dan baik hati, tapi saya hanya merasa tidak pantas untuk menjadi pendamping hidup Mas Azka, saya takut mengecewakan kalian semua, terlebih lagi mantan suami saya dulu berkhianat lantaran katanya saya ini perempuan mandul, bahkan selalu itu yang mantan mertua saya katakan pada saya.""Nak Lila, baik saya, suami saya maupun anak saya tidak pernah memandang itu semua, bagi saya dan suami saya selaku orang tua hanya bisa mendukung apa yang sudah menjadi pilihan anak jika itu suatu h
Siapa lagi Dua insan itu kalau bukan Sinta dan Pak Wito, hubungan mereka sudah berjalan Satu bulan, dan selama itu hubungan mereka aman-aman saja, Sinta yang awalnya hanya terpaksa melayani bandot tua itu, semakin kesini dirinya semakin terbiasa dengan hadirnya Pak Wito.Di umurnya yang sudah senja tenaga Pak Wito tidak kalah dengan yang masih muda, ia masih energik, masih sangat kuat, bahkan hampir tiap hari Pak Wito meminta untuk dilayani oleh Sinta, dan bagi Sinta itu tidak masalah asalkan uang mengalir deras ke rekeningnya, ya… semenjak Sinta berhubungan dengan Pak Wito, hubungan Sinta dengan Rian berangsur menjauh, terlebih lagi uang Pak Wito jauh lebih banyak daripada uang yang Rian miliki.Tapi bagi Pak Wito Sinta hanyalah boneka barunya, sudah lama Pak Wito menahan gejolak hasrat yang masih bersemayam di tubuhnya, semenjak istrinya mengalami menopause dini, hubungan Pak Wito dengan istrinya semakin renggang, tidak ada lagi kehangatan bahkan hanya sekedar canda tawa ataupun obr
"Ma, ini tidak seperti yang Mama kira, " ucap Pak Wito dengan tergagap setelah ia memakai bajunya. "Tidak seperti yang Mama kira apa Pa? Penjelasan apa? Penjelasan kalau tubuh wanita jalang itu sangat nikmat?""Bukan begitu Ma, Sinya hanya sebagai pelampiasan saja, Mama tau kan kalau Mama itu sudah lama menopause, sementara kebutuhan Papa yang satu itu harus disalurkan Ma. ""Jadi maksudnya Papa hanya menyewa jalang ini? ""Iya Ma, Papa membayarnya, Papa sudah tidak tahan dengan hasrat Papa yang menumpuk, Sinta hanya pelampiasan Papa saja Ma, mana mungkin Sinta menggantikan Mama dihati Papa. "Ada yang perih menjalar di hati Sinta, meskipun Sinta tau sedar awal dirinya hanya dibutuhkan untuk sekedar melepaskan nafsu bagi Pak Wito saja, tapi Sinta tetaplah manusia dan seorang wanita yang memiliki perasaan, hingga tiba-tiba saja terlintas dalam benaknya untuk betul-betul menghancurkan rumah tangga selingkuhannya itu, Sinta berpikir jika dirinya hancur maka orang yang menyakitinya pun h
"Bukan aku yang menggoda Ayah kalian, tapi dia sendiri yang menginginkanku, Ayahmu tergila-gila padaku, apakah aku salah?" ucap Sinta sinis sembari memegangi pipinya yang terasa perih. "Kalau kau tidak melayaninya tentu saja hal menjijikkan itu tidak akan terjadi, karena kau itu murahan makanya dengan sangat mudah kau melebarkan selangkangan mu pada Papaku! " sentak Intan Adik Widi. "Dan lagi bukankah kau perempuan yang viral karena kasus skandal dengan seorang PNS itu? Apa kau juga berhasil menghancurkan rumah tangga mereka? Sungguh sangat nista perbuatanmu!""Tenang Widi, tenang Intan, Kakak punya solusinya untuk membuat perempuan jalan ini jera," ucap Kevin anak sulung Pak Wito. Sementara itu istri Pak Wito sedari tadi hanya mengamati mereka sembari duduk di sofa, ia biarkan anak-anaknya melampiaskan kemarahan mereka pada jalang itu, sedangkan Pak Wito hanya diam dan menunduk karena malu belangnya diketahui oleh anak-anaknya, karena selama ini Pak Wito dikenal sebagai family man.
