Beranda / Fantasi / KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS / BAB 150 JURUS PENGHANCUR MANA

Share

BAB 150 JURUS PENGHANCUR MANA

Penulis: Ummi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-01 22:56:55

Semenjak bertemu Asmara, Jatiagung nampak bersedih. Meski ia mencoba terlihat tegar, tetapi perkataan Asmara membuat gurunya lebih banyak merenung.

"Arash, sebaiknya kamu bicara dengan gurumu, biasanya ia yang mengajarkanmu tentang banyak hal, ia juga menghiburmu, sekarang giliranmu menghiburnya, setiap manusia punya waktu terpuruknya." Setelah berkata seperti itu, Fatta memberikan ubi bakar madu yang mereka gambar.

"Baiklah," sahut Arash, ia membawa ubi bakar madu kepada gurunya dengan alas daun pisang.

"Guru, makanlah lebih dulu." Arash menyerahkan ubi bakar madu ke dekat Jatiagung. Biasanya Jatiagung akan bersemangat jika berkaitan dengan makanan. Tetapi, kali ini wajahnya nampak sendu.

"Arash, aku bersalah, seharusnya kalian biarkan saja Asmara membunuhku," kata Jatiagung, nada bicaranya terdengar bergetar begitu mengetahui anaknya mati karena sekte bunga beracun.

"Guru, kamu nggak boleh marah kepada dirimu sendiri, jika aku jadi anakmu, pada awalnya mungkin aku akan mar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 151 AKHIRNYA SAMPAI

    Bukan hanya mampu menyembuhkan energi kehidupan Jatiagung, tetapi ramuan yang Arash berikan juga mampu mengembalikan penglihatan Jatiagung seperti semula. Jatiagung belum terbiasa, ia merasa silau ketika cahaya memasuki matanya. Jatiagung menunduk untuk membiasakan matanya melihat cahaya, ternyata dunia telah banyak berubah. Kini Jatiagung tersadar, mengapa ia dengan bodohnya membutakan matanya sendiri, menghilangkan bentuk nikmat dari Yang Maha Kuasa. "Arash, ayo kita berangkat ke tempat itu." Arash mengangguk, kini gurunya telah melihat dengan sempurna. Kali ini mereka tidak menggunakan peta yang diberikan oleh siluman Raja kera. Mereka menaiki Naga muda agar bisa sampai lebih cepat ke surga dunia.Jatiagung mengetahui tempat itu lebih dari apa pun, seperti kembali ke rumah yang telah lama ia tinggalkan. "Sraaaasssh!" Sebuah penghalang terlewati, sebuah dimensi yang berbedabegitu mereka memasuki sebuah hutan dengan cahaya hewan-hewan kecil spiritual. "Jika nggak mengetahu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 152 PERTANYAAN UNTUK NORMAN

    Naga muda mengangguk pelan, ia kemudian mengubah dirinya sedikit lebih besar dan menutupi Arash, Fatta, Jatiagung dan Mei Xue dengan sayapnya. Mereka kemudian menjadi tak terlihat karena Naga muda segera berkamuflase. Tak berapa lama, mereka mulai mendengar suara langkah kaki di sekitar rumah Norman. "Apa itu?" Arash bertanya dengan tatapan matanya dan mengapa mereka harus bersembunyi saat ini? Jatiagung hanya memberi isyarat dengan tangannya. Suara-suara itu masih terdengar mengelilingi rumah. "Apa mereka berada di dalam?""Tentu saja, mereka ada di dalam."Suara-suara itu terdengar berbicara dengan pelan. Namun Arash bisa mendengar meski nampak lirih. "Apa kamu sudah memasang mahluk yang bisa membuat mereka tidur?" tanya suara di luar. "Sudah, jadi tenang dan masuklah!"Beberapa orang nampak masuk ke dalam rumah, tampilan mereka masih sama seperti manusia pada umumnya. Sepertinya Norman berniat menjebak Jatiagung dan teman-temannya. "Sialan, di mana mereka?" tanya seorang pri

