Home / Romansa / KASTA HARTA DAN CINTA / Bab 5. Deja Vu, Penglihatan masa lalu

Share

Bab 5. Deja Vu, Penglihatan masa lalu

Author: Dwik Novel
last update Last Updated: 2022-01-31 20:56:56

Bab 5. Deja Vu, Penglihatan masa lalu. 

Waktu menunjukkan jam 4 sore. Tak sabar lagi, De Arya segera keluar dari kantornya dengan mengendarai mobilnya. 

Sesaat kemudian, mobil kecil itu memasuki gerbang sebuah rumah megah. Lalu ia memarkirkannya diantara beberapa mobil mewah yang lain. 

Setelah keluar dari pintu kendaraan itu, Ia terburu-buru menuju biliknya.

Ia tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang telah memperhatikan kehadirannya. 

Ia adalah Nyonya Rai, Ibu kandung De Arya yang sedang menyiram bunga. Seorang wanita berumur sekitar 60 tahun, yang masih terlihat cantik dan terawat untuk wanita seusianya. 

Di dalam kamarnya yang didesain seperti villa itu, De Arya segera melepas seragamnya, dan menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri. 

Tak lama kemudian, pemuda gagah itu keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan badannya. Lalu, ia mengambil hair gel dan merapikan rambut cepaknya di depan cermin.

Setelah puas dengan penampilan wajahnya, Ia menyemprotkan parfum di antara lengan dan dadanya yang berotot. 

Sesaat kemudian, pria berkulit kuning langsat itu memakai celana panjang krem dan hem putih yang terbuat dari katun rayon. Penampilannya menjadi lebih mirip turis ketimbang seorang polisi. 

Iya, Ia memang sengaja berpenampilan santai. Ia berharap penampilan barunya ini bisa mendekatkannya kepada Dayu. Sehingga gadis itu akan menjadi lebih terbuka padanya. 

Setelah selesai berpantas diri, pemuda gagah itu keluar dari kamarnya. Bau harum semerbak tercium dari aroma tubuhnya. 

Setelah melihat ke kanan dan ke kiri, Ia berjalan mendekati ibunya. 

"Me, pinjam kunci mobil mercy dong! " tangannya menengadah ke arah ibunya. Namun ibunya tak bergeming. Ia hanya melirik ke arah putranya itu. 

"Meme..pinjam mobilnya me..!" Ia merengek kepada ibunya yang ia sebut meme itu. 

Mencium aroma parfum dari tubuh putranya, seorang ibu pasti memahami apa yang sedang terjadi. Lalu, ia menaruh alat semprotan bunga itu di meja, dan menghadapi putranya sambil tersenyum. 

"Sama siapa?"

"Maksud Meme? "

"Perempuan dari mana sekarang ini? kok tumben rapi dan wangi begini?"

"Ini seorang Dayu Me… "

"Dari griya mana?" tanya ibunya dengan dahi yang mengerinyit. 

"Belum tahu Me, yang jelas dia seorang dosen, layak kan untuk jadi menantumu?" ucapnya sambil menggoda ibunya. 

"Dia pasti layak disini, tapi kamu mungkin tidak layak bagi mereka,jadi...jangan banyak berharap."

"Ayolah me, pinjam kunci," De Arya memelas. 

Mendengar rengekan anaknya yang tiada berhenti, wanita itu menuju ke biliknya, sebuah bangunan tradisional khas Bali dengan kamar yang tampak besar.   

Tak lama kemudian, wanita itu keluar dari kamarnya dan menyerahkan sebuah kunci mobil mercedes. 

De Arya menerima kunci itu dengan girang. 

"Makasih Me! mmuaach!" Ia mendaratkan ciuman ke pipi ibunya. Dan berlari meninggalkan tempat itu.

Mobil sedan berwarna hitam bergerak perlahan bergerak menuju pintu keluar.

