“Rudy ….” Mata Serena berkilau hijau, dia tidak dapat mengingkari nalurinya yang begitu menggilai uang dan kekayaan–Rudy tahu betul kelemahan kekasihnya itu.
“Maukah kau menjadi satu-satunya milikku? Sekarang dan selamanya?” tanya Rudy, matanya berkilat.
“Kau melamarku?” Serena tersipu malu, dia begitu gila ingin menyematkan cincin itu di jari manisnya.
“Iya, sayang … itupun kalau kau mau berkata jujur kepadaku, siapa sebenarnya David Lim? Karena, seorang David Lim tidak akan mungkin tinggal di Broadway Apartement, meninggalkan Pearl Garden Apartement paling bergengsi di Hong kong juga bersikap terlalu ramah dengan kekasihku.”
“Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, Rudy.”
“Sayangku … pujaan hatiku … kau baru saja dari sana kan? Broadway apartement yang seorang Owen Quon saja bisa tinggal di sana dengan mudahnya. Lalu menurutmu apakah masuk akal
DRAP! DRAP! DRAP!Pria itu menapakkan kakinya di lantai marmer lobby kantor. Dia berjalan dengan pasti, masih mengenakan kacamata hitam andalannya serta kedua tangan yang dimasukkan ke kantong celana. Pria itu tersenyum sekilas pada karyawan yang sedang melintas atau dengan sengaja menyongsong kedatangannya.“Apa rapat direksi masih berlangsung?” tanya Daniel pada resepsionis yang dengan cepat mengangguk dan mempersilahkannya untuk menuju ruang rapat.“Terima kasih, nona … semoga kau dapat terus mengingatku.” Daniel memamerkan senyumnya yang mempersona kemudian melenggangkan kakinya menuju lift yang akan membawanya ke lantai ruang rapat.Waktunya kurang dari seminggu lagi, dari lubuk hati yang paling dalam Daniel sudah muak dengan drama dirinya sebagai David Lim. Ternyata, meskipun secara hitam di atas putih, pewaris perusahaan ini adalah David Lim. Tapi kekuasaan yang dimiliki oleh David begitu terbatas, karena semua berada
Apartement David Lim terlihat sangat rapi. Hampir tidak ada jejak kalau apartement itu pernah ditempati oleh seseorang bahkan untuk setahun yang lalu. Jika tidak ada barang-barang mewah yang terpajang di dalam sana mungkin Jenny akan mengira kalau apartement itu sudah tak berpenghuni.“Di mana kira-kira seorang pria akan menyimpan benda pribadinya?” Jenny berusaha berpikir cepat sambil matanya menyapu setiap sudut ruangan.Tangannya dengan cekatan mulai membuka laci-laci di ruang utama apartement David Lim. Sesuai dugaan, lemari dan meja di ruangan itu hanyalah pajangan–kosong–tidak ada isinya sama sekali. Sebuah telepon analog klasik menarik perhatian Jenny. Deretan angka yang seperti rangkaian nomor tertulis rapi pada selembar kertas di dekatnya.“Kalau aku tebak, ini bukanlah nomor telepon Hong Kong. David menelpon siapa?” Jenny mengambil kertas itu dan menyimpannya pada tote bag yang sejak tadi dibawanya.Matanya ke
Seharian ini kantor Lim Group dipenuhi dengan kasak kusuk terkait persiapan rapat besar pemegang saham. Martin Wang tampak bolak balik keluar masuk ruangan David Lim. Hal itu sedikit banyak membuat Shuo Ming merasakan dirinya terabaikan.Tapi bukan tanpa alasan mengapa Martin yang menjadi lebih sibuk. Rapat pemegang saham berarti berkaitan erat dengan keuangan perusahaan dan orang yang paling memahami tentang kondisi keuangan Lim Group pastilah seorang kepala bagian keuangan, yaitu Martin Wang.“Anda sudah membereskan bagian ini? Aku akan mengulang membacanya, karena aku masih merasa kurang memahaminya.” Daniel menatap layar laptopnya takjub, “sekarang bantu aku untuk membuat presentasi yang bagus sehingga dapat diterima oleh peserta rapat nanti.”“Tentu saja, anak muda. Aku sangat suka semangatmu.” Martin dengan penuh percaya diri mulai mengajari Daniel mempresentasikan skema nilai investasi Lim Group.Satu jam,
“Kau pasti cukup kesulitan akhir-akhir ini, kan? Tapi, kalau tak berkeberatan, aku mau sedikit meminta tolong kepadamu. Bolehkah aku meminta daftar nama pekerja yang bekerja di hutan luse saat ini?” Daniel merapatkan tangannya serta duduk menghadap Han Yelu.Daniel mengamati daftar pekerja dalam lembaran-lembaran putih yang disusun rapi setebal proposal tugas akhir mahasiswa. Biodata setiap pekerja di jelaskan dalam satu lembar penuh, lengkap dengan foto dan bidang keahlian yang dimiliki.“benar, semua pekerja sudah menandatangani kontrak di bawah Lim Group?” Daniel memastikan kecurigaannya karena ada satu nama yang belum memiliki tanggal masuk bergabung dengan Lim Group.“Oohh … tentu saja, David.” Han Yelu menautkan alisnya, dia yakin tapi seketika meragu.“Apa kau pernah memeriksa biodata pekerja seperti yang aku lakukan saat ini?” tanya David yang masih terus membolak balik lembar demi lembar doku