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 153 RENCANA BARU ARASH

    "Mengapa kota pertengahan menjadi seperti ini? Apa kedua sekte kembali berperang?" tanya Jatiagung. "Mereka selalu berperang Jatiagung, hanya saja kali ini sepertinya mereka membuat kesepakatan yang saling menguntungkan buat mereka." Norman menjawab sembari mengunyah makanannya secara perlahan. Sulit menemukan nasi di tempat ini, ada banyak makanan nikmat. Tetapi, semua itu bukan berasal dari alam manusia seperti pada umumnya. "Kesepakatan? Apa kamu tahu kesepakatan seperti apa?" tanya Jatiagung lagi. "Sekte kegelapan akan meminta sekte bunga beracun untuk mengirimkan 10 wanita cantik selama 7 malam untuk melayani mereka, sebagai bayarannya mereka memberikan banyak sumber daya dan pangan untuk sekte bunga beracun." Arash, Fatta dan Mei Xue mendengarkan segala percakapan kedua sahabat lama itu. Sedangkan Naga muda sedang berjaga di luar rumah, karena hanya ia yang mampu melakukan kamuflase agar tidak ada yang menyadari keberadaannya. "Darimana sekte kegelapan mendapatkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 154 KEADAAN DI KOTA PERTENGAHAN

    Mereka keluar dari rumah Norman ketika keadaan telah lebih baik, para warga di kota pertengahan beraktivitas seperti biasa dan tidak begitu peduli dengan keberadaan mereka. Kota ini nampak cantik, rumah-rumah di sini memang berukuran kecil. Dibuat dari bahan yang bukan kayu biasa. Kalau menatap ke arah selatan dan utara mereka bisa lihat kalau ada bangunan-bangunan megah yang menjulang tinggi. Bukan hanya itu, pemandangan pagi ini memang menggambarkan tempat ini seolah surga dunia. Karena ada bunga-bunga indah yang menghiasinya, ada pula batu-batu indah dengan nilai tinggi. Air yang mengalir deras seperti sungai-sungai kecil dengan aneka ikan hias di dalamnya. "Guru, batu apa ini?" tanya Arash, ia belum pernah melihat batuan indah yang ada di kota pertengahan. "Batu merah delima, jantung sang Naga." ketika Norman mengatakan itu Naga muda bereaksi. "Heh?!" "Hanya perumpamaan saja," Norman tertawa. Setelah itu Naga muda kembali berkamuflase dan bertengger di bahu Arash.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 155 RATU SEKTE BUNGA BERACUN

    Arash menahan kedutan di wajahnya, kalau bukan karena Fatta adalah pamannya, sudah pasti pukulan ini akan melayang kepadanya. "Paman!" protes Arash dengan mata mendelik. Fatta menahan tawanya, ia bahkan sedikit menjauh karena tak kuasa menahan tawa. Astaga! Arash sungguh menggemaskan di mata Fatta. "Mengapa Kakak jadi terlihat lebih cantik dariku?" protes Mei Xue. Bukannya senang, Arash malah memberi Mei Xue jitakan di kepala. "Aduh!" Mei Xue hanya bisa mengelus kepalanya kemudian mengikuti Arash tanpa berani mengejeknya lagi. Tidak berapa lama akhirnya mereka sampai di depan halaman sekte bunga beracun. Seperti namanya bunga beracun tersebar di mana-mana, dengan keindahan yang mampu menggoda siapa pun yang melihatnya. Ketika terhisap aromanya, seseorang bisa saja mati. Karena itulah Norman, Jatiagung dan Fatta hanya bisa melihat dari kejauhan. Hal tepat ketika mengirim Mei Xue yang merupakan siluman ular, sedangkan Arash, ia memiliki Elixir healing potion yang bisa ia m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 156 GUA ILUSI

    "Yah, hanya itu keinginan kami, makanan lezat, seperti yang aku lihat, kamu menggunakan kuas ajaib milik Raja Iblies, jadi aku juga tahu kalau benda itu nggak bisa digunakan oleh orang lain dan hanya bisa digunakan olehmu, benar bukan!" Anastasya duduk sembari menyilangkan kaki. Ia memakan buah di atas meja. Buah yang nampak bening, tidak seperti buah lainnya, lebih seperti agar-agar. "Katakan lebih dulu apa yang harus aku lakukan?" tanya Arash. "Kamu hanya perlu menahan makan dan minum, bukan hanya itu, setelah itu kamu nggak boleh bicara, meski kamu ingin bicara, bahkan di dalam hatimu." Anastasya melirik Arash, ia tahu kalau cara ini akan berhasil. "Dari mana aku tahu kalau cara itu berhasil? Kamu bisa saja membunuhku," tuduh Arash. Anastasya tergelak, "membunuhmu? Apa itu mungkin sedangkan di dalam tubuhmu sedang bersemayam Raja Iblies, anak muda aku nggak senekat itu ingin membunuhmu! Apa kamu nggak sadar kalau selama ini kedua siluman itu juga sedang mengikuti mu?" tanya Ana