Seorang penjaga yang tertidur di posnya, segera berdiri dan bergegas membukakan gerbang bagi tuan mudanya tersebut. 

Sesaat setelahnya, De Arya yang mengendarai mobil mewah itu meninggalkan rumah besar yang ada di belakang hotel King Lotus. Hotel milik keluarga tersebut. 

Jam 4.45.

De Arya kembali melihat jarum jam di tangannya. Ia sudah berada di tempat itu selama 5 menit dan rasanya waktu berjalan sangat lambat baginya. 

Ia meraih ponselnya dan mengetik pesan kepada Dayu. 

Aku sudah di Cafe Tebing, jangan lupa datang ya, kalau kamu lupa, aku akan mencarimu di kampus. 

Rupanya pesan itu dibaca dan ia mendapatkan jawaban pesan suara dari gadis yang tidak ia kenal. Itu adalah suara Gek Trisha. 

"Tenang saja komandan, kami sedang dalam perjalanan, kemungkinan 5 menit lagi kami akan tiba disana."

Mendengar suara itu, polisi itu tersenyum. 

Ia keluar dari pintu mobilnya dan memanggil seorang pelayan. 

"Bli, aku mau pesan gazebo yang disana, apakah masih kosong?" ucapnya sambil menunjuk ke suatu tempat. 

"Iya bli, masih kosong, saya blok atas nama siapa?"

"Made Aryajaya"

Pelayanan itu mencatat namanya, lalu memohon diri dari hadapan polisi itu. 

Tak lama kemudian, sebuah mobil mini cooper berwarna kuning memasuki area parkir. Terlihat dua orang gadis keluar dari mobil itu. 

Dayu yang melihat penampilan De Arya, merasa takjub, ia seperti melihat pria yang berbeda, pria yang tadinya terlihat dominan dengan seragamnya, kali ini ia terlihat lebih santai dan bersahabat. 

Perwira muda itu mendekati mereka dengan senyuman yang hangat. 

"Halo De Arya, ini temanku Gek Trisha, " Dayu memperkenalkan temannya. 

Mendengar nama dengan sebutan "Gek" seketika pemuda itu membungkukkan badannya. 

"Saya De Arya, salam kenal!" ucapnya

"Salam kenal komandan!" jawab Gek Trisha dengan senyum menggoda. 

De Arya mempersilahkan kedua gadis itu menuju tempat yang telah ia pesan. 

Mereka duduk di sebuah gazebo bambu yang dihiasi dengan kelambu putih. Dari bilik mungil itu, mereka dapat merasakan hembusan angin dan menikmati suasana romantis pada sore itu. 

Setelah mereka memesan makanan dan minuman, pemuda itu membuka obrolan santai;

"Bagaimana, apakah kalian suka dengan suasana tempat ini ?"

"Tempat ini keren sekali, kenapa kemarin kita nggak sadar ya, kalau ada cafe baru seperti ini?" Gek Trisha menoleh ke arah Dayu. 

"Iya, aku juga tidak memperhatikan," Jawab gadis itu singkat. 

"Oh ya De Arya, kira-kira, dua hari yang lalu kamu tugas dimana?" tanya Gek Trisha. 

Mendengar sahabatnya mengungkit hal itu, Dayu mencubit paha gadis itu sehingga ia meringis kesakitan. 

"Memangnya kenapa? aku bertugas di Denpasar.." jawab pria itu sambil menyeruput jus yang ada di tangannya. 

"Eng-enggak apa - apa," Jawab Dayu singkat. 

"Kalian sendiri dimana? " giliran pria itu bertanya.

Gek Trisha pun segera menjawab pertanyaan itu. 

"Kami pentas di Art Center, terus… hup!" Dayu membekap mulut gadis lancang itu. 

"Kalian menari pendet?" tanya polisi itu dengan serius. 

Gek Trisha yang masih dibekap oleh Dayu mengangguk-anggukan kepalanya. 