"Bukannya kami tak tau Pa, jika selama ini Papa hobi main perempuan, kalau bukan karena Mama tidak sudi kita nampung Papa disini, dan kenapa kita tega sama Papa, karena Papa juga tega sama kita terutama Mama, kurang apa Mama sama Papa hingga Papa tega hianati kesetiaan Mama hingga sedemikian rupa, " ujar Kevin sengit. "Kalian tidak tahu apa yang Papa rasakan karena kalian belum menikah, Papa butuh hak batin dan itu tidak bisa Mama kalian lakukan pada Papa, lalu Papa harus bagaimana? Papa juga manusia yang masih punya nafsu."Ketiga anak Pak Wito terdiam karena memang yang diucapkan Pak Wito adalah benar adanya."Lalu apa mau Papa?""Izinkan Papa menikah lagi, tidak perlu resmi hanya siri pun tak masalah.""Mama bagaimana? " tanya Intan pada Mamanya. "Entahlah, Mama capek, Mama sudah tak mau lagi tau urusan Papamu, Mama bertahan hingga saat ini hanya demi kalian, Mama gak mau kalian jadi anak broken home, kalau Papamu mau menikah lagi terserah dia saja, tapi jangan harap
"Ya menyatakan perasaan sekaligus melamarmu, umurku sudah tak lagi muda Riana, orang tuaku menyuruhku menikah secepatnya, dan sekarang pilihanku jatuh padamu, kamu mau kan menikah denganku dan menjadi ibu dari anakku kelak? ""Iya Mas aku mau, " ucap Riana yang tersipu malu. "Terimakasih sayang, aku janji tidak akan menyakitimu seperti mantan suamimu itu. "Degh, tiba-tiba wajah Riana berubah sendu kala mengingat Mirza. "Apa kabar dengan Mirza, sudah lama ia tak tahu tentang Mirza setelah sidang terakhir yang memutuskan hukuman Delapan tahun yang dijatuhi Hakim untuk Mirza."Kamu kenapa Ri? " tanya Efendi saat sadar ada yang berubah dari wajah Riana saat dirinya mengungkit tentang masa lalunya. "Ah, enggak Mas, hanya sedikit teringat tentang masa lalu yang menyakitkan. ""Maaf ya, aku sudah membuatmu sedih, tapi aku bersungguh-sungguh akan membahagiakanmu.""Iya Mas, aku percaya," ucap Riana sembari tersenyum. "Yasudah, yuk lanjut lagi makannya, keburu dingin nanti gak enak. "Ria
Setelah kurang lebih Dua jam lamanya, akhirnya pekerjaan Bu Widya pun selesai, masakan pun ia hidangkan diatas meja makan.Desi yang mencium bau masakan pun menuju meja dan melihat lauk yang dimasak Ibunya itu.Saat Desi membuka tudung saji, Desi hanya melihat tumis kangkung , tempe goreng dan ikan asin tersedia di meja makan, melihat itu Desi merasa kesal, pasalnya ia tidak suka dengan ikan asin, Desi pun membanting tudung saji tersebut ke atas lantai hingga menimbulkan suara yang membuat Bu Widya terperanjat karena bahan tudung aji itu terbuat dari stainles."Ibu nih gobl*k banget sih, udah tau aku gak suka ikan asin kenapa Ibu masak ini! ""Maaf Des, uang yang kamu kasih ke Ibu, hanya cukup untuk masak itu aja, " jawab Bu Widya lirih."Kalau masaknya untuk bertiga ya memang tidak cukup tapi akan cukup kalau masaknya untuk aku dan Mas Rian! "&nbs
"Oh iya, Ibu sampai lupa soal itu, karena kebetulan orangtua Rian juga sudah gak ada jadi harusnya memang Desi yang dapat.""Nah alasan kenapa gak dari kemarin-kemarin mereka berikan ini sama kalian, karena mereka mengira Kak Desi juga ikut meninggal dalam musibah kebakaran itu, sementara mereka taunya kalau orangtua Rian pun sudah tidak ada.""Lalu bagaimana bisa kamu tahu dan yakin jika dana itu akan diberikan pada kami sebagai wakil dari Kak Desi? ""Sebelumnya aku memang ke kantor Mas Rian, dan memperbincangkan masalah ini, dan alhamdulilahnya ternyata mereka juga mencari keluarga dari Mas Rian, yah jadi mereka minta aku sampaikan ke kalian masalah ini, jadi besok kalian bisa ke kantor mas Rian untuk mengurus masalah ini. ""Tapi Lila, surat nikah, kartu keluarga dan dokumen lainnya kan ikut terbakar di rumah Kak Desi. ""Kalian tenang saja. Kan mereka pasti menyimpan datanya