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 157 NAFSU DIRI

    Arash mengepalkan tangannya, ia merasa tak kuat dan ingin membuka matanya, ia ingin bertemu kedua orangtuanya. Hal yang wajar bukan? "Arash, mengapa kamu nggak membuka mata nak?" suara Rama lagi-lagi terdengar di telinga Arash. "Arash, maafkan ayah! Arash ...." Ketika Arash ingin membuka mata, kali ini suara Rama menghilang. Berganti dengan suara Fatta. "Arash, kamu mengapa ada di sini? Lama sekali paman menunggumu di luar!" "Arash apa yang kamu lakukan? Buka matamu, tempat ini aneh sekali! Arash!" "Astaga, ini yang nggak paman suka darimu! Kamu berbuat sesuka hatimu Arash!" "Arash, apa yang kamu tunggu, cepatlah kita pergi!" Kali ini Arash ingin membuka matanya, ingin memukul suara yang meniru suara Fatta. Haish! Arash benar-benar kesal, bahkan ketika ia mengomel seperti itu sangat mirip dengan pamannya. "Arash, cepatlah! Haish, karena inilah kedua orangtuamu meninggalkan kamu Arash, karena kamu sulit diatur!" Arash mengepalkan tangannya, saat ini rasanya ada kedut

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 158 PERMINTAAN IMELDA

    Arash segera mengikuti Anastasya, ia begitu khawatir dengan keadaan teman-temannya. Jika apa yang Anastasya katakan benar, maka kemungkinan saat ini keadaan teman-temannya akan sulit. Mengingat begitu sulit mencari makanan di tempat ini. Arash dengan langkah yang terburu-buru mengikuti Anastasya dari belakang, tetapi betapa bingungnya Arash begitu mendapati teman-temannya malah makan dengan nikmat. Bahkan tidak terlihat kesulitan. "Ha! Apa yang baru saja aku khawatirkan?" gumam Arash kesal. "Arash! Akhirnya kamu keluar juga!" Fatta segera menghampiri Arash, begitu pula dengan Jatiagung dan Norman. Sedang Mei Xue segera berlari dan memeluk Arash, perasaan baru seminggu Arash berada di dalam gua. Mengapa mereka memperlakukan Arash seolah lama tak berjumpa. "Haish! Jangan memeluk seperti ini, sungguh memalukan." Arash berusaha melepaskan pelukan Mei Xue darinya, tetapi gadis muda itu masih mempererat pelukannya, ia menangis terisak di dalam pelukan Arash. Arash menatap F

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11

Bab terbaru

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 162 AKHIR PERTEMUAN (TAMAT)

    Semua orang menatap Rama secara bergantian dengan Arash, Kedua ayah dan anak itu memiliki wajah yang begitu tampan. Hanya saja Arash memiliki mata dan rambut berwarna putih. Itu membuatnya terlihat berbeda. "Arash, ternyata kamu tampan karena ayahmu," kata Jatiagung. "Nggak juga, ibunya juga cantik," sahut Rama dengan senyum ramah. Arash senang begitu mendengar ayahnya memuji ibunya, meski ia tidak bersama mereka. "Jadi bagaimana bisa kalian ada di sini?" tanya Rama akhirnya. Arash nampak kebingungan, apa ia harus bercerita dengan jujur kepada ayahnya itu? Jadi Arash menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Uhm, aku ke sini untuk mengendalikan Raja Iblis yang ada di dalam tubuhku," jelas Arash. Perkataan itu jelas mengubah ekspresi Rama, ia terlihat sedih. "Tapi ayah, aku sudah nggak marah kepadamu," kata Arash buru-buru. Rama kembali tersenyum, 'sudah nggak marah? Rupanya anakku sempat sakit hati atas keputusanku, maafkan aku Arash! Aku nggak layak menjadi ayahm

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 161 RAMA AYAH ARASH

    Setelah Arash mengatakan itu, Fatta dan Jatiagung berlari dengan cepat untuk menghadang Ketua Yohan dan Ketua Agung. "Arash, jangan tawar menawar dengan mereka. Mereka dari sekte kegelapan nggak bisa dipercaya," kata Jatiagung. "Arash, lukis ayahmu sekarang, biar paman yang hadapi mereka!" seru Fatta pula. "Cih, kalian pikir kalian mampu!" sahut Ketua Yohan. "Kita coba saja, jangan terlalu banyak omong!" sahut Jatiagung. Setelah itu keempat pria dewasa itu saling bertarung, Arash tidak boleh melewatkan kesempatan itu. Itu karena Raja Iblislah yang memintanya untuk segera melukis ayahnya Rama. (Arash, aku nggak suka ayahmu, tetapi saranku, hanya ayahmu yang bisa menghadapi manusia-manusia ini) Memangnya ayahku sehebat itu? Raja Iblis terkekeh saat itu, (kamu pikir siapa lagi yang punya ide untuk menyegel ku bahkan di tubuh anaknya sendiri, hanya ayahmu saja yang dengan cepat berpikir seperti itu) Karena itulah Arash mengambil keputusan itu, Arash mengeluarkan

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 160 SYARAT ARASH!