"Ih bener- bener deh kamu ini!" ucap Dayu kesal. kemudian Ia melepaskan tangannya dari wajah sahabat karibnya. 

"Aku juga bertugas di Art Centre waktu itu, aku ditugaskan untuk mengawal pejabat dari Timor. 

Tapi setelah tarian pembuka, aku harus pergi dari sana karena Pak Petrus sudah terlalu capek. Jadi aku mengantarnya ke hotel." terang De Arya. 

Setelah selesai berkata kata, pria itu melihat ke arah Dayu, tatapan matanya begitu dalam dan penuh kekaguman. Dayu pun dibuat tersipu malu olehnya. 

"Jadi… kamu penari tengah itu ya? tarian kamu sungguh bagus, gemulai.. " perwira muda itu memujinya dengan tersenyum. 

"Terima kasih," jawab Dayu dengan senyum tipis, Ia memainkan sedotan jus apel yang ada didepannya.

"Waktu itu, aku gagal untuk minta nomer kamu, tapi ternyata kita memang berjodoh untuk bertemu kembali," sambung De Arya.

"Iya betul itu!" sahut Gek Trisha. 

Tiba-tiba terdengar nada dering dari ponsel Gek Trisha.  Dari layarnya terlihat nama tunangannya yaitu, Gung Bharata. 

"Maaf, aku angkat dulu ya!" gadis itu segera pergi menjauh.

Tinggalah dua orang itu yang sedang saling menatap satu sama lain.

"Ayo kita kesana! kita bisa melihat pemandangan yang indah!" polisi tampan itu menunjuk ke arah tumpukan bebatuan besar, dimana disana terlihat beberapa turis sedang mengambil foto. 

"Nggak ah! aku takut, aku dengar tempat itu pernah longsor," Dayu menggelengkan kepalanya.

"Tanah itu longsor karena gempa yang terjadi 200 tahun yang lalu. Ayolah, itu sudah lama sekali… 

Sebentar lagi matahari akan terbenam, sayang sekali kalau kau melewatkan kesempatan ini," ucap pria itu berusaha meyakinkan gadis yang ada didepannya. 

Namun, wanita itu tak bergeming. 

"Ayolah!" De Arya mengulurkan tangannya.

Melihat uluran tangan itu, Dayu tak sanggup menolaknya lagi. Ia menyerahkan tangannya dan membiarkan perwira polisi itu membimbingnya berjalan dan kemudian menapaki bebatuan yang berukuran besar itu. 

Tiba-tiba saja, ia seperti sedang Deja Vu, ia seperti sudah pernah mengalami kejadian ini. 

Matahari hampir tenggelam, lembayung jingga menyelimuti langit.

Seorang ksatria menggenggam tanganku, kami memijak batu batu besar itu dan menuju cakrawala. 

Pangeran, benarkah kau akan menghabiskan hidupmu denganku?

Mungkinkah itu?

Related chapters

  • KASTA HARTA DAN CINTA   6. Mobil Offroad Hitam

    “Ayo Dayu, sedikit lagi!” kata De Arya melenyapkan lamunan Dayu.Gadis itu menatap pria yang berjalan di depannya. Namun, bayangan matahari yang sebentar lagi terbenam itu menyilaukan matanya. Ia tak dapat melihat wajah pria itu.Sesampainya di atas batu yang paling atas, De Arya membantu gadis itu berdiri, dan mereka berdua menatap matahari yang sedang terbenam.Lalu mereka berdua duduk diatas batu itu."Entah mengapa, setiap kali aku berada disini, aku merasa seperti sudah berdiri disini lama sekali…Dan setiap kali aku duduk disini, aku merasa kesepian, aku seperti menunggu sese