Sinta dan Bu Widya saling tatap mendengar ucapan Lila."Kalau Ibu tidak keliling bagaimana kami mau makan Lila, penghasilan kami hanya dari berkeliling itu.""Ibu tenang saja, kami sudah menyiapkan warung untuk Ibu dan juga Sinta berjualan, letak warungnya di ruko depan sana, di sana lebih strategis tempatnya, jadi kalian bisa berjualan sekalian tinggal disana, nanti kalian tambah saja di menu jualan kalian, seperti gorengan, berbagai macam es, dan menu sarapan lainnya, dan kurasa pasti laku karena ruko yang ku pilih tempatnya selain strategis juga ramai. " jelas Lila."Ya Allah Lila, terimakasih banyak, Ibu dan Sinta sangat berhutang budi pada kalian, sekali lagi terimakasih. " Riana, Lila, Sinta dan juga Bu Widya pun saling berpelukan."Assalamualaikum, " ucap Lila memberikan salam saat berada di muka pintu warung mantan mertuanya.Sudah Tiga bulan, Bu Widya d
"Iya boleh, silahkan.""Ibu ayo bangun, ngobrolnya didalam saja, gak enak juga diliat tetangga. "Dan benar saja, sudah ada beberapa tetangga yang melihat Bu Widya bersimpuh di kaki Lila dengan tatapan heran.Lila, Azka, Riana, Bu Widya dan juga Sinta akhirnya masuk kedalam rumah mungil itu."Maaf sebelumnya kenalkan ini Mas Azka, dia suamiku, kami baru saja menikah Tiga bulan yang lalu, dan tentunya kalian pasti heran kami bisa tau tempat tinggal kalian dan kedatangan kami yang secara tiba-tiba."Sinta dan Bu Widya masih terdiam, menyimak apa yang diucapkan oleh Lila."Sebetulnya sudah lama aku ingin menemui kalian, tapi sayang aku baru tau kalian disini setelah aku mencari-cari info tentang kalian, dan aku turut prihatin atas apa yang terjadi pada Kak Desi dan juga Rian. "Sinta dan Bu Widya saling bertatapan, ya, mere
"Bukankah itu sudah tugas kita pada sesamanya untuk saling memaafkan, Tuhan saja maha pemaaf, lalu apalah hak ku yang hanya seorang hambanya untuk tidak memaafkan kesalahan mereka, o iya Mas, boleh aku minta sesuatu padamu? ""Boleh dong sayang, katakan saja apa yang kamu inginkan. ""Tolong cari tahu tentang keadaan keluarga mantan suamiku, soalnya aku punya firasat yang tidak mengenakkan, bisa gak Mas? ""Bisa dong, apa sih yang gak buat kamu. ""Makasih ya Mas. ""Iya sama-sama sayang, secepatnya aku akan kasih kamu kabar. Sekarang kita turun yuk gak enak sudah di tunggu Mama sama Papa dibawah. ""Yaudah yuk Mas. "Lila dan Azka pun beranjak dari tempatnya dan menuju dimana Mama dan Papa mereka berada.****Dua bulan berlalu setelah Lila meminta tolong pada suaminya untuk mencari tahu keb
Setelah berhasil lepas, beberapa orang langsung menyergap Desi dan mengikatnya, Desi meronta meminta untuk dilepaskan.Cacian dan makian tak henti-hentinya ia lontarkan terutama pada Lila, dendam dan benci yang teramat dalam membuat Desi kehilangan setengah dari kewarasannya.Setelah petugas datang akhirnya Desi pum di bawa untuk diamankan."Kamu gak papa sayang? ""Alhamdulilah enggak Mas, aku gak pernah nyangka jika Kak Desi kehidupannya akan menjadi seperti ini, setelah resmi bercerai dari adiknya aku sama sekali gak pernah berhubungan dengan mereka," ucap Lila dengan wajah sendu meskipun Desi dan keluarganya pernah menyakitinya tapi betapa Lila tidak tega jika harus melihat kondisi mantan iparnya menjadi seperti itu."Ya Sudah mungkin itu karma atas perbuatan jahat mereka padamu, mending sekarang kita pulang, Mama dan Papa sudah menunggu kita dirumah."