    "Masuklah gadis-gadis cantik!" seorang pria penjaga membuka pintu yang merupakan ruangan khusus ketua sekte kegelapan. Ruangan itu begitu besar dengan beragam sajian menarik dari surga dunia. Begitu memasuki ruangan itu, awalnya Arash mengira mereka akan menemui para pria tua, nyatanya mereka adalah pria yang nampak masih berumur sekitar diawal 40an. "Plak!" seseorang bahkan memukul pantat Arash, membuat Arash tersenyum mengerikan. Ia bahkan ingin segera melayangkan tinjunya saat ini juga, tetapi Anastasya segera memegang tangan Arash. Begitu pula dengan Mei Xue, ia juga menahan tangan Arash. Sudut bibir Arash terasa berkedut karena memaksakan senyum di wajahnya. "Wah para gadis telah datang," pria-pria itu bersorak dan meminta penjaga pintu untuk menutup pintu."Cepat menari sayang!""Goyangkan pantatmu cantik!" "Tap!" setelah pintu tertutup, Arash berjalan perlahan ke pintu. Disana penjaga pintu mengira Arash mencoba menggodanya, ia tersenyum dengan lidah menyapu bibirnya. Te

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 159 FOTO PERNIKAHAN RAMA

    Arash menatap foto itu dan mulai menggambar, "Nona, dari mana kamu mendapatkan benda seperti ini? Bukankah ini foto?" tanya Arash. "Aku punya seorang teman wanita, dia melakukan perjalanan sendirian, ia sampai di tempat ini, kamu lihat pria ini? Dia adalah kakaknya," jelas Imelda. Arash mengangguk paham, "aku tanya satu hal lagi, apa dia mendapatkan ini dari masa depan?" tanya Arash. Karena benda berupa foto itu hanya bisa di dapatkan dengan kamera saja. "Kamu benar, darimana kamu tahu? Aku nggak tahu lebih tepatnya seperti apa, yang jelas temanku menggunakan barang yang belum pernah aku lihat," Imelda nampak bersemangat. Baju pengantin yang Imelda minta telah selesai dibuat, setelah Imelda mencobanya semua orang terpana melihat baju pengantin itu. Baju pengantin tradisional yang nampak indah di tubuh Imelda. "Nona Imelda, kamu cantik sekali." Perkataan Arash itu disetujui oleh semua orang, begitu pula dengan Norman. Setelah giliran Imelda, sekarang Arash juga menggambar b

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 158 PERMINTAAN IMELDA

    Arash segera mengikuti Anastasya, ia begitu khawatir dengan keadaan teman-temannya. Jika apa yang Anastasya katakan benar, maka kemungkinan saat ini keadaan teman-temannya akan sulit. Mengingat begitu sulit mencari makanan di tempat ini. Arash dengan langkah yang terburu-buru mengikuti Anastasya dari belakang, tetapi betapa bingungnya Arash begitu mendapati teman-temannya malah makan dengan nikmat. Bahkan tidak terlihat kesulitan. "Ha! Apa yang baru saja aku khawatirkan?" gumam Arash kesal. "Arash! Akhirnya kamu keluar juga!" Fatta segera menghampiri Arash, begitu pula dengan Jatiagung dan Norman. Sedang Mei Xue segera berlari dan memeluk Arash, perasaan baru seminggu Arash berada di dalam gua. Mengapa mereka memperlakukan Arash seolah lama tak berjumpa. "Haish! Jangan memeluk seperti ini, sungguh memalukan." Arash berusaha melepaskan pelukan Mei Xue darinya, tetapi gadis muda itu masih mempererat pelukannya, ia menangis terisak di dalam pelukan Arash. Arash menatap F