    Last Updated : 2022-02-09
  • KASTA HARTA DAN CINTA   7. Antar Aku Pulang

    De Arya yang mendapatkan panggilan mendesak dari Dayu, segera memutar arah mobilnya, untuk menemukan gadis itu. Tak lama kemudian, ia sampai pada minimarket yang dituju. Setelah keluar dari mobil, De Arya segera menuju ke dalam minimarket dan mencari Dayu yang bersembunyi di balik rak. "Yang mana mobilnya?" "Mobil offroad berwarna hitam di seberang jalan," jawab Dayu dengan sedikit berbisik. De Arya berpura-pura melihat barang yang di dekat kaca, lalu melihat ke arah seberang jalan. Dan benar saja, mobil yang dimaksud gadis itu masih berada disana. Polisi itu melihat ada beberapa pria didalam mobil itu.

    Last Updated : 2022-02-09
  • KASTA HARTA DAN CINTA   8. Perjodohan

    "Dayu, bersiaplah, siang ini jam 11 kita akan kedatangan tamu istimewa, "ucap seorang pria yang sangat berwibawa.Pria berumur 60 tahun, berbadan tegak, dan masih terlihat gagah itu adalah Pak Bagus. ayah dari Dayu."Siapa tamunya?" tanya Dayu penasaran."Kamu akan lihat sendiri, pokoknya, nanti berpakaianlah yang sopan, kalau perlu, pakailah kebaya yang mama belikan kemarin." sahut nyonya Amara, wanita yang telah melahirkan dan membesarkan gadis itu.Mendengar perkataan ibundanya, Dayu hanya menganggukan kepalanya sambil menikmati sarapan yang dihidangkan oleh ibunya.Tepat jam 11 siang, sebuah mobil sport mewah&

    Last Updated : 2022-02-09
  • KASTA HARTA DAN CINTA   9. Perjanjian Kencan Sehari

    Melihat nama De Arya yang muncul di layar ponselnya, tanpa pikir panjang lagi, Dayu segera mengangkat panggilan itu. "Halo De, apakah kamu sedang sibuk ?" "Tidak, memangnya kenapa?" jawab pemuda itu di kejauhan. " Apakah kamu bisa datang kerumahku secepatnya? oh ya,pakai seragam polisi dan bawa mobil mercy mu kesini." "Memangnya kenapa?" De Arya terdengar bingung. "Apakah kamu mau menjadi pacarku? kalau iya, laksanakan saja perintahku!" ucap Dayu tegas. Mendengar kata-kata gadis itu, De Arya tertegun seperti tidak percaya.

    Last Updated : 2022-02-13
  • KASTA HARTA DAN CINTA   10. Cinta sejati tidak memandang harta

    "Dayu duduklah!" ucap Pak Bagus malam itu. "Iya Ayah," sahut Dayu. Ia terlihat gelisah, sesekali, ia memainkan rambutnya yang panjang. "Kamu sudah mengenal keluarga De Arya?" "Belum Ayah, karena kami menjalani hubungan kami dengan hati-hati, kami tidak ingin melibatkan keluarga terlalu cepat." "Berapa umurnya?" Dayu berpikir sejenak, ia tidak pernah menanyakan umur polisi itu. Tapi akhirnya dia ingat akan tahun kelahiran De Arya yang tertera pada SIM yang ia temukan. "Sekitar 30 tahun Ayah," jawab gadis itu.

    Last Updated : 2022-02-15
  • KASTA HARTA DAN CINTA   11. Ciuman Pertama

    Perlahan De Arya tersadar dari mimpinya.Ia bangun dan duduk sambil mengusap-usap mukanya. Setelah itu ia terdiam, matanya menerawang dan ia tersenyum sendiri."Dasar kembang tidur, mungkin aku terlalu berharap untuk mendapatkan Dayu, sehingga wajah gadis itu terbawa mimpi. Tapi lucunya, kok namanya Iluh ya?" gumamnya sambil tertawa kecil.Teng! Teng! Teng!Terdengar suara lonceng jam. De Arya menengok ke arah jam dinding kamarnya. Seketika itu juga ia melonjak dari tempat tidurnya."Apa?! sudah jam 10! sial aku pasti terlambat menjemput Dayu!" teriaknya sambil berlari ke arah kamar mandi.