"Gak tau sayang mungkin saja ada perbaikan jalan, coba biar Mas aku cek dulu ke depan sana. ""Aku ikut Mas, ""Kamu disini aja, nanti capek lho, ke depan sana jauh. ""Gak papa, aku malas nunggu sendirian di mobil.""Yasudah ayo, tapi mobilnya aku parkirin dulu di depan situ ya," ucap Azka sembari menunjuk halaman luas di depannya."Iya tapi izin dulu sama pemiliknya. ""Oke. "Setelah Azka dan Lil memarkirkan mobil mereka, keduanya pun berjalan untuk melihat apa penyebab kemacetan sore itu."Kalian semua bren*sek, gak ada yang bisa merebut hati suamiku selain aku! Cuma aku yang bisa memiliki nya cuma aku, hahahahaha! "Samar-samar Lila dan Azka mendengar suara caci maki keributan di depan sana."Ada apa sih Mas? ""Gak tau, coba kita ta
"Bu, Sinta mohon jangan larang Sinta, Sinta mau berbakti sama Ibu walaupun gak seberapa, ya Bu jangan larang Sinta. ""Ya Sudah terserah kamu saja, tapi Ibu gak mau kamu terlalu capek. ""Iya Ibu tenang saja, insyaallah aku gak akan kenapa-napa. " lalu Sinta dan Bu Widya pun saling berpelukan.*****"Orang gila, orang gila, orang gila, " suara sorak anak-anak mengiringi langkah kaki Desi yang terseok."Aku bukan orang gila! Pergi kalian! " hardik Desi menatap murka pada segerombolan anak-anak itu."Orang gilanya ngamuk woi, kabuuurrrrr!" seru segerombolan anak-anak itu melarikan diri.Empat bulan setelah kejadian kebakaran itu Desi harus merelakan sebelah kakinya diamputasi, karena kaki Desi yang tertimpa bara dari kayu rangka atap rumah Desi tidak bisa diselamatkan lagi. Ditambah lagi Desi harus kehi
Sinta dan Bu Widya memang sebenarnya terpaksa berbelanja di warung Bu Sanah, karena hanya warung Bu Sanah yang mau menjual eceran pada mereka, sedangkan warung lain jika membeli beras minimal Satu kilo tidak boleh kurang sedangkan uang Bu Widya dari hasil berjualan nasi pecel dan gorengan tidak mencukupinya.Setelah menerima uang dari Bu Widya. Sinta pun berlalu dan menuju warung Bu Sanah untuk membeli beras dan seperempat telur."Bu beli beras sekilo sama telur seperempat, " ucap Sinta saat dirinya sampai di warung Bu sanah."Tumben beli banyak Sin, biasanya juga beras setengah kilo sama telur sebiji doang, " ujar Bu Sanah dengan bibir tersungging sinis."Iya Bu, alhamdulillah Ibu saya jualannya hari ini sedang laris jadi bisa bawa pulang uang yang lumayan. ""Makanya Sin, jadi perempuan itu kudu cekatan, kudu mandiri kudi bisa kerja, jangan ngandelin ora
"Bagaimana saksi, sah? " tanya penghulu pada para saksi."Sah. ""Sah. ""Sah. ""Sah. ""Alhamdulilah, " ucap semua para tamu undangan.Setelahnya Lila pum mencium takzim tangan Azka yang kini sudah menjadi suaminya.Ya, hari ini adalah hari pernikahan antara Azka dan juga Lila, Azka merasa sangat beruntung bisa mendapatkan wanita mandiri, kuat, cantik dan sederhana seperti Lila, tidak seperti kebanyakan para wanita yang sebelum-sebelumnya yang mengejarnya.