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 157 NAFSU DIRI

    Arash mengepalkan tangannya, ia merasa tak kuat dan ingin membuka matanya, ia ingin bertemu kedua orangtuanya. Hal yang wajar bukan? "Arash, mengapa kamu nggak membuka mata nak?" suara Rama lagi-lagi terdengar di telinga Arash. "Arash, maafkan ayah! Arash ...." Ketika Arash ingin membuka mata, kali ini suara Rama menghilang. Berganti dengan suara Fatta. "Arash, kamu mengapa ada di sini? Lama sekali paman menunggumu di luar!" "Arash apa yang kamu lakukan? Buka matamu, tempat ini aneh sekali! Arash!" "Astaga, ini yang nggak paman suka darimu! Kamu berbuat sesuka hatimu Arash!" "Arash, apa yang kamu tunggu, cepatlah kita pergi!" Kali ini Arash ingin membuka matanya, ingin memukul suara yang meniru suara Fatta. Haish! Arash benar-benar kesal, bahkan ketika ia mengomel seperti itu sangat mirip dengan pamannya. "Arash, cepatlah! Haish, karena inilah kedua orangtuamu meninggalkan kamu Arash, karena kamu sulit diatur!" Arash mengepalkan tangannya, saat ini rasanya ada kedut

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 156 GUA ILUSI

    "Yah, hanya itu keinginan kami, makanan lezat, seperti yang aku lihat, kamu menggunakan kuas ajaib milik Raja Iblies, jadi aku juga tahu kalau benda itu nggak bisa digunakan oleh orang lain dan hanya bisa digunakan olehmu, benar bukan!" Anastasya duduk sembari menyilangkan kaki. Ia memakan buah di atas meja. Buah yang nampak bening, tidak seperti buah lainnya, lebih seperti agar-agar. "Katakan lebih dulu apa yang harus aku lakukan?" tanya Arash. "Kamu hanya perlu menahan makan dan minum, bukan hanya itu, setelah itu kamu nggak boleh bicara, meski kamu ingin bicara, bahkan di dalam hatimu." Anastasya melirik Arash, ia tahu kalau cara ini akan berhasil. "Dari mana aku tahu kalau cara itu berhasil? Kamu bisa saja membunuhku," tuduh Arash. Anastasya tergelak, "membunuhmu? Apa itu mungkin sedangkan di dalam tubuhmu sedang bersemayam Raja Iblies, anak muda aku nggak senekat itu ingin membunuhmu! Apa kamu nggak sadar kalau selama ini kedua siluman itu juga sedang mengikuti mu?" tanya Ana

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 155 RATU SEKTE BUNGA BERACUN

    Arash menahan kedutan di wajahnya, kalau bukan karena Fatta adalah pamannya, sudah pasti pukulan ini akan melayang kepadanya. "Paman!" protes Arash dengan mata mendelik. Fatta menahan tawanya, ia bahkan sedikit menjauh karena tak kuasa menahan tawa. Astaga! Arash sungguh menggemaskan di mata Fatta. "Mengapa Kakak jadi terlihat lebih cantik dariku?" protes Mei Xue. Bukannya senang, Arash malah memberi Mei Xue jitakan di kepala. "Aduh!" Mei Xue hanya bisa mengelus kepalanya kemudian mengikuti Arash tanpa berani mengejeknya lagi. Tidak berapa lama akhirnya mereka sampai di depan halaman sekte bunga beracun. Seperti namanya bunga beracun tersebar di mana-mana, dengan keindahan yang mampu menggoda siapa pun yang melihatnya. Ketika terhisap aromanya, seseorang bisa saja mati. Karena itulah Norman, Jatiagung dan Fatta hanya bisa melihat dari kejauhan. Hal tepat ketika mengirim Mei Xue yang merupakan siluman ular, sedangkan Arash, ia memiliki Elixir healing potion yang bisa ia m

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 154 KEADAAN DI KOTA PERTENGAHAN

    Mereka keluar dari rumah Norman ketika keadaan telah lebih baik, para warga di kota pertengahan beraktivitas seperti biasa dan tidak begitu peduli dengan keberadaan mereka. Kota ini nampak cantik, rumah-rumah di sini memang berukuran kecil. Dibuat dari bahan yang bukan kayu biasa. Kalau menatap ke arah selatan dan utara mereka bisa lihat kalau ada bangunan-bangunan megah yang menjulang tinggi. Bukan hanya itu, pemandangan pagi ini memang menggambarkan tempat ini seolah surga dunia. Karena ada bunga-bunga indah yang menghiasinya, ada pula batu-batu indah dengan nilai tinggi. Air yang mengalir deras seperti sungai-sungai kecil dengan aneka ikan hias di dalamnya. "Guru, batu apa ini?" tanya Arash, ia belum pernah melihat batuan indah yang ada di kota pertengahan. "Batu merah delima, jantung sang Naga." ketika Norman mengatakan itu Naga muda bereaksi. "Heh?!" "Hanya perumpamaan saja," Norman tertawa. Setelah itu Naga muda kembali berkamuflase dan bertengger di bahu Arash.

DMCA.com Protection Status