Wajah keseluruhan dewan direksi Lim Group terlihat penuh ketegangan. Rapat besar yang sudah ditunggu-tunggu sejak dua bulan lalu pun akan digelar siang hari ini tepat pada pukul 10 siang di gedung pusat pengelolaan keuangan.“Kau sudah mengecek dua kali untuk bahan presentasi yang telah disiapkan? Apa tidak sebaiknya aku membawa laptop yang memang sudah biasa aku gunakan?” lebih dari pada yang lainnya, wajah Daniel terlihat paling tegang.Sedari pertama dia memasuki ruangannya pagi ini, dia tidak bisa duduk dengan diam dan terus berjalan bolak-balik di ruangannya dengan gerakan yang mengkhawatirkan. Beberapa kali, sepatunya menyandung karpet di dalam ruangan. Membuatnya hampir terjatuh tapi untung saja dia dapat menjaga keseimbangannya dengan baik.“Laptop serta peralatan lainnya sudah di siapkan oleh panitia acara. Semua diatur sedemikian rupa untuk menghindari kemungkinan adanya kecurangan yang mungkin saja dilakukan oleh peserta rapat.&rdquo
“Test … test … test ….” Seorang moderator rapat mengambil microphone dan berdiri di depan panggung.“Kita akan segera membuka rapat besar pada siang hari ini.” Moderator itu seorang wanita berusia sekitar 40 tahunan yang nampaknya sudah begitu berpengalaman dalam melakukan tugasnya.Ruangan menjadi sunyi selama kurang lebih 5 menit. Rasanya Daniel ingin sekali melirik ke arah Rudy Ang yang duduk berseberangan agak jauh dari tempatnya. Perasaannya mengatakan kalau pria itu juga tengah memperhatikannya.“Selamat siang para hadirin sekalian. Mari kita mulai rapat besar pemegang saham pada siang hari ini. Topi yang akan kita bahas adalah eksistensi Lim Group dalam saham perdagangan China ….”Wanita moderator acara itupun memulai rapat dengan penuh keanggunan. Dia kemudian mempersilahkan seorang tokoh keuangan Hong Kong untuk memberikan kata sambutan. Lalu setelahnya ada beberapa orang lagi yang d
Rapat besar telah kembali dimulai. Dengan berdiri tegak di panggung, memegang microphone dengan penuh percaya diri. Meski tadi Rudy Ang sempat melayangkan acaman kepadanya yang seharusnya dapat membuat dia gentar, tapi Daniel terus menguatkan hatinya.Cukup banyak pertanyaan yang diajukan termasuk mengenai pembukaan lahan baru pengeboran yang menguras dana besar. Namun semua pertanyaan dapat dijawab dengan mulus oleh Daniel. Kini semua orang di dalam ruangan semakin meyakini kehebatan David Lim. Karena dia dapat membalas setiap serangan pertanyaan dengan nilai-nilai investasi yang dapat diperoleh Lim Group.“Kami buka satu orang lagi untuk mengajukan pertanyaan. Masih ada waktu sekitar lima menit lagi sebelum kita menutup rapat besar hari ini dengan grafik saham Lim Group terkini.” Ucap moderator rapat kepada seluruh peserta rapat.Dari tempat duduknya, Rudy Ang mengangkat tangannya tinggi-tinggi.“Wah–saya sampai tidak menya
Jauh di asia kecil–Turki, Cecilia baru saja bangun dari tidurnya. Kemarin menjadi hari yang sangat sibuk baginya hingga harus tidur menjelang larut malam dan itu membuatnya terlambat bangun pagi ini. Cecilia berdecak kesal pada dirinya sendiri saat melihat petunjuk waktu di kamarnya.“Aku bisa terlambat satu jam dari waktu janjian. Sepertinya aku harus menghubungi orang itu lagi dan mengatur ulang waktu pertemuan.” Ujar Cecilia lalu bergegas mencari nomor ponsel seorang pria yang sudah disimpan olehnya.Meski sesungguhnya Cecilia memiliki akses kendaraan pribadi selama berada di asia kecil, namun hari ini dia memutuskan untuk menggunakan angkutan umum. Alasannya karena keperluannya hari ini karena kepentingan pribadi, bukan urusan pekerjaan.“Ehli cafe. Kata orang yang tadi–letaknya sudah dekat-dekat sini.” Cecilia tampak mencari-cari sebuah café yang berada dipertokoan dekat komplek perumahan warga.Di Caf&eacut