    Last Updated : 2022-02-18
  • KASTA HARTA DAN CINTA   12. Mang Selly

    Mang Selly Kedua insan itu tenggelam dalam hangatnya ciuman itu. Bibir mereka beradu dan saling melumat satu sama lain. Tanpa sadar Dayu telah merengkuh leher pria itu. Sementara De Arya memeluk gadis itu dengan erat. Setelah ciuman yang bergairah itu berakhir, keduanya saling berpelukan dengan erat, seolah-olah tidak ingin saling melepaskan lagi. Sesekali De Arya mengecup kening dan membelai rambut gadis itu. Dayu pun hanya menyambutnya dengan senyuman dan tetap membenamkan dirinya di dalam dekapan polisi tampan itu. Matahari akhirnya tenggelam. Suasana berubah menjadi gelap. De Arya menggandeng mesra tangan Dayu untuk menuj

    Last Updated : 2022-02-22
  • KASTA HARTA DAN CINTA   13. Penculikan

    Dengan mata yang masih mengantuk, polisi itu meneguk segelas air putih. Lalu ia duduk di pinggir tempat tidurnya."Aku benar-benar sedang jatuh cinta, bahkan di dalam mimpi pun, wajah Iluh Suci menjadi tambah mirip dengan Dayu.Ah sial! kenapa Pak Petrus harus ke Jawa hari ini? huuuh… Dayu!"Perwira muda itu berguling-guling dan menghentakkan kedua kakinya diatas kasur. Rasa jengkel menghinggapinya karena ia tidak dapat menemui kekasih barunya hari itu.Namun apa mau dikata, ketika tugas memanggil, tidak ada yang bisa dilakukan oleh perwira polisi itu. Ia pun bangkit dan mempersiapkan dirinya.Beberapa jam setelahnya, di kampus Sanjaya.

    Last Updated : 2022-02-24

Latest chapter

  • KASTA HARTA DAN CINTA   38. Hubungan Tanpa Status

    Melihat tubuh yang molek, ranum, lekuk yang indah dan tak mengenakan sehelai benang pun bergerak condong ke arahnya dan mulai membuka kancing baju yang ia kenakan satu per satu. Gung Yoga segera merengkuh tubuh gadis itu dan mencium bibirnya dan tangannya membelai kulit halusnya. Wanita yang sudah dibutakan nafsu itu membalas ciuman itu dengan semangat. "Ayo, kita bersenang-senang malam ini, sebagai pembalasan atas perbuatan mereka, puaskanlah aku Gung Yoga, malam ini aku milikmu… " kata Mang Selly dengan nafasnya yang memburu.Tanpa pikir panjang lagi, Gung Yoga segera melucuti pakaiannya dengan dibantu oleh gadis itu. Setelahnya, keduanya berciuman, berpelukan sambil berbansa menikmati musik romantis yang mengalun pelan bagaikan dua insan yang jatuh cinta. Ruangan gelap yang dihiasi kelap kelip lampu diskotik, membuat suasana tempat itu menjadi tempat yang sempurna untuk bercinta. Setelah puas berdansa, Gung Yoga mengangkat tubuh wanita itu, dan membaringkannya di sofa. Mang Sel

  • KASTA HARTA DAN CINTA   37. Curhatan Ranjang

    Melihat kemesraan De Arya dan Dayu, hati pria yang duduk di bangku taman yang gelap di kebun hotel King Lotus bergejolak penuh amarah.Setelah yakin bahwa kedua orang yang diamati nya tidak menyadari kehadirannya. Pria itu pergi meninggalkan tempat itu.Dengan mobil mewahnya, ia keluar dari parkiran hotel King Lotus dengan ugal-ugalan.Mobil sport berkecepatan tinggi itu melaju kencang.Gung Yoga duduk di balik kursi kemudian itu marah, dan air mata yang berderai.Tak sanggup mengendalikan amarah.Pria itu menepi dan menendang ban mobilnya.

