Tepuk tangan meriah dilayangkan oleh seluruh peserta acara kepada David Lim yang baru saja memasuki ruang pertemuan mereka. Kemudian Jenny memimpin pembukaan acara yang berjalan dengan baik. Tampaknya kencannya waktu itu berjalan lancar, sehingga setelahnya dia selalu tampak bersinar.
“Atas permintaan khusus dari pemimpin tertinggi Lim Group, maka pada hari ini beliau sendirilah yang akan menerangkan secara langsung perihal rencana relokasi pedagang pasar Kai Xin. Marilah kita sambut dengan meriah–Tuan David Lim.”
Tepuk tangan yang lebih meriah dari sebelumnya kembali menggaung di ruangan yang berisikan lebih dari 50 orang itu. Daniel menapakkan kakinya ke atas panggung dengan penuh percaya diri dan ketika lampu sorot menyoroti sosoknya, seketika itupun dia berubah menjadi David Lim. Pria berkelas dengan pesona yang mahal, berjalan menaiki panggung.
“Tampan sekali ….” Lidya berucap agak kencang.
Tepat di depannya duduk
“Halo, nyonya Tao. Ada apa?” Serena menjawab teleponnya di luar ruangan dengan setengah berbisik.“Serena maafkan aku mengganggumu lagi. Nenekmu–nenekmu tadi terjatuh di kamarnya.” Suara nyonya Tao terdengar panik.“Nenek jatuh? Lalu sekarang bagaimana keadaannya?” Serena tidak kalah panik. Diapun segera berjalan menuju toilet agar tidak ada yang menguping pembicaraannya.“Serena sekali lagi maafkan aku … aku hanya meninggalkannya sebentar saja untuk menjemur pakaian.” Kini suara nyonya Tao mulai terdengar terisak.“Katakan saja langsung, bagaimana keadaan nenekku?” pekik Serena.“Nenekmu–nenekmu sekarang tidak sadarkan diri. Kami tidak tahu harus membawanya kemana. Rumah sakit terdekat dari sini sekitar 5 jam perjalanan dan mobilku sedang rusak.” Suara nyonya Tao terputus-putus–isak tangisnya semakin keras.“Apa
Serena memegangi kepalanya yang mulai sakit. Pikirannya yang sudah penuh dengan bayangan kondisi nenek Goh kini harus ditambah dengan pria yang main tebak-tebakan tentang siapa dirinya yang sebenarnya.“Aku tidak mengerti ….” Jawab Serena sekenanya.“Abang, tolong jangan membuat nona Serena kebingungan. Sudah terlanjur seperti ini, kenapa tidak langsung dibongkar saja semuanya?” geram Lidya yang mulai jengkel dengan situasi yang ada.“Serena, lihat aku!” Daniel mendekatkan wajahnya ke wajah Serena, “kau kini melihatku sebagai David Lim kan? Tapi seharusnya kau bisa merasakanku sebagai Daniel Yuwan. Jadi, kalau kau menyukai David, sama juga kau telah menyukai Daniel.”Serena kembali terdiam. Apa maksudnya dengan melihat David Lim dan merasakan Daniel Yuwan? Serena masih berusaha mencerna apa yang baru saja dia dengar.“Sekarang kita mau kemana?” akhirnya hanya kalimat itulah yang ber
Seluruh peserta rapat geger dengan pemaparan Alex Chen berdasarkan informasi yang dia dapatkan dari anak buahnya yang berada di lapangan.“Apa? Siapa yang berani melakukan hal itu?” seorang peserta rapat lain mulai meradang.“Han Yelu! Kau harus memeriksa anak buahmu dengan benar. Bukankah mereka tenaga ahli terbaik yang telah dipilih dari hasil seleksi ketat?” seru yang lain tidak kalah keras.“Bodoh sekali! Kita akan berada dalam kerugian besar jika proyek pengeboran ini gagal untuk dilanjutkan.” Satu-persatu orang mulai melontarkan opini mereka.Mereka mulai berbisik-bisik satu dengan yang lainnya. Martin Wang yang sudah kembali duduk di kursinya kini berwajah muram. Sebagai seorang pimpinan department keuangan, dia tahu betul nominal uang yang sudah digelontorkan untuk proyek ini.“Aku akan meninjau lokasi dan melakukan pendekatan dengan warga. Han Yelu, cepat ambil tindakan perbaikan mesin dan la
Subuh itu desa Jiaju diselimuti udara dingin, menyusupi celah-celah jendela. Alih-alih bersiap untuk upacara kremasi nenek Goh, warga di rumah-rumah malah berkelumun di bawah selimut. Termasuk Daniel dan Eden yang masih meringkuk kedinginan.Lidya berteriak di depan rumah Eden, membangunkan seekor kucing yang tengah sama-sama menikmati enaknya tidur berselimutkan hawa dingin.“Abaaang Eden! Mau ikut ke rumah nenek Goh tidak?” Seru Lidya nyaring.“Selamat pagi, Lidya. Waaah … ternyata kau sudah sebesar ini? Cantik sekali.”Lidya terkejut, ternyata ibunda Eden sudah berada di luar rumah dan sepertinya tengah bersiap untuk mendatangi rumah nenek Goh.“Eeh–maafkan aku nyonya Liu.” Lidya menunduk malu.“Tidak apa! Aku dengar selama di Hong Kong, Eden sudah menjagaimu seperti adik sendiri. Jangan pernah sungkan untuk meminta bantuannya. Meskipun terkadang gayanya menyebalkan, tapi dia anak yan
