Share

BAB 149 TEBUSAN DOSA

Jatiagung terdiam, seolah baru saja diserang ribuan perasaan sakit yang kini menderanya, Jatiagung menangis pilu, menyesali semua yang terjadi.

Asmara tidak peduli, baginya air mata Jatiagung sudah tidak ada gunanya, anaknya takkan bisa kembali.

"Jatiagung, hentikan air matamu! Aku mual melihatmu menangis," cibir Asmara.

Jatiagung tidak bisa menghentikan tangisannya, ia merasa begitu sedih. Bahkan anak yang tidak bersalah pun harus menanggung dosanya.

"Asmara, bunuhlah aku! Kamu berhak melakukan itu!" pinta Jatiagung.

Asmara mencibir Jatiagung, karena saat ini ia masih dalam pengaruh totok yang membuatnya tidak bisa bergerak. Kalau saja ia bisa bergerak, maka ia pasti akan menghabisi Jatiagung untuk meluapkan segala kemarahannya.

Fatta terlihat gelisah melihat sikap Jatiagung, ia terlihat begitu sedih. "Tuan, jangan seperti ini! Kamu nggak berhak menentukan hidup dan matimu dengan cara seperti ini."

Meski Fatta tidak tahu dengan jelas seperti apa kejadiannya, tetap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status