  • KASTA HARTA DAN CINTA   36. Mencari Titisan Gung Arya 2

    Malam itu, De Arya dan Dayu terlihat duduk berdua diatas tempat tidur hotel King Lotus. Sesaat keduanya terlihat saling memandang mesra. Kedua tangan mereka saling bergenggaman. Kemudian mereka saling berpelukan. "Dayu, aku bahagia sekali bisa kembali padamu," kata De Arya. "Aku juga De Arya, aku sangat sedih ketika kau meninggalkan aku seperti itu. Tolong… jangan pernah lagi, percayalah, hatiku sepenuhnya milikmu," kata Dayu dengan memeluk pria itu erat. Setelah puas saling melepas rindu. Dayu meraih beberapa benda dari tasnya. Benda benda kecil itu dibungkus dengan kertas tissue. Lalu ia membukanya satu persatu dan menaruhnya di atas tempat tidur. De Arya menatap deretan koin dan cincin itu dengan heran. Benda-benda itu tampak kusam dan kuno. "Coba lihat dan pegang benda ini, katakanlah padaku kalau kau ingat sesuatu," kata Dayu. De Arya meraih satu per satu benda itu, tetapi dia tidak menunjukkan expresi apapun. "Jujur Dayu… aku tidak mengenali benda- benda ini, maaf… ," k

  • KASTA HARTA DAN CINTA   35. Mencari Titisan Gung Arya

    "Om Swastiastu! benarkan ini rumah De Raga?" terdengar suara pak Bagus."Ayah! mengapa dia kemari?" sahut Dayu panik."Akulah yang menghubungi bos, anak gadis satu-satunya pingsan di rumah orang, tentu saja aku hari memberi kabar kan?" jawab Robertus.Dayu bergegas bangkit dari kamar itu dan keluar untuk menyambut ayahnya yang sudah bersama De Raga."Ayah… !" serunya."Dayu! apakah kamu tidak apa-apa?" sahut pria itu sambil memeluk putri satu-satunya.Pria tua itu mengelus pundak Dayu dengan penuh kasih sayang. Namun ketika tatapan matanya menangkap sosok

  • KASTA HARTA DAN CINTA   34. Dewa Yang Marah

    Mang Selly membiarkan dirinya sekali lagi didalam pelukan Gung Yoga. Entah mengapa ia juga tidak ingin menolak pria itu yang sepertinya sangat peduli dengan perasaannya. Setelah puas menangis, perlahan gadis itu melepaskan diri dan menyeka air matanya. "Aku mau pulang dulu Gung Yoga, aku harus mengurus usaha ku. Sampai ketemu lagi.""Berhati-hatilah, bila kau perlu teman bercerita hubungi saja aku. Aku berjanji hal seperti semalam tidak akan terjadi lagi," kata pria itu sambil memasukkan tangan kedalam saku baju tidur nya. Mang selly mengangguk, lalu kemudian berlalu dari tempat itu. ***Ditempat yang jauh, tampak Dayu yang berdiri disamping De Raga sedang menyaksikan upacara Ngaben kakek dari Mang Arini. Suasana upacara yang terjadi di kuburan yang sama sejak ratusan tahun lalu itu, telah membuatnya teringat akan beberapa kejadian yang telah terjadi dimasa lampau. Ia masih ingat ketika neneknya, pamannya, dan beberapa orang lain yang telah lebih dahulu meninggal daripada dia, s