“Proyek? Proyek apa?” Serena bertanya tanpa menengok, matanya fokus pada tandu yang membawa jenazah nenek Goh.“Aku akan menjelaskannya nanti. Bodoh sekali aku! Kenapa waktu itu aku sampai lupa dengan nama hutan ini? Padahal tercantum dengan jelas pada proposal yang aku pelajari berulang kali. Arrggghh!” Daniel menggaruk kepalanya yang tak gatal. Matanya pun menatap berkeliling pada warga desa yang berjalan beriringan mengantarkan nenek Goh.Terbersit sebuah perasaan bersalah yang begitu besar di dalam dirinya. Proyek yang dia tanda tangani ternyata membawa dampak buruk bagi desa yang menjadi kampung halamannya. Dinginnya udara di dalam hutan membuat dada Daniel semakin sesak.***Shuo Ming tengah bersiap untuk keberangkatannya ke Hutan Luse. Jenny bergegas masuk ke ruangan bossnya tersebut untuk meminta ikut bersama dengannya, meski belum tahu kemana bossnya itu akan pergi pagi ini.“Kau tidak perlu ikut, Jenny. Aku m
Serena memeluk erat guci abu nenek Goh dan berjalan mengikuti Lidya kembali ke desa Jiaju.“Eden, kau ikut denganku.” Seru Daniel kepada sahabatnya yang hendak mengikuti kedua gadis itu.“Kenapa?” Eden menautkan alisnya.“Kau tahu kan kalau baru-baru ini Lim Group tengah mengerjakan proyek perluasan lahan pengeboran yang baru?”Eden menganggukkan kepalanya, meski dia tidak terlalu mengerti apa yang maksud dari pertanyaan Daniel, tapi dia memang pernah mendengar tentang hal itu.“Proyek itu ternyata dikerjakan di hutan ini. Hutan alami yang seharusnya sudah diresmikan oleh pemerintah sebagai cagar budaya, sumber oksigen terbesar China.” Daniel berbisik dengan mata menyala.SREK! Daniel dan Eden menengok cepat pada suara gesekan dedaunan yang terdengar mendekat ke arah mereka.“Proyek itu berada disekitar sini.” Bisik Daniel lagi.“Tunggu dulu! Jangan-jangan ini ad
Sementara itu Daniel yang tengah berjalan menyusuri hutan menuju bagian utara hutan Luse tanpa sadar telah semakin mendekat ke lokasi proyek pengeboran Lim Group. Langkahnya pun terhenti saat tanpa sengaja dia mendengar percakapan beberapa orang pekerja yang sedang bersantai.Daniel menguping obrolan mereka dari balik sebuah pohon besar yang meneduhkan tempat kedua orang itu mengobrol. Pembicaraan mereka begitu mengejutkan Daniel, membuatnya seketika tertegun.“Apa kau pernah mendengar kalau Shuo Ming pernah menjadi tersangka penggelapan uang? Bahkan saat itu Hongli Lim masih hidup dan tengah berencana melakukan reshuffle direksi.” Ujar seorang pekerja yang berbadan besar.“Iya–beritanya cukup santer saat itu. Tapi bukankah tuduhan itu sudah di klarifikasi langsung oleh Hongli Lim sendiri? Hengkangnya Melissa Fung juga berhasil menjelaskan segalanya, kan? Shuo Ming hanya korban fitnah dari wanita yang haus kekuasaan itu.” sahut seor
“Kau? Kenapa kau bisa ada di sini?” ekpresi Daniel mengeras saat dilihatnya Jenny baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan santai.“Tentu saja bisa! Kau tidak ingat kalau aku punya kunci cadangannya?”“Hah–celaka!” Daniel memegangi kepalanya.“Kau menyembunyikan apa?” tanya Jenny yang sangat pandai menebak.“Eemm … eemm … jawab dulu, untuk apa kau masuk seenaknya ke dalam apartement ku?” Daniel bertanya sambil mencari cara agar Jenny tidak sampai bertemu dengan ketiga orang yang masih berada di luar.“Pertanyaan bodoh–Daniel Yuwan! Aku ke sini jelas saja untuk mencarimu. Tuan Ming kalang kabut karena kepergianmu yang begitu tiba-tiba. Orang-orang yang berada di hotel juga mempertanyakan keberadaan Serena Yao yang juga menghilang pada hari yang sama. Apa kau tidak merasa bersalah dengan itu semua?” Jenny bertolak pinggang menghadapi Daniel.