  • KASTA HARTA DAN CINTA   33. Pelampiasan

    Dipeluk oleh gadis yang setengah telanjang. Itulah yang dialami Gung Yoga. Alam bawah sadarnya masih bekerja, sehingga dengan ragu ia berusaha melepaskan diri dari pelukan gadis itu. “ Mang Selly, apa yang kau lakukan? Kau akan menyesali ini…”“ Apa kau memang tidak menganggapku menarik juga Gung Yoga? Jadi tidak ada lagi yang tertarik denganku? Sungguh malang nasibku…hu..hu..hu…” tangis Mang Selly menjadi pecah lagi dengan keras.“Bukan itu Mang Selly,...kamu cantik dan menarik, tetapi kita berteman, tidak selayaknya kita berbuat hal seperti ini…aku yakin kau akan menyesal…” kata Gung Yoga dengan berusaha menenangkan gadis itu. Sungguh hal yang ironis, selama ini dia dengan mudahnya meniduri gadis-gadis, namun entah mengapa, dengan Mang Selly, ia sedikit lebih berhati-hati.Apabila perempuan itu adalah wanita malam, mungkin tanpa ragu lagi ia akan menggilasnya habis-habisan diatas ranjanganya. Namun gadis ini bukanlah wanita seperti itu. Jadi ia berusaha keras agar tidak terjadi s

  • KASTA HARTA DAN CINTA   32. Curhatan Yang Berakhir di Tempat tidur

    De Arya hanya bisa memandang Mang Selly dengan tatapan aneh. Ia tidak benar-benar memahami maksud gadis itu yang telah meninggalkannya lima tahun yang lalu. Sekilas masih diingatnya ketika ia mengejarnya dan Mang Selly tampak tidak peduli dengan perasaannya, dan sekarang ia bilang masih mencintainya? sungguh tidak masuk di akal! Sesaat De Arya tampak tersenyum mengejek pada gadis cantik itu. "Mengapa kau tersenyum seperti itu?" "Omong kosong apa yang kau punya Mang Selly? Aku masih ingat bagaimana aku mengejarmu lima tahun yang lalu namun kau sama sekali tidak peduli. Sekarang kau menyerahkan dirimu kepadaku? aneh sekali!" jawab De Arya sambil meneguk whisky di tangannya.

  • KASTA HARTA DAN CINTA   31. Bujukan Mang Selly

    Dayu tertegun melihat pria itu, dengan busana yang mirip dan sapu tangan yang mirip. Sungguh sebuah kejadian yang terulang kembali. Untuk beberapa detik, gadis itu hanya terdiam bengong, sementara Pak Ardi dan Bu Werni tersenyum mendengar ucapan De Raga, yang terdengar sedikit berselorohTersadar, Dayu segera mengambil sapu tangan milik De Raga. Sungguh unik dan jarang. Orang jaman sekarang lebih sering membawa tisu ke mana-mana, tetapi pria ini malah membawa sapu tangan.Setelah menyeka air matanya, Dayu duduk di sebuah sudut ruangan jauh dari Penduduk desa yang lain. Sesaat dipandanginya sapu tangan yang ada di tangannya.Sepotong kain dengan rajutan mawar merah itu mirip sekali dengan yang ia buat untuk De Raga dua ratus tahun yang la

  • KASTA HARTA DAN CINTA   30. Kehilangan

    "Iya kak Dayu, beliau baru saja menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelumnya ia sempat bertanya kapan kakek akan datang kemari lagi," ucap Mang Arini di kejauhan.Berita tentang meninggalnya kakek gadis itu membuat Dayu shock. Dia tidak menyangka pertemuan pertamanya dengan orang yang mengenalinya sebagai Iluh Suci, juga menjadi pertemuan terakhirnya.Padahal ia masih sangat ingin bercerita dan bercengkrama dengan sosok tua renta itu."Kapan upacara Ngaben nya?" tanya Dayu." Menurut pak Mangku, bisa dilaksanakan dua hari lagi," jawab Mang Arini."Aku akan kesana besok pagi untuk melihat beliau terakhir kalinya, Terima kasih